Pada masa siapakah Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan dan apa buktinya?

Home Nasional Nasional Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Senin, 26 Jul 2021 13:15 WIB

Pada masa siapakah Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan dan apa buktinya?

Berikut sejarah Kerajaan Banten mulai dari masa jaya, penyebab kemunduran, hingga jejak peninggalannya yang masih dapat dijumpai. (Keraton Kaibon, Foto: Satari via Wikimedia Commons)

Jakarta, CNN Indonesia --

Kerajaan Banten atau disebut juga Kesultanan Banten adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di tanah Sunda, tepatnya di Provinsi Banten pada abad ke-16.

Pada masa itu, Kesultanan Banten menjadi salah satu kerajaan yang punya peranan penting dalam perdagangan rempah sekaligus penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.


Berikut sejarah Kerajaan Banten mulai dari masa jaya, kemunduran, hingga jejak peninggalannya yang masih dapat dijumpai.

Kerajaan atau Kesultanan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Ia mengangkat anaknya, Sultan Maulana Hasanuddin sebagai raja pertama Kesultanan Banten.

Pada masa kepemimpinan Maulana Hasanuddin (1552-1570), perdagangan Kerajaan Banten berkembang pesat yang didukung dengan adanya pelabuhan sebagai gerbang perdagangan antarnegara.

Lokasinya yang strategis, menjadikan Kerajaan Banten sangat mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya.

Lada menjadi komoditas yang paling diunggulkan dan berkembang pesat pada masa itu. Bahkan monopoli perdagangan lada di Lampung dikuasai oleh Banten.

Belum lagi didukung oleh niaga melalui jalur laut yang membuat Banten berkembang tak hanya di Nusantara, melainkan sampai pada pedagang Persia, India, Arab, Portugis, hingga Tiongkok.

Kejayaan Kerajaan Banten

Pada masa siapakah Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan dan apa buktinya?
Sejarah Kerajaan Banten dari masa jaya hingga kemundurannya (Foto Masjid Agung Banten: Detikcom/Fitraya Ramadhanny)

Masa keemasan Kerajaan Banten disebut berlangsung ketika pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683 M).

Di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa, ia banyak memimpin perlawanan terhadap Belanda lantaran VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten.

Di sisi lain, Sultan Ageng Tirtayasa juga menginginkan Banten menjadi kerajaan Islam terbesar. Tak heran jika Islam telah menjadi pilar dalam Kerajaan Banten maupun pada kehidupan masyarakatnya.

Kemunduran Kerajaan Banten

Perang saudara adalah salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Banten. Sekitar tahun 1680 terjadi perselisihan dalam Kesultanan Banten. Anak dari Sultan Ageng Tirtayasa, yakni Sultan Haji, berusaha merebut kekuasaan dari tangan sang ayah.

Perpecahan ini dimanfaatkan oleh kompeni VOC dengan memberi dukungan dan bantuan persenjataan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara menjadi tak terhindarkan.

Akibat sengketa tersebut, Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya. Kemudian pada 1683 Sultan Ageng ditangkap VOC dan ditahan di Batavia.

Perang saudara yang berlangsung di Banten menyisakan ketidakstabilan dan konflik di masa pemerintahan berikutnya.

VOC semakin ikut campur dalam urusan Banten bahkan meminta kompensasi untuk menguasai Lampung sekaligus hak monopoli perdagangan lada di sana.

Merujuk Kemhub, usai Sultan Haji meninggal, VOC semakin menekan Kerajaan Banten. Hal tersebut pun membuat pengaruh Kerajaan Banten memudar dan ditinggalkan.

Peninggalan Kerajaan Banten

Kerajaan Banten memiliki benda peninggalan yang menjadi bukti bahwa kerajaan ini pernah berjaya di masanya.

Jejak peninggalan Kerajaan Banten banyak berupa bangunan seperti Masjid Agung Banten, Istana Keraton Kaibon, Keraton Surosowan, Vihara Avalokitesvara, Benteng Speelwijk, dan Meriam Ki Amuk.

(fef/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

LAINNYA DARI DETIKNETWORK

Pelabuhan yang terletak paling ujung barat pulau Jawa yaitu pelabuhan Merak Banten sangat akrab bagi masyarakat Indonesia sebagai pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera. Padahal menurut catatan sejarah, pelabuhan Karangantu di Banten ini dulu merupakan pelabuhan besar sekaligus pelabuhan tertua di Pulau Jawa sebagai pintu gerbang perdagangan internasional untuk Nusantara (Indonesia). Dari pelabuhan yang ada di Banten inilah menjadi pintu keluar masuknya para saudagar atau pedagang-pedagang yang berlayar memasuki Nusantara. Terletak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Serang itu, pada abad ke-15 adalah sebuah bandar pelabuhan penting dalam perdagangan internasional. Kala itu, Banten yang masih berbentuk kota menjadi sebuah tempat transit bagi jalur perdagangan antarnegara. Kapal-kapal asing yang hadir di pelabuhan tertua di Jawa dengan nama Karangantu ini berasal dari negara Persia, Arab, Cina, Inggris, Gujarat, Portugis dan Belanda.

Pada masa siapakah Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan dan apa buktinya?

Kesultanan Banten merupakan kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomian kesultanan. Banten berkembang pesat jadi kota pelabuhan dan kota perdagangan pada era Sultan Banten Pertama Maulana Hasanuddin putra kandung Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Pada era kepemimpinannya, pusat pemerintahan dipindahkan dari bagian hulu ke hilir Sungai Cibanten dengan maksud memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda. Awalnya, pelabuhan Karangantu adalah menjadi pelabuhan nelayan.

Pada masa itu Banten melihat adanya peluang akibat situasi dan kondisi perdagangan di Asia Tenggara yang sedang berkecamuk. Saat itu, pedagang dari mancanegara risau karena Malaka jatuh ke tangan Portugis, sehingga pedagang muslim yang tengah bermusuhan dengan Portugis enggan berhubungan dagang dengan Malaka, sehingga para pedagang mengalihkan jalur perdagangan ke Selat Sunda. Mereka singgah di Karangantu. Sejak itu, Karangantu jadi pusat perdagangan internasional yang ramai disinggahi pedagang dari Asia, Afrika, dan Eropa.

Monopoli atas perdagangan lada di Lampung, menempatkan penguasa Banten sekaligus sebagai pedagang perantara dan Kesultanan Banten berkembang pesat, menjadi salah satu pusat niaga yang penting pada masa itu. Perdagangan laut berkembang ke seluruh Nusantara, Banten menjadi kawasan multi-etnis. Dibantu orang Inggris, Denmark dan Tionghoa, Banten berdagang dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Filipina, Cina dan Jepang.

Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten. Pada masa itu Banten merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur.

Di bawah Sultan Ageng Tirtayasa, Banten memiliki armada yang mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayarannya Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat sekarang) dan menaklukkannya tahun 1661.Pada masa itu Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan VOC, yang sebelumnya telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju Banten.

Titik balik kehancuran Banten Lama terjadi saat pecah perang saudara antara Sultan Haji dengan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa. Sejak itu, pengaruh kesultanan Banten mulai pudar. Banten Lama semakin ditinggalkan setelah pusat pemerintahan dipindah ke Serang. Pelabuhan Karangantu tak lagi dilirik karena kondisi lingkungan akibat pengendapan lumpur yang tidak memungkinkan kapal untuk singgah. Masa keemasan pelabuhan ini berakhir pada abad ke-17.

Melihat kondisi ini Perhubungan Laut tidak tinggal diam, dan masyarakat anten sadar akankebesaran sejarah kerajaan maritim yang pernah membesarkannya mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya agar Banten menjadi kawasan multi etnis( Banten pada saat itu berdagang dengan Persia, Vietnam, Filifina, Jepang, Korea). KSOP Banten bersama masyarakat maritim berusaha mengejar ketertinggalannya, membangun kembali perekonomian melalui transportasi laut bersandar pada Undang – undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mendorong partisifasi swasta, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah untuk secara bersama dengan pemerintah mengelola pelabuhan kembali menuju perdagangan nasional dan internasional menatap dunia globalisasi.

siapa nama tokoh yang termasuk dalam peristiwa proklamasi primer ​

Sebutkan pernyataan yang berisi pemberitahuan bahwa BFO tetap pada pendirian semula!​

tlnggggggg di jawaaabbb yaaaa kak​

Dari mana teori penjajahan

Daerah pertanian pada masa Arab jahiliyah

jelaskan maksud pernyataan yang dikenal dengan nama manifesto GAPI !​

C. Jodohkan pernyataan pada kolom A dengan jawaban pada kolom B yang sesuai! A B Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham a. K … arl Mark sosialis. (....) b. Monalisa Pelopor Reformasi Gereja di negara Swiss. (....) c. Francis Bacon Suatu aliran yang mengakui adanya yang menciptakan alam semesta. d. deisme e. ekstologi f. Zwingli No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penemu lokomotif kereta api. (....) Pemikiran manusia pada abad pertengahan ini mendapat doktrinasi g. aufklarung dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir. (....) h. Martin Luther Tokoh yang menentang keras ajaran tradisional bahwa Paus adalah i. Richard penghubung antara Tuhan dan umat Kristen. (....) Trevithick Kewajiban raja bersumpah setia kepada Bill of Right sehingga raja j. Revolusi Agung tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik pajak berdasarkan atas persetujuan parlemen pada tahun 1688. (....) Salah satu tokoh pada masa aufklarung. (....) Karya lukisan terkenal zaman renaissance. (....) John Locke dianggap sebagai bapak liberalisme. Pemikirannya tercermin dalam karyanya Two Treatise on Government (1689). Era dari tokoh tersebut. (....)​

owahan supaya dadi basa ngoko alus!a. Bu supinj duwe anak loro lanang kabehb. Bapak mulih saka kantor mampir omahe simbahpliss dongg yg bisaa​

Sebelum datangnya Islam, sistim pemerintahan Indonesia dipengaruhi oleh kerajaan...​

strategi I Gusti Ketut Jelantik dalam menghadapi serangan pasukan kolonial Hindia Belanda pada 1849 adalaha. mematuhi dan melaksanakan perjanjian yang … ditandatangani nyab. mengundurkan diri sebagai pejabat kerajaan Karangasemc. membangun benteng pertahanan di sepanjang pantaid. mengajak berdamai untuk mengulur waktue. membakar semangat pasukannya dengan doktrin puputan​