Pada khutbah ke berapa khatib berdoa untuk memohon ampun untuk diri sendiri dan orang tua

Kapanlagi.com - Sholat Jumat menjadi salah satu sholat yang hukumnya fardhu ain bagi laki-laki, merdeka, dan sehat. Sholat Jumat sendiri menjadi salah satu sholat yang harus dilaksanakan secara berjamaah. Sebelum menjalankan sholat Jumat, ada baiknya kalian mendengarkan khutbah. Tentu saja tidak sembarangan, tata cara khutbah Jumat juga ada loh yang sesuai dengan sunnah dan syariatnya.

Dalam sholat Jumat, seorang khatib harus bisa memberi nasihat, peringatan, serta ajaran tentang agama Islam. Oleh karena itu, calon khatib harus benar-benar memahami tata cara khutbah sholat Jumat dengan tepat sebelum naik ke atas mimbar.

Mendengarkan dua khutbah shalat Jumat dan shalat berjamaah dua rakaat merupakan rukun sholat Jumat. Karena mendengarkan khutbah merupakan salah satu syarat sah sholat Jumat, maka penting bagi calon khatib untuk mengetahui tata cara khutbah sholat Jumat.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini merupakan salah satu tata cara khutbah Jumat yang wajib kalian ketahui sebagai laki-laki. Yuk langsung saja dicek KLovers.

Ilustrasi (credit: Freepik)

Tata cara khutbah Jumat yang pertama yaitu dengan mengetahui syarat khutbah sholat jumat. Khutbah pada shalat Jumat merupakan bagian dari rukun shalat Jumat. Khutbah Jumat disampaikan oleh seorang khatib, penyampaian khutbah Jumat terbagi menjadi dua sesi. Dan berikut beberapa syarat khutbah sholat Jumat yang bisa kalian ketahui:

- Khatib harus laki-laki.

- Khatib yang memberikan khutbah harus suci dari hadas besar dan kecil.

- Khatib harus menutup aurat.

- Khatib harus berdiri apabila mampu.

- Khutbah harus dilaksanakan pada waktu dzuhur setelah azan ke-2 shalat Jumat.

- Isi rukun khutbah baik khutbah pertama dan khutbah kedua harus didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah laki-laki.

- Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan dirinya sebentar di antara dua khutbah.

- Khutbah pertama dengan khutbah kedua harus dilaksanakan secara berturut-turut, begitu juga antara khutbah dengan sholat jumat.

- Rukun-rukun khutbah jumat harus disampaikan dengan bahasa Arab.

Kemudian tata cara khutbah Jumat yang selanjutnya yaitu dengan mengetahui rukun khutbah Jumat. Selain syarat, kalian juga wajib mengetahui dan mematuhi rukun khutbah Jumat. Dan inilah beberapa rukun khutbah Jumat yang dapat kalian ketahui:

- Bacaan Alhamdulillah. Khutbah Sholat Jumat harus wajib dimulai dengan bacaan hamdalah, yakni lafadz yang memuji Allah SWT. Misal lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.

- Shalawat kepada Nabi SAW. Shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW wajib dilafadzkan dengan jelas, minimal paling tidak ada ucapan shalawat. Misal seperti, shalli 'ala Muhammad, atau as-shalatu 'ala Muhammad atau ana mushallai ala Muhammad. "Allahumma sholli wa sallam 'alaa muhammadin wa 'alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi'ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin."

- Membaca Dua Kalimat Syahadat.

- Ajakan untuk Taqwa pada Allah SWT. Yang dimaksud adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Untuk Lafadznya bisa lebih bebas. Misal seperti dalam bentuk kalimat: "marilah kita bertaqwa serta menjadi hamba yang taat kepada Allah Yang Maha Esa." atau "Takutlah kalian kepada Allah SWT." Dapat juga membaca bacaan berikut: "yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun".

- Membaca ayat suci Al-Quran pada salah satu khutbahnya. Pada saat khutbah hendaknya membaca ayat suci Al-Quran minimal satu kalimat dari ayat-ayat suci Al-Quran tersebut.

Ilustrasi (credit: Freepik)

Tidak hanya orang-orang yang melaksanakan sholat Jumat saja, ada pula adab bagi para khatib atau seseorang yang menyampaikan khotbah pada waktu sholat Jumat. Ada 3 adab yang harus dilakukan oleh khatib sholat Jumat. Dan adab tersebut seperti, adab khatib sebelum azan dikumandangkan, adab khatib setelah azan dikumandangkan, dan adab khatib setelah iqamat. Dan berikut adab-adabnya:

Adab khatib sebelum azan dikumandangkan:

- Berangkat menuju masjid dengan hati dan pikiran yang tenang.

- Jika sudah sampai di masjid, untuk menunggu waktu sholat Jumat dianjurkan untuk melakukan sholat sunnah sebelum duduk.

- Khatib sebaiknya percaya diri dan merasa terhormat karena berkhutbah adalah tugas keagamaan yang penting.

- Naik dan berdiri di mimbar dengan khusyu dan mengingat Allah dengan berdzikir, sehingga dapat membangun suasana yang sakral.

- Menatap jamaah dan mengucapkan salam.

- Duduk sejenak untuk mendengarkan azan.

Adab khatib setelah azan dikumandangkan:

- Sampaikan khutbah dengan sikap tawadlu, tidak menunjukkan arogansi, dan tidak menyampaikan khutbah seperti orasi.

- Materi yang disampaikan adalah materi yang bermanfaat.

- Memberikan isyarat kepada jamaah untuk berdoa, bisa dengan memberi isyarat untuk mengangkat tangan sehingga jamaah pun bisa mengamini doa tersebut.

Adab khatib setelah iqamat:

- Khatib turun dari mimbar.

- Pastikan kondisi tenang dan bertakbir.

- Dianjurkan membaca dengan tartil.

Setelah memahami syarat, adab, dan rukun khutbah sholat Jumat, selanjutnya akan dilanjutkan dengan tata cara khutbah sholat Jumat. Ada tata cara khutbah sholat Jumat sesuai dengan sunnah yang telah dianjurkan. Tata cara khutbah sholat Jumat sesuai sunnah tersebut merupakan tata cara khutbah Jumat sesuai anjuran Rasulullah. Berikut tata cara khutbah sholat Jumat sesuai sunnah yang perlu dipahami dan dipraktikkan:

- Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam. Tata cara khutbah sholat Jumat sesuai sunnah yang pertama adalah mengucapkan salam. Setelah berdiri, khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam pada jamaah yang ada sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah, "Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam". HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.

- Duduk menanti azan selesai sambil menirukan azan. Setelah mengucap salam, maka suara azan akan dikumandangkan. Khatib dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan menirukan hingga azan selesai.

- Kemudian berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai berkhutbah hendaknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan membaca alhamdulillah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma ba'd.

- Khatib berkhutbah dengan berdiri, menghadapkan wajah kepada jamaah. Saat berkhutbah, khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan posisi duduk.

- Duduk di antara dua khutbah. Saat telah menyampaikan khutbah pertama hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.

- Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih lama dari durasi sholat Jumat.

- Hendaknya khatib fasih dan keras suaranya. Dalam berkhutbah, khatib hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini agar jamaah yang mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan.

- Khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah SWT. Saat mencapai akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun pada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah kedua.

Itulah beberapa tata cara khutbah Jumat yang bisa kalian pelajari dan praktikkan. Semua tata cara ini sesuai dengan sunnah dan syariat islam yang sangat baik dilakukan dan dijalankan bagi setiap laki-laki muslim.

Yuk, simak juga

Khutbah Jumat tentang kematian berikut disusun oleh M. Taufiq Affandi, S.H.I., M.Sc., dosen Universitas Darussalam Gontor. Telah direview oleh Al-Ustadz Muhammad Wahyudi, M.Pd.

Scroll down ke akhir khutbah untuk mendapatkan link download khutbah ini dalam format PDF.

Berikut Khutbah Jumat tentang Kematian:

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

الحمد لله رب العالمين القائل : قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

صَلَّى اللهُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

أما بعدُ

فيا عباد الله أوصيكم وإيّاي نفسي بتقوى الله حقّ تقاته فقد فاز المتقون.

Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insyaAllah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT

Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita.

Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat nyawa yang masih diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah kepada-Nya, mengingat-Nya, serta memuji-Nya.

Sebuah pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdu lillah; segala puji hanya milik Allah. Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian hanya milik Allah semata.

Dan kami mengajak diri kami sendiri serta jamaah sekalian untuk terus memperkokoh ketaqwaan kepada Allah SWT.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran, Surat Ali Imran, ayat 102)

Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT…

Dalam Khutbah Jumat yang singkat ini, mari kita merenung sejenak tentang sesuatu yang pasti kita hadapi, sesuatu yang menjadi gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat, yaitu kematian.

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 28, Allah berfirman:

كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Dalam Tafsir Ibn Katsir, dijelaskan bahwa ayat ini menjelaskan akan kekuasaan Allah dan sungguh aneh orang yang ingkar kepada Allah sementara manusia awalnya tiada, lalu Allah menjadikannya ada di muka bumi ini.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita semua pasti mati. Dan kita semua pasti akan dibangkitkan kembali setelah kematian itu.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT…

Maka apa saja kewajiban kita dalam kehidupan ini sebagai persiapan diri kita sebelum mati? Tentunya ada banyak hal. Namun setidaknya ada tiga hal yang akan kita bahas pada kesempatan berharga ini.

Yang pertama, beramal sebaik mungkin

Dalam Al-Quran, Allah berfirman dalam surat Al-Mulk ayat 1-2:

تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ

Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (1)

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. (2)

Seperti apakah amalan yang terbaik itu? Salah satu indikatornya adalah, pekerjaan itu dilakukan dengan istiqamah. Dalam hadith shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

Artinya; sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun itu sedikit.

Beramal sebaik mungkin juga berarti bahwa pekerjaan itu kita lakukan dengan seikhlas mungkin, semaksimal mungkin dan dengan sesempurna mungkin. Baik dalam interaksi kita kepada Allah maupun kepada sesama manusia, dalam tiap amal kita patrikan dalam diri kita bahwa bisa jadi itu adalah amal terakhir kita.

Yang kedua, menyiapkan amal yang terus mengalir pahalanya

Diantara yang dapat kita persiapkan adalah dengan memperbanyak amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta mendidik anak kita menjadi anak yang sholeh yang dapat mendoakan kita kelak. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَ))؛ رواه مسلم

Artinya: diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendo`akan orang tuanya.” (HR. Muslim).

Yang ketiga, berdoa agar diberikan husnul khatimah

Apakah itu husnul khatimah? Diantara tanda utama husnul khatimah ialah apabila ia mengucap kalimat “laa ilaaha illallaah” di akhir hayatnya. Dalam sebuah hadith shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:

‏” مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ‏”‏

“Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’ maka dia akan masuk Surga.”

Indikator lainnya dari seorang yang husnul khatimah apabila ia mengerjakan pekerjaan baik di akhir hidupnya.

 قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم ‏”‏ إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ ‏”‏ ‏.‏ فَقِيلَ كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ ‏”‏ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ‏” ‏”

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.” Para sahabat bertanya; “Bagaimana membuatnya beramal?” beliau menjawab: “Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Selain berusaha dengan segenap amal untuk mencapai husnul khatimah, kita juga harus berdoa agar Allah memberikan kita keistimewaan ini. Salah satu doa untuk meminta husnul khatimah adalah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Yusuf, yang terekam dalam surat Yusuf ayat 101:

فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

Artinya: (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

اَمَّا بَعْدُ

Sidang jumat yang dirahmati Allah SWT…

Sebagai seorang muslim, selayaknya kita selalu mengingat bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah sementara. Kebahagiaan dan kesedihan adalah bagian dari kehidupan ini yang harus kita jalani dengan penuh keimanan.

Allah SWT berfirman:

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”

Namun demikian, Allah juga mengingatkan kepada kita dalam surat Al-Qasas ayat 77:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”

Akhirnya, semoga kelak kita termasuk hamba Allah yang dapat beramal baik selama hidup kita, meninggal dalam keadaan husnul khatimah, serta berkesampatan bertemu dengan-Nya di surga nanti.

فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ منها وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

 اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ 

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

. رَبنا أَدْخِلْنا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لنا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ

الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم وادعوه يستجب لكم ولذكر الله أكبر.

أقم الصلاة

Demikian Khutbah Jumat tentang kematian ini. Semoga dapat bermaanfaat. Khutbah jumat tentang kematian ini mengingatkan kita untuk selalu mempersiapkan diri sebelum datangnya kematian.

Download Khutbah Jumat Tentang Kematian ini:

Sekilas tentang penyusun: Setelah menamatkan studi di Pondok Modern Darussalam Gontor, M. Taufiq Affandi menyelesaikan S1 di Fakultas Syariah Universitas Darussalam Gontor kemudian melanjutkan S2 di Kulliyah Dirasaat Islamiyyah Hamad Bin Khalifa University, member of Qatar Foundation.

Tulisan terkait Khutbah Jumat tentang Kematian ini:

Khutbah Jumat Singkat: Luangkan Waktu untuk Ibumu

Khutbah Jumat Muharram: Spirit Hijrah, Semangat Perubahan

Khutbah Idul Adha 1440 H: Ibadah Qurban dalam Perspektif Maqasid Syariah

Khutbah Idul Adha Singkat 2018: Tadabbur Makna Qurban

Video Terkait Khutbah Jumat

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA