Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain yang disebut

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain yang disebut

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain yang disebut
Lihat Foto

canva.com

Ilustrasi ciri-ciri masyarakat kota

KOMPAS.com - Kota menjadi pusat permukiman bagi kebanyakan manusia. Selain itu juga sebagai daerah pemanfaatan bumi. 

Pertumbuhan di kota cukup pesat dengan menunjukkan keunggulan dalam mengeksploitasi bumi. Dilansir dari buku Eco Cities: Ecological Economic Cities (2010) karya Hiroaki Suzuki, kota adalah suatu tempat yang penghuninya memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonomi di pasar lokal. 

Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perkotaan diartikan sebagai wilayah yang memiliki kegiatan utama bukan pertanian. 

Masyarakat kota sering disebut urban community, karena sifat dan ciri-ciri kehidupannya berbeda dengan masyarakat desa. 

Umumnya, sosialisasi masyarakat kota berkurang dibandingkan masyarakat desa. 

Baca juga: Hutan Kota: Definisi, Manfaat, dan Bentuknya

Ciri-ciri masyarakat kota 

Dirangkum dari buku Ilmu Sosial Budaya (2015) karya Yulianthi, berikut ciri-ciri kehidupan masyarakat kota, yaitu: 

  • Kehidupan keagamaan berkurang jika dibandingkan dengan keagamaan di desa. 
  • Orang kota imimnya mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Di kota, kehidupan keluarga sering sulit disatukan karena perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan agaman, dan masih banyak lainnya. Artinya masyarakat kota cenderung individualisme. 
  • Masyarakat kota pemikirannya lebih rasional, sehingga interakis yang terjadi didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi. 
  • Pembagian kerja di antara warga-warga kota lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata. 
  • Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh masyarakat kota dibandingkan masyarakat desa. 
  • Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan faktor kepentingan. 
  • Pembagian waktu yang lebih teliti untuk dapat mengejar kebutuhan individu. 
  • Perubahan sosial tampak nyata di kota, karena masyarakat kota bisanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar. 
  • Pola sikap dan perilaku masyarakat kota berubah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Baca juga: Klasifikasi Kota

Ciri komunitas perkotaan

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ciri-ciri kehidupan dalam komunitas perkotaan, yakni: 

  • Suatu tempat disebut kota jika penduduknya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. 
  • Masyarakat perkotaan bertempat tinggal di tempat-tempat strategisuntuk perekonomian dan pemerintahan. Umumnya lokasi tempat tinggal memberi jaminan kelancaran transportasi, komunikasi, dan informasi. 
  • Struktur hidup perkotaan yang mencakup keanekaragaman penduduk, ras, etnis, dan kebudayaan. 
  • Kota merupakan kumpulan kelompok sekunder speerti asosiasi pendidikan, partai politik, pemerintah, dan perekonomian. 
  • Terdapat pemukiman yang terbagi dalam beberapa lokasi atau blok sesuai dengan jenis pekerjaan orang yang menempatinya. 
  • Kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat tampak secara jelas yang tercermin dalam sarana atau prasarana kehidupan penduduk. 

Baca juga: Teori Struktur Kota: Konsentris, Sektoral, dan Inti Ganda

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

  Sekilas tentang masyarakat urban Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya, sekelompok manusia yang saling membutuhkan tersebut akan membentuk suatu kehidupan bersama yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama[1]. Dalam hidup bermasyarakat, manusia senantiasa menyerasikan diri dengan lingkungan sekitarnya dalam usahanya menyesuaikan diri untuk meningkatkan kualitas hidup, karena itu suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem adaptif karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi pelbagai kepentingan dan tentunya untuk dapat bertahan namun disamping itu masyarakat sendiri juga mempunyai pelbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar masyarakat tersebut dapat hidup terus[2].  Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini sering dibedakan antara mayarakat urban atau yang sering disebut dengan masyarakat kota dengan masyarakat desa. Pembedaan antara masyarakat kota dengan masyarakat desa pada hakikatnya bersifat gradual, agak sulit memberikan batasan apa yang dimaksud dengan perkotaan karena adanya hubungan antara konsetrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisme[3] dan tidak semua tempat dengan kepadatan penduduk yang tinggi dapat disebut dengan perkotaan[4]. Pada masyarakat kota ada beberapa ciri-ciri yang menonjol, pada umumnya masyarakat kota dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain; masyarakat kota mempunyai jalan pikiran rasional yang meenyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi; jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu; dan perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar[5]. Beberapa ciri-ciri masyarakat kota yang selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya dan terbuka dalam menerima pengaruh luar tersebut menyebabkan teknologi terutama teknologi informasi berkembang dengan pesat dalam masyarakat kota karena bagi masyarakat kota penggunaan teknologi informasi di segala bidang telah sangat signifikan meningkatkan kualitas kehidupan mereka.

 [1] Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi 1, (Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan Ketiga, 2005), hal. 122.

[2] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,  2006), hal. 23.

[3] Urbanisme, urbanisasi yaitu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota/ proses terjadinya masyarakat perkotaan. Ibid., hal. 140.

[4] Ibid., hal. 136.

 [5] Ibid., hal. 139-140.

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain yang disebut
Dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat sebaiknya kita kemukakan beberapa definisi masyarakat sebagai berikut:

– Max Weber menjelaskan pengertian masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

– Karl Marx berpendapat bahwa Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

– Koentjaraningrat (1994) menjabarkan definisi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

  1. Syarat-Syarat Menjadi Masyarakat
  2. a) Mematuhi aturan yang dibuat oleh Negara
  3. b) Mematuhi hak dan kewajiban sebagai masyarakat
  4. c) Melindungi negara ditempat masyarakat tersebut bermukim
  5. d) Menciptakan lingkungan yang tentram dan damai
  1. Pengertian Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

  1. Ciri-Ciri Masyarakat Kota
  2. a) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
  3. b) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya.
  4. c) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
  5. d) Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  6. e) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
  7. f) Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripaa faktor pribadi.
  8. g) Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
  9. h) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
  1. Perbedaan Antara Desa dan Kota

– Masyarakat Pedesaan : Perilaku Homogen, Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan, Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status, Isolasi sosial, sehingga statik, Kesatuan dan keutuhan kultural, Banyak ritual dan nilai-nilai sakral, Kolektivisme.

– Masyarakat Kota : Perilaku heterogen, Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan, Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi, Mobilitas sosial, sehingga dinamik, Kebauran dan diversifikasi kultural, Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular, Individualisme.

  1. Aspek Positif dan Negatif Masyarakat Perkotaan

Berikut aspek positif dari perkotaan:

  1. a) Perkotaan dapat memberikan pekerjaan bagi tenaga kerja kasar dari desa yg bekerja di proyek pembangunan gedung dikota.
  2. b) Perkotaan dapat memenuhi kebutuhan penduduk dengan fasilitas seperti wahana rekreasi, mall, dan hiburan lainnya.
  3. c) Tersedianya pembangkit tenaga listrik buat penerangn dan kebutuhan lainya.
  4. d) Fasilitas pendidikan dan perguruan tinggi yang bagus-bagus dan sudah terakreditasi.
  5. e) Tersedia lapangan kerja.
  6. f) Perkotaan juga devisa buat negara.

Aspek negatif dari perkotaan:

  1. a) Terjadinya transmigrasi besar-besaran oleh orang desa ke kota yg menyebabkan kepadatan penduduk.
  2. b) Sehingga adanya pembangunan liar rumah-rumah dan pengangguran karena sedikitnya orang desar yg diterima bekerja.
  3. c) Tingkat kriminalitas tinggi karena banyaknya pengangguran dan mereka terpaksa untuk melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan.
  4. d) Pembangunan dipedesaan menjadi terlambat karena orang-orang desa pada kekota untuk mencari pekerjaan.
  1. Unsur Lingkungan Perkotaan

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :

  1. a) Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
  2. b) Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
  3. c) Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
  4. d) Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
  5. e) Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

Sebagai tempat melakukan politik

Sebagai tempat untuk memperluas jaringan usaha

Sebagai tempat untuk memperoleh ilmu yang tinggi

Sebagai sarana produksi

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain yang disebut

KESIMPULAN:

masyarakat perkotaan cenderung berperilaku heterogen, Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan, Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi,serta lebih bersifat Individualisme.

Sumber :

http://dadangdaelimi.wordpress.com/2013/01/06/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

http://id.wikipedia.org/wiki/Desa

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota