Cohen dalam Pitana (2010) membagi tipologi wisatawan menjadi empat yaitu:
- Drifter yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum diketahuinya dan bepergian dalam jumlah kecil.
- Eksplorer yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur perjalanannya sendiri dan tidak mau mengikuti jalan – jalan wisata yang sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum (of the beaten tack). Wisatawan seperti ini memanfaatkan fasilitas dengan standar local dan tingkat interaksinya dengan masyarakat local juga tinggi.
- Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang meyerahkan pengaturan perjalanannya kepada agen perjalanan dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah terkenal.
- Organized Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal dengan fasilitas seperti yang dapat ditemuinya di tempat tinggalnya dan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata. Wisatawan sperti ini terkungkung oleh apa yang disebut sebagai environment bubble.
Smith (1977) juga melakukan klasifikasi terhadap wisatawan dengan membedakan wisatawan atas tujuh kelompok yaitu:
- Explorer yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensifdengan masyarakat local dan bersedia menerima fasilitas seadanya serta menghargai norma dan nilai- nilai lokal
- Elite yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum dikenal tetapi dengan pengaturan lebih dahulu dan bepergian dalam jumlah yang kecil
- Off-beat yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak mau ikut ke tempat
- Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalanan sekali waktu juga mengambil aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat – tempat baru aau melakukan aktivitas yang agak beresiko. Meskipun dalam aktivitas tambahannya bersedia menerima fasilitas apa adanya, tetapi program pokoknya tetap harus mendapatkan fasilitas yang standar.
- Incipient mass, yaitu wisatawan yang memerlukan perjalanan secara individual atau kelompok kecil dan mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian
- Mass, yaitu wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang sama seperti di daerahnya atau bepergian ke daerah tujuan wisata dengan environmental bubble yang sama. Interaksi dengan masyarakat local sangat kecil, kecuali dengan mereka yang langsung berhubungan dengan usaha pariwisata.
- Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya dan biasanya hanya untuk bersantai /bersenang – senang. Mereka bepergian dalam kelompok besar dan meminta fasilitas yang berstandar internasional.
Plog (1972) membagi tipolologi wisatawan sebagai berikut:
- Allocentric, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi tempat – tempat yang belum diketahui, bersifat petualangan (adventure) dan memanfatkan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat local.
- Psychocentric yaitu wisatawan yang mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan negaranya sendiri. Mereka melakukan perjalanan wisata dengan program yang pasti dan memanfaatkan fasilitas wisata dengan standar internasional
- Mid-centric, terletak di antara allocentric dan Psychocentric
Sedangkan berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, gray (1970) membedakan wisatawan menjadi dua, yaitu (1) sunlust dan (2) wonderlust . Sunlust tourist adalah wisatawan yang berkunjung ke suatud aerah dengan tujuan untuk berisistirahat atau relaksasi sehingga mereka umumnya mengunjungi daerh tujuan wisata yang mempunyai ciri mulimultiple (sun, sea, sand). Wisatawan tipe ini mengharapkan keadaan iklim, fasilitas, makanan dan lain – lain yang sesuai dengan standar di negaranya.
Wonderlust tourist adalah
Menurut sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana perjalanan wisata ini dilakukan, maka kita akan dapat mengklasifikasikan wisatawan sebgai berikut:
- Wisatawan asing (foreign Tourist)
Aadalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain, yang bukan merupakan negara dimana ia biasanya tinggal (biasanya dilihat dari status kewarganegaran,dokumen perjalanan, dan jenis uang yang dibelanjakan)
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal pada suatu negara yang melakukan perjalanan wisata di wilayah negara dimana ia tinggal (orang bekerja di kedutaan besar).
Seseorang warga Negara di suatu negarayang melakukan perjalanan wisa dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya.
Warganegara suautu negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatannya di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah suatu negaranya sendiri
Wisatawan yang sedang melakuka perjalanan wisata ke suatu negara tertentu, yang menumpang kapal udara atau kapal laut ataupun kereta api, yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
Disamping jenis wisatawan yang disebutkan di atas, ada juga beberapa jenis wisatawan seperti: family, hedonistic, backpacker, visiting friend and relaives, exursionist, educational tourist, religious tourist, snowbird, etnic minority,disable tourist, social tourist and short breakmarket (Dama Adhyatma, 2008). Masing – masing jenis turis memiliki dampak positif dan dampak negatif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:.
Family tourist atau wisatawan keluarga dapat terbagi atas keluarga kecuali yang terdiri dari orangtua dan anak maupun keluarga besar yang terdiri dari orangtua, anak, paman, bibi, kakek, nenek dan yang lainnya. Wisatawan ini umumnya melakukan perjalanan pada waktu liburan sehingga mereka benar – benar ingin menikmati liburannya itu di suatu tempat yang mereka inginkan.
Dampak positif
- Memberikan keuntungan ekonomi secara langsung kepada hotel dan restoran. Turis jenis ini umumnya memerlukan kamar yang besar, dan makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh pedagang – pedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan akan bertambah.
- Wisatawan jenis ini umumnya menggunakan travel agent untuk mengatur jadwal perjalanannya. Hal ini akan meningkatkan keuntungan travel agent tersebut, semakin banyak pula membutuhkan tenaga kerja sehingga secra tidak langsung mengurangi pengangguran.
- Anak – anak baisanya menyukai tempat – tempat dan atraksi wisata man made seperti waterboom, taman bermain,dan sebagainya sehingga tempat – tempat tersebut dapat berkembang dan memperoleh keuntungan.
- Memberikan keuntungan kepada pengrajin dan penjual sovenier atau oleh – oleh karena tourist jenis ini biasanya akan membeli kenang – kenangan untuk dirinya dan kerabatnya.
Dampak negatif
- Anak – anak biasanya suka bermain hingga merusak fasilitas- fasilitas yang ada seperti hotel, objek wisata,dan sebagainya.
- Agak sulit untuk mengelola atau mengatur perjalanannya karena anak- anaknya rewel dan dapat merusak atau membatalkan jadwal perjalanan.
Hedonistic adalah turis yang menginginkan kebebasan, kebebasan yang tidak mereka dapatkan di negara asalnya misalnya drug, sex,drunk, dan sebagainya. Turis jenis ini umumnya dari kalangan ebrusis muda dan menyuaki kehidupan malam.
Dampak Positif
- Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restoran
- Memebrikan keuntungan kepada rental mobilatau motor karena turis ini tidak suka diatur dan ingin kemanapun mereka inginkan
- Memberi keuntungan kepada bar, night club dan tempat – tempat night life lainnya
Dampak negatif
- Dapat memberikan pengaruh buruk terhadap budaya local, khusunya remaja. Karena remaja masih sangat labil dan mudah meniru perilaku – perilaku buruk yang dibawa turis hedonistis ini seperti budaya minm minuman keras, pakain seksi, merokok, dugem,drugs dan lain – lain.
- Prostisusi semakin meningkat karena adanya permintaan dari turis- turis hedonistis
- Muncul dan berkembangnya barang – barang ilegal, seperti obat – obatan terlarang
- Turis ini seringkali merusak fasilitas – fasilitas umum dan menyebabkan polusi terhadap lingkungan
Back packer adalah jenis turis dengan melakukan aktivitas pariwisata dengan dana terbatas. Oleh Karena itu turis ini biasanya menggunakan fasilitas – fasilitas berstandar local. Ciri khas turis ini adalah menggendong ransel di punggungnya
Dampak positif
- Memberikan keuntungan kepada penginapan – penginapan dan makanan berstandar local, seperti motel dan bungalow
- Turis jenis ini peduli dan ramah terhadap lingkungan karena mereka lebih sering melakukan perjalanan dengan berjalan kaki atau dengan sepeda gayung
- Turis jenis ini mudah berinteraksi dengan masyarakat sekitar sehingga dapat terjadi akulturasi budaya misalnya bahasa, cara mengelola waktu dan sebagainya.
Dampak negatif
- Tidak banyak memberi devisa Negara karena turis ini sangat hemat dalam berbelanja dan hanya mengeluarkan uang untuk hal – hal yang penting saja
- Turis ini juga perlu diwaspadai karena bisa saja mereka melakukan tindakan mencuri karena keadaan ekonomi sangat pas – pasan
- Visiting friends and relatives
Visiting friends and relatives adalah jenis turis yang mempunyai tujuan tertentu itu mengunjungi
Teman dan kerabatnya. Turis jenis ini biasanya dikelola oleh teman maupun kerabatnya sendiri mulai tempat tinggal, makan hingga transportasi
Dampak positif
- Memberikan keuntungan kepada objek wisata dan atrkasi –atraksi wisata karena mereka pasti akan diajak oleh kerabatnya untuk menikmati waktunya di tempat tersebut
- Memberi keuntungan kepada perajin dan penjual sovenier atau oleh – oleh karena turis ini biasanya akan membeli kenang – kenangan untuk keluarganya
Dampak negatif
Tidak banyak memberikan devisa bagi Negara karena segala sesuatunya biasanya disediakan oleh teman atau kerabatnya tersebut seperti akomodasi, makanan , transportasi dan sebagainya
Exursionist adalah turis yang mengunjugi suatu tempat dalam waktu yang kurang dari 24 jam. Yang termasuk turis jenis ini misalnya penumpang kapal pesiar yang singgah ke suatu daerah.
Dampak positif
- Hanya akan menguntungkan pusat perbelanjaan dan restoran , karena turis hanya mempunyai sedikit waktu untuk menikmati tempat tujuan atau persinggahannya.
- Menguntungkan perajin dan penjual sovenier atau oleh – oleh karena turis ini biasanya pasti menyempatkan diri untuk membeli sovenier khas daerah yang dikunjungi/disinggahinya
Dampak negatif
Tidak menguntungkan akomodasi, akomodai, tansportasi dan tempat – tempat wisata karena turis ini tidak mempunyai banyak waktu untuk menikmati kunjungannya karena mereka hanya sekedar berkunjung atau singgah di tempat tersebut.
Educational Tourist adalah turis yang melakukan perjalanan dengan tujuan pendidikan misalnya untuk belajar maupun study banding di suatu sekolah atau universitas.
Dampak positif
- Memberikan keuntungan ekonomi kepada fasilitas – fasilitas berstandar local, seperti boarding house (kos – kosan) dan makanan local
- Dapat menyebabkan pertukaran pikiran dan pertukaran kebudayaan (akulturasi budaya) misalnya bahasa, tehnologi, pola pikir dan sebagainya
- Dapat mengembangkan suatu sekolah atau universitas yang dipilih sehingga dapat meningkatkan gengsi dan akreditas sekolah tersebut.
- Sebagai sarana politik dalam membina hubungan yang baik antar negara penerima educational tourist dengan negara pengirim
Dampak Negatif
- Tidak menguntungkan dalam bidang ekonomi karena turis jenis ini lebih memilih menggunakan fasilitas – fasilitas local daripada memilih fasilitas mewah dan modern
- Turis ini juga bisa saja memberi pengaruh yang buruk terhadap kebudayaan local seperti mengajarkan temannya unutk minum minuman keras, free sex, merokok dan sebagainya
Religious Tourist adalah turis yang melakukan perjalanan suci ke tempat – tempat yang berhubungan dengan agama, misalanya kegiatan naik haji, tirta yatra, dan sebagainya.
Dampak positif
- Menguntungkan akomodasi, restoran,tansportasi travel agent (sesuai dengan ekonomi mereka)
- Dapat membantu mengembangkan daerah – daerah yang mempunyai tempat ibadah atau kawasan religious
- Dapat mengadakan pertukaran budaya dan penyebaran ajaran agama
- Turis jenis ini juga membeli oleh – oleh atau sovenier khas daerah setempat, hal ini menguntungkan penjual atau perajin oleh – oleh sovenier.
Dampak negatif
Turis jenis ini terkadang perlu diwaspadai karena mereka bisa menyebarkan ajaran atau aliran – aliran sesat kepada penduduk local
Snowbird adalah jenis turis dari Negara yang bermusim dingin yang melakukan perjalanan ke daerah – daerah tropis
Dampak positif
- Menguntungkan ekonomi negara yang beriklim tropis karena pasti akan banyak tourist – tourist dari negara yang sedang mengalami musim dingin berdatangan dan menikmati liburannya
- Memberikan keuntungan kepada tempat – tempat dan ataksi wisata terutama yang berhubungan langsung dengan matahari dan ingin menikmati panas karena di negaranya sedang mengalami musim dingin
- Memberikan keuntungan kepada hotel, travel agent, restaurant, perajin dan penjual sovenier sebagai penyedia barang dan jasa baik berupa akomodasi, transportasi maupun penyedia makanan dan minuman
Dampak negatif
Daerah daerah dingin biasanya lebih sepi dan kurang diuntungkan karena turis jenis ini umumnya menyukai matahari dan ingin menikmati panas karena di negaranya sedang mengalami musim dingin
Dampak positif
- Memberikan keuntungan kepada hotel, restoran, dan tavel agent
- Memberikan keuntungan pada museum – museum dan tempat – tempat bersejarah
Dampak negative
Tidak begitu menguntungkan dalam bidang ekonomi karena turis jenis ini lebih memilih menggunakan fasilias – fasilitas local dibandingkan fasilitas mewah dan modern
Disable tourist adalah jenis turis yang mempunyai kekurangan fisik atau cacat
Dampak positif
- Memberikan keuntungan ekonomi secara langsung kepada hotel, restaurant,dan travel agent. Turis jenis ini memerlukan pengelolaanyang baik dari travel agent, dengan begituwalaupun ia mempunyai ketidakmampuan (cacat) namun ia tetap dapat menikmati wisatanya di daerah yang dituju.
- Memberikan keuntungan kepada tourist attraction terutama yang bersifat natural karena turis jenis ini lebih merasa nyaman berada di daerah yang memiliki keindahan alam
Dampak negatif
Pengelolaan tourist jenis ini lebih sulit dibandingkan dengan turis lainnya karena kita harus ekstra waspada dan membuat jadwal yang sesuai dengan fisiknya
Social tourist adalah jenis turis yang melakukan perjalanan bukan untuk berlibur, melainkan mencari sponsor di suatu negara
Dampak positif
- Memberikan keuntungan kepada hotel/motel sebagai tempat peristirahatan para social tourist
- Dapat menciptakan hubungan yang baik antara negara antara negara pengirim tourist dan negara penerima tourist sehingga dapat tercipta suasana tolong menolong antar negara
Dampak negatif
Turis jenis ini tidak banyak memberikan devisa bagi negara karena tujuannya bukan berlibur melainkan melakukan aksi social atua mencari sponsor di suatu negara untuk tujuan tertentu
- Karakteristik dan segementasi pasar pariwisata
WTO memberikan definisi sebgai berikut:
- Pengunjung adalah setiap orang yang berkunjung ke satu negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Negara yang dikunjunginya.
- Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 2 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini:
- Memanfaatkan waktu luang untuk berkreasi, liburan, kesehatan, pendidikan dan olahraga.
- Bisnis untuk mengunjungi kaum keluarga
- Darmawisata atau exursionist adalah pengunjung sementara yang menetap kurang dari 24 jam di Negara yang dikunjunginya, termasuk orang yang berkeliling dengan kapal pesiar, namun tidak termasuk para pesiar yang memasuki Negara secara legal, contohnya orang yang hanya tinggal di ruang transit pelabuhan udara.
Beberapa pengelompokan wisatawan berdsasarkan karakteristik perjalanannya dapat dilihat pada table berikut:
Karakteristik | Pembagian |
Lama waktu perjalanan | 1-3 hari
4-7 hari 8-28 hari 29-91 hari 92 -365 hari |
Jarak yang ditempuh | Dalam kota
Luar kota (satu propinsi) Luar kota (lain propinsi) Luar negeri |
Waktu melakukan perjalanan | Hari biasa
Akhir pekan/minggu Non komersial(rumah tangga/saudara/keluarga) Laut (cruise/feri) |
Teman perjalanan | Sendiri
Keluarga Teman sekolah Teman kantor |
Pengorganisasian perjalanan | Sendiri
Keluarga Sekolah Kantor Biro perjalanan wisata |
Sumber: Smith, 1989
Karakteristik sosio demografis wisatawan
Karakteristik | Pembagian |
Jenis kelamin | Laki – laki
perempuan |
Umur | 0-14 tahun
15-24 tahun 25-44 tahun 45-64ahun >65 tahun |
Tingkat pendidikan | Tamat SD
SD SLTP SMU Diploma/sarjana(s1) Pasca sarjana (S2,S3) |
Kegiatan | Bekerja(PNS/swasta, profesional dll)
Tidak bekerja (ibu rumah tangga) Pelajar/mahasiswa |
Status perkawinan | Belum menikah
Menikah Cerai |
Jumlah anggota keluarga dan komposisinya | 1 orang
Beberapa orang tanpa anak dibawah 17 tahun Beberapa orang dengan anak di bawah 17 tahun |
Tipe keluarga | Belum menikah
Menikah, belum punya anak Menikah anak <6 tahun Menikah, anak usia 6 – 17 tahun Menikah, anak anak usia 18 – 25 tahun Menikah, anak usia >25 tahun tidak tinggal dengan orangtua (empty ness) |
Sumber: Smith (1989)
Karakter sosio – demografis juga berkaitan satu dengan lainnya secara tidak langsung. Misalnya tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan dan ukuran keluarga. Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio – demografis ini paling nyata kaitannya dengan pola berwisata mereka. Jenis kelamin maupun kelompok umur misalnya berkaitan dengan pilhan jenis wisata yang dilakukan seaton & Bennet,1996) jenis pekerjaan seseorang ataupun tipe keluarga akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut, dan terlebih lanjut pada’kemampuan” nya berwisata. Hal ini digambarkan melalui tabel berikut:
Kelompok Sosio ekonomi Menengah-bawah | Kelompok sosio-ekonomi Menengah – atas |
– pendidikan yang rendah
– pendapatan yang kecil – keahlian menengah seseorangakan menunjukkan minat mereka terhadap atraksi – atraksi dan melontarkan beberapa pertanyaan lebih pasif – Kurang fleksible terhadap program tour – Kurang mampu beradaptasi dalm keadan darurat – Kurang menyukai hubungan dengan masyarakat setempat dan anggota kelompok lainnya maupun dengan pemandu wisata – Biasanya tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu tetapi kadang – kadang mungkin menunjukkan rasa pecaya diri |
– Pendidikan yang lebih baik
– Memiliki pendapatan yang besar – Orang yang professional – Menduduki jabatan yang tinggi akan lebih tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan lingkungan. – Banyak mengeluarkan pertanyaan tetapi cenderung untuk membanggakan pengetahuannya dan agak sulit untuk ditangani. – Lebih fleksibel dalam memilih acara tour – Lebih cepat dalam mengatasi segala permasalahan yang muncul. – Membutuhkan fasilitas yang berkualitas tinggi – Lebih cenderung untuk bersosialisasi dan berbaur dengan penduduk setempat |
Berbagai factor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata menurut Ryan (1991) dan Pitana (20015) menjelaskan sebagai berikut:
- Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari hari.
- Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas
- Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan kemunculan kembali sifat kekanak – kanakan, dan melepaskan dirisejeak dari ebrbgai urusan yang serius
- Stregthening family bond. Ingin mempererat hubungan kekrabatan khususnya dalam konteks visiting friends and reltives. Biasanya wisata ini dilakukan bersama – sama (group)
- Prestige.ingin menunjukkan gengsi dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup yang merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau social standing
- Social interaction. Untuk melakukan interaksi social dengan teman sejawat atau dengan masyarakat local yang dikunjungi.
- Romance. Keinginan unutk bertemu dengan orang – orang yang bias memberikan suasana romanis atau untuk memnuhi kebutuhan seksual
- Educational opportunities.keinginan unutk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain dan atau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.
- Self fulfillment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah baru
- Wish-fulfillment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi – mimpi yang lama dicita – citakan sampai mengorbankan diri dalam bentuk pengematan, agar bisa melakukan perjalanan. Hal ini sangat jelas dalam perjalanan religius sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri