Obat batuk ibu hamil 5 bulan

Banyak perubahan yang terjadi di tubuh saat masa kehamilan. Penurunan daya tahan tubuh adalah salah satunya. Sehingga, penyakit seperti batuk kerap kali menyerang. Kondisi ini tidak jarang membuat pengidapnya bertanya-tanya, “Apakah ada obat batuk untuk ibu hamil yang aman?”

Sebagai ibu hamil, Anda harus berhati-hati dalam mengonsumsi obat, termasuk obat yang dapat dibeli di apotek dan obat herbal. Pasalnya, apapun obat yang Anda pakai, maka bayi secara otomatis juga akan menggunakannya.

Jika sembarangan mengonsumsi obat, bukan tidak mungkin berbagai gangguan pada janin seperti kelahiran prematur hingga bayi lahir dalam kondisi meninggal, dapat terjadi.

Ibu hamil baru dapat mengonsumsi obat, saat kandungan sudah masuk trimester kedua. Jangan mengonsumsi obat-obatan pada trimester pertama kehamilan atau sebelum usia 12 minggu, kecuali jika diresepkan oleh dokter.

Pada trimester kedua pun, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat. Dokter akan meresepkan obat batuk ibu hamil yang aman untuk janin. Jenis obat batuk yang aman untuk ibu hamil antara lain:

1. Dextromethorphan

Obat batuk untuk ibu hamil yang aman pertama adalah dextromethorphan. Dextromethorphan digunakan untuk meredakan batuk dengan menekan sinyal di otak yang memicu refleks batuk.

Untuk ibu hamil, dosis maksimal dalam mengonsumsi obat ini adalah sebanyak 120 mg dalam 24 jam.

Obat ini termasuk dalam jenis obat kehamilan kategori C, atau mungkin berisiko untuk ibu hamil. Anda bisa mengonsumsi obat ini sebanyak 10-20 mg yang bisa diminum setiap 4 jam dan 30 mg yang diminum dalam 6-8 jam.

2. Guaifenesin

Salah satu obat batuk berdahak untuk ibu hamil yang aman adalah guaifenesin. Guaifenesin adalah obat jenis ekspektoran yang dapat membantu mengencerkan dahak.

Obat ini masuk golongan obat kehamilan kategori C, atau artinya mungkin berisiko untuk ibu hamil. Dosis terbanyak untuk ibu hamil yang mengonsumsi obat ini adalah 2.400 mg dalam 24 jam. 

3. Bromhexine

Satu lagi obat untuk ibu hamil yang termasuk jenis ekspektoran, yaitu bromhexine. Obat ini termasuk ke dalam jenis obat kehamilan kategori A, yang berarti tidak berisiko untuk ibu hamil.

4. Oxymetazoline

Dekongestan yang berbentuk obat sirup oxymetazoline adalah obat batuk kering untuk ibu hamil yang juga aman untuk mengatasi flu. Obat batuk dan flu ini juga aman digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat pada ibu hamill.

Efek samping yang mungkin timbul dari konsumsi obat batuk untuk ibu hamil ini adalah mengantuk, pusing, pandangan kabur, perut mual dan tenggorokan kering.

Obat batuk oxymetazoline, pseudoephedrine, dan phenylephrine termasuk ke dalam obat kehamilan kategori C, alias mungkin berisiko.

Selain itu, jika batuk disebabkan oleh alergi, maka jenis obat yang dianggap aman untuk ibu hamil, yaitu:

• Difenhidramin
• Loratadine
• Cetirizine

Beberapa jenis obat maupun produk lain juga dapat Anda gunakan untuk membantu meredakan batuk, seperti:

• Salep menthol yang bisa dioleskan ke dada
• Permen pelega tenggorokan
• Paracetamol, jika batuk disertai nyeri di dada atau bagian tubuh lainnya
• Obat batuk sirup yang tidak mengandung tambahan gula dan perasa buatan.

Baca Juga

  • Penyebab Ambeien saat Hamil dan Cara Mengatasinya
  • Kondisi Bayi dalam Kandungan, Lakukan Ini Supaya Senantiasa Sehat
  • Mengenal Pentingnya Kalsium untuk Ibu Hamil

Obat batuk yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil

Ada beberapa jenis obat batuk yang tidak aman jika dikonsumsi ibu hamil, karena dapat menimbulkan bahaya bagi janin, seperti:

1. Obat batuk yang mengandung alkohol

Beberapa obat yang biasa digunakan untuk mengatasi batuk, mengandung alkohol. Seperti yang telah banyak diketahui, mengonsumsi alkohol saat hamil akan meningkatkan risiko cacat lahir pada janin.

2. Obat batuk yang mengandung kafein

Pada penelitian yang dilakukan di hewan uji, obat batuk ibu hamil yang mengandung kafein disebut mengakibatkan cacat lahir pada janin dari hewan tersebut. Efek ini akan muncul apabila kafein dikonsumsi dalam jumlah besar.

3. Kodein

Kodein adalah obat yang masuk dalam golongan narkotika. Dengan dosis yang tepat, obat ini dapat digunakan untuk meredakan batuk. Namun, kodein tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.

Konsumsi obat ini selama kehamilan juga dapat menyebabkan janin kecanduan dan kemudian mengalami gejala putus obat, setelah bayi lahir. Jika dikonsumsi sesaat sebelum persalinan, obat ini bisa menyebabkan gangguan saluran pernapasan pada bayi.

4. Hydrocodone

Hingga saat ini, belum ada laporan yang mengaitkan konsumsi hydrocodone dengan kondisi cacat pada bayi yang baru lahir. Namun, pada penelitian yang dilakukan pada hewan uji, obat ini terbukti dapat menyebabkan cacat lahir apabila diberikan dalam dosis besar.

5. Iodida

Obat ini dapat menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar tiroid pada janin. Akibatnya, bayi tersebut dapat mengalami gangguan pernapasan saat lahir. Kondisi ini terjadi pada ibu hamil yang mengonsumsi iodida dalam dosis besar selama kehamilan.

6. Pseudoefedrin

Meski belum pernah diuji pada ibu hamil, tetapi pada penelitian yang dilakukan pada hewan uji, obat ini terbukti dapat menurunkan rata-rata berat badan, panjang janin, dan pembentukan tulang pada janin yang dikandung hewan uji.

7. Salisilat

Obat yang mengandung salisilat tidak disarankan untuk ibu hamil. Pada penelitian pada hewan uji, obat ini terbukti bisa menyebabkan kecacatan lahir. Namun, belum ada penelitian yang menggali efek obat ini pada manusia.

Baca Juga

  • Cara Menggunakan Test Pack yang Tepat untuk Hasil Akurat
  • Berbagai Manfaat Strawberry untuk Ibu Hamil yang juga Baik Bagi Janin
  • Selangkangan Gatal Saat Hamil, Apa Saja Penyebab dan Bagaimana Mengatasinya?

Cara mengatasi batuk pada ibu hamil secara alami

Untuk ibu hamil, pengobatan yang paling aman dan tidak berisiko menimbulkan gangguan pada janin tentunya adalah pengobatan secara alami.

Selain mengonsumsi obat batuk untuk ibu hamil, berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda lakukan di rumah dalam membantu meredakan batuk.

  • Istirahat yang cukup.
  • Penuhi kebutuhan cairan harian, salah satunya dengan banyak minum air putih.
  • Kumur dengan air garam hangat.
  • Jika batuk disertai dengan pilek, Anda dapat mencoba meneteskan atau menyemprotkan cairan salin, untuk meredakan jaringan pernapasan yang meradang.
  • Mandi dengan air hangat atau menghirup uap air hangat, dapat membantu mengencerkan dahak.
  • Konsumsi makanan hangat berkuah, seperti sup ayam, untuk membantu meredakan radang dan mengencerkan dahak.

Dalam hal ini, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan herbal atau obat yang bertuliskan “alami” di kemasannya. Sama seperti obat yang terbuat dari bahan kimia, obat herbal juga terdiri dari bermacam-macam jenis.

Sebagian aman untuk ibu hamil, tapi sebagian lainnya juga bisa menimbulkan berbagai gangguan pada janin.

Berikut adalah obat batuk alami atau tradisional yang aman untuk ibu hamil, seperti:

  • Konsumsi bawang putih cincang dicampur madu
  • Minum air hangat yang dicampur dengan perasan lemon
  • Berkumur dengan air garam untuk mengatasi tenggorokan gatal
  • Mencampurkan teh dengan daun mint segar
  • Minum teh hangat dengan campuran lemon atau madu, untuk melegakan tenggorokan.

Oleh karena itu, tetaplah berkonsultasi ke dokter kandungan maupun bidan, sebelum Anda mengonsumsi berbagai obat maupun suplemen herbal.

Baca Juga

  • Kenali Penyebab Sakit Punggung saat Hamil dan Cara Tepat Mengatasinya
  • Mengenal Hipoksia pada Bayi, Kondisi Saat Janin Kekurangan Oksigen
  • Penyebab Anyang-anyangan Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Mencegah batuk pada ibu hamil

Anda tidak perlu pusing memikirkan jenis obat batuk ibu hamil yang aman jika langkah pencegahan batuk, bisa dilakukan dengan baik. Untuk mencegah batuk, Anda perlu meningkatkan sistem kekebalan tubuh selama hamil.

Nah, dikutip dari Baby Centre, berikut sejumlah cara mencegah batuk saat hamil yang bisa Anda ikuti:

  • Makan dan minum yang bergizi serta perbanyak konsumsi vitamin C
  • Rutin mencuci tangan dengan air sabun hangat, terutama setelah Anda berada di sekitar orang yang sedang batuk dan pilek.
  • Jangan mengucek-ngucek mata atau menyentuh hidung saat sedang berada di antara orang banyak, karena virus dan bakteri berisiko masuk ke tubuh.
  • Jangan berdekatan dengan orang yang sedang pilek terlebih dahulu.
  • Rutin membersihkan rumah maupun meja kerja Anda di kantor.
  • Jangan menggunakan alat makan yang sama dengan penderita batuk.
  • Jangan juga menggunakan handuk yang sama dengan orang yang sedang batuk.
  • Konsumsi makanan yang bergizi seimbang.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Saat cuaca sedang dingin, perbanyak konsumsi minuman hangat.

Periksakan kesehatan Anda dan calon buah hati secara rutin ke dokter kandungan maupun bidan.

Hal ini dapat mencegah sekaligus menjadi deteksi dini apabila ada kelainan atau gangguan kesehatan, yang diderita oleh ibu maupun bayi di dalam kandungan.

Jika Anda ingin berkonsultasi pada dokter terkait obat batuk untuk ibu hamil, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Apakah bahaya batuk saat hamil 5 bulan?

Pada dasarnya, tidak ada bahaya khusus yang ditimbulkan apabila ibu hamil terkena batuk pilek. Namun pengobatan yang dipilih tentu harus memperhatikan kondisi janin.

Apa obat batuk Paling Ampuh untuk ibu hamil?

Dextromethorphan Dextromethorphan adalah obat yang bisa meredakan batuk, terutama bila Moms mengalami batuk yang tanpa henti. Jenis obat batuk untuk ibu hamil ini bisa melegakan secara cepat dan instan. Dosis maksimal Dextromethorphan bagi ibu hamil adalah 120 mg dalam waktu 24 jam.

Jika ibu hamil sedang batuk apakah berpengaruh pada janin?

Halodoc, Jakarta – Umumnya batuk saat hamil tidak akan memicu efek negatif untuk janin. Hanya saja, ibu akan merasa lemas dan lebih mudah lelah. Sangat penting untuk sesegera mungkin mengatasi batuk yang ibu alami.

Ibu hamil batuk minum apa?

Pastikan tubuh terhidrasi Hidrasi penting saat ibu mengalami batuk. Jadi, cara meredakan batuk saat hamil dengan alami, yaitu minum air putih. Air putih adalah pilihan terbaik untuk menghidrasi tubuh. Ketika tubuh cukup terhidrasi, tenggorokan pun menjadi lebih lembap yang otomatis mengurangi frekuensi batuk.