Nomor-nomor yang diperlombakan pada nomor lempar adalah sebagai berikut

Lontar martil atau lempar martil adalah salah satu dari empat nomor lemparan dalam kompetisi trek dan lapangan, bersama dengan lempar cakram, tolak peluru dan lempar lembing.

CABANG olahraga atletik kategori lempar menarik untuk diketahui bagi kamu yang menyukai olahraga ini. Pada dasarnya olahraga atletik merupakan suatu cabang olahraga yang mempertandingkan lari, lompat, jalan dan lempar. 

Salah satu dari cabang olahraga tersebut terdapat kategori lempar yang dipertandingkan. Dalam cabang olahraga atletik kategori lempar terdapat beberapa jenis olahraga yaitu lempar cakram, lempar lembing, lontar martil dan tolak peluru.

Baca Juga : Gambar dan Ukuran Lapangan Atletik Internasional 

Pengertian lempar sendiri adalah suatu gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda. Sehingga dari gerakan itu menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas.

Gerakan permainan ini tidak hanya mengandalkan gerakan otot kaki saja, akan tetapi juga membutuhkan kekuatan otot lengan. Sebab cabang olahraga ini memerlukan beberapa alat bantu seperti cakram, lembing, martil dan peluru atau bola yang terbuat dari logam.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini Sportstars.id telah merangkumnya mengenai cabang olahraga atletik kategori lempar.

Baca Juga : Induk Organisasi Atletik di Indonesia Adalah PASI

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, cabang olahraga atletik kategori lempar memiliki empat jenis olahraga. Di antaranya yaitu lempar cakram, lempar lembing, lontar martil dan tolak peluru. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Lempar Cakram

Baca Juga : Pengertian Atletik dan Jenis-Jenis Cabang Olahraga

Lempar cakram merupakan salah satu nomor perlombaan lempar yang utama dalam atletik. Tetapi dalam perlombaan atletik indoor, nomor lempar cakram tidak dipertandingkan. Olahraga lempar cakram telah ada sejak olimpiade kuno. 

Dalam perlombaannya atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Pada perlombaan atletik resmi, atlet diberikan kesempatan melempar sebanyak tiga kali.

2. Lempar Lembing

Pada sejarahnya lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman dahulu. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak. Dengan meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. 

Walaupun belum diketahui catatan sejarah yang orisinal mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer.

Dalam pengertiannya lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecepatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil.

Cara memegang lembing dipegang pada bagian pegangannya yang diikat dengan tali sepanjang 20 cm. Dengan jari kelingking terdekat pada ujung lembing, sedangkan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dan jari tengah memegang erat ikatan tali pegangan yang berbentuk tonjolan. 

Penilaian dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih, untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar. Bendera merah untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan salah.

3. Lontar Martil

Lontar martil yaitu olahraga yang dimainkan dengan cara atlet harus melemparkan benda bulat berat ke jarak yang telah ditentukan. Dengan memutarnya di udara bersama bantuan kawat atau tali yang melekat padanya. 

Dalam sejarahnya sendiri, sejak tahun 1900 olahraga ini sudah dipertandingkan pada Olimpiade dalam kategori pria. Sedangkan, di tahun 1995 barulah lontar martil diperkenalkan pula untuk kategori wanita, yang akhirnya dipertandingkan pada Olimpiade tahun 2000 di Sydney, Australia. 

Tujuan dari olahraga ini untuk melemparkan bola logam berat yang diberi pegangan berupa kawat. Dalam pertandingannya atlet berusaha untuk melemparkan martil pada jarak maksimum. Atlet akan mengayunkan martil tersebut di atas kepala mereka untuk mengatur gerakan memutar.

4. Tolak Peluru

Cabang olahraga atletik kategori lempar yang terakhir adalah tolak peluru. Olahraga ini merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola logam yang berat dengan sejauh mungkin. Tujuan dari tolak peluru adalah untuk mencapai tolakan sejauh-jauhnya. 

Dalam memainkannya tolak peluru suatu bentuk gerakan menolak/mendorong suatu alat bundar (peluru) dengan berat tertentu yang terbuat dari logam. Dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya . 

Hal tersebut dilakukan karena sesuai pada peraturan yang menyatakan bahwa peluru itu harus didorong atau ditolak dari bahu dengan satu tangan. Adapun berat peluru yang digunakan dalam perlombaan yaitu 7,25 kg untuk putra dan 4 kg untuk wanita. 

Itulah tadi pembahasan mengenai cabang olahraga atletik kategori lempar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca sekalian. (Antar Dua Afghani)
 

Editor : Admiraldy Eka Saputra

Kata atletik sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu athlon yang mempunyai arti kontes. Atletik terdiri dari beberapa jenis olahraga lari, lempar, dan lompat. Macam-macam atletik cabang lempar antara lain adalah lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil. Berikut adalah pemaparan yang lebih mendetail mengenai macam-macam nomor lempar dalam atletik beserta penjelasannya.

1. Lempar Cakram

Lempar cakram termasuk dalam salah satu cabang olahraga atletik lempar. Cakram yang digunakan memiliki ukuran diameter sebesar 220 mm serta memiliki berat sebesar 2 kg untuk lempar cakram pria dan 1 kg untuk wanita. Lempar cakram dipertandingkan mulai dari Olimpiade pertama pada tahun 1896 di Athena, ibu kota Negara Yunani.

Ada beberapa teknik dan cara khusus untuk melempar sebuah cakram. Untuk melempar cakram dengan benar, maka tentu memegang cakram harus benar terlebih dahulu. Cara memegang cakram ada tiga tahapan, yaitu:

  • Pertama, posisi berdiri membelakangi arah lemparan.
  • Selanjutnya, posisi lengan ketika memegang cakram adalah diayunkan ke arah belakang kanan dan diikuti oleh gerakan badan dengan menekuk kaki kanan. Hal ini diperuntukkan agar berat badan sebagian besar berada di sisi kanan. Setelah itu ayunkan cakram Anda ke kiri, kendorkan kaki Anda dan tumit diangkat.
  • Terakhir, lempar cakram 30 derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badandan lepasnya cakram harus diikuti dengan condongnya badan ke depan.

2. Lempar Lembing

Olah raga lempar lembing juga termasuk olahraga atletik nomor lempar. Olah raga lempar lembing ini adalah olahraga atletik yang menggunakan lintasan dan lapangan. Pada olah raga lempar lembing ini, atlet lempar lembing untuk mengambil ancang-ancang harus berlari terlebih dahulu pada lintasan. Kemudian, atlet mulai melemparkan lembing pada area atau lapangan yang panjang lebarnya sudah ditentukan. Olah raga lempar lembing ini memiliki beberapa perbedaan dengan cabang olah raga atletik lempar lainnya. Gaya atau style yang digunakan pada olahraga lempar lembing ini memang sudah ditentukan jenisnya.

Terdapat dua jenis ayunan yang harus digunakan oleh atlet olahraga lempar lembing di mana selain dua jenis gaya ini, maka gaya tersebut tidak boleh digunakan. Jenis gaya yang pertama harus dilakukan adalah gaya silang atau yang sering juga dikenal dengan cross step. Sedangkan gaya kedua adalah gaya berjingkat yang sering disebut dengan istilah hop step. Sebelum atlet melemparkan lembing, maka posisi siku diletakkan sedekat mungkin dengan lembing yang dipegang.

Baca : Teknik Lompat Tinggi yang Benar – Jenis Gaya dalam Lompat Tinggi – Aturan dalam Olahraga Lompat Tinggi – Ukuran Lapangan Lompat Jauh Sesuai Standar Internasional – Jenis Gaya Dalam Lompat Jauh – Aturan dalam Olahraga Lompat Jauh – Teknik Dasar dalam Lompat Galah

3. Tolak Peluru

Ada beberapa hal dan teknik dasar yang perlu diperhatikan dalam tolak peluru. Beberapa di antaranya adalah bagaimana teknik teknik memegang peluru yang baik dan benar. Ada 3 teknik memegang peluru dengan benar caranya yaitu:

  • Renggangkan jari-jari tangan, sementara jari kelingking sedikit ditekuk dan posisikan jari kelingking tersebut berada di samping peluru.
  • Posisikan ibu jari senyaman mungkin dan sewajarnya saja. Hal ini dikarenakan kekuatan jari setiap orang yang berbeda, maka untuk orang yang berjari kuat dan panjang caranya juga berbeda.
  • Kemudian posisikan jari-jari dengan rapat dan letakkan ibu jari di samping, posisikan jari kelingking ada di samping belakang peluru.

Sedangkan untuk teknik meletakkan Peluru adalah  peluru dipegang dengan salah satu cara yang telah dijelaskan di atas. Pertama letakkan peluru pada bahu dan peluru tersebut menempel pada leher di bagian samping. Siku tangan yang sedang berada dalam posisi memegang peluru diarahkan atau dibuka ke samping, sedangkan tangan yang lain berada dalam kondisi rileks di samping tubuh.

Awalan yang perlu diperhatikan saat melakukan tolak peluru adalah pengaturan letak kaki. Tempatkan kaki kanan di muka batas belakang lingkaran, kemudian letakkan kaki kiri di samping kiri dengan lebar yang sebanding dengan lebar badan dan segaris dengan arah lemparan yang akan dilakukan. Ketika kaki kanan mendarat, maka badan lama kelamaan akan menjadi condong ke arah samping kanan, di mana bahu kanan akan lebih rendah dari bahu kiri. Posisikan lengan masih sama pada posisi semula. Ketika melakukan tolakan peluru maka harus diikuti dengan gerakan menolak. Untuk melakukan tolakan atau dorongan pada peluru maka harus berada di satu garis lurus. Sudut lemparan pada tolak peluru harus kurang dari 40 derajat.

Untuk sikap akhir setelah melakukan tolakan, maka atlet akan melakukan gerakan melompat sebagai tujuan untuk pertukaran kaki kanan ke posisi depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan ke depan maka tarik kaki kiri dan lengan kiri ke belakang agar keseimbangan badan tetap terjaga. Setiap olahraga pasti memiliki kemungkinan untuk didiskulifikasi, begitu pun dengan tolak peluru. Maka dari itu agar tidak mendapatkan diskualifikasi, atlet tolak peluru perlu memperhatikan beberapa hal berikut.

  • Tidak boleh menyentuh balok batas di sebelah atas.
  • Tidak boleh menyentuh area di luar lingkaran.
  • Tidak boleh keluar masuk pada lingkaran yang dimulai dari muka garis tengah.
  • Jika peserta dipanggil oleh panitia selama 3 menit lamanya, tetapi tidak kunjung tiba atau melakukan tolakan.
  • Jika peluru yang akan dilemparkan jatuh di bagian belakang kepala peserta.
  • Jika peluru tersebut jatuh di luar sektor lingkaran.
  • Jika peserta menginjak garis lingkar lapangan.
  • Jika peserta keluar melewati depan garis lingkar.
  • Jika peserta berjalan keluar lingkaran dengan tidak tenang.
  • Kerika peserta gagal melempar dan sudah melakukan lemparan sebanyak tiga kali tetapi masih tetap tidak berhasil.

Baca : Teknik Renang Gaya Kupu-kupu yang Benar – Teknik Renang Gaya Bebas – Teknik Renang Gaya Dada yang Benar – Macam-macam Gaya dalam Lempar Lembing – Macam-macam Gaya Renang dan Sejarahnya – Macam-macam Gerakan Yoga untuk Kesehatan


4. Lontar Martil

Lontar martil adalah salah satu cabang olahraga atletik nomor lempar yang sering diperlombakan pada ajang olahraga nasional maupun ajang olahraga internasional. Ada beberapa Teknik Dasar Lontar Martil yang harus diperhatikan, dipelajari dengan benar dan dikuasai oleh seorang pelempar. Beberapa diantaranya adalah posisi awalan dan ayunan, putaran dan transisi, fase akhir dan lemparan. Untuk lebih jelasnya apa yang harus dipelajari dan dikuasai, berikut ini akan dijelaskan teknik dasar lontar martil tersebut :

  • Awalan dan ayunan – Teknik yang pertama yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh seorang atlet lontar martil adalah teknik awalan dan ayunan. Teknik awalan dan ayunan ini diawali dengan memegang martil pada tuas dengan menggunakan tangan kiri kemudian ditutup dengan tangan kanan. Kedua ibu jari berada pada posisi saling menyilang. Sebelum pelempar mengayunkan martil sebagai ayunan awal, letakkan marti di bagian belakang pelempar atau di bagian atas tanah sebelah kanan.
  • Putaran dan transisi – Ketika martil berada di titik terendah, maka pelempar akan mulai berputar dengan tumit tungkai kiri menjadi poros hingga si pelempar mengahadap ke arah depan dari lingkaran tersebut dan kemudian si pelempar akan melanjutkan dengan memutarnya kembali di atas telapak kaki bagian depan sampai kembali ke arah semula.
  • Fase akhir – Hal ketiga yang harus dikuasai oleh pelempar lontar martil adalah fase akhir. Pada fase akhir ini ketika putaran belum berakhir atau ketika martil belum mencapai titik terendahnya, maka pelempar akan mulai menarik martilnya dan putaran martil akan dipercepat ketika bergerak ke arah bawah agar putaran tubuh bagian bawah dapat bergerak lebih cepat.
  • Lemparan – Hal keempat yang harus dikuasai oleh pelempar lontar martil adalah lemparan. Pada fase ini, lemparan  dilakukan dengan kedua tungkai yang kuat dan lurus, di mana badan lebih condong ke depan dengan kepala merebah ke belakang atau seperti posisi tengadah. Ketika martil berada pada posisi siap untuk manuver, maka pelempar harus fokus memandang ke arah lemparan, setelah itu mengangkat kedua lengan di akhir gerakan dan pandangan fokus terus ke arah martil.

Baca : Macam-macam Gaya dalam Lari Jarak Jauh – Peraturan dalam Lari Jarak Menengah – Macam-macam Jarak dalam Olahraga Lari – Ukuran Galah dan Lapangan Lompat Galah – Teknik Dasar dalam Olahraga Lompat Galah – Macam Macam Lari dalam Olah Raga Atletik – Jenis Olahraga untuk Ibu Hamil dan Manfaatnya – Macam-macam Start dalam Lomba Lari

Demikianlah artikel mengenai macam-macam nomor lempar dalam atletik beserta penjelasannya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang membutuhkan, terutama untuk para atlet yang hendak memulai nomor lempar di cabang olahraga atletik. Selamat beraktivitas dan salam olahraga!