MEDIA PEMALANG- Untuk mengetahui hukum cairan yang keluar dari kemaluan wanita saat terangsang apakah harus mandi wajib, mesti membedakan apakah cairan tersebut adalah air mani, air madzi atau air wadi (keputihan). Show Dalam Islam, cairan yang keluar hanya tiga jenis tersebut. Di antara ketiganya, hanya air mani yang mewajibkan seorang wanita untuk mandi wajib. Sedangkan air madzi dan keputihan tidak mengharuskan mandi wajib, namun harus membersihkannya karena termasuk najis. Baca Juga: Haid Lebih dari 15 Hari Boleh Shalat dan Puasa dengan 3 Ketentuan, Begini Cara Ibadah Wanita Istihadhah Ciri-Ciri Air Mani bagi Wanita Mani adalah cairan yang keluar ketika syahwat mencapai puncak yang dapat keluar dari kemaluan laki-laki maupun perempuan. Bagi laki-laki cairan mani berwarna putih dan lebih kental, sedangkan mani perempuan lebih encer dan berwarna kekuningan. Keluarnya air madzi membatalkan wudhu. Apabila air madzi keluar dari kemaluan seseorang, maka ia wajib mencuci kemaluannya dan berwudhu apabila hendak sholat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Cucilah kemaluannya, kemudian berwudhulah.” (HR. Bukhari Muslim)Biasanya mandi wajib ini dilakukan baik pira maupun wanita dalam keadaan junub. Junub di sini diartikan sebagai keadaan keluarnya mani dari alat kelamin laki-laki atau perempuan, baik karena mimpi basah, mempermainkannya, atau gairah yang ditimbulkan dari penglihatan atau pikiran. ©2015 Merdeka.com/shutterstock/ktsdesign Penyebab mandi wajib yang pertama yaitu karena keluarnya air mani. Baik pria maupun wanita yang mengeluarkan air mandi, maka wajib hukumnya untuk membersihkan dan mensucikan diri dengan mandi wajib. Baik keluar dalam keadaan terjaga atau tidur, disengaja atau tidak disengaja, ada sebab atau tidak ada sebab, dan disertai syahwat atau tidak. BACA JUGA: Semua alasan tersebut tetap mewajibkan seseorang untuk melakukan mandi wajib, selama telah keluar air mani. Namun ada dua jenis air mani yang hanya memiliki hukum najis dan tidak diwajibkan mandi, yaitu madzi atau keluarnya air mani ketika hasrat seksual yang tidak terlalu kuat, dan wadi atau cairan putih keruh yang keluar sehabis buang air kecil atau ketika mengangkat beban berat. Advertisement 3 dari 9 halaman Hubungan SeksualPenyebab mandi wajib berikutnya yaitu hubungan seksual. Dalam hal ini, yang dimaksud hubungan seksual adalah masuknya hasyafah atau kepala penis ke dalam farji atau lubang kemaluan perempuan. Meskipun memakai kondom atau tidak keluar sperma, aktivitas tersebut tetap masuk pada kategori hubungan seksual. Dalam kondisi tersebut, baik perempuan maupun laki-laki sedang dalam junub artinya harus kembali bersuci dengan melakukan mandi wajib. 4 dari 9 halaman Berhenti Keluarnya Darah Haidmedicaldaily.comBACA JUGA: Penyebab mandi wajib juga bisa berasal dari berhentinya darah haid. Haid atau menstruasi adalah darah yang keluar dari organ reproduksi wanita minimal terjadi salam sehari semalam dan maksimal lima belas hari. Namun umumnya, haid terjadi selama tujuh hingga delapan hari. Jika darah haid sudah berhenti keluar maka wajib hukumnya bagi perempuan untuk melakukan mandi besar. Advertisement 5 dari 9 halaman MelahirkanMelahirkan juga termasuk salah satu penyebab mandi wajib yang perlu dilakukan. Melahirkan normal termasuk salah satu alasan mengapa wanita perlu melakukan mandi wajib. Baik melahirkan sesuatu yang berupa segumpal darah maupun sudah terbentuk janin atau daging. Sedangkan jika proses persalinan dilakukan secara sesar, terdapat perbedaan pendapat di antara ulama. Sebagian ulama berpendapat tetap wajib hukumnya untuk mandi besar, namun sebagian yang lain berpendapat tidak. BACA JUGA: 6 dari 9 halaman Berhenti Keluarnya Darah Nifas© TheRichest.comPenyebab mandi wajib juga termasuk berhentinya darah nifas. Setelah melahirkan, seorang wanita tentu mengalami keluarnya darah yang bisa berlangsung dalam waktu sebentar atau maksimal selama 60 hari. Namun umumnya masa nifas berakhir dalam 40 hari. Seperti haid, wanita yang mengalami nifas juga harus mensucikan diri melalui mandi wajib. Kegiatan ini dilakukan ketika darah sudah benar-benar berhenti keluar. Jika darah belum mampet atau benar-benar bersih, maka wanita tidak diperbolehkan melakukan wudhu atau mandi wajib. BACA JUGA: Advertisement 7 dari 9 halaman MeninggalPenyebab mandi wajib yang terakhir yaitu meninggal. Seorang umat muslim yang meninggal wajib dimandikan dalam kondisi syahid, selain korban keguguran atau aborsi yang belum tampak bentuknya atau masih berupa segumpal daging. Namun bisa bayi keguguran telah memiliki bentuk seperti manusia dengan memiliki kepala, tangan, dan anggota tubuh lainnya, maka wajib hukumnya untuk dimandikan. 8 dari 9 halaman Niat Mandi Wajib©ShutterstockSetelah mengetahui beberapa penyebab mandi wajib, berikutnya perlu diketahui lafal niat mandi wajib yang perlu dilakukan. Membaca niat ini merupakan salah satu syarat sah dari kegiatan mandi wajib. Sehingga jika ditinggalkan atau diabaikan, kegiatan mandi wajib untuk mensucikan diri menjadi tidak sah dan sia-sia. Dengan begitu, penting untuk mengetahui bagaimana lafal niat mandi wajib dengan benar. Berikut beberapa niat mandi wajib yang perlu Anda ketahui : Nawaitul ghusla li rafil janâbati Saya berniat mandi untuk menghilangkan jenabat Bagi perempuan yang haid atau nifas bisa membaca niat mandi wajib sebagai berikut : Nawaitul ghusla li rafil haidli atau li rafin nifâsi Saya berniat mandi untuk menghilangkan haidl atau untuk menghilangkan nifas Bagi orang yang junub, haid, atau nifas, juga bisa membaca niat sebagai berikut : Nawaitul ghusla li rafil hadatsil akbari Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar. Advertisement 9 dari 9 halaman Tata Cara Mandi WajibSetelah mengetahui beberapa penyebab mandi wajib dan bacaan niatnya, terakhir beberapa tata cara mandi wajib yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Tata cara mandi wajib ini perlu dilakukan sesuai dengan urutan agar kegiatan mandi wajib yang dilakukan sesuai syariat Islam. Berikut tata cara mandi wajib yang perlu Anda ketahui : 1. Membaca Niat Cara mandi wajib yang pertama adalah membaca niat. Membaca niat biasanya dilakukan bersamaan saat menyiramkan air ke anggota badan pertama kali. Anggota badan yang disiram pertama kali bisa dari mana saja, baik bagian atas, bawah, atau tengah. Jika saat pertama kali menyiramkan air ke badan tidak disertai dengan membaca niat, maka anggota badan yang disiram tersebut tidak sah. Sehingga Anda harus mengulang lagi, menyiram anggota tubuh pertama kali disertai dengan pembacaan niat dari dalam hati. 2. Meratakan Air ke Seluruh Tubuh Setelah membaca niat mandi wajib, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah meratakan air ke seluruh tubuh. Perlu diingat bahwa seluruh bagian tubuh harus terkena air, termasuk bagian lipatan tubuh. Jika salah satu bagian tubuh tidak terkena air maka mandi wajib yang dilakukan dianggap tidka sah. Dengan begitu orang tersebut masih dalam keadaan hadast dan belum suci. Sehingga orang tersebut tidak boleh melakukan beberapa ibadah seperti sholat, thawaf, membaca, menyentuh, dan membawa Al Quran, dan lain sebagainya. Jika wanita mengeluarkan cairan bening apakah harus mandi wajib?Air madzi termasuk najis ringan (najis mukhaffafah), tetapi jika keluar, seseorang tidak diwajibkan untuk mandi besar dan hal ini juga tidak membatalkan puasa. Namun apabila air madzi terkena pada tubuh, maka wajib mencuci tubuh yang terkena air madzi.
Bagaimana cara mandi wajib bagi wanita?Tata cara mandi wajib wanita. Membaca niat mandi wajib terlebih dahulu.. Bersihkan telapak tangan sebanyak tiga kali.. Bersihkan kotoran yang menempel di sekitar tempat yang tersembunyi dengan tangan kiri.. Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan sabun dan bilas hingga bersih.. Apakah mandi wajib harus memakai celana dalam?Menurut Ustadz Abdul Somad, mandi wajib tidak diperkenankan tanpa menggunakan pakaian. Artinya, tidak boleh mandi wajib dengan keadaan telanjang bulat atau tidak menggunakan penutup dari kain atau sejenisnya. Jadi jelas artinya, tidak boleh mandi wajib tanpa pakaian sebab ini berhubungan dengan adab.
|