Nabi Muhammad SAW sejak kecil dijuluki al amin yang berarti

Kafir Quraisy telah mengenal sosok Muhammad SAW sebagai al-amin.

Kamis , 30 Jan 2020, 06:06 WIB

Darmawan/Republika/MCH2019

Kafir Quraisy telah mengenal sosok Muhammad SAW sebagai al-amin. Foto ilustrasi Ka'bah.

Rep: MgRol 127 Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Ka’bah  mengalami beberapa kali renovasi, termasuk pada masa Rasulullah SAW. 

Baca Juga

Menurut Fir'adi Nasruddin Abu Ja'far, dalam buku Sirah Nabawiyah, tentang kisah Ka’bah yang direnovasi dan bagaimana Nabi Muhammad SAW saat itu mengambil keputusan. 

Lima tahun sebelum beliau SAW diangkat menjadi nabi, banjir besar melanda kota Makkah. Air menggenang dan menghantam ka’bah hingga nyaris roboh dan rusak. 

Maka, orang-orang Quraisy sepakat untuk merenovasi bangunannya sebagai bukti perhatian mereka yang teramat besar terhadap kedudukan Ka'bah yang sangat mulia.  

Mereka sepakat tidak memasukkan bahan-bahan bangunannya kecuali yang baik-baik. Mereka tidak menerima suplai dana dari maskawin wanita pelacur, jual beli dengan sistem riba atau dari bentuk penganiayaan terhadap orang lain.  

Mereka membagi sudut-sudut Ka'bah dan mengkhususkan setiap kabilah dengan bagiannya masing-masing. Setiap kabilah mengumpulkan batu-batu pilihan di sebuah tempat, lalu mereka pun mulai merenovasi bangunan Ka'bah. 

Renovasi Ka'bah ini ditangani dan dipandu seorang arsitek Romawi yang bernama Baqum. Ketika pembangunan Ka'bah telah sampai di bagian Hajar Aswad, mereka berselisih pendapat tentang siapakah yang berhak mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad di tempatnya semula.  

Perselisihan itu terus berlanjut hingga sampai empat atau lima malam. Bahkan perselisihan itu semakin menajam dan meruncing hingga nyaris menimbulkan pertumpahan darah di tanah haram.  

Abu Umayah bin al-Mughirah al-Makhzumy tampil dan menawarkan jalan keluar cemerlang yang mampu menengahi pertikaian di antara mereka. 

Yaitu dengan cara menyerahkan urusan ini kepada siapapun yang pertama kali masuk lewat pintu masjid, dan mereka semua menerima cara ini.  

Ternyata Allah SWT takdirkan bahwa orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Nabi Muhammad SAW. Tatkala mereka mengetahui hal ini, maka di antara mereka saling membisikan kata: "Dia al-Amin (yang dapat dipercaya), kami ridha terhadapnya." 

Setelah beliau memahami persoalan yang terjadi, maka beliau meminta sehelai kain lalu beliau meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah kain tersebut, kemudian beliau meminta kepada setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung-ujung kain tersebut.  

Lalu Nabi SAW memerintahkan mereka untuk mengangkatnya secara bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, beliau mengambil batu itu dan meletakkannya di tempat semula. Inilah cara pemecahan masalah yang sangat jitu dan diridhai  semua orang.  

Kaligrafi Nabi Muhammad. Foto: Shutterstock

Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan kualitasnya sebagai manusia berakhlak mulia jauh sebelum menjadi Rasul. Hal ini telah diakui olah para penduduk Mekkah yang menyematkan gelar Al Amin atau orang yang dapat dipercaya kepada beliau. Mengapa Rasulullah mendapat gelar tersebut?

Pemberian gelar ini bukan tanpa alasan. Sebagai pedagang, Nabi Muhammad tidak pernah berkata dusta demi keuntungan. Mengutip jurnal Analisis Etika Bisnis dan Marketing Nabi Muhammad SAW tulisan Ubbadul Adzkiya’, Nabi Muhammad digambarkan sebagai pribadi yang sangat baik dan jujur. Beliau selalu mengatakan dengan jujur tentang barang yang dijualnya, termasuk tentang kerusakan atau kejelekan barang tersebut.

Dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Ali Hasan, Rasulullah SAW diceritakan selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan sesuai dengan kualitas yang diminta pelanggan.

Riwayat lain mengatakan bahwa Nabi Muhammad mendapat julukan Al Amin ketika masyarakat Mekkah merenovasi Ka’bah. Berikut ini adalah kisahnya.

Kisah Renovasi Ka’bah dan Gelar Al Amin Nabi Muhammad SAW

Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Foto: Shutterstock

Melansir jurnal Kontribusi Pemikiran Muhammad SAW Pra dan Pasca Kenabian Era Makkiah tulisan tulisan Agus Jaya (2011), terjadi banjir besar di Mekkah ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun.

Kaum Quraisy pun bermaksud membangun kembali Ka’bah yang hancur setelah diterjang banjir. Ketika pembangunan Ka’bah telah rampung, terjadi perselisihan sengit mengenai siapa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.

Semua kabilah bertekad untuk bisa meletakkan Hajar Aswad. Kemudian Abu Umayyah bin Mughiroh sebagai orang tertua di antara semua kabilah menawarkan jalan keluar.

“Barang siapa yang pertama kali masuk melalui pintu as-Shofa maka ialah yang berhak untuk mengambil kebijakan tentang peletakkan Hajar Aswad tersebut,” katanya.

Presiden Jokowi mencium Hajar Aswad. Foto: Dok. Istimewa

Ternyata Allah SWT menakdirkan bahwa orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Nabi Muhammad SAW. Ketika melihat sang Nabi, mereka berkata: “Ini adalah al-Amin dan kami ridho terhadap keputusannya”.

Mereka pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Nabi Muhammad. Beliau kemudian meminta kain lalu mengangkat Hajar Aswad ke atas kain tersebut dengan tanggannya.

Beliau meminta setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan kemudian bersama-sama mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad. Nabi Muhammad mengangkat Hajar Aswad dari kain lalu meletakkannya di tempat semula.

Alhasil dengan keputusan yang bijaksana ini, hilanglah perselisihan di antara kaum Quraisy. Julukan Al Amin yang disandang Nabi Muhammad merupakan bukti bahwa beliau adalah orang yang sudah diakui kredibilitasnya di masyarakat Arab.

Al-Amin adalah sebuah gelar yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Gelar Al-Amin bagi Nabi Muhammad SAW disandangkan oleh penduduk Mekkah karena dikenalnya Nabi Muhammad SAW sebagai seorang laki-laki yang penuh amanah, jujur dan dapat dipercaya. Dan karena fakta ini, amanah dan jujur, saja yang menarik hati seorang Khadijah yang kemudian berharap dapat menikahinya, setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri saat dia dipekerjakan di usaha dagang yang digelutinya.[1]

  1. ^ Islam.com. Al-Amin Gelar untuk Muhammad SAW

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Amin&oldid=19180396"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA