Motif ukiran yang melambangkan harapan agar seluruh penghuni rumah memiliki

DITILIK dari bentuk dan tata ruang, kita mengenal ada tiga jenis rumah adat Betawi,yaitu: Rumah Gudang, Rumah Bapang (Rumah Kebaya) dan Rumah Joglo. Tata letak ketiga rumah itu hampir sama, terdiri dari ruang depan (serambi depan), ruang tengah (ruang dalam), dan ruang belakang. Pada rumah gudang, ruang belakang secara abstrak berbaur dengan ruang tengah dari rumah sehingga terkesan hanya terbagi dalam dua ruang, ruang depan dan tengah Nah, dari ketiga jenis rumah yang berbeda-beda itu sebenarnya apa yang menjadi persamaan pandangan bahwa itu merupakan rumah Betawi? Jawabannya adalah terletak pada ornamennya. Ornamen merupakan dekorasi yang digunakan untuk memperindah bagian dari sebuah bangunan atau obyek.

Ornamen arsitektural dapat terbuat dari batu, kayu atau logam mulia yang diukir. Selain itu ornamen juga dapat dibuat dari plesteran adukan beton atau tanah liat yang dibentuk. Kekayaan Betawi akan seni dan budaya mendukung terciptanya ornamen-ornamen yang menjadi ciri khas pada arsitektur Betawi, ornamen-ornamen tersebut tak hanya sebagai penghias bangunan namun juga memiliki falsafah dalam kehidupan masyarakat Betawi.

Ornamen dan ukiranpada rumah-rumah Betawi berbentuk sederhana dengan motif-motif geometris seperti titik, segi empat, belah ketupat, segi tiga, lengkung, setengah bulatan, bulatan, dan sebagainya. Ukiran biasanya diletakkan pada lubang angin, kusen, daun pintu atau jendela, dan tiang yang tidak tertutup dinding. Berikut makna beberapa jenis ukiran pada rumah adat Betawi, yaitu:

Ukiran Bulatan dan Segitiga (Lisplang Gigi Balang)
Lisplang berornamen gigi balang berupa papan kayu berbentuk ornamen segitiga berjajar menyerupai gigi belalang yang melambangkan bahwa hidup harus selalu jujur, rajin, ulet dan sabar, karena belalang hanya bisa mematahkan kayu jika dikerjakan secara terus menerus dan biasanya dalam tempo waktu yang dapat dikategorikan lama namun secara keseluruhan bisa bermakna pertahanan yang kuat dan keberanian. Itu adalah prinsip utama yang dipegang teguh oleh masyarakat Betawi asli.

Ukiran Bunga Matahari
Ukiran bunga matahari biasanya terletak pada bagian atas pintu ruang tamu. Hiasan ukiran bunga matahari ini melambangkan bahwa kehidupan pemilik rumah harus menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar, karena matahari dilambangkan sebagai sumber kehidupan dan terang.Terang matahari di sini diartikan bahwa pemilik rumah harus selalu memiliki pemikiran dan batin yang terang. Ukiran ini juga bermakna sebagai penerang yang akan menerangi hati para penghuni rumah tersebut.

Ukiran Bunga Melati
Ornamen bunga melati terdapat pada sisi penutup depan atap. Ornameninitidak hanya berfungsi untuk memperindah tetapi juga merupakan simbol keceriaan, keharuman, dan keramahan terhadap siapapun.Tidak heran jika masyarakat Betawi selalu terbuka bagi siapapun yang ingin bertamu ke kampungnya.

Banji
Ornamen lainnya pada rumah Betawi lainnya adalah banji. Banji memiliki pola segi empat. Pola ini dikembangkan dari ornamen dasar Swastika yang merupakan pengaruh kebudayaan Hindu yang artinya dinamis. Ornamen banji sering dikombinasi dengan unsur tumbuh-tumbuhan. Yang paling banyak dipilih adalah bunga tapak liman atau bunga tapak dara.

Masyarakat Betawi dikenal pandai bercocok tanam. Di halaman rumah mereka selalu asri dengan tanaman mulai dari tanaman hias, buah, sayur, hingga obat-obatan. Dahulu, mereka memanfaatkan bunga tapak dara untuk mengobati berbagai macam penyakit mulai dari bisul, batu ginjal, anemia, hingga diabetes. Oleh karena itu, ukiran tapak dara pada rumah adat Betawi bermakna agar semua penghuni yang ada di dalam rumah selalu sehat.

Ukiran Gunungan (Tumpal)
Ukiran tumpal yang berbentuk gunungan yang menyerupai segitiga. Ukiran ini bermakna kekuatan alam yang terdiri dari makrokosmos (semesta), mikrokosmos (manusia), dan metakosmos (alam ghaib). Bentuk ukiran tumpal segitiga ini dapat kira jumpai padalangkan.

Langkan yang merupakan pagar pembatas yang ada di teras dari halaman berbahan kayu, bersimbol seperti patung manusia yang juga memiliki pesan moral, yaitu etika yang baik dalam bertamu harus melewati dari halaman depan rumah. Sebab, ketika bertamu lewat belakang atau samping rumah, bagi masyarakat Betawi merupakan etika yang kurang baik. motif tekstil maupun anyaman.

Selain itu, masih ada lagi bentuk ukiran yang ada pada rumah adat Betawi seperti bunga mawar yang bermakna kesetiaan, bunga cempaka yang bermakna keanggunan, bunga Kim Hong yang bermakna keuletan, dan burung merak yang bermakna kemegahan. Sementara tanduk rusa yang sering terdapat di dinding rumah Betawi bermakna tanggap dan lincah. (BB)

Sumber: //betawikita.id/pages Falsafah_Dibalik_Bentuk_Ornamen_Rumah_Betawi.html

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA