Mimik wajah dan gestur atau gerak tubuh pada saat bernyanyi disebut

Bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan baik bagi pendengarnya maupun bagi penyanyinya sendiri.

Seseorang yang bernyanyi dengan menggunakan teknik vokal yang benar niscaya dia akan menghasilkan suara yang baik dan layak didengar.

Kegiatan!

Tontonlah sebuah konser dua penyanyi solo Indonesia. Amati dengan saksama dan uraikan hasil pengamatan siswa pada tabel berikut ini! Setelah dipraktikkan hasil data dari pengamatan di atas, berikut ini tahapan teknik vokal yang baik yang juga harus dipahami dan dipraktikkan oleh siswa sebelum mulai bernyanyi solo/tunggal.

No. PegamatanKriteria ...Penyanyi Solo 1 ...Penyanyi Solo 2 1. Sikap bernyanyi.

2.

Cara mengolah napas pada saat bernyanyi. 3. Gerak mulut pada saat bernyanyi. 4. Pengkalimatan dalam menempatkan napas pada saat bernyanyi.

5.

Cara pengucapan kata per kata.

6. Mimik wajah pada saat bernyanyi. 7. Gerakan tubuh pada saat bernyanyi.

2.1 Sikap Bernyanyi

Bernyanyi yang baik harus diawali dengan sikap bernyanyi yang baik pula, karena sikap berdiri yang baik ini dapat memaksimalkan tenaga untuk bernyanyi. Berikut ini cara berdiri yang baik pada saat bernyanyi.

2.1.1 Badan tegak dan rileks, kaki dibuka sedikit.

2.1.2 Berat badan bertumpu di kedua kaki dengan seimbang. 2.1.3 Dada dibusungkan tapi tetap rileks.

2.1.4 Pandangan lurus ke depan.

2.1.5 Posisi tangan rileks di samping kiri kanan.

2.2

Pernapasan Diafragma

Pernapasan yang dianjurkan digunakan pada saat bernyanyi yaitu pernapasan diafragma. Di dalam diafragma ini, terdapat otot yang jika

terus dilatih dengan olah napas akan menjadi lebih kuat sehingga dapat memperpanjang durasi keluarnya napas kita pada saat bernyanyi. Otot diafragma ini juga dapat menjadi sumber tenaga yang besar untuk mencapai nada tinggi dan menambah tenaga, pada saat bernyanyi. Jika pada saat bernyanyi olah pernapasan dan sumber tenaga bermuara di diafragma, maka suara juga akan lebih bulat dan bening. Selain itu, tenggorokan kita tidak akan terasa sakit dan mudah lelah. Berikut ini tahapan berlatih olah pernapasan diafragma.

2.2.1 Ambil napas melalui hidung atau mulut, bayangkan seperti mencium bau parfum dengan lembut, lalu udara langsung masuk ke ruang diafragma dan seketika otot diafragma akan mendesak ke bagian depan dan seluruh udara menyebar di

Sumber: perahuawanaelogym.

blogspot.com

Gambar 3.3 Posisi berdiri yang baik untuk bernyanyi.

2.2.2 Tahan napas tersebut kira-kira 5 detik, rasakan benar otot diafragma makin kencang

2.2.3 Lalu, keluarkan napas tersebut dengan lembut, mengeluarkan suara desis halus dan rata sambil dihitung berapa detik siswa dapat menghabiskan napas dengan desis tersebut. Suara desis ini bisa diganti dengan suara menyerupai lebah misalnya zzzz... atau tiupan ffffff.... yang penting keluarnya udara rata dan stabil.

2.2.4 Ulangi beberapa kali latihan di atas sambil berupaya agar banyaknya hitungan desis yang dikeluarkan semakin banyak setiap kali berlatih. Semakin bertambah durasinya, berarti kekuatan otot diafragma siswa pun bertambah kuat.

Setelah terbiasa melakukan olah pernapasan seperti di atas, mulailah untuk memproduksi suara pada saat bernyanyi dengan sumber tenaga dari kekuatan otot diafragma.

2.3 Resonansi

Dalam bernyanyi, seseorang harus dapat menggemakan suara dengan cara menempatkan sumber suara agar suara lebih keras pada saat dikeluarkan dan sampai kepada pendengar. Proses menggemakan suara ini disebut dengan resonansi.

Lakukanlah!

Bunyikan suara menyerupai sirine dari rendah ke tinggi sampai paling tinggi dan kembali lagi sampai ke yang paling rendah. Untuk yang kedua kalinya, rasakan perlahan udara yang menjadi sumber suara kita akan berjalan dari dada ke mulut ke wajah sampai ke kepala sesuai dengan ketinggian nada tertentu. Uraikanlah pengalaman ini ke dalam bentuk lisan dalam sebuah diskusi singkat.

Setelah melakukan kegiatan di atas, siswa dapat merasakan bahwa dalam membunyikan nada dengan ketinggian tertentu, penempatan pantulan sumber suaranya berbeda-beda. Penempatan pantulan sumber bunyi ini yang harus dipelajari dan dipraktikkan saat bernyanyi.

Ada 3 jenis resonansi atau tempat memantulkan sumber bunyi sesuai fungsinya, yaitu:

2.3.1 Resonansi Dada

Memantulkan sumber bunyi pada bagian dada akan menghasilkan suara rendah. Jika akan memproduksi suara yang rendah, hendaklah menggunakan resonansi dada agar nada rendah dapat dicapai dengan tepat dan halus.

2.3.2 Resonansi Hidung

Memantulkan sumber bunyi pada bagian wajah seputar hidung yaitu meliputi tulang rahang mulut sampai ke pipi, akan menghasilkan suara sedang yang tepat dan halus. Selain itu juga, kerja tenggorokan tidak terlalu berat dan tidak mudah lelah. Suara yang dihasilkan pun akan terdengar lebih bening dan bersih.

2.3.3 Resonansi Kepala

Memantulkan sumber bunyi pada bagian kepala akan menghasilkan suara tinggi dan halus. Untuk dapat menghasilkan nada-nada tinggi yang tepat dan halus, resonansi kepala ini harus juga di-support dengan kerja otot diafragma yg maksimal juga. Jangan sekali-kali memaksakan memproduksi suara tinggi di tenggorokan, karena sudah pasti nadanya tidak akan sampai dengan tepat, suara tidak bening dan akan terasa sakit di tenggorokan, dan jika hal ini sering dilakukan maka akan merusak kualitas pita suara.

Setelah mengetahui jenis resonansi, hendaknya siswa membiasakan bernyanyi dengan menggunakan resonansi yang tepat sesuai kebutuhan nada yang ingin dicapai.

2.4 Artikulasi dan Gerak Mulut

Bernyanyi yang baik tidak bisa terlepas dari pengucapan kata-kata yang ada pada lirik lagu dengan jelas.

2.5

Phrasering/Pengkalimatan

Phrasering atau pengkalimatan merupakan teknik vokal yang mengatur tentang pengelompokkan kalimat di mana vokalis dapat mengambil napas pada setiap jeda antarkalimat. Pengkalimatan ini hendaknya dilakukan sebelum memulai bernyanyi, beri tanda pada jeda antarkalimat sehingga ketika bernyanyi siswa akan tepat mengambil napas sesuai makna lagu.

Lakukanlah!

Tulis atau cetak lirik lagu pilihan siswa, kemudian beri tanda koma (,) di atas atau di bawah pada jeda setiap kalimatnya. Setelah itu nyanyikanlah lagu tersebut bersama-sama teman sekelas, pastikan semua siswa bernapas di tempat yang sudah diberi tanda untuk bernapas.

2.6 Ekspresi (Mimik dan Gestur)

Pada saat bernyanyi, hendaknya siswa memberikan ekspresi sesuai dengan tema lagu. Dengan begitu, makna lagu akan lebih mudah diterima oleh pendengar. Ekspresi meliputi mimik wajah dan gestur atau gerak tubuh.

Lakukanlah!

Coba nyanyikanlah dua lagu berikut ini dengan ekspresi yang sesuai dengan tema dan makna lagu.

Sumber: Penotasian oleh Masripah

Sumber: Penotasian oleh Masripah Gambar 3.5 Lagu populer untuk melatih ekspresi.

Setelah membaca dan memahami kedua lagu di atas, tentukanlah gambaran ekspresi seperti apa yang harus dilakukan, tuliskan pada tabel di bawah ini!

Coba perhatikan tayangan konser seorang penyanyi di TV atau secara langsung di sebuah panggung yang besar, lihatlah bagaimana penampilan mereka. Dapat dipastikan seorang penyanyi yang profesional akan mempersiapkan penampilan mereka mulai dari baju atau kostum yang digunakan, gaya rambut, sepatu, aksesoris, dan riasan wajah yang akan disesuaikan dengan tema acara, tema lagu, dan tempat yang menjadi tempat tampil untuk bernyanyi. Hal ini dilakukan agar pertunjukkan menyanyi mereka akan lebih indah dilihat dan berkesan.

Improvisasi adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dalam

bernyanyi merupakan pengembangan ornamentasi pada sebuah

lagu dengan tujuan agar lagu terdengar tidak membosankan dan

lebih menarik. Improvisasi ini tidak dilakukan pada semua bagian

lagu, hanya pada bagian-bagian tertentu saja agar bentuk lagu

yang aslinya tetap jelas. Karena sifatnya untuk memperindah lagu,

bayangkan saja improvisasi ini seperti renda yang dipasangkan

hanya di sudut-sudut taplak meja, maka taplak tersebut akan

Lagu Mimik Wajah Gestur/Gerak Tubuh

1. Kepompong ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2. Indonesia Jaya ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Bernyanyi merupakan salah satu bentuk seni yang paling berpengaruh serta digemari banyak orang. Banyak orang pula yang mengaitkan kemampuan bernyanyi atau olah vokal seseorang pada kualitas suaranya. Wajar saja katanya, jika seorang selebriti mampu bernyanyi dengan baik, karena suaranya dianggap bagus atau indah. Padahal, sejatinya kualitas suara bukanlah modal dasar yang dibutuhkan agar kita dapat bernyanyi dengan baik.

Mengapa? Karena indah tidaknya kualitas suara sebetulnya sangatlah relatif. Sebagian orang mungkin menganggap suara selebriti A terdengar merdu dan indah, namun yang lain bisa jadi menganggap suaranya terlalu berlebihan atau biasa disebut lebay. Lalu sebetulnya bagaimana caranya agar kita mampu bernyanyi dengan baik? Teknik atau kemampuan vokal kitalah yang sebetulnya menjadi modal utamanya. Oleh karena itu, meningkatkan kemampuan vokal anda adalah jawabannya.

Kekuatan seni musik, terutama pada seni vokal sangatlah kuat dalam menyampaikan ekspresi serta perasaan tertentu saat diperdengarkan pada audiens. Suara nyanyian merdu seakan dapat menyihir pendengarnya untuk merasakan perasaan tertentu saat suatu lagu dinyanyikan. Tak jarang seseorang yang mampu bernyanyi indah dielu-elukan hingga menjadi seorang selebritis yang namanya dikenal di seluruh penjuru nusantara bahkan dunia. Bagaimana caranya akan kita mampu menjadi penyihir suara yang mampu menenggelamkan orang lain dalam buaian nada-nada vokal yang kita lantunkan?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kemerduan atau keindahan suara bukanlah takaran objektif yang dapat menjadi pengukuran baik atau buruknya nyanyian seseorang. Ya, tanpa teknik serta kemampuan vokal yang baik, seseorang tidak dapat bernyanyi dengan baik pula. Bahkan percuma rasanya jika kita memiliki kualitas atau bentuk suara yang indah namun tidak memiliki pitch control yang akurat. Berikut adalah berbagai langkah serta tips yang dapat dilakukan agar kita mampu mengasah kemampuan vokal yang kita miliki.

Meningkatkan Kemampuan Vokal Anda

Sebelumnya, terdapat dua pengetahuan umum yang dapat membantu kita untuk mempercepat pembelajaran serta latihan yang akan kita tempuh dalam rangka meningkatkan kemampuan kemampuan vokal kita. Kedua pengetahuan utama tersebut adalah sebagai berikut.

Warna Suara dan Wilayah Nada

1. Warna suara (timbre)

Dibandingkan dengan takaran bagus atau tidaknya suara seseorang, warna suara jauh lebih objektif dalam menilai suara. Mengapa? Karena bunyi atau suara seseorang berbeda dengan orang lain. Misalnya, suara perempuan dan pria atau suara orang dewasa dan anak kecil pasti berbeda bukan?

Perbedaan suara yang dihasilkan oleh perbedaan getaran pita suara setiap orang ini adalah informasi penting agar kita dapat memaksimalkan apa yang telah kita miliki. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencatat dan menyadari warna suara atau timbre seperti apa yang dapat kita hasilkan, sehingga kita dapat memaksimalkannya.

2. Wilayah Nada

Kemampuan seseorang dalam mencapai tinggi rendahnya nada juga akan sangat berbeda. Suara perempuan dan pria tentunya memiliki keterbatasan dan kelebihan tertentu. Oleh karena itu, mengenali wilayah nada kita juga menjadi informasi penting agar kita tahu wilayah tinggi-rendah nada mana saja yang bisa kita capai. Dengan demikian kita mampu bernyanyi dengan optimal karena tahu betul di wilayah mana saja kita dapat menjelajah.

Teknik Vokal

Selanjutnya, setelah kita mampu mengetahui warna suara serta wilayah nada yang dapat kita jamah, gunakan kedua informasi penting tersebut untuk mempelajari berbagai teknik vokal berikut ini.

Pitch Control

Hal utama yang harus diperhatikan pada kemampuan vokal kita adalah pitch control. Pitch control merupakan kemampuan membidik nada untuk dapat menyanyikan lagu dengan tepat sehingga nyanyian terdengar indah. Ketidakmampuan membidik nada akan menyebabkan suara kita menjadi terdengar sumbang dan lagu yang dibawakan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Awalnya, membidik nada yang berinterval dekat masih terhitung cukup mudah. Lagu pop cenderung memiliki internal nada yang berdekatan, sehingga mudah untuk diikuti sehingga jenis lagi ini populer dan banyak digemari karena banyak yang mampu ikut menyanyikannya.

Namun demikian, semakin jauh interval nada yang disajikan oleh suatu lagu, maka semakin sulit pula pembidikan nada yang harus dilakukan oleh kita. Lagu jazz biasanya cenderung memiliki interval nada yang berjauhan serta kompleks.

Oleh karena itu, jangan puas pada kemampuan pitch control kita terhadap lagu-lagu sederhana. Cobalah berlatih dengan nada-nada berinterval seconde sampai mahir, kemudian dilanjutkan nada-nada berinterval terts, kemudian kwart, baru kwint, dan seterusnya. Intinya, berlatihlah mengatur pembidikan nada dari lagu-lagu sederhana, menengah, hingga lagu kompleks yang sulit untuk diikuti.

Dengan demikian pitch control kita akan lebih terlatih sehingga akan jauh lebih mudah bagi kita untuk membawakan lagu yang sederhana maupun lagu yang memiliki nada rumit. Selain latihan, teknik pernapasan yang kita gunakan juga akan sangat berpengaruh pada keakuratan pitch control.

Teknik Pernapasan

Teknik pernapasan yang digunakan pada saat bernyanyi haruslah berupa pernapasan diafragma. Mengapa? Karena pada diafragma terdapat otot yang jika terus dilatih dengan olah napas akan menjadi lebih kuat sehingga dapat memperpanjang durasi keluarnya napas kita pada saat bernyanyi. Otot diafragma ini juga dapat menjadi sumber tenaga yang besar untuk mencapai nada tinggi dan menambah tenaga, pada saat bernyanyi.

Jika pada saat bernyanyi olah pernapasan dan sumber tenaga bermuara di diafragma, maka suara juga akan lebih bulat dan bening. Selain itu, tenggorokkan kita juga tidak akan terasa sakit dan mudah lelah. Berikut ini tahapan berlatih olah pernapasan diafragma.

  1. Ambil napas melalui hidung atau mulut, bayangkan seperti mencium bau parfum dengan lembut, lalu udara langsung masuk ke ruang diafragma dan seketika otot diafragma akan mendesak ke bagian depan dan seluruh udara menyebar di diafragma sampai ke samping dan bagian belakangnya.
  2. Tahan napas tersebut kira-kira lima detik, rasakan benar otot diafragma makin kencang.
  3. Lalu, keluarkan napas tersebut dengan lembut, mengeluarkan suara desis halus dan rata sambil dihitung berapa detik kita dapat menghabiskan napas dengan desis tersebut. Suara desis ini bisa diganti dengan suara menyerupai lebah misalnya zzzz… atau tiupan ffffff…. yang penting keluarnya udara rata dan stabil.
  4. Ulangi beberapa kali latihan di atas sambil berupaya agar banyaknya hitungan desis yang dikeluarkan semakin banyak setiap kali berlatih. Semakin bertambah durasinya, berarti kekuatan otot diafragma kita pun bertambah kuat.

Artikulasi dan Gerak Mulut

Selain pitch control dan teknik pernapasan yang baik, bernyanyi juga tidak dapat dilepaskan dari pengucapan kata-kata yang ada pada lirik lagu dengan jelas. Hal ini karena lagu juga mengandalkan lirik sebagai salah satu aspek utama estetisnya. Oleh karena itu, selalu gunakan artikulasi yang baik dengan cara melakukan gerakan mulut yang tepat. Setiap lirik harus diucapkan dengan jelas atau justru mungkin dapat diartikulasikan lebih singkat agar lebih terdengar ringan oleh pendengar.

Namun demikian terdapat pula beberapa penyanyi yang mampu memberikan keunikan melalui artikulasi yang justru kurang jelas dengan gerak mulut yang tidak jelas. Sebetulnya langkah ini juga dapat digunakan untuk menciptakan karakter, namun secara umum apa yang kita ucapkan harus tetap mampu dipahami.

Ekspresi (Mimik dan Gestur)

Pada saat bernyanyi ekspresi atau mimik muka dan gestur secara keseluruhan kita haruslah memberikan ekspresi sesuai dengan tema lagu. Dengan begitu, makna lagu akan lebih mudah diterima oleh pendengar. Perlu menjadi catatan pula bahwa ekspresi meliputi mimik wajah dan gestur atau gerak tubuh, tidak hanya terpaku pada wajah.

Sikap Bernyanyi

Bernyanyi yang baik harus diawali dengan sikap bernyanyi yang baik pula, karena sikap berdiri yang baik ini dapat memaksimalkan tenaga untuk bernyanyi. Berikut ini cara berdiri yang baik pada saat bernyanyi.

  1. Badan tegak dan rileks, kaki dibuka sedikit.
  2. Berat badan bertumpu di kedua kaki dengan seimbang.
  3. Dada dibusungkan tapi tetap rileks.
  4. Pandangan lurus ke depan atau sesekali menghampiri pemain musik dan penonton.
  5. Posisi tangan rileks dan memberikan gestur tertentu jika diperlukan.

Penjiwaan

Selanjutnya, tanpa penjiwaan yang baik, sikap, ekspresi bahkan artikulasi dan gerak mulut kita tidak akan bekerja. Tanpa penjiwaan lagu, kita hanya akan menjadi seperti marionette yang hanya mampu bergerak kaku tanpa ekspresi yang natural.

Hal ini juga berkaitan dengan sifat dasar lagu yang tidak hanya menyampaikan pesan, namun diciptakan untuk mengungkapkan suatu ekspresi atau perasaan pula. Perasaan tersebut dapat meliputi perasaan positif seperti rasa syukur, gembira, semangat, rasa hormat, rasa sayang dapat diungkapkan dengan lagu. Lagu juga bisa mengungkapkan perasan sedih, marah, benci, atau kecewa.

Dengan demikian, kita harus mampu menangkap nilai rasa dalam lagu saat kita nyanyikan sehingga mampu menjiwainya dengan baik. Agar dapat menjiwai sebuah lagu kita harus dapat merasakan perasaan pencipta lagu tersebut. Caranya adalah melalui pemahaman terhadap lirik, ritme, tempo, dinamik, dan unsur lainnya dari suatu lagu.

Guru Vokal

Tentunya kita semua dapat melakukan berbagai pembelajaran dan latihan di atas secara mandiri. Namun, memiliki guru vokal adalah opsi yang akan memberikan berpengaruh besar terhadap perkembangan kita. Mengapa? Akan ada seseorang yang mampu mengevaluasi serta memberikan masukan besar terhadap progress yang kita raih. Evaluasi adalah hal yang sulit untuk dilakukan ketika diri kita sendiri adalah objeknya. Saat kita menilai diri sendiri, penilaian kita akan cenderung terlalu tinggi atau justru terlalu rendah, sehingga menghasilkan penilaian yang terlalu subjektif atau justru menimbulkan rasa kurang percaya diri.

Bahkan tak jarang para selebriti yang telah mendulang banyak pengalaman bernyanyi di ratusan panggung tetap memiliki guru vokal. Mengapa? Karena lagi-lagi diri kita sendiri sebagai penghasil suara tidak akan mampu menilai performa kita sendiri. Banyak hal yang tidak akan terlihat atau tepatnya terdengar oleh diri kita sendiri. Apalagi jika menyangkut hal detail seperti ketepatan membidik nada yang diambil, hingga vibra yang terlalu kentara, dsb. Oleh karena itu, memiliki guru vokal sendiri akan sangat membantu peningkatan kemampuan vokal kita.

Apalagi di era serba digital ini terhitung sangat mudah untuk mendapatkan guru vokal yang pas melalui internet. Kita dapat mencari dan mencoba sendiri guru yang sesuai dengan kriteria kita, baik dari sisi kompetensi maupun budget seperti di superprof.co.id. Superprof adalah platform yang mempertemukan siswa dengan guru sempurna yang sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, kita juga dapat mendulang bermacam ilmu bermanfaat mengenai peningkatan kemampuan diri (termasuk keterampilan vokal) dan berbagai informasi menarik lainnya di blog mereka.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA