Menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas bertolak dari naskah asli tetapi tidak mempertahankan urutan disebut?

1 KUTIPAN, CATATAN KAKI, DAN BIBLIOGRAFI
Rini Astuti, S.I.Kom., MM

2 KUTIPAN Kutipan atau saduran adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, media cetak maupun elektronik.

3 Jenis Kutipan Kutipan Langsung: salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan. Kutipan langsung kurang dari empat baris ditulis berintegrasi ke dalam teks, spasi sama, pias (margin) juga sama, diapit tanda petik, dan pada akhir kutipan diberi nomor untuk catatan kaki. Kutipan langsung lebih dari empat baris ditulis terpisah dari teks. Spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, margin kanan tiga spasi dan pada akhir diberi catatan kaki.

4 Kutipan Tidak Langsung: menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri. Cara Menyadur: Meringkas: menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Bertolak dari karangan asli; Mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkas; Menyusun ringkasan dengan mempertahankan leaslian naskah.

5 Ikhtisar: menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan masalah yang hendak dipecahkan.

6 Kutipan (Referensi) dengan Endnote
Data pustaka yang dituliskan: pencipta ide, penulis buku, nama buku, tahun, dan halaman. Contoh: Data pustaka pada awal kutipan Hatch dan Gardner (dalam Daniel Goleman, Inteligence Emotional, 2002: 166) mengidentifikasi kecerdasan antarpribadi berdasarkan keterampilan esensial dalam (1) mengorganisasi kelompok, (2) mencegah konflik dalam merundingkan pemahaman, ….

7 Data pustaka pada akhir kutipan Contoh:
Kecerdasan antarpribadi adalah kemampuan untuk memahami orang lain apa yang memotifasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu-membahu dengan mereka…. (Howard Gardner, 2002: 167)

8 Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama. Antarcatatan kaki dipisahkan dengan satu spasi. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin. Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut. Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya. Contoh: 1Abraham H.Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), h. 1-4.

9 Ibid., op.cit. dan loc.cit Ibid.
Singkatan kata ibidium berarti di tempat yang sama dengan di atasnya. Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya. Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya. Ibid diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik. Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisan: Ibid, koma, jilid, halaman. Contoh: 1Herwono, Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002), h 2Ibid. 3Ibid, h

10 Op.Cit. (Opere Citato) Op.cit berarti dalam karya yang telah disebut, Merujuk buku sumber yang telah disebutkan, tetapi halaman berbeda dan diselingi sumber lain, Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti titik, Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama famili, op.cit. nama buku, halaman. Contoh: 1Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976), h.50. 2Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001), h.170. 3Rahardjo, Op.Cit., h.70.

11 Loc.cit. (loco citato) Loc.cit berarti di tempat yang telah disebutkan
Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal, majalah dll. Kutipan bersumber pada halaman yang sama. Kata loc.cit tidak diikuti nomor halaman Menyebutkan nama keluarga pengarang. Contoh: 1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia,” Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h 2Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001), h.170. 3Adnan Buyung Nasution, “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertanahan dan Pemukiman di Kota Besar,” dalam Eko Budiharjo, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung; Alumni, 1992). 4Suwandi, Loc.Cit.

12 DAFTAR PUSTAKA/BIBLIOGRAFI
Daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah.

13 Cara Penulisan Daftar Pustaka
Tulis tajuk daftar pustaka dengan menggunakan huruf kapital di bagian tengah atas. Gunakan alinea menggantung atau menonjol. Jarak spasi setiap baris dalam satu sumber adalah satu spasi, sedangkan jarak antara sumber bacaan yang satu dengan yang lainnya adalah satu setengah spasi. Urutkan susunan daftar pustaka berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis, atau nama lembaga yang menerbitkan sumber bacaan. Gelar tidak dicantumkan.

14 Penyusunan Daftar Pustaka
Cara 1 Nama pengarang (koma) Judul (buku, artikel dsb) (koma) Nama kota (titik dua) Nama penerbit (koma) Tahun (titik) Cara 2 Nama pengarang (titik) Tahun penerbitan (titik) Judul (buku, artikel dsb) (italic) (titik) Nama kota (titik dua) Nama penerbit (titik)

15 Unsur-unsur Daftar Pustaka
Berikut adalah susunan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku, artikel, surat kabar, majalah, antalogi, website, makalah, laporan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. DAFTAR PUSTAKA Penulis. Tahun. Judul Buku. Tempat: Penerbit. Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Surat Kabar. Tanggal. Tempat Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Majalah. Edisi/Nomor (angka romawi)/Tanggal. Tempat. Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Antologi. Tempat: Penerbit. Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Alamat Website. Penulis. Tahun. “Judul Makalah”. Data Publikasi. Tempat. Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Laporan. Tempat: Nama Perguruan Tinggi. Penulis. Tahun. “Judul Skripsi/Tesis/Disertasi”. Bentuk Karangan. Tempat: Nama Perguruan Tinggi

BAB I

PENDAHULUAN

Menyajikan kembali sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk yang pendek disebut meringkas. Tindakan meringkas dapat dilakukan terhadap berbagai jenis teks, di antaranya ringkasan atas novel, ringkasan atas buku laporan tahunan, dan ringkasan atas sebuah bab sebuah buku.

Untuk sampai pada ringkasan yang baik, cara yang dapat dilakukan oleh penulis adalah menghilangkan segala macam ‘hiasan’ dalam teks yang akan diringkas. Yang dimaksud dengan ‘hiasan’ di sini dapat berupa (1) ilustrasi atau contoh, (2) keindahan gaya bahasa, dan (3) penjelasan yang terperinci.

Sebuah ringkasan memiliki beberapa ciri. Pertama, penulis haruslah mempertahankan urutan pikiran dan cara pandang penulis asli. Kedua, penulis harus bersifat netral, dalam arti tidak memasukan pikiran, ide, maupun opininya ke dalam ringkasa yang dibuatnya. Ketiga, ringkasan yang dibuat haruslah mewakili gaya asli penulisnya, bukan gaya pembuat singkasan. Dengan membaca teks asli secara berulang-ulang, menandai kalimat topik setiap paragraf, dan menghilangkan segala macam hiasan, penulis akan dapat membuat sebuah ringkasan yang baik.

  1. Apa yang dimaksud dengan ringkasan?
  2. Bagaimana ciri-ciri ringkasan?
  3. Bagaimana cara membuat ringkasan yang baik dan benar?
  4. Apa tujuan meringkas suatu buku?
  5. Bagaimana cara mengetahui perbedaan antara rangkuman, ringkasan, dan abstrak?
  6. Bagaimana cara menilai ringkasan yang baik?
  1. Mengetahui pengertian ringkasan.
  2. Mengetahui bagaimana ciri-ciri ringkaan yangbaik
  3. Mengetahui bagaimana cara membuat ringkasan.
  4. Mengetahui apa tujuan meringkas suatau buku.
  5. Mengetahui perbedaan antara rangkuman, ringkasan, dan abstrak.
  6. Mengetahui cara menilai ringkasan yang baik.

BAB II

PEMBAHASAN

Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.

Ringkasan juga merupakan alih bahasa dari summary. Istilah ini mengandung makna sebagai salah satu wujud/bentuk penyingkatan suatu informasi dengan hanya menyajikan informasi atau butir-butir pentingnya. Meskipun sebuah ringkasan hanya berisi butir-butir penting atau butir-butir pokok dari sebuah informasi lengkap dan komplit, namun tidak berarti pikiran penulis atau pembicara tidak bisa disarikan secara utuh.

Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalamtulisan aslinya yang panjang itu.

Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkuman (ikhtisar) nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.

Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagiandan seterusnya.

Membuat ringkasan memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri dari ringkasan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Pengungkapan kembali bentuk kecil dari sebuah karangan.
  2. Memproduksi kembali apa kata pengarang.
  3. Memperthankan urutan-urutan gagasan yang membangun sosok (badan) karangan.
  4. Penyusun rigkasan terikat oleh penataan, isi, dan sudut pandang pengarangnya.
  5. Kalimatnya pendek-pendek dan senada dengan kalimat pengarang aslinya.

Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa,mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.

Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaanbahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yangdibuat bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian, jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang denganmenggunakan bahasa yang berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.

Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan benar antara lain:

Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan danrangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapatdiulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isidari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudutpandang pengarang.

Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan.

Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu.Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagiandemi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yangtersirat dalam bagian atau alinea itu.

Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah poko-pokok yangdicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahanselanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk meyusun sebuah ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.

Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagaipegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, danalenia yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alenia yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi.Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yangdapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alineakedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal inigagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama,sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satukalimat.

Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalamringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar)diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masihberhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.

Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telahdicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isinaskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat penulis darinaskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusanyang padat.

Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakansegala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perludiperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik,diantaranya:

  1. a)    Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebihyang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembaliapakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.
  2. b)   Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatugagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanyamerupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.
  3. c)    Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alineadan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yangmengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan,kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akandipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat ataudigeneralisasi.
  4. d)   Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yangada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masihdipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalamrangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalamnaskah.
  5. e)    Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yangsudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat olehpenulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulisyang dimasukkan kedalam ringkasan dan rangkuman (ikhtisar).
  6. f)    Agar dapat membedakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebuahtulisan biasa (bahasa tidak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah(bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertamatunggal atau jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harusditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Bila diminta membuatrangkuman (ikhtisar) dan ringkasan atas suatu karangan yangmengandung dialog maka dialog itu harus diringkaskan juga dalam bentuk bahasa tak langsung.

Karangan memiliki sebuah tema atau topik utama. Tema atau topik utama itu, kemudian dikembangkan menjadi rangkaian bagian-bagian karangan yang terdiri atas paragraf-paragraf. Kemudian, setiap paragraf memiliki sebuah tema atau pokok pikiran utama yang mendukung tema atau topik utama karangan. Untuk memahami sebuah makna karangan atau buku, pembaca harus dapat memahami tema atau pokok pikiran utama yang terkandung dalam setiap paragraf yang membentuk keseluruhan karangan atau buku itu. Tema atau pokok pikiran utama tersebut dapat ditemukan pada bagian awal, akhir atau awal dan akhir paragraf atau mungkin tersirat.

Guna memahami dan mengingat isi suatu bahan atau bacaan atau buku, anda dapat menulis ringkasan bahan bacaan atau buku yang sudah anda baca. Untuk tujuan itu, anda dapat terlebih dahulu mencatat tema atau pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam setiap paragraf atau setiap bagian bacaan atau buku. Kemudian, dengan memanfaatkan bahan catatan itu, anda dapat menuliskan ringkasan isi bacaan atau buku dengan menggunakan kata-kata anda sendiri.

Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harusmemilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu.

  • Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gayabahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut.
  • Menilai Ringkasan
  1. Membandingkan hasil ringkasan yang anda buat dengan teks aslinya.
  2. Apakah ringkasan yang dibuat tergolong sinopsis, abstrak, atau ikhtisar?
  3. Apakah hasil ringkasan itu sesuai dengan karakteristik dari jenis ringkasan yang dibuat itu?
  4. Apakah esensi maksud, makna, informasi, dalam ringkasan sudah mencerminkan maksud, makna, dan informasi yang terkandung dalam teks aslinya?
  5. Apakah panjang ringkasan tidak lebih dari 1/3 teks aslinya?
  6. Apakah orisinalitas pikiran penulis aslinya dapat tetap dipertahankan sehingga tidak tercemari oleh masuknya pikiran dan pendapat si pembuat ringkasan?
  7. Lihat sistematika dan pengorganisasian ringkasan.
  8. Apakah kalimat-kalimat yang terangkai dalam paragraf sudah runtun dan padu?
  9. Apakah pemakaian kata sambung (konjungsi), kata-kata petunjuk konteks, kata ganti dapat mendukung kesatuan dan kepaduan paragraf.
  10. Apakah teknis sajian ringkasan lebih memudahkan pembaca dalam memahami dan menangkap informasi yang tersaji dalam ringkasan?
  11. Lihat penggunaan bahasa dalam ringkasan.
  12. Apakah tingkat keterbacaan mudah dibaca dan tidak menyimpang dari esensi maksud teks aslinya?
  13. Apakah kalimat-kalimatnya sudah efektif?
  14. Apakah penggunaan ejaan dan tanda baca sudah benar dan tepat?

Bila jawaban anda terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah 80% atau lebih menunjukkan jawaban “ya”, artinya kualitas ringkasan anda tergolong bagus. Namun, jika sebalikya, ringkasan anda tergolong kurang bagus.

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

  1. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkanperbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankandalam bentuknya yang singkat.
  2. Tujuan dari membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ini agar dapat membantuseseorang dalam membaca dan juga memahami sebuah buku dalam waktu yang relatif singkat sehingga menghemat waktu.
  3. Terdapat beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik danteratur diantaranya: membaca naskah asli, mencatat gagasan utama, mengadakanreproduksi, dan ketentuan tambahan.
  4. Rangkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema sebuah wacana.
  5. Antara ringkasan, rangkuman, abstrak, dan sinopsis memiliki perbedaan, diantaranya jika ringkasan hanya membuat kecil karangan, rangkuman sudah menjadi kalimat-kalimat yang telah disusun rapih dan tidak terpisah satu sama lainnya, abstrak biasa digunakan untuk meringkas dalam konteks karya ilmiah, sedangkan sinopsis biasa ringkasan yang di terbitkan bersama dengan cerita aslinya.
  6. Menilai ringkasan bisa dilakukan dengan cara membandingkan hasil ringkasan dengan teks aslinya, melihat sistematika dan pengorganisasian ringkasan, dan melihat penggunaan bahasa dalam ringkasan.
  1. Bagi seorang penulis karya ilmiah, hendaknya dapat memahami perbedaan antara ringkasan, abstrak dan sintesis agar mendukung dalam pembuatan karya ilmiahnya.
  2. Bagi mahasiswa yang sedang menempuh tugas akhir skripsi atau tesis sebaiknya lebih mendalami dalam penulisan abstrak, karena berhubungan dengan publikasi yang menyangkut dengan plagiarism.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Munaseh dkk, Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Cirebon.

//www.scribd.com/doc/52117646/ringkasan-dan-rangkuman

//pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan

Sahara, Siti dkk, 2010, Keterampilan Berbahasa Indonesia, FITK UIN:Jakarta.

//guru-umarbakri.blogspot.com/2009/07/terampil-menulis.html

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA