Menuntut ilmu lebih utama daripada salat rakaat

وَتَرَى الۡجِبَالَ تَحۡسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِىَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ‌ؕ صُنۡعَ اللّٰهِ الَّذِىۡۤ اَتۡقَنَ كُلَّ شَىۡءٍ‌ؕ اِنَّهٗ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَفۡعَلُوۡنَ‏

Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti awan berjalan. Itulah ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

(QS. An-Naml Ayat 88)


Page 2

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوۡنَ الۡقُرۡاٰنَ اَمۡ عَلٰى قُلُوۡبٍ اَ قۡفَالُهَا

Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an ataukah hati mereka sudah terkunci?

(QS. Muhammad Ayat 24)

zonaberita.com

Susahnya menjadi sarjana bagi kalangan tak mampu di negeri ini (ilustrasi).

Red: Achmad Syalaby

REPUBLIKA.CO.ID, Diriwayatkan dari Abu Umamah, ia berkata: Disebutkan kepada Rasulullah SAW tentang dua orang, yaitu seorang ahli ibadah dan seorang ahli ilmu.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian." Setelah itu beliau melanjutkan, "Sesungguhnya Allah, para malaikat, para penduduk langit dan bumi, bahkan semut di lubangnya, dan para ikan mendoakan pengajar kebaikan pada manusia." (HR At-Turmidzi).

Dalam redaksi lain Al Bazzar meriwayatkan hadis ini dari 'Aisyah ra bahwa: "Para pengajar kebaikan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu, sampai oleh para ikan di lautan."

Tidak ada agama selain Islam, dan tidak ada kitab suci selain Alquran yang demikian tinggi menghargai ilmu pengetahuan, mendorong untuk mencarinya, dan memuji orang-orang yang menguasainya. Hadis ini adalah salah satu bagian kecil dari kaidah Islam, yang memperlihatkan penghargaan yang tinggi pada ilmu dan orang-orang yang memilikinya.

Ibadah adalah sebuah kemuliaan, tapi jauh lebih mulia ilmu dan orang-orang yang memilikinya. Demikian utama orang berilmu di atas ahli ibadah, hingga Rasul dalam hadis di atas mengumpamakan kemuliaan dirinya dengan orang yang paling rendah di antara para sahabatnya. Perumpamaan ini analog dengan perumpamaan "bagaikan langit dan bumi" karena sangat jauhnya.

  • ahli ilmu
  • ahli ibadah
  • hikmah
  • hikmah ahli ilmu

Menuntut ilmu lebih utama daripada salat rakaat

sumber : Pusat Data Republika

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Hasan Al-Bashri menyebutkan ada amal yang lebih utama dari ribuan rakaat sholat.

Republika/Tahta Aidilla

Hasan Al-Bashri menyebutkan ada amal yang lebih utama dari ribuan rakaat sholat. Ilustrasi Sedekah

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga

أرسل الحسن البصري إلى ثابت البناني العابد الكبير، حيث جاءه رجل يريد أن يشفع له ثابت إلى رجل -لأن هذا الرجل يريد مالاً- فذهب إلى الحسن البصري ، فقال: أريد من فلان أن يقرضني مالاً، وأريد أن ترسل معي ثابتاً البناني ؛ لأن عنده وجهاً -صاحب وجه وجاه- قال الحسن البصري : اذهبوا إلى ثابت في المسجد ليذهب مع هذا الرجل، فذهبوا إلى ثابت فوجدوه يصلي في المسجد فأخبروه الخبر، فقال: لا.

أنا أصلي في بيت الله فلا تخرجوني منه، فرجعوا إلى الحسن فأخبروه، قال: اذهبوا إليه وقولوا له:  يا أعيمش! -أعيمش تصغير أعمش- يا أعيمش! أظننت أن صلاتك هي العبادة كلها؟ والله لذهابك مع أخيك المسلم لقضاء حاجته خير من ألف ركعة فلما أخبروه ترك وذهب معهم ليشفع.

Hasan al-Bashri mengutus menyuruh beberapa muridnya untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Tsabit al-Banani terkenal sebagai hali ibadah. Orang tersebut datang hendak meminta bantuan Tsabit, karena Tsabit terkenal pula sebagai orang yang punya pangkat dan harta.

Dia ingin agar Tsabit memberikan utangan. Lalu Hasan al-Bashri mengatakan, "Temuilah Tsabit Al Bunani dan pergilah kalian bersamanya." Lalu, mereka mendatangi Tsabit yang ternyata sedang iktikaf di masjid. Dan, Tsabit minta maaf karena tidak bisa pergi bersama mereka. Mereka pun kembali lagi kepada Hasan dan memberitahukan perihal Tsabit.

Hasan berkata, "Katakanlah kepadanya, 'Hai U’aimas, hai Uaimasy,  apa engkau kira sholatmu adalah ibadah satu-satunya? Demi Allah, kepergianmu untuk membantu saudaramu yang membuthkan lebih baik dari seribu rakaat.” Kemudian, mereka kembali menemui Tsabit dan menyampaikan apa yang dikatakan Hasan Al Bashri. Maka, Tsabit pun meninggalkan iktikafnya dan pergi bersama mereka untuk membantu orang yang membutuhkan.

Banyak cara bisa dilakukan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Bisa dengan menolong dalam bentuk tenaga, memberikan bantuan dalam bentuk materi, memberi pinjaman, memberikan taushiyah keagamaan, meringankan beban penderitaan, membayarkan utang, memberi makan, hingga menyisihkan waktu untuk menunggu tetangga yang sakit.

Adalah ironi jika banyak orang kaya yang lebih senang naik haji berulang kali daripada membantu kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan. Banyak juga orang kaya yang jor-joran membangun masjid mewah, sedangkan di sekelilingnya masih banyak kaum fakir miskin yang membutuhkan bantuan. Padahal, Allah tidak butuh disembah dengan indahnya masjid ataupun ibadah haji yang berulang-ulang.  

Menuntut ilmu lebih utama daripada salat rakaat

sumber : Harian Republika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Arivaie Rahman

Ada banyak sekali riwayat-riwayat tentang keutamaan ilmu dan ulama, di antaranya akan disebutkan dalam tulisan ini. Riwayat-riwayat ini disandarkan kepada kitab Lubab al-Hadits karya Syekh Muhyiddin al-Asyi. Di antara keutamaan ilmu dan ulama itu adalah:

Pertama, Rasulullah bersabda kepada Abdullah bin Mas’ud: “Wahai Ibn Mas’ud, dudukmu di majelis para ulama tanpa membawa pena dan tanpa menulis sehurufpun lebih baik bagimu daripada memerdekakan 1.000 orang budak, memandang wajah ulama itu lebih baik bagimu daripada memberikan 1.000 ekor kuda untuk keperluan perang sabilillah, memberi salam kepada ulama lebih baik bagimu daripada beribadah 1.000 tahun."

Kedua, Rasulullah telah bersabda: “Seorang ulama itu lebih ditakuti oleh setan daripada 1.000 orang ahli ibadah dan 1.000 orang yang wara’."

Ketiga, Rasulullah bersabda: “Kelebihan ulama atas orang yang ahli ibadah seperti kelebihanku atas umatku."

Keempat, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah telah mengampuninya sebelum ia melangkah dengan satu langkah."

Kelima, Rasulullah bersabda: “Muliakanlah para ulama, karena mereka itu di sisi Allah sangat mulia."

Keenam, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memandang wajah ulama, maka Allah akan mengutus seorang malaikat yang ditugaskan untuk memohonkan ampun atasnya hingga hari kiamat."

Ketujuh, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memuliakan ulama maka sama artinya ia memuliakan aku, barangsiapa memuliakan aku maka sama artinya ia memuliakan Allah, barangsiapa memuliakan Allah maka ia akan mendapat tempat di surga. Sebaliknya, barangsiapa yang benci kepada ulama maka sama artinya ia membenci aku, barangsiapa membenci aku maka sama artinya ia membenci Allah, barangsiapa yang membenci Allah makai akan mendapat tempat di neraka.”

Kedelapan, Rasulullah bersabda: “Tidurnya seorang ulama lebih utama daripada beribadahnya orang jahil.”

Kesembilan, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa belajar satu bab ilmu dan mengamalkannya atau tidak mengamalkannya, niscaya itu lebih baik daripada shalat sunnah 1000 rakaat.”

Kesepuluh, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa belajar satu bab ilmu karena hendak mengajarkannya kepada manusia maka ia memperoleh 70 pahala orang yang siddiq”. Dalam riwayat Abu Dzar: “Hadir pada majelis ilmu lebih mulia daripada salat 1.000 rakaat, lebih mulia dari pada mengunjungi 1.000 orang yang sakit, lebih mulia daripada menyaksikan 1.000 orang yang mati syahid pada perang sabilillah, dan daripada orang yang membaca al-Qur’an, dan tidaklah bermanfaat membaca al-Qur’an kecuali dengan ilmu.”

Kesebelas, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa mengunjungi ulama maka sama artinya ia mengunjungi aku, barangsiapa yang berjabat tangan dengan ulama maka sama artinya ia berjabat tangan denganku, barangsiapa semajelis dengan ulama maka sama artinya ia semajelis denganku, barangsiapa semajelis denganku dalam dunia maka Allah akan membuatnya semajelis denganku di alam surga.”

Kedua belas, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa mengajarkan satu huruf maka ialah walinya.”