Mengapa sebaiknya kita membuka ventilasi udara saat siang hari brainly

Konsumsi rumah tangga merupakan salah satu sumber penggunaan energi terbesar yang perlu dikendalikan. Belum lagi saat semua aktivitas dilakukan di rumah selama masa pandemi global Covid-19. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan di rumah dan membutuhkan sumber energi listrik, air, dan sebagainya.

Contoh perilaku hemat energi merupakan tips sederhana yang bisa dilakukan oleh keluarga di rumah untuk lebih menghemat sumber energi. Menghemat penggunaan energi di rumah tentunya harus berupa langkah-langkah sederhana, bahkan yang bisa ditiru dan dibiasakan sejak kecil. Yuk, simak beberapa perilaku yang bisa dilakukan untuk lebih hemat energi.

Tidak Menggunakan Lampu di Siang Hari

Pencahayaan di siang hari sangat baik untuk kesehatan, loh. Cahaya matahari bisa membuat ruangan tidak lembap dan tentunya juga lebih hemat energi. Sahabat bisa menggunakan pencahayaan matahari langsung selama beraktivitas di siang hari.

Nah, bagi sahabat yang sedang mendesain atau memilih rumah, perhatikan posisi ventilasi dan jendela yang mengarah dari sumber cahaya matahari. Jadi, penggunaan lampu bisa digantikan dengan cahaya alami. Pencahayaan dari lampu cukup dipakai di malam hari, deh.

Mematikan Lampu yang Tidak Dipakai

Penggunaan lampu di rumah memang sangat krusial. Meskipun jumlah energi yang terpakai dari lampu tidak terlalu besar, kebiasaan mematikan lampu menjadi hal sederhana yang bisa ditiru anak-anak. Jika pencahayaan ruangan di rumah tidak cukup terang, sahabat bisa menggunakan cahaya lampu, tapi hanya saat ruangan tersebut sedang dipakai saja.

Mematikan Televisi Jika Tidak Ditonton

Kebiasaan inilah juga harus ikut dilakukan oleh anak-anak di rumah. Jika sudah selesai menonton televisi, biasakan untuk mematikannya. Selain itu, sahabat juga bisa memilih televisi yang sudah menggunakan teknologi eco-friendly. Biasanya, fitur ini sudah bisa didapatkan di beberapa merek populer saat sahabat menggunakan televisi.

Menggunakan Timer Penggunaan Air Conditioner

Penggunaan pendingin ruangan tidak hanya dipakai untuk membuat suhu ruangan menjadi lebih sejuk, tapi juga menjaga sirkulasi udara. Namun, biasanya beberapa orang juga menggunakan pendingin ruangan secara berlebihan atau bahkan lupa mematikannya. Alternatif untuk mematikan air conditioner bisa dikendalikan dari remote atau pengendali jarak jauh yang terhubung dengan smartphone.

Mematikan Air Jika Tidak Digunakan

Sumber daya air juga menjadi salah energi yang penggunaannya perlu dikendalikan. Hal ini juga bisa dibiasakan oleh anak-anak di rumah. Biasakan anak-anak untuk tidak berlama-lama mandi. Cukup gunakan air untuk membersihkan diri dan biasakan untuk mematikan keran air saat sedang tidak dipakai, misalnya saat menyikat gigi atau memakai sabun.

Menggunakan Air untuk Memasak Secukupnya

Salah satu sumber energi yang dimanfaatkan untuk memasak adalah air. Namun, pastikan sahabat memakai air secukupnya saja saat memasak. Sebagai contoh sederhana, jika air yang dipakai merebus telur terlalu banyak, energi bahan bakar yang dipakai untuk memanaskan kompor sebagai sumber daya panas juga lebih banyak.

Memilih Peralatan Listrik yang Hemat Energi

Nah, alternatif yang paling praktis adalah membeli barang-barang elektronik yang hemat energi. Biasanya, sudah ada teknologi yang bisa mengoptimalkan penggunaan energi lebih efisien saat peralatan listrik di rumah sedang dipakai. Nah, bagi sahabat yang baru punya rumah baru atau mau mengganti peralatan listrik yang sudah usang, bisa pilih peralatan baru yang punya fitur ramah lingkungan, ya.

Itulah beberapa contoh perilaku hemat energi yang bisa sahabat lakukan saat beraktivitas di rumah. Jangan lupa, biasakan kebiasaan-kebiasaan baik untuk hemat energi untuk semua anggota keluarga, ya!

Penulis : Rizkita Darajat

“Cara terbaik untuk menjaga pernapasan selama penerbangan adalah dengan membiarkan ventilasi udara terbuka sekalipun kecil. Dengan demikian, tubuh tetap dapat menerima udara yang telah disaring oleh ventilasi.”

Mengapa sebaiknya kita membuka ventilasi udara saat siang hari brainly

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu membayangkan dari mana datangnya udara untuk dihirup selama penerbangan berjam-jam? Ya, jawabannya adalah melalui ventilasi udara di kabin. Lubang ventilasi ini tidak hanya berfungsi sebagai pendingin saja melainkan juga untuk menyaring udara. 

Seperti yang kamu sudah pahami, penyebaran virus bisa terjadi lewat udara. Salah satunya melalui udara di dalam pesawat selama perjalanan. Itulah sebabnya, mengapa kamu perlu selalu membuka ventilasi udara selama penerbangan. Informasi selengkapnya mengenai pentingnya membuka ventilasi udara selama penerbangan bisa dibaca melalui ulasan berikut!

Ventilasi Berfungsi untuk Menyaring Udara

Pada dasarnya, lubang ventilasi di atas kursi penumpang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara selama perjalanan. Udara yang tersedia di dalam penerbangan setengahnya merupakan hasil daur ulang ventilasi di kabin. Sedangkan sisanya adalah udara segar yang ditarik dari mesin. Proses ini membutuhkan ventilasi untuk menyaring dan menghilangkan mikroba dan racun sebelum udara dihirup penumpang.

Cara terbaik untuk menjaga pernapasan selama penerbangan adalah dengan membiarkan ventilasi terbuka sekalipun kecil atau sedikit. Dengan demikian, tubuh tetap menerima udara yang telah disaring oleh ventilasi. Itulah sebabnya mengapa kamu direkomendasikan untuk membuka ventilasi udara selama penerbangan.

Ventilasi udara ini juga bekerja dengan cara mengambil semua karbon dioksida yang diembuskan penumpang selama perjalanan. Setelahnya, ventilasi akan menukar udara dan menyebarkannya kembali ke seluruh bagian pesawat.

Sayangnya, banyak penumpang memilih untuk menutup lubang ventilasi dengan berbagai alasan. Seperti untuk menghindari udara dingin yang biasanya keluar dari lubang ventilasi atau menghindari penyebaran virus penyebab penyakit melalui pertukaran udara. 

Banyak juga penumpang pesawat yang merasa khawatir bahwa udara yang dihirup dari ventilasi akan membawa virus yang berasal dari penumpang lain. Padahal hal itu tidak sepenuhnya benar.

Cara kerja ventilasi udara pada pesawat berbeda dengan ventilasi lain. Hal ini lah yang membuat masalah penyebaran virus melalui udara bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.

Ventilasi udara di dalam pesawat bekerja dengan cara mengalirkan udara secara merata ke seluruh ruangan pesawat. Artinya, pola aliran udara dalam pesawat terbang tidak bekerja dari depan ke belakang. Udara yang dihasilkan juga tidak kembali ke depan seperti pada ventilasi biasa.

Sebaliknya, jika kamu tidak membuka ventilasi udara justru ini dapat meningkatkan risiko penyebaran virus, terutama virus flu. Hal ini terjadi karena saat menutup lubang ventilasi, kamu mungkin akan mendapatkan sirkulasi udara yang tidak stabil.

Kebiasaan ini juga dapat menyebabkan masalah lain pada rongga hidung. Menutup ventilasi udara selama perjalanan dapat menyebabkan selaput lendir di area hidung menjadi lebih kering. Kondisi ini membuat kamu malah lebih rentan tertular virus.

Sama seperti bagian lain dalam alat transportasi, ventilasi udara pada pesawat pun telah dirancang sedemikian rupa. Dengan demikian, tingkat keamanan dari udara yang disaring pun bisa dipastikan cukup aman untuk dihirup. 

Pastinya hal ini akan sangat membantu kamu selama perjalanan. Jadi, setelah mengetahui hal ini, usahakan untuk tidak menutup lubang ventilasi selama penerbangan, ya. Dengan begitu, baik kamu maupun penumpang lain akan mendapat udara yang lebih sehat untuk dihirup selama perjalanan.

Itulah informasi mengenai alasan ventilasi udara sebaiknya dibuka selama penerbangan. Butuh informasi seputar tips kesehatan lainnya, download saja Halodoc. Lewat Halodoc, kamu juga bisa membeli suplemen ataupun vitamin yang sesuai dengan kebutuhanmu. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. Planes, Trains, and …Germs?