Gambar ilustrasi orang yang tengah sedih meratapi kegagalan dan merasa menjadi orang yang tidak berguna (Sumber:
alodokter.com). Show
Pernahkah kalian merasa telah menuangkan usaha yang maksimal dalam suatu kegiatan. Namun, ternyata hasil yang kalian peroleh tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan. Sialnya, hal tersebut tidak hanya terjadi sekali tetapi dua kali, tiga kali, bahkan lebih. Dengan begitu, apakah pernah terbesit di pikiran kalian, bahwa sepertinya kalian adalah golongan orang yang tidak berguna. Berdasarkan penelitian (Harmini dan Hidayat, 2012) dalam Jurnal Psikologi menyatakan bahwa banyak orang yang tidak mempersiapkan diri untuk mendapatkan kegagalan dalam setiap usahanya. Oleh karena itu, hal tersebut membuat kegagalan terasa begitu menyakitkan. Dengan kondisi ini maka individu tersebut akan terus mencari penyebab kegagalan yang Ia terima dan tak jarang yang terus menyalahkan dirinya sendiri. Sebenarnya kegagalan memang sebuah hal yang lumrah. Tetapi merasa menjadi orang yang tidak berguna bukan sebuah penyebab dari kegagalan. Menurut fakta yang disebutkan oleh William A. Ward (dalam Ahira, 2012) faktor terbesar kegagalan memang bersumber dari individu masing-masing. Hal tersebut, dikarenakan kegagalan terjadi akibat kurangnya kontrol diri seperti kerap menunda-nunda pekerjaan dan kurang perencanaan di setiap prosesnya. Berdasarkan hal tersebut, terlihat jelas bahwa menjadi orang yang tidak berguna bukanlah penyebab dari kegagalan. Oleh karena itu, untukmu yang saat ini mungkin sedang terpuruk dan seolah merasa tidak memiliki keahlian apapun. Berikut adalah tiga hal yang wajib kamu terapkan untuk menghilangkan perasaan tersebut 1. Berhenti meratapi masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan. Masa lalu merupakan sebuah kejadian yang telah terlewat, tidak dapat untuk diubah lagi, dan tidak baik untuk terus disesali. Sedangkan masa depan adalah suatu misteri yang tidak dapat diprediksi. Meskipun masih menjadi misteri, masa depan dapat dipersiapkan mulai dari sekarang. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita fokus kepada masa sekarang. Mulailah untuk mensyukuri segala sesuatu yang kita lakukan dan dapatkan untuk menyiapkan perjalanan masa depan dengan hati yang ikhlas dan damai. Sebab, kita hidup untuk saat ini, bukan kemarin atau nanti. 2. Berhenti rendah diri dan terus mengasihani diri sendiri Saat kita merasa gagal dan menjadi orang yang sangat tidak berguna, ingatlah di luar sana masih banyak sekali orang-orang yang lebih kurang beruntung. Kita memang boleh menangis dan merasa sedih, tapi jangan berlarut-larut hingga lupa untuk bersyukur atas semua kenikmatan yang ternyata berkali-kali lipat lebih besar dibanding dengan kegagalan atau kesedihanmu. Dengan senantiasa bersyukur, kita akan menjadi orang-orang yang dapat menghargai diri sendiri. 3. Ingat bahwa memang ada hal-hal yang tidak bisa diubah dan harus diterima. Kita sebagai manusia memang boleh berencana dengan melakukan segala macam cara untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa memang ada beberapa hal-hal yang tidak bisa diubah oleh manusia. Kita sebagai manusia harus bisa menerima segala sesuatu yang telah menjadi takdir kita. Percayalah bahwa tidak ada hari sial karena setiap peristiwa yang kita dapat baik manis maupun pahit pasti memiliki maksud dan tujuan yang baik untuk individu masing-masing. Mungkin setiap orang pasti pernah di titik terendah hingga merasa hidupnya tidak berguna. Tetapi kesedihan dan penyesalan yang berlarut-larut pun tidak akan menyelesaikan masalah bahkan mengubah keadaan. Oleh karena itu, segera bangkit, tetaplah berpikir positif, dan hiduplah dengan selalu mensyukuri segala sesuatu. Ditulis oleh: CurhatSaya merasa orang lain tidak menghargai saya. Bahkan untuk yg disebut teman. Saya berusaha melakukan apapun yg mereka mau tapi mereka justru mengacuhkan. Tidak ada yg benar-benar sayang, bahkan itu keluarga. Saya sampai merendahkan diri demi sebuah rasa sayang palsu dari seorang laki-laki, yang bahkan tetap tidak saya terima sampai saat ini. Saya dari Jogja jauh-jauh ke Jakarta, akhirnya sia-sia karena tidak ada teman yang menemani, padahal mereka sudah berjanji dan mengiyakan. Saya kembali mengemis cinta pada mantan pacar saya yang notabene adalah suami orang karena hanya dengan dia saya merasa benar disayangi. Padahal saya tahu dia tidak benar sayang dan hanya menginginkan hubungan fisik dengan saya sebagai pengganti istrinya. Rasanya lebih baik saya mati. Belum lagi saya merasa tidak punya sosok ayah, ayah yg saya miliki tidak bertanggung jawab. Saya sangat benci dia. Gambaran Identitas: Perempuan, 23 tahun, Pegawai swasta Jawaban Pijar PsikologiTerima kasih atas kepercayaan Anda untuk bercerita di Pijar Psikologi. Mbak, rasanya berat ya, jika apa yang kita lakukan tidak dihargai orang lain. Ada rasa sedih, kecewa, marah, juga ada rasa kesepian dan sendirian. Harga diri juga menjadi rasanya semakin terkikis. Anda sudah berusaha sebaik mungkin melakukan banyak hal untuk orang-orang terdekat, tetapi mereka tidak menganggap itu sebagai hal yang besar. Bahkan, sekedar menemani pun juga tidak dilakukan. Hal itu tentunya lebih terasa sia-sia karena hal ini terjadi dalam berbagai macam aspek kehidupan Mbak, mulai dari hubungan keluarga, pertemanan, hingga hubungan dengan lawan jenis. Walau demikian, apa yang Mbak lakukan sekarang dengan terbuka dan bercerita kepada kami merupakan langkah yang sudah baik dan patut diapresiasi, karena artinya Anda terbuka pada bantuan. Sebelum menuju langkah yang bisa dilakukan, izinkan saya mengajak Mbak untuk mencoba memahami keadaan Anda. Anda mengatakan bahwa hubungan dengan ayah cenderung kurang baik dan ayah merupakan sosok yang kurang bertanggung jawab. Hal itu bisa saja mungkin merupakan faktor yang memperkuat apa yang dirasakan Anda selama ini, yaitu merasa tidak dihargai. Secara singkat, hubungan yang sehat antara ayah dan anak perempuannya merupakan salah satu kunci harga diri yang positif pada si anak perempuan. Hal ini dikarenakan ayah adalah sosok yang pertama laki-laki dalam hidup si anak perempuan. Jika ayah memberikan dukungan yang sehat kepada anak perempuannya, hal ini akan mengembangkan kepercayaan dirinya. Sebaliknya, jika hubungan dengan ayah kurang sehat, hal ini akan berdampak pada anak perempuan tersebut hingga ia dewasa. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupannya dalam menghadapi hubungan dengan orang lain dan lawan jenis. Ketika dewasa, anak perempuan tersebut dapat mengalami rasa tidak aman, mencari sosok lawan jenis yang kurang tepat, dan rasa rendah diri atau tidak dihargai. Oleh sebab itu, dapat dimengerti jika Mbak saat ini mungkin mengalami kebingungan. Secara logika, Anda paham bahwa misalnya berhubungan dengan mantan kekasih yang sudah beristri dapat tambah melukai diri Anda sendiri. Di sisi lain, Mbak merasa membutuhkan penghargaan dari orang lain meskipun bentuknya tidak ideal atau rasanya menyiksa. Langkah pertama yang paling penting yaitu tidak menyalahkan diri sendiri. Anda sudah berusaha sebaik yang Anda tahu dan mampu. Selanjutnya, berikut adalah langkah-langkah yang bisa coba Mbak lakukan:
– Ambil posisi duduk yang nyaman, di sofa atau kasur. – Pejamkan mata, lalu napas biasa sebanyak tiga – lima kali. – Rasakan napas Anda perlahan. Fokuskan diri Anda pada napas Anda. – Setelah itu mulai ambil napas perlahan dari perut. Perut akan mengembang ketika bernapas dan mengempis ketika dihembuskan. Hitung hingga 4 ketika mengambil napas, begitu pun ketika menghembuskannya. Fokuskan pada napas dan udara di sekeliling Anda. – Setelah fokus, sambil bernapas, katakan kepada diri Anda kata-kata positif yang ingin Anda ucapkan kepada diri Anda. Contoh kata-kata positif tersebut antara lain: “Aku mencintai diriku.”; “Aku berharga.”; “Aku dicintai.” – Ulangi hingga Anda tenang, lalu buka mata Anda perlahan-lahan. 3. Setelah Anda tenang, jika Anda merasakan pikiran yang negatif seperti “Tidak ada yang menghargaiku” atau “Semua yang kulakukan sia-sia”, Anda bisa mencoba mencari bukti yang bertentangan dengan pemikiran tersebut. Bukti tersebut biasanya adalah pengalaman nyata di dalam hidup Anda. Cari satu atau dua peristiwa (sekecil apapun) ketika Anda merasa dihargai oleh orang tua Anda, teman Anda, atau lawan jenis. Hal ini bisa saja dari kejadian bertahun-tahun lalu atau yang baru saja terjadi. Anda bisa mencatatnya, misal “Tiga tahun lalu sahabatku mengucapkan terima kasih ketika aku memberinya kado.” 4. Setelah mendapatkan bukti yang bertentangan dengan pemikiran negatif Anda tadi, coba ciptakan pemikiran baru yang realistis. Contoh: Pikiran Negatif Pikiran Baru (Realistis) Teman-temanku tidak menghargaiku. Mungkin saat ini mereka tidak bisa bersamaku, tetapi di lain waktu kami akan bisa bertemu lagi. Usahaku yang kulakukan sia-sia di depan orang tuaku. Mungkin saat ini orang tuaku belum melihat apa yang kulakukan, tetapi hal itu dapat berubah seiring waktu. Setiap ada pemikiran negatif, coba ucapkan perlahan dalam pikiran Anda pikiran baru tersebut berulang-ulang.
Jika ia menanggapi dengan positif, ucapkan terima kasih. Dengan demikian, orang menjadi lebih paham akan apa yang Anda rasakan dan tidak menganggap hal tersebut biasa saja ( take for granted ) atau menimbulkan miskomunikasi.
Positif Negatif Tidak sendirian, dia hanya menemani saya karena alasan fisik Merasa ada yang menghargai, penghargaan yang diterima semu Sudah menikah, tidak bisa bersama Menambah rasa tidak nyaman Rawan menyakiti diri sendiri dan orang lain Satu hal yang bisa Mbak ingat, Anda layak untuk dicintai secara baik dan sesuai dengan keinginan Mbak. Anda berhak mendapatkan yang terbaik. Bentuk dicintai bermacam-macam. Dalam status lajang ( single ) pun, hal itu tidak akan menurunkan nilai diri Anda. Anda tetap bisa menjadi versi yang terbaik bagi diri Anda dan dihargai. Terakhir, karena Mbak terpikir untuk mengakhiri hidup, Anda dapat mencoba datang ke layanan psikologi di puskesmas Depok (bisa I, II, atau III) agar proses berjalan lebih optimal dengan tatap muka dengan biaya terjangkau. Mbak bisa mendatangi layanan di: 1. Puskesmas Depok I Nanggulan, Maguwoharjo, Depok, Sleman Telp. (0274) 486852 2. Puskesmas Depok II Jalan Lely III Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman Telp. (0274) 887797 3. Puskesmas Depok III Kompleks Colombo No. 50a, Depok, Sleman (0274) 711127 Semoga informasi yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi Mbak. Tetap semangat dalam menjalani hidup ke depan. Saya doakan agar Mbak dapat melakukan apa yang Mbak inginkan, mencintai diri sendiri dan hidup, serta mendapatkan apresiasi yang baik serta komunikasi yang lancar dengan orang-orang terkasih. Terima kasih telah berbagi. Salam, Pijar Psikologi Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya. Nama klien dan nama konselor kami anonimkan Apa sebabnya seseorang tidak bisa menghargai orang lain?Kebiasaan buruk atau pengalaman buruk yang selalu tersimpan di hati atau pikiran seperti: trauma, dendam, tidak mau mengampuni, malas, acuh tak acuh, dan lain-lain akan sulit menghargai orang lain. Jadi seorang harus membiasakan diri menghargai orang lain dimulai dari diri sendiri dan keluarga.
Bagaimana cara kamu agar bisa dihargai oleh orang lain?Tips Agar Lebih Dihormati Oleh Orang Lain. Menghormati orang lain. ... . 2. Bersikap dengan sopan. ... . Mendengarkan apa yang sedang dibicarakan. ... . 4. Jangan sering memberi alasan. ... . Mengatur emosimu. ... . 6. Bersikap siap membantu. ... . 7. Ahli atau mahir di bidangnya. ... . Menjadi orang yang teladan.. Bagaimana ciri ciri orang yang tidak menghargai orang lain?5 Tanda Seseorang Tidak Menghargaimu. Selalu menginterupsi saat kita berbicara. Jika kita menghargai orang lain, pasti kita akan membiarkannya menyelesaikan pembicaraan sebelum memberi tanggapan. ... . Mengabaikanmu. ... . 3. Tidak menghargai waktumu. ... . 4. Bersikap sesuka hati. ... . Tidak mendengar nasihatmu.. Apa yang terjadi jika setiap orang tidak menghargai satu sama lain?Terjadinya konflik, baik konflik ras, konflik antarsuku, maupun konflik antaragama. Perpecahan (disintegrasi) bangsa. Perpecahan bangsa ini bisa terjadi karena terdapat konflik sosial dalam kehidupan masyarakat, baik karena perbedaan ekonomi, status sosial, ras, suku, agama, dan hasil kebudayaan.
|