Mengapa kita harus jujur kepada siapa saja

Apakah kamu masih suka menipu diri sendiri? Sebenarnya fisik dan mentalmu sedang kelelahan, tapi kamu selalu bersikeras bahwa dirimu sedang baik-baik saja dan terus memaksakan untuk bekerja. Atau bisa jadi kamu merasa puas mendapatkan nilai yang tinggi, padahal sebenarnya itu hasil dari mencontek dan berbuat curang.

Padahal tanpa kamu sadari, tidak jujur pada diri sendiri merupakan bentuk secara tidak langsung dalam menyakiti diri sendiri, lho. Kebahagiaan yang kamu rasakan bersifat semu karena tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Berikut 5 alasan mengapa dalam hidup kamu harus menerapkan sikap jujur pada diri sendiri.

ilustrasi wanita tersenyum bahagia (pexels.com/Matthias Cooper)

Nasihat untuk menerapkan perilaku jujur mungkin sudah berulang kali, deh kamu dengar. Tidak hanya wejangan langsung yang berasal dari orang tua atau guru, namun banyak pula nasihat-nasihat tertulis yang bertebaran di sosial media maupun media cetak yang tersebar.

Sebenarnya bersikap jujur kepada diri sendiri bukanlah hal yang harus ditakuti, kok. Semua orang pasti bisa melakukannya, termasuk dirimu. Dengan menerapkan sifat jujur pada diri sendiri maka hidup akan terasa tentram sehingga kamu lebih bahagia.

ilustrasi wanita tersenyum bahagia (pexels.com/Gifpundits.com)

Apakah kamu masih suka membohongi diri sendiri? Sebenarnya kamu sedang mengalami keterpurukan. Tetapi kamu selalu menolak untuk mengakui kebenaran tersebut dan terus meyakinkan hati kecilmu bahwa sebenarnya dirimu sedang baik-baik saja.

Meskipun terdengar sepele dan seperti sebuah kata-kata positif, nyatanya hal tersebut tidak jauh berbeda dengan sikap ketidak jujuran pada diri sendiri. Jika kamu memang sedang sedih dan terpuruk, akui saja. Jangan sungkan pada diri sendiri. Dengan bersikap jujur pada diri sendiri maka hatimu akan lega dan pikiranmu tidak lagi terbebani.

Baca Juga: 5 Alasan Suami Tidak Jujur pada Istri, Pahami Dulu!

ilustrasi perempuan berkacamata (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jujur merupakan sikap yang masih sulit diterapkan oleh banyak orang. Apalagi jika hal tersebut menyangkut hal-hal yang tidak dapat kamu terima. Perilaku tersebut tidak hanya terjadi antar individu dengan orang lain, namun juga terjadi antar individu dengan dirinya sendiri.

Padahal dengan bersikap jujur pada diri sendiri kamu dapat lebih mengenal diri sendiri, lho. Kamu bisa mengembangkan apa yang menjadi potensi dirimu dengan maksimal sehingga akan menjadi sosok yang lebih berkualitas.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kamu Harus Jujur saat Membuat Resume, Ingat, ya!

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Oleh: Ari Harsono (Pakar Ilmu Komunikasi)

Alasan pertama, tak seorang pun ingin ditipu atau dibohongi. Alasan kedua, kejujuran adalah dasar dari perbuatan-perbuatan baik lainnya. Begitulah jawaban singkatnya.

Apakah di antara kita semua ada yang ingin ditipu, dibohongi, diingkari janji, dikhianati, dicurangi, atau difitnah? Tentu tidak ada. Mengapa? Semua perbuatan tersebut adalah perbuatan yang merugikan, terutama bagi orang lain. Adakah orang yang mau rugi atau dirugikan, sekarang maupun pada akhirnya nanti? Tidak ada, ‘kan?

Maka, jika kita tidak ingin dirugikan melalui cara-cara yang tidak jujur seperti itu, kita sendiri harus jujur. Kita harus menjalani hidup sejujur-jujurnya (kecuali dalam beberapa hal seperti perang). Jujurlah kepada diri kita sendiri. Jujurlah kepada orang lain, bahkan juga makhluk lain. Dan jujurlah kepada Tuhan Yang Mahatahu.

Jujurlah mulai dari dalam niat, terus berlanjut dalam sikap batin, dalam pikiran, dalam sikap jasmani, dalam ucapan, hingga jujur dalam tindakan atau perilaku. Kejujuran itu seperti rantai yang tak boleh putus, jadi harus kuat di semua mata rantainya. Tidak jujur di salah satunya, menjadikan keseluruhannya tidak jujur.

Kejujuran seseorang terpancar atau tercermin pada perbuatan-perbuatan baik lainnya. Suatu perbuatan adil hanya mungkin dirasakan bila didasari kejujuran. Perbuatan yang tidak jujur akan memunculkan ketidakadilan. Hakim yang menerima suap akan membuat keputusan yang lebih menguntungkan penyuap tetapi merugikan pihak lain. Jadi, tak ada keadilan bila tak ada kejujuran.

Seseorang disebut bertanggung jawab karena ia jujur atas apa yang dilakukannya. Dan, ia menanggung akibat dari semua jawaban yang dikatakannya. Ia juga cenderung berkata apa adanya, tidak berbelit-belit, tidak banyak ber-rahasia. Seseorang yang jujur memperlihatkan sikap konsisten, istiqomah (lurus), taat, setia pada kebenaran, setia pada kawan, setia pada janji, dan seterusnya.

Namun, mungkin saja ada orang yang terjebak berbuat konsisten karena dari awalnya sudah keliru. Misalnya, sejak remaja ia terbiasa bertingkah keliru karena memperoleh rasa senang dan nyaman, juga karena ikut-ikutan atau tidak tahu pasti alasan tindakannya. Dalam hal seperti ini biasanya ia akan melengkapi “konsistensi”-nya itu dengan pembenaran, yakni pengetahuan yang hanya seolah-olah benar padahal keliru. Di sini terjadi konsistensi yang negatif. Untuk memperbaikinya, ia harus berterus-terang atau jujur atas apa yang terjadi sejak awal.

Kejujuran disertai dengan pengetahuan yang luas akan melahirkan kearifan atau kebijaksanaan. Kejujuran dengan pengetahuan yang sedikit akan menampakkan keluguan. Menurut Romo Magnis, tanpa kejujuran segala keutamaan moral lainnya kehilangan nilai, bahkan beracun.

Bagi yang beragama Islam: “Sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga” (Hadis diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Sumber gambar: www.republika.co.id

Jakarta -

Mengapa kita harus memiliki sifat jujur? Allah SWT memerintakan selalu jujur melalui Al Quran surat Al Ahzab ayat 70. Ayat ini berisi perintah untuk selalu bersifat jujur,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,"

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan Kemdikbud, kejujuran merupakan fondasi tegaknya nilai-nilai kebenaran. Jujur artinya kesesuaian antara ucapan dan perbuatan yang tidak dicampuri kedustaan.

Lawan kata jujur adalah berbohong yang sangat dibenci Allah SWT. Ganjarannya berupa dosa besar sesuai firman Allah SWT dalam surat As Shaff ayat 2-3,

2. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ

3. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."

Menanamkan sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari juga membawa banyak hikmah atau manfaat bagi pelakunya. Dikutip dari Sumber Belajar Kemdikbud, berikut ini 8 hikmah dari memiliki sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari.

8 hikmah memiliki sifat jujur

  1. Mendapat kepercayaan dan simpati dari orang lain
  2. Hidupnya akan tenang
  3. Disenangi orang lain
  4. Mendapatkan cinta kasih dan keridhoan Allah SWT
  5. Mendapatkan bimbingan Allah SWT dalam amal perbuatannya
  6. Diampuni dosa-dosanya
  7. Dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah SWT
  8. Mendapat tempat mulia, baik di dunia maupun di akhirat.

Untuk memiliki sifat jujur juga diperlukan pemahaman terkait jenis-jenis dari sifat jujur tersebut. Imam Al Gazali yang dilansir dari media pembelajaran Kemdikbud membagi sifat jujur ke dalam tiga kelompok yaitu:

  • Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah SWT
  • Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Contohnya, selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya dan menepati janji
  • Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan żahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya

Nah, gimana detikers? Sudah terjawab bukan mengapa kita harus memiliki sifat jujur? Semoga kita bisa selalu jujur dalam tiap kesempatan/

Simak Video "Asa Menjadi Penghapal Al-Qur'an"



(rah/row)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA