Mengapa karakteristik makanan khas daerah berbeda beda antara daerah satu dengan daerah lain?

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku bangsa yang mana memiliki keanekaragaman olahan masakan yang menjadi ciri khas daerah tersebut atau sering disebut makanan khas daerah. 

Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya. 

Di daerah pegunungan karena iklim pegunungan yang dingin dan menghasilkan bahan pangan berupa sayur-mayur, umumnya olahan masakannya berbahan dasar sayur yang disajikan dalam suhu panas dengan rasa pedas, dengan tujuan untuk menghangatkan badan. 

Di daerah pantai maka olahan makanannya banyak menggunakan hasil laut. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kontak dengan orang dari luar daerah semakin tinggi sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang ikut memperkaya produk makanan khas daerah.

Mengapa karakteristik makanan khas daerah berbeda beda antara daerah satu dengan daerah lain?

Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku, bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang digunakan. Bahan utama produk makanan khas daerah adalah bahan nabati/hewani, kandungan nutrisi utamanya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Baca juga: Teknik pengemasan makanan khas daerah

Jumlah komponen-komponen tersebut berbeda-beda terhadap masing-masing bahan, tergantung pada susunan, kekerasan, tekstur, cita rasa, dan warna.  Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia, umumnya terdapat pada bahan pangan golongan serelalia seperti; beras, gandum, dan umbi-umbian. Contoh makanan khas daerah yang mengandung karbohidrat adalah nasi liwet, nasi jamblang, getuk, dan lain-lain.

Protein memiliki fungsi utama sebagai zat pembangun. Umumnya terdapat pada hasil hewani seperti; daging, ikan, telur, susu, dan hasil nabati seperti kacang-kacangan dan hasil olahannya. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung protein adalah telur asin, ayam betutu, bebek songkem, ayam lodho, dan lain sebagainya.

Lemak merupakan sumber tenaga kedua setelah karbohidrat dan dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Lemak dibedakan menjadi lemak yang dapat dilihat dan lemak yang tidak dapat dilihat. Lemak yang dapat dilihat seperti mentega, margarin, minyak goreng. Sedangkan minyak yang tidak dapat dilihat sepert lemak dari kacang tanah, lemak kemiri, kuning telur, susu. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung lemak adalah; rendang daging, bika ambon, karena pada proses pembuatannya menggunakan santan kental.

Vitamin berfungsi untuk kelancaran metabolisme, menjadi daya tahan dan kekebalan tubuh. Sumber vitamin dan mineral yang terdapat pada hasil hewani seperti; danging, susu, telur, dan sumber vitamin dari hasil nabati seperti sayur-sayuran dan buahbuahan. Contoh makanan khas daerah yang mengandung vitamin adalah karedok, gado-gado, keripik pisang, keripik sanjay, dan lain sebagainya.

Karakteristik Makanan Khas Daerah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku dengan kebudayaan yang sangat beragam. Demikian pula dengan hasil alam yang dijadikan sebagai bahan pangan. Umumnya bahan pangan berasal dari dua sumber yaitu bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Bahan makanan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia. Bahan makanan hewani adalah makanan yang berasal dari hewan, seperti telur ,ayam, daging, ikan, dan susu.

Perbedaan budaya dan bahan pangan yang tersedia mengakibatkan pengolahan produk makanan khas berbeda di setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis produk makanan yang beranekaragam dengan karakter yang berbeda pula. Masakan khas daerah mempunyai ciri khas dan karakter tertentu, seperti :

1. Masakan dari Jawa Barat

Jawa Barat merupakan daerah pegunungan yang banyak menghasilkan berbagai jenis sayur mayur. Masyarakat Jawa Barat lebih suka makan sayurmayur muda yang masih mentah secara langsung dalam bentuk lalap mentah yang disantap bersama sambal. Olahan sayuran yang masih mentah disebut karedok.Sedangkan yang matang disebut gado-gado. Banyaknya masakan yang terbuat dari ikan, dibuat pepes.

Masyarakat Jawa Tengan banyak menggunakan bawang putih sebagai bumbu dominan.dan lebih menyukai rasa manis dibandingkan rasa yang lain. Di daerah ini banyak ditemukan masakan bersantan.Contoh makanan khas dari Jawa Tengah adalah gudeg

Masakan olahan masyarakat Jawa Timur banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi rasa pada masakan. Dengan rasa yang sedikit pedas, masakan Jawa Timur banyak dimatangkan dengan cara direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar. Contoh makanan khas dari Jawa Timur adalah rujak cingur, tahu tek, dan lain-lain.

Masakan olahan daerah Sumatra menggunakan banyak bumbu. Sumatra Barat menggunakan banyak cabai hingga rasanya relatif pedas dan santan kental. Daerah Sumatera Selatan sangat suka masakan yang asam rasanya. Olahan makanannya banyak dimatangkan dengan cara direbus, dibakar, dan digoreng dengan waktu memasak yang relatif lama. Masakan dari sayurmayur tidak banyak jumlahnya. Kalau pun ada jenis sayurnya tidak bervariasi. Sayur yang sering dipakai antara lain daun singkong, kacang panjang, buncis, dan nangka muda. Contoh makanan khas dari Sumatera adalah rendang, mpeK-mpeK, tempoyak, keripik sanjay, dan lain-lain.

Masakan olahan daerah Sulawesi banyak menggunakan ikan dengan rasa asam pedas. Contoh makanan khas Sulawasi adalah bubur jagung, kaledo, palumara, uvempoi, uta kelo, dan lain sebagainya

Demikian artikel Pengertian Makanan Khas Daerah dan Karakteristiknya semoga bisa bermanfaat.

Sumber: Buku prakarya dan kewirausahaan kelas 11

Makanan di setiap daerah mempunyai perbedaan ciri dan karakteristiknya masing-masing. Baik dari segi cita rasa hingga tampilan yang cukup beragam.

Keberagaman makanan khas di setiap daerah ini tentu saja bukanlah hal yang buruk, melainkan unik. Di bawah ini terdapat beberapa alasan mengapa setiap daerah mempunyai ragam makanan khas tersendiri.

Alasan Mengapa Setiap Daerah Mempunyai Ragam Makanan Khas

1. Pengaruh Lingkungan

Lingkungan di suatu daerah berpengaruh sekali dengan perbedaan makanan. Bahkan, lingkungan juga akan mempengaruhi pemakaian bahan makanan. Misalnya saja suatu daerah mempunyai garis pantai yang besar, tentu mayoritas bahan makanan di sana diambil dari sumber daya laut.

Lingkungan pun akan mempengaruhi cita rasa sebuah makanan. Misalnya daerah yang beriklim panas akan cenderung mempunyai cita rasa makanan pedas. Hal itu dikarenakan pemakaian berbagai rempah bisa mengurangi panas di lingkungan.

2. Genetika

Terdapat lima jasa rasa dasar yang dapat ditangkap oleh lidah manusia, yaitu rasa asam, pahit, manis, asin, dan umami. Komposisi rasa tersebut dipengaruhi oleh reseptor lidah yang bergantung dengan variasi DNA manusia. Selain reseptor rasa, maka perbedaan makanan khas pada setiap daerah pun dipengaruhi dengan susunan genetic manusia sendiri dari waktu ke waktu.

3. Persepsi Budaya

Masyarakat di berbagai daerah mempunyai persepsi masing-masing terkait enak ataupun tidaknya makanan. Adanya persepsi budaya tersebut akan mempengaruhi aspek makanan seperti tekstur dan rasa. Perbedaan makanan khas di berbagai daerah telah menjadi hal yang biasa. Dikarenakan hal tersebut dipengaruhi sekali oleh budaya dan lingkungan daerahnya.

Tidak heran apabila masyarakat daerah luar yang sedang datang ke suatu daerah lainnya kerap merasa aneh saat memakan produk daerah lokal. Hal itu dikarenakan mereka belum terbiasa dan belum familiar dengan makanan khas tersebut.

4. Budaya

Selera makan dari manusia ternyata juga dipengaruhi dengan makanan yang telah dikonsumsi sejak masih ada di dalam kandungan. Oleh sebab itu, hal ini menjadikan manusia mempunya cara mengonsumsi dan menikmati makanan yang berbeda satu sama lain, tergantung dengan apa yang telah dikonsumsi waktu masih kecil. Budaya bukan hanya akan berpengaruh pada selera makanan saja. Akan tetapi, juga berpengaruh dengan bahan pemakaian makanan.

5. Memiliki Racikan atau Bumbu Turun Temurun

Dikarenakan daerah di Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau, maka setiap pulau akan menghasilkan berbagai bahan pangan yang cukup berbeda. Hal itulah yang menjadikan manusia menciptakan makanan khasnya sendiri di setiap daerah yang pastinya tidak jauh dengan bahan pangan yang terdapat di daerahnya.

Berbagai bahan pangan tersebut tentu dahulunya sudah digunakan oleh nenek moyang. Sehingga, tidak heran apabila ada racikan atau bumbu khas tersendiri yang telah diwariskan kepada masyarakat secara turun temurun yang berasal dari nenek moyang keturunan mereka.