Mengapa harga bahan makanan naik selama Lebaran?

Bisnis.com, JAKARTA Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok dua hari menjelang Lebaran lalu dinilai akibat ulah sejumlah pedagang di pasar tradisional yang coba memanfaatkan momen tersebut.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Kementerian Perdagangan) Tjahya Widayanti menyebut bahwa para pedagang memanfaatkan momen jelang Lebaran untuk mengambil marjin ada selisih keuntungan yang tidak biasa. Sebagian besar kenaikan harga menurutnya terjadi pada komoditas bumbu masak.

Baca Juga : 5 Makanan Penghancur Kolesterol Jahat

Pedagang hanya memanfaatkan momen ini dan sebagian besar adalah di pasar rakyat, ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (26/6/17).

Padahal, Tjahya menyebut secara ketersediaan pasokan seluruh kebutuhan pokok telah tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, sejak awal Ramadan 2017 pergerakan harga komoditas bahan rerata berada di bawah 5%.

Baca Juga : Menikmati Sejarah dan Seni di Kota Tua

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan siklus kenaikan penjualan bahan pokok terjadi dimulai tujuh hari sebelum lebaran. Pertumbuhan rata-rata berada di atas 30% bahkan beberapa daerah mencapai 50%.

Mendag juga berpesan kepada masyarakat untuk menawar harga yang ada di pasaran. Menurutnya, hal wajar jika beberapa pedagang mencoba mencari keuntungan di pasar.

Baca Juga : Baluran, Destinasi Wisata Libur Lebaran di Situbondo

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) mencatat dua hari menjelang lebaran atau Jumat (23/6/17), mencatat harga cabai secara rata-rata di pasar tradisional mengalami kenaikan signifikan. Harga cabai rawit merah naik 59,55% menjadi Rp88.950 per kilogram. Harga cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan 55,93% menjadi Rp61.750 per kilogram.

Sementara itu, harga bawang putih ukuran sedang naik 15,38% menjadi Rp48.750 per kilogram. Tren kenaikan komoditas itu terjadi sejak Mei 2017.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA