Mengapa gereja peduli untuk menghadapi permasalahan yang ada di dalam masyarakat

Syalom, salam sejahtera untuk kita semua. Mimbar Minggu kali ini membahas tentang Firman Tuhan, Matius 5:13-16.

Gereja hadir di dunia ini untuk sebuah tujuan mulia dari Tuhan, menjadi saksi yang jujur dan benar. Gereja di masa lalu memiliki empat sikap terhadap masyarakat:

Pertama, gereja dengan tegas manarik garis pemisah dengan urusan dunia sekuler. Gereja hanya mengurus perkara-perkara rohani dan hal-hal sorgawi. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh pietisme (paham kesucian) dan keyakinan fundamentalis di kalangan umat kristiani. Hal ini muncul sebagai  reaksi terhadap gereja yang pada suatu kurung waktu, mabuk dengan kekuasaan, yaitu gereja sebagai lembaga yang terlibat  langsung dengan kekuasaan politik kenegaraan.

Kedua, sikap gereja mendominasi ketika gereja sebagai institusi mulai memiliki pegaruh terhadap kekuasaan negara. Ketika kaisar konstantin menyatakan semacam kristen sebagai satu-satunya agama yang resmi di kerajaan Romawi, maka abad-abad sesudah itu, gereja terperangkap pada godaan untuk mendominasi kekuasaan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya. Terjadilah degradasi spiritual  (kemerosotan rohani) dalam gereja sampai abad pertengahan XV. Gereja telah berubah menjadi institusi kekuasaan di dunia, lengkap dengan segala atributnya, sampai Marten Luther memprotesnya.

Ketiga, sikap gereja yang ketiga adalah sikap integrasi. Yaitu, persepsi bahwa gereja harus berada di dalam dunia, walaupun ia bukan berasal dari dunia. Gereja dengan arif dan hati-hati berintegrasi dengan kehidupan sosial masyarakat.

Keempat, gereja tetap mengembangkan panggilan  kudusnya, memberitakan injil ke seluruh dunia, pemuridan, pembaptisan kepada seluruh suku bangsa. Namun paralel dengan panggilan itu, gereja juga menyadari tanggungjawab sebagai warga negara dan masyarakat. Dengan sikap keempat ini, gereja tidak memisahkan diri dari pergumulan kamasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, tetapi tidak juga berpolitik praktis.

Banyak pemimpin gereja menyebutkan pandangan atau sikap ini, sebagai sikap “partisipasi”  atau sikap peran serta gereja yang artinya gereja dapat berperan aktif dengan cerdik dan lincah dalam permasalahan kemasyarakatan dengan tetap solid dalam posisi dan fungsi spiritualnya. 

Lalu apa strategi peran serta gereja? Strategi peran serta gereja terdiri dari dua prinsip kesaksian kristen yang diajarkan oleh Yesus Kristus yang terdapat dalam injil Matius 5:13-14 yaitu: “Kamu adalah garam dan terang dunia”.

Prinsip pertama, “Berperan sebagai garam dunia”. Maksud dari prinsip garam adalah fungsi kesaksian Kristen yang kuat dan yang mempengaruhi, walaupun ia tidak kelihatan. Pada waktu garam melarut, rasa asinnya berpengaruh nyata dan dapat dirasakan. Orang-orang kristen harus melarut di segala bidang kehidupan manusia walaupun tidak memamerkan label Kristen. Di sini lebih berperan nilai kualitas orang Kristen secara spritual dan intelektual di seluruh strata dan segmen masyarakat.

Prinsip kedua, tampil sebagai terang dunia. Yang dimaksud dengan strategi  terang ini ialah kerja atau performansi orang-orang kristen ditengah kehidupan dunia sekuler. Kinerja ini diuraikan secara populer oleh Tuhan Yesus dalam Matius 5:16 “demikianlah hendaknya terangmu bercahaya didepan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik” dan memuliakan Bapa mu yang di sorga. Sebagai perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Gereja dan warga gereja (jemaatnya) harus dapat dilihat oleh banyak orang, oleh dunia, perbuatan atau karya-karyanya yang kongkrit, yang baik, yang bermanfaat. Sekecilnya cahaya terang dalam kegelapan ia memiliki daya atau kuasa menembus kegelapan dan mengubah situasi gelap menjadi kurang gelap, tidak gelap atau terang menderang, tergantung pada kekuatan cahayanya. Contoh: lampu di malam hari.

Dalam situasi dan kondisi di negeri kita ini dan upaya pemerintah serta kondisi sosial, politik, ekonomi, penegakan hukum, pemutusan mata rantai penyebaran virus covid 19, dan lainnya di negara yang kita cintai ini, gereja atau orang-orang Kristen (umat) maupun sebagai institusi, organisasi, atau kelembagaan-kelembagaan harus tampil, harus maju, menyatakan terang cahaya Kristianinya. Secara populis dan simplis digambarkan seperti “lilin-lilin Natal, yang bersinar". Di sini peran kapasitas, potensi dan kinerja atau karya kongkrit orang-orang Kristen. 

Kemudian ada strategi perjuangan yang telah saya kemukakan tadi. Strategi peran serta Kristen dalam segala dimensi kehidupan manusia di dunia ini sebagai garam dan terang  dunia. Yaitu, kesaksian gereja, kesaksian Kristiani baik tidak kelihatan tetapi sangat mempengaruhi.

Masih ada strategi ketiga yang juga diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Saya sebut saja strategi perjuangan di dalam injil Matius 10:16: "Lihatlah, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati".

Sepintas dengan tanggapan emosi dan logika, pengutusan Yesus dengan model seperti ini memberi kesan/syarat, orang Kristen itu lemah, tidak militan, dan konyol. Sebab bagaimana domba dapat bertahan hidup di tengah-tengah serigala? Pasti sang domba tidak sanggup bertahan, serta menjadi mangsa empuk, tidak berdaya dan pada akhirnya mati dimakan serigala.

Tetapi, jika kita melihat pengutusan Yesus dengan apa yang tertulis dalam kitab Mazmur 23:4, "sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku", maka pengutusan dan perjuangan kita sungguh dijamin oleh Tuhan. Kalau kita adalah domba-dombaNya Dia tidak membiarkan kita dimangsa oleh serigala. Tuhan akan selalu  menjaga dan memelihara kita. 

Dalam perjuangan ini, kita dilengkapi dengan dua senjata ampuh yaitu: cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Ular adalah binatang yang paling cerdik. Dalam Kejadian 3 dijelaskan, sampai iblis memperalatnya untuk menjatuhkan manusia ke dalam dosa. Yesus tidak menyuruh murid-muridnya menjadi ular, tetapi mengambil cerdiknya. Ular memiliki indra penciuman yang sangat istimewa. Walaupun indra penglihatannya kurang bagus, tetapi di kegelapan malam, dia bisa menangkap dan membelit mangsa berwarna hitam sekalipun. Kata cerdik dapat diartikan, kearifan yang praktis atau hikmat yang diaplikasikan.

Ular memiliki konotasi dengan kecakapan intelektual. Cerdik seperti ular harus dipadankan dengan tulus seperti merpati, ini strategi kembar yang saling melengkapi. Merpati selalu hidup berkelompok atau bermasyarakat. Merpati selalu hidup bersih. Umat kristiani selalu berusaha hidup dalam kekudusan.

Sifat istimewa dari merpati adalah monogamis, setia pada pasangannya, tidak gonta-ganti pasangannya. Kata tulus dapat diartikan tidak bercampur. Keistimewaan merpati sarat dengan makna-makna spiritual. Gereja atau orang-orang Kristen harus berjuang dengan kualitas rohani, tulus seperti merpati dan dengan kapasitas intelektual cerdik seperti ular atau cerdik dalam ketulusan dan tulus dalam kecerdikan. Amin

Pdt Alexander Sasauw (Ketua Sinode GKPMI)

Editor: Tim Mimbar Kristen     Fotografer: Istimewa

Berfikir dan Bertindak Mencari Solusi

Oleh: Pdt Midian KH Sirait,MTh

Sungguh tepat jika gereja dapat memberi kontribusi atas semua persoalan masyarakat dan bangsa, haruslah dengan hati, tulus dan sungguh-sungguh. Pada zaman yang sudah sangat demokratis ini, khususnya di Indonesia, peran jemaat dan gereja serta masyarakat mencari solusi atas permasalahan yang ada yang amat dibutuhkan.

Dengan harapan, sumbangsih pemikiran yang kita beri dapat membantu satu sama lain untuk kemajuan gereja secara khusus dan bangsa secara umum. Berbuat nyata untuk bangsa merupakan agenda mendesak bangsa. Seluruh elemen gereja bersama bangsa memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai kedudukan dan kapasitasnya.

Hanya di dalam Allah solusi itu tersedia

Zamannya Nabi Yesaya (Yes.40) juga disuarakan ketika umat sedang menghadapi penekanan dan kuasa raja yang menindas umat Allah. Nabi mengajak bahwa Tuhan yang menjadi Pencipta dan Pemelihara umat senantiasa mencari solusi kehidupan umat agar dapat keluar dari masalah-masalah yang menekan kehidupan setiap umat. Dalam terang hikmat-Nya mereka dimampukan untuk terus berproses memaknakan segala peristiwa yang sudah lewat untuk menarik pelajaran berharga. Melalui ajakan Nabi, bangsa dan umatNya diberikan pengharapan dan semangat yang baru bersama dengan Allah yang setia yang tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya.

Allah menetapkan rencana-Nya dalam kehidupan setiap orang. Allah menetapkan siklus hidup, kesempatan bagi orang untuk menjalankannya. Ada masalah-masalah yang akan dihadapi oleh setiap orang. Tetapi tanpa Allah, masalah-masalah dalam hidup tidak akan memiliki solusi yang kekal. Hanya di dalam Allah solusi itu tersedia. Kemampuan orang untuk menemukan kepuasan dalam bekerja tergantung dari sikap dasar mereka. Umat akan menikmati pekerjaannya kalau ia ingat bahwa Allah sudah memberikan kemampuan kepadanya dalam bekerja dan menyadari bahwa hasil pekerjaannya adalah pemberian dari Allah (Pkh 3:13). Dalam hikmat itu gereja dan umat percaya diajak untuk melihat pekerjaannya sebagai jalan untuk melayani Allah.

Tentu dengan syarat, agar umat lebih percaya kepada Allah daripada kepada kuasa-kuasa dunia. Kuasa dunia tidak pernah member solusi selain menindas, ingin lebih baik dari orang lain, ingin agar pribadinya lebih menonjol ketimbang kuasa Tuhan yang dimilikinya. Inilah suara Nabi Yesaya kepada masyarakat kala itu yang sedang tertekan dan tertindas akibat ulah pemerintahaan yang tidak berfihak kepada rakyat. Ya politik pemerintahan sulit ditebak, siapa yang lebih berkuasa ingin berkuasa, tanpa memikirkan solusi terbaik agar rakyat itu sejahterah hidupnya ada kearifan yang bisa kita tempuh.

Tak ayal lagi jika Nabi-nabi yang diutus Allah pada zamannya, senantiasa bersuara lantang memberitakan solusi terbaik kepada setiap umat yang masa depannya tidak bisa dijamin dengan baik. Solusi terbaik, menurut Nabi-nabi utusan Allah agar lebih mengimani cara dan tindan tindakan Allah dalam memberi solusi terbaik. Yesaya hidup pada zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Tuhan dan berlaku adil.

Nabi mengingatkan bahwa umat Tuhan akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan Tuhan. Percaya kepada Allah dan bersandar kepada-Nya jauh lebih baik ketimbang bersandar kepada cara-cara dunia. Di dalam Allah ada jaminan hidup kekal, dimana keselamatan manusia sudah terjamin. Dalam percaya pada Allah ada solusi terbaik yang tidak dimiliki dunia atau manusia.

Pemberdayaan SDM Warga Jemaat

Ajakan Nabi agar memulai aktivitas hidup dengan selalu bersandar kepada TUHAN akan mengantarkan kita kepada keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan tsb gereja dapat memakai sumber daya manusia yang dimiliki setiap umat dengan bekal pengetahuan yang memadai. Peningkatan ketrampilan dan intelektual merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Umat dapat memberikan kontribusi memberikan solusi terbaik dari setiap masalah kita bersama. Para pimpinan gereja duduk bersama untuk merumuskannya dan selanjutkan untuk dijalankan bersama bahwa apa yang telah dimulai dengan baik, akan berakhir juga dengan baik.

Itulah yang diharapkan bahwa Allah selalu serius dengan ketidakseriusan manusia. Bagi orang percaya ialah tetap menjadikan Allah pegangan yang kokoh dalam mencari solusi bagi masalah-masalah kehidupan. Allah mempercayakan kepada manusia tanggungjawab untuk mengelola dan memelihara segala sumber daya yang diberikan-Nya. Allah senantiasa berkarya menciptakan kebaruan yang baik sampai pada kegenapan-Nya. Nilai-nilai Kerajaan-Nya berupa kasih, kebenaran dan keadilan harus merambah semua aspek hidup manusia. Tindakan-tindakan iman yang mencerminkan kasih, kebenaran dan keadilan menjadi keharusan dalam proses pembaruan dunia yang Allah kerjakan bersama umat-Nya, sampai kegenapan-Nya

Oleh sebab itu dalam mencari solusi terbaik, bahwa setiap peristiwa dalam hidup ada waktunya. Syukur kepada Tuhan karena Dia tidak menghendaki umat-Nya kebingungan tanpa akhir! Dia telah memberikan Firman-Nya yang seharusnya menolong kita. “Demikian kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” (Efesus 2:19,20).

Peran Gereja dalam memberi solusi

Peran gereja dalam penyelesaian setiap permasalahan bangsa harus menyuarakan kenabiannya dengan kebijakan dan pendekatan yang bersifat persuasif, proaktif.  Komitment gereja untuk menyelesaikan masalah dengan menjalin komunikasi yang konstruktif, yaitu dengan menggunakan akal dan nalar sehatnya untuk berfikir dan bertindak rasional, produktif dan obyektif penuh dengan kearifan memberikan solusi terbaikalam menggelayuti kehidupan masyarakat.

Peran gereja terus berkontribusi dalam membangun dan menyelamatkan bangsa ini dengan tuntunan nilai-nilai agama dan ikut  aktif bersama umat agama lain. Gereja bersama umat pembawa perdamaian dan persaudaraan di tengah masyarakat. Gereja juga mewartakan nilai-nilai kehidupan. Gereja ada bukan untuk dirinya tapi untuk dunia. Itu sebabnya satu-satunya dasar gereja, apa pun dan di mana pun, dan kapan pun – termasuk juga yang di Indonesia, masih tetap sama juga, yakni Yesus Kristus! Yesus Kristus sungguh-sungguh menjadi dasar satu-satunya dari gereja. Dia tidak dapat ditawar-tawar. Justru Dialah yang telah menyatukan dan mengikat kelompok-kelompok yang berbeda menjadi ciptaan baru (cf. II Korintus 5:16,17).

Dengan demikian, gereja dalam menjawab tantangan zaman adalah gereja yang terus bergerak secara dinamis di bawah tuntunan Roh Kudus. Karena itu, dibutuhkan keterbukaan untuk menerima hal-hal baru yang sesuai dengan prinsip-prinsip firman Tuhan.

Akhirnya, hidup kita adalah suatu perjalanan. Kita berjalan bersama dengan yang lain sesama kita. Semoga dalam perjalanan hidup ini kita memiliki hati yang mudah tergerak oleh belaskasihan kepada sesama kita. Tuhan, sang pencipta saat menciptakan manusia, telah meletakkan cahaya-Nya dalam diri setiap diri” kita, tanpa melihat agama, suku dan ras.

Cahaya-Nya Tuhan dalam diri kita tsb bisa berbentuk: kreativitas, dorongan untuk selalu mencari alternative (jalan baru) memecahkan persoalan kehidupan atau harapan dan impian-impian indah tentang masa depan yang ditanamkan Tuhan dalam diri setiap insan manusia dan semangat yang berapi-api untuk memperjuangkan impian mencari solusi terbaik dalam permasalahan bangsa kita.

Gereja  bersama umat dan komponen bangsa semestinya mampu memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kehidupan yang tertib, damai, dan toleran, sehingga tercipta masyarakat yang adil dan sejahtera. Semua umat menjadi penggerak kehidupan bangsa menuju bangsa yang damai, tenteram, adil, dan sejahtera.

Mari kita sadari bahwa kedamaian selalu bermula dari diri kita masing-masing sesuai dengan kapasitas dan peran yang kita miliki. Sehingga mulai sekarang dan seterusnya, kita bisa berkontribusi dalam mencari solusi setiap permasalahan bangsa yaitu dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan menuju Indonesia yang sejahtera. Amin. (Penulis: Pendeta HKBP Resort Kalimantan Timur)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA