Mengapa dalam pemberdayaan komunitas perlu memperhatikan prinsip kesetaraan dan juga Keswadayaan

Mengapa dalam pemberdayaan komunitas perlu memperhatikan prinsip kesetaraan dan juga Keswadayaan

Mengapa dalam pemberdayaan komunitas perlu memperhatikan prinsip kesetaraan dan juga Keswadayaan
Lihat Foto

shutterstock.com

Pemberdayaan komunitas merupakan program yang diupayakan dengan tujuan membentuk sikap dan perilaku individu serta masyarakat yang mandiri.

KOMPAS.com - Pemberdayaan komunitas merupakan program yang diupayakan dengan tujuan membentuk sikap dan perilaku individu serta masyarakat yang mandiri.

Pemberdayaan komunitas menjadi salah satu program yang terus diupayakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dalam buku Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat (2005) karya I Nyoman Sumaryadi, Robinson menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial.

Serta suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreativitas, dan kebebasan bertindak.

Pemberdayaan komunitas sebagai proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situsi dan kondisi diri sendiri.

Baca juga: Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, Bukti Masyarakat Rindu Kerajaan

Proses pemberdayaan komunitas

Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yaitu:

Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, keleluasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.

Menekankan proses stimulasi, mendorong, atau memotivasi individu agar memiliki kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidup melalui proses dialog.

Tujuan

Pemberdayaan komunitas untuk membentuk individu dan masyarakat yang mandiri. Seperti, kemandirian berpikir, kemandirian bertindak, dan memutuskan apa yang akan dilakukan.

Pemberdayaan ini juga bertujuan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat dan memberi kesadaran akan kebebasan setiap orang. Orientasinya pada komunitas yang tidak berdaya.

Namun, pemberdayaan bisa dilakukan untuk komunitas yang sudah berdaya. Dengan tujuan mengantisipasi terjadinya ancaman dan hambatan yang bisa mengubah komunitas.

Prinsip

Terdapat beberapa prinsip dasar yang berlaku dalam pemberdayaan komunitas, yaitu:

  1. Perlu adanya break-even dalam kegiatan yang dikelola oleh komunitas.
  2. Adanya keterlibatan masyarakat, mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan.
  3. Pelatihan sumber daya manusia, menjadi wajib dengan pembangunan fisik yang dilakukan.
  4. Memaksimalkan sumber daya yang tersedia, supaya dapat melakukan efisiensi biaya untuk penerapannya.
  5. Adanya fungsi penghubung antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Dukung Pembubaran Komunitas Menyimpang

Upaya pemberdayaan komunitas

Diperlukan pemberdayaan komunitas untuk memaksimalkan peran komunitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tiga upaya, yaitu:

  1. Membangun kembali struktur dan lembaga yang memberikan akses kesetaraan terhadap sumber daya, pelayanan, dan partisipasi masyarakat.
  2. Upaya membangun sistem pemerintahan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu sosial.
  3. Pengetahuan dan keterampilan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup tiap anggotanya.

Contoh program pemberdayaan komunitas

Secara umum terdapat tiga program dari pemberdayaan komunitas, di antaranya:

  • Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

LSM merupakan jenis pemberdayaan komunitas yang berfokus pada kegiatan pelayanan publik atau masyarakat umum atas dasar sukarela dan tidak berorientasi mencari keuntungan.

LSM didirikan baik individu atau kelompok dengan landasan visi dan misi yang memiliki kesamaan. Lembaga non pemerintah dengan dua klasifikasi, yaitu:

  1. Organisasi penyalur sumbangan
  2. Organisasi sehubungan dengan mitra pemerintah, organisasi dalam bidang profesional
  • Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)

PNPM Mandiri adalah salah satu jenis pemberdayaan komunitas dengan tujuan percepatan penanggulangan masalah terkait kemiskinan dan lapangan kerja.

Baca juga: Pemprov Sumsel Dukung Program Perumahan Berbasis Komunitas

Secara mendasar, PNPM Mandiri memberikan pelayanan seperti memberikan pendampingan, pelatihan, dan bantuan langsung masyarakat (BLM) yang diberikan secara langsung.

  • Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)

Upaya pemerintah dalam bentuk pembangunan pada bidang pembangunan sosial dan ekonomi, serta lingkungan dalam lingkup penanggulangan kemiskinan.

PLPBK menekankan dalam aspek pembangunan lingkungan sosial yang kondusif. Prinsip dasarnya adalah kebebasan, keikutsertaan, keterbukaan, dan pemerataan serta tanggung jawab.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Mengapa dalam pemberdayaan komunitas perlu memperhatikan prinsip kesetaraan dan juga Keswadayaan

Pemberdayaan komunitas merupakan program yang diupayakan dengan tujuan membentuk sikap dan perilaku individu serta masyarakat yang mandiri. Pemberdayaan komunitas menjadi salah satu program yang terus diupayakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemberdayaan komunitas sebagai proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Untuk lebih mendalami konsep pemberdayaan komunitas, yuk ikuti pembahasan artikel berikut.

Pengertian Pemberdayaan Komunitas

  • Pemberdayaan menurut Suhendra (2006) adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi[1].
  • Selanjutnya pemberdayaan menurut Ife dalam Suhendra (2006) adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of disadvantage) [1].
  • Sedangkan menurut Widjaja (2003) pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya[2].

Tujuan Pemberdayaan Komunitas

Berikut ini tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan komunitas[3]:

  1. Perbaikan kelembagaan (better institution)

Dengan perbaikan kegiatan atau tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jaring kemitraan usaha.

2. Perbaikan usaha (better business)

Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibilitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.

3. Perbaikan pendapatan (better income)

Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya.

4. Perbaikan lingkungan (better environment)

Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.

5. Perbaikan kehidupan (better living)

Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.

6. Perbaikan masyarakat (better community)

Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

Prinsip Pemberdayaan Komunitas

Ada 4 (empat) prinsip pemberdayaan komunitas, yaitu[4]:

a. Prinsip Kesetaraan 

Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah adanya kesetaraan atau kesejajarankedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Dinamika yang dibangun adalah hubungan kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme berbagai pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling mengakuikelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling belajar.

b. Partisipasi 

Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun, untuk sampai pada tingkat tersebut perlu waktudan proses pendampingan yang melibatkan pendamping yang berkomitmen tinggiterhadap pemberdayaan masyarakat.

c. Keswadayaan atau kemandirian 

Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan (the have not), melainkan sebagai subjek yang memiliki kemampuan sedikit (the have little). Mereka memiliki kemampuan untuk menabung, pengetahuan yang mendalam tentang kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan kemauan, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus dipandang sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak justru melemahkan tingkat keswadayaannya.

d. Berkelanjutan 

Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri.

Siklus Pemberdayaan Komunitas

Menurut Terry Wilson, terdapat tujuh tahapan dalam siklus pemberdayaan komunitas yaitu[5]:

  1. Tahap pertama, keinginan dari masyarakat sendiri untuk berubah menjadi lebih baik.
  2. Tahap kedua, masyarakat diharapkan mampu melepaskan halangan-halangan atau faktor-faktor yang bersifat resiatensi terhadap kemajuan dalam diri dan komunitasnya.
  3. Tahap ketiga, masyarakat diharapkan sudah menerima kebebasan tambahan dan merasa memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan dirinya dan komunitasnya.
  4. Tahap keempat, upaya untuk mengembngkna peran dan batas tanggungjawab yang lebih luas, hal ini berkaitan dengan minat dan motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
  5. Tahap kelima, peningkatan rasa memiiki yang besar menghasilkan keluaran kinerja yang lebih baik. Pada tahap ini hasil-hasil nyata dari pemberdayaan mulai terlihat.
  6. Tahap keenam, telah terjadi perubahan perilaku dan kesan terhadap dirinya, ketika keberhasilan dalam peningkatan kerja mampu meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya.
  7. Tahap ketujuh, masyarakat sudah berhasil memberdayakan dirinya, merasa tertantang untuk upaya yang lebih besar guna mendapatkan hasil yang lebih baik.

Berikut ini gambar yang menampilkan salah satu contoh pemberdayaan komunitas.

Pelatihan membatik kepada ibu-ibu daerah setempat[6]

Tahapan Pemberdayaan Masyarakat 

Menurut Soekanto (1987), kegiatan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dalam beberapa tahap sebagai berikut[7].

  1. Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. 
  2. Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. 
  3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan. 
  4. Tahap pemformalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana. 
  5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan. Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan. 
  6. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. 
  7. Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.

Strategi Pemberdayaan Komunitas

Menurut Hikmat (2006), pemberdayaan masyarakat memiliki 3 (tiga) macam strategi, yaitu[8]:

  • Strategi tradisional. Strategi ini menyarankan agar masyarakat mengetahui dan memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan. Dengan kata lain semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak. 
  • Strategi direct-action. Strategi ini membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi. Pada strategi ini, ada pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan. 
  • Strategi transformatif. Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.

Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Komunitas

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kegiatan pemberdayaan, yaitu[5]:

  1. Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapi.
  2. Adanya pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan dapan mengorbankan diri mereka sendiri.
  3. Ketergantungan adalah budaya, dengan adanya masyarakat sudah terbiasa dalam hirarki, birokrasi dan kontrol menejemen yang tegas sehingga membuat mereka terpola dalam berpikir dan berbuat rutinitas.
  4. Dorongan dari para pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasaannya, sehingga inti dari pemberdayaan terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda.
  5. Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda.
  6. Adanya kepercayaan dari para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka tentang anggota komunitasnya.
  7. Pemberdayaan tidak kondusif bagi perubahan yang cepat.
  8. Pemberdayaan membutuhkan dukungan sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi pembiayaan maupun waktu.

Video berikut ini menampilkan sebuah desa yang dapat menjadi target pemberdayaan komunitas.

Kesimpulan

Dengan keberadaan pemberdayaan komunitas ini diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan potensial, dengan peningkatan di berbagai bidang kehidupan, seperti kualitas pendidikan, tingkat kesehatan, perluasan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, dan juga meminimalkan kesenjangan sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan.

Contoh Soal

1. Hakikat pemberdayaan komunitas lokal mempunyai tujuan biar masyarakat menjadi…A. Peduli lingkungan sekitar kehidupannyaB. Mandiri dalam mengatasi masalahnyaC. Komunitas yang siap berpartisipasi dalam pembangunanD. Kekuatan dalam memberdayakan aset-aset yang dimilikinya

E. Mampu mencari sarana dan prasarana untuk menyebarkan kreasinya