Transplantasi organ adalah operasi pemindahan organ yang sehat ke tubuh orang yang menderita kerusakan organ. Ada banyak organ yang bisa ditransplantasi, termasuk jantung, ginjal, hati, dan pankreas.
06 May 2020|Nina Hertiwi Putri
Ditinjau olehdr. Reni Utari
Transplantasi organ bisa menyelamatkan nyawa seseorang namun juga berisikoTranplantasi organ adalah proses memindahkan organ tubuh dari satu manusia ke manusia lain yang membutuhkan, melalui operasi. Organ didapatkan dari pendonor dan ditempatkan pada penerima (recipient).Transplantasi organ merupakan salah satu prosedur medis yang penting dilakukan apabila organ tubuh seseorang mengalami kerusakan berat, sehingga sudah tidak bisa berfungsi lagi. Ada banyak jenis organ yang bisa didonorkan dan ditransplantasi, seperti ginjal, hati, jantung, paru-paru, kornea, dan pankreas.Prosedur pemindahan organ ini bisa menyelamatkan nyawa penerimanya. Namun di sisi lain, tindakan tersebut juga berisiko tinggi karena “penolakan” dari tubuh rentan terjadi. Sebab, organ baru tersebut dianggap sebagai benda asing yang harus dilawan. Sehingga, tubuh justru akan memperlakukannya layaknya penyakit dan akibatnya, organ baru itu tidak bisa bekerja dengan baik.
Mengenal manfaat dan risiko transplantasi organ
Prosedur transplantasi organ umumnya dilakukan apabila kerusakan yang terjadi pada organ tersebut sudah parah, sehingga fungsinya tidak lagi bisa berjalan dengan normal, bahkan hampir berhenti sama sekali. Sehingga dengan mengganti organ yang rusak dengan organ yang masih sehat, pasien penerima donor bisa mendapatkan beberapa manfaat, seperti:- Menghindari prosedur tertentu yang memakan waktu lebih panjang seperti dialisis atau cuci darah
- Meningkatkan angka harapan hidup meningkat.
- Menjalani hidup dengan lebih sehat dan rasa sakit yang sebelumnya dirasakan bisa hilang
- Meningkatkan kualitas hidup meningkat
- Mengurangi risiko terjadinya kecacatan
- Mengurangi jenis operasi yang harus dilakukan
- Mengurangi jenis obat yang harus diminum
- Mengurangi waktu yang harus dihabiskan di rumah sakit
- Komplikasi dari obat bius yang diberikan
- Perdarahan saat operasi
- Komplikasi setelah operasi, misalnya infeksi
- Peningkatan risiko infeksi akibat konsumsi obat yang harus dikonsumsi setelah transplantasi
- Penolakan organ oleh tubuh
- Gagal organ
Proses transplantasi organ
Proses transplantasi organ bisa dibilang cukup rumit karena ada banyak hal yang harus dipastikan sebelum seseorang bisa menerima organ yang cocok. Secara umum, ada tiga hal yang akan dilalui pasien yang akan menerima prosedur ini, yaitu menunggu organ yang cocok, panduan sebelum dan saat operasi, serta tatalaksana setelah operasi.Untuk bisa menjalani prosedur transplantasi organ, seseorang harus mendapatkan donor organ yang cocok. Organ bisa didapatkan dari orang yang baru meninggal dunia atau orang yang masih hidup dan bersedia menyumbangkan organnya.Biasanya, orang yang memerlukan donor harus menunggu antrean karena ketersediaan organ yang bisa didonorkan tidaklah sebanyak orang yang memerlukan. Waktu menunggu bisa bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga bertahun-tahun.Lama atau tidaknya seseorang bisa mendapatkan organ yang cocok bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti:- Golongan darah penerima. Bagi penerima dengan golongan darah yang langka, biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan organ yang cocok.
- Jenis jaringan
- Tinggi dan berat badan penerima
- Ukuran organ yang akan didonorkan
- Kegawatdaruratan medis. Pasien yang kondisinya gawat, bisa didahulukan.
- Jumlah orang yang mengantre untuk mendapatkan organ
- Jumlah orang yang bersedia menjadi donor organ.
- Menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap 1-2 minggu sebelum operasi
- Pendonor dan penerima donor akan tiba di rumah sakit dalam waktu yang kurang lebih sama untuk menjalani persiapan operasi.
- Setelah masuk rumah sakit, petugas operasi akan menjalani berbagai protokol yang harus dijalankan sebelum operasi
- Pendonor dan penerima donor mungkin akan menjalani tes ulang untuk benar-benar memastikan kecocokan organ.
- Petugas akan menjelaskan secara detail pada pasien mengenai tahapan yang akan dilalui.
- Mandi setiap hari dan membersihkan area bekas operasi dengan sabun dan air, lalu mengeringkannya perlahan
- Mengonsumsi makanan bergizi dan mengikuti pola makan yang disarankan dokter
- Perlahan-lahan kembali menjalani aktivitas seperti biasa
- Mulai berolahraga ringan dengan berjalan santai
- Tidak mengangkat beban dengan berat lebih dari 2 kg selama 6 minggu pertama setelah operasi
Baca Juga
Hati-hati, Obat Herbal Ternyata Bisa Menyebabkan Gangguan Fungsi Hati6 Cara Mengetahui Jantung Sehat atau TidakDokter Bedah Toraks dan Kardiovaskular, Ini Perannya Dalam Dunia KesehatanSebelum melalui proses transplantasi organ, pastikan Anda sudah mengenal semua manfaat yang akan didapatkan dan risiko yang mungkin terjadi. Dokter akan membantu menjelaskan secara detail semua hal yang perlu Anda lewati, termasuk tingkat keberhasilan operasi transplantasi organ yang akan dijalani.donor ginjalproses donor ginjaltransplantasi ginjalpenyakit jantunggagal hatiUNOS Transplant Living. //transplantliving.org/living-donation/about-the-operation/
Diakses pada 22 April 2020US Departement of Health and Services. //optn.transplant.hrsa.gov/learn/about-transplantation/transplant-process/
Diakses pada 22 April 2020Cleveland Clinic. //my.clevelandclinic.org/health/articles/11750-organ-donation-and-transplantation
Diakses pada 22 April 2020WebMD. //www.webmd.com/a-to-z-guides/organ-transplant-overview#1
Diakses pada 22 April 2020Medical News Today. //www.medicalnewstoday.com/articles/325631
Diakses pada 22 April 2020
Bahaya garam Himalaya ternyata tidak lebih ringan dari garam biasa. Jika dikonsumsi berlebihan, garam ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung salah satunya.
06 Mar 2020|Nina Hertiwi Putri
Gejala sakit jantung yang sering terabaikan antara lain nyeri dada, sering merasa lelah, dan mudah berkeringat. Periksalah ke dokter jika Anda merasakan gejala tersebut semakin memburuk.
01 Apr 2019|Nina Hertiwi Putri
Angina pectoris adalah kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tak nyaman di dada dalam waktu singkat. Tak boleh diabaikan begitu saja, kondisi ini harus segera ditangani.
29 Jan 2020|Dina Rahmawati
Dijawab Oleh dr. Vina Liliana
Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab Oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani