Mengapa abraham disebut bapa orang beriman

Sosok Abraham, Dijuluki Bapa Segala Orang Percaya, Terima Janji Tuhan Karena Ketaatannya

TRIBUNMANADO.CO.ID - Abraham merupakan salah satu tokoh penting dalam Agama Islam, Kristen, dan juga Yahudi.

Di dalam Alkitab pun Abraham cukup sering disebutkan.

Abraham merupakan tokoh yang penting dalam Alkitab.

Sosok Abraham sendiri memang masuk ke dalam tokoh yang bersejarah dari beberapa lintas agama.

• Kisah Adam dan Hawa, Manusia Pertama di Muka Bumi dan Dosa Pohon Pengetahuan

Abraham yang dianggapsebagai bapak Rohani dari berbagai kelompok Yahudi yang shaleh.

Untuk mengetahui seperti apa kisah hidup Abraham, berikut ulasannya.

Dalam Yahudi, Abraham disebut sebagai "bapak kami Abraham" sebagai penanda bahwa sosoknya berperan sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah dari agama Yahudi.

Islam memandang Abraham (Ibrahim) sebagai teladan dan ajaran yang dibawa Muhammad dianggap sebagai kelanjutan ajaran Abraham.

Meski juga termasuk tokoh yang dihormati, peran dan kedudukan Ibrahim dalam Kristen tidak begitu besar bila dibandingkan dalam Islam dan Yahudi dikarenakan Kristen memiliki konsep juru selamat yang menjadi pembeda antara Kristen dan dua agama lain.

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Manado

Ilustrasi Abraham (kiri) dan St. Yosef (kanan). (Dok. Wikipedia)

HIDUPKATOLIK.COM – Mengapa yang disebut bapa segala bangsa adalah Abraham, bukan Santo Yosef, sebab St. Yosef adalah juga seorang bapak dan sekaligus bapak dari Yesus? Terima kasih, Romo Kris!
Donata, Depok

Kita menyimak apa yang ditulis dalam Kitab Kejadian, “Namamu bukan lagi Abram melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa… engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa” (Kej. 17:5-6). Konteks yang menyertai adalah diadakannya perjanjian antara Allah dengan Abraham, dan dengan perjanjian tersebut dia dikukuhkan Allah sebagai bapa segala bangsa. Dia akan menjadi bapa dari keturunan sebanyak bintang di langit dan pasir di lautan, tak terhitung jumlahnya (Lih. Kej. 15:5). Maka Paulus pun menuliskan, “Abraham adalah bapa kita semua” (Rom. 4:16).

Hal ini tidak bisa dilepaskan dari kenyataan Abraham sebagai bapa kaum beriman. Iman menunjuk pada relasi khas dan khusus antara Allah dengan manusia, sehingga letak manusia ditempatkan kembali dalam relasinya dengan Allah, dalam proses pemulihan kehidupan manusia sebagai citra Allah. Benar Kristuslah yang menuntaskan karya pemulihan tersebut, sehingga kita menjadi milik-Nya, namun dikatakan, “Jikalau kamu milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham” (Gal. 3:29). Karya penyelamatan oleh Yesus Kristus dilandaskan dan diawali dengan penerimaan akan relasi khas dan khusus manusia dengan Allah, berkat iman Abraham. Abraham adalah bapa kita semua di dalam iman di hadapan Allah. Tidak mengherankanlah kalau Abraham dihormati dalam tradisi agama-agama semitik, sehingga Yahudi, Kristiani dan Islam menyebutnya sebagai bapa kaum beriman.

Gereja Katolik tentu sangat menghormati St. Yosef, bahkan menetapkannya sebagai pelindung Gereja. Yosef oleh Gereja ditempatkan sebagai yang kedua, setelah Maria. Letak peran penting Yosef tidak bisa dipisahkan dari misteri penjelmaan Allah Putera, bahwa Dia adalah Immanuel, Allah beserta kita. Karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus melibatkan peran Yosef sebagai ayah bagi Yesus, yang ikut mendidik, menemani, mengasuh dan membesarkan Yesus, dalam perannya sebagai ayah, suami dan kepala keluarga. Peran ini tiada duanya, tak terbandingkan, bahkan oleh Abraham sekalipun. Ketika memberi perutusan kepada Yosef, Allah pertama-tama memberinya peran sebagai suami bagi Maria dan ayah bagi Yesus, Yesus dan Maria dipercayakan kepadanya (Lih.Mat. 1:18-25). Peran tersebut dijalankannya dengan setia dan rendah hati, termasuk saat kelahiran di Bethlehem, pengungsian di Mesir dan kehidupan di Nazaret.

Peran St. Yosef ada dalam misteri penjelmaan, sebagai bagian dari sejarah keselamatan Allah. Namun sejarah keselamatan tersebut yang ditandai dengan perjanjian dilandaskan pada iman, dan itu pertama-tama adalah iman Abraham. Maka iman sebagai landasan dasar hidup semua umat manusia, ciptaan, ditempatkan dalam peran dan figur Abraham. Kita tidak hendak mempersaingkan Abraham dengan Yosef, namun keduanya memiliki peran khas dan unik, yang walaupun tidak bisa dipisahkan namun tetap bisa dibedakan satu sama lain. Keduanya pemeran penting dan besar dalam sejarah keselamatan Allah.

Abraham adalah bapa segala bangsa, karena iman. Karya penyelamatan Allah dalam diri Yesus memang diwujudkan kepada segala bangsa, seluruh umat manusia. Di sini Yosef dipanggil sebagai ayah bagi Yesus, bukan bapa segala bangsa. Betapapun Maria dikatakan sebagai bunda segala bangsa, hal itu terkait dengan statusnya sebagai Bunda Allah, dan juga kepercayaan yang diberikan Yesus kepada Bunda-Nya untuk menjadi bunda bagi para murid-murid-Nya (Lih. Yoh. 19:26-27), akan tetapi hal tersebut tidak ditempatkan pada St. Yosef sebagai bapa bangsa. Peran Yosef tidak kalah mulia dengan peran Abraham, sedangkan Maria memiliki peran yang paling istimewa di antara semua umat manusia.

Maka mengapa Abraham menjadi bapa segala bangsa, karena memang itulah panggilan yang dianugerahkan kepadanya dari Allah, sedangkan St. Yosef mendapatkan panggilan istimewa sebagai ayah dari Yesus dan suami Maria, serta kepala keluarga Nazaret, yang terlibat besar dalam mendidik serta membesarkan Yesus.

HIDUP NO.27, 4 Juli 2021

Romo T. Krispurwana Cahyadi, SJ 
(Teolog Dogmatik)

Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2013 -

Baca:  Roma 4:1-25

"Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa"  Roma 4:17a Abraham disebut sebagai bapa orang percaya.  Untuk mendapatkan pengakuan atau status sebagai bapa orang percaya Abraham harus terlebih dahulu lulus dalam berbagai ujian iman.  Tidak semudah membalik telapak tangan, ada harga yang harus dibayar oleh Abraham.  Kualitas iman Abraham tidak terjadi secara instan tetapi melalui proses.

     Di awal pemanggilannya Abraham sudah menunjukkan iman percaya kepada Tuhan dengan meninggalkan sanak saudara dan juga negerinya (Ur-Kasdim) pergi ke negeri yang ditunjukkan Tuhan.  "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui."  (Ibrani 11:8).  Tuhan berjanji bahwa Abraham akan menjadi bangsa yang besar, di mana keturunannya akan seperti bintang-bintang di langit banyaknya.  Meski itu baru janji dan belum terwujud, namun serta secara kasat mata ia tidak lagi berpotensi untuk memiliki keturunan karena usianya yang sudah lanjut.  Tapi Alkitab menyatakan,  "Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."  (Kejadian 15:6).

     Kejadian pasal 22 adalah puncak iman Abraham kepada Tuhan, ujian yang paling menentukan dalam hidup Abraham.  Ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk menyerahkan anak semata wayangnya (Ishak) sebagai persembahan di gunung Moria, Abraham pun rela menyerahkan anak yang dikasihinya.  Dengan perbekalan yang lengkap (kayu bakar dan Ishak yang hendak dikorbankannya) Abraham menuju ke tempat yang Tuhan sudah tentukan.  Abraham berkata kepada bujangnya,  "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."  (Kejadian 22:5).  Ini adalah deklarasi iman Abraham.  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."  (Ibrani 11:1).  Ketaatan Abraham beroleh upah:  Tuhan menyatakan kemurahan dan kasihnya dengan menyediakan domba sebagai ganti Ishak.  Kisah Abraham mempersembahkan Ishak adalah bukti bahwa ia mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya.

Abraham bapa orang beriman bagi segala bangsa karena imannya telah teruji!

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA