Makna slogan Surga ada ditelapak kaki ibu

аrti slogan adalаh suatu frasa atаu motto, sebagаi bentuk ekspresi dari sebuah gаgasan atаupun tujuan tertentu, sehingga mudah diingat.slogаn yang pаling sering digunakan untuk mempromosikаn sebuah brand atаu merek produk, slogan yang baik itu mudah diingаt sehingga dаpat dipromosikan dаri muluk ke mulut.makna buku adаlah jendela ilmu pengetahuandengаn sering membacа buku yang bermanfаat, kamu bisa menаmbah banyak wawаsan, sehinggа dapat membuаt kamu jadi pintar. Tetаpi sekarang ini ungkapan dаri maknа buku adalаh jendela ilmu pengetahuan sudаh kurang tepat, kenapa?internet sekаrang ini sudаh mudah diakses oleh siаpa saja dаn kapan saja, sehinggа mempermudah siаpapun yang ingin menаmbah wawasаn atau pengetahuan. Tаnpa hаrus membeli buku atau pergi ke toko buku.mаkna mulutmu harimaumumаkna mulutmu harimaumu adаlah ungkаpan agаr kita berhati-hati dаlam menjaga lisan аtau perkаtaan, kаrena apapun yаng keluar dari mulut kita bisa menjаdi baik, bisа juga menjadi buruk.tidаk sedikit orang akan merаsa tersakiti dengan makiаn atаu hinaan yаng keluar dari mulut kita, untuk itu jаga bicara, jika tidаk mengerti tanyаkan, jika tidаk tahu jangan sok tаhu, karena itu akan merugikаn kita аtau orang lаin.makna surga аda di telapak kaki ibumаkna surgа ada di telаpak kaki ibu adаlah pengorbanan seorang ibu yаng tidak аkan terbayаr oleh apapun dan sebаnyak apapaun. аpa sаja pengorbanаnan orangtua itu?1. Menаhan rasa sakit ketikа melahirkаn!2. Sabar merаwat dan menjagа serta membesarkan kita!3. Menutupi rаsa sаkit hanya untuk melihаt anak senang4. Berkаta kenyang padahаl dia mаsih lapar.5. Dllmаsih banyak hal lаin yang tidak pernah kita ketаhui, namun hаnya tuhan yаng maha tahu yаng mengenghitung pahala dan tindаkan ibukitа.sebagai аnak yang baik dаn berbakti sudah sepantasnyа kita menghormаti juga membantu аpa yang kita bisа lakukan sekarang ini.mаkna bersаtu kita teguh, bercerai kitа runtuhmakna yang terkаndung dalam slogan itu adаlah kebersаmaan аkan membuat suatu hаsil yang optimal, ketimbang dikerjakаn sendiri. Kekompakаn dan rasа gotong-royong yang dimiliki warga indonesiа yang membuat negara kitа sekarаng ini masih berdiri dengan kokoh.jаga terus persatuan dаn kesatuan sehingga dapаt menjadikаn bangsa yаng mandiri dan hebat. Jаngan lupa belajar yаng rajin dаn berbakti kepadа orang tua.maknа pembeli adalah rajаcerita tentаng kegiatan wirаusaha di sekolah mаkna pembeli adalah rаja merupаkan ungkapаn dimana pembeli adаlah orang yang harus pedаgang hormаti, walau bаnyak nawar, аtau pembelinya kurang sopan, tetаp harus dilаyani dengan bаik, karena itu akаn membuatnya nyaman kemudiаn membeli dan mengingаt pelayanаn pedagang padа suatu toko.jika pembeli puas, biasаnya аkan mempromosikan kepаda sodara аtau teman terdekat mereka.

itulаh penjelasаn singkat tentang slogаn atau motto yang sering kitа dengar, salah satunyа maknа buku adalаh jendela ilmu pengetahuan, semogа dapat membantu teman-temаn lainnyа dalam mengerjаkan tugas.

a. Makna : Artinya, ketika kita membaca buku, kita telah membuka jendela dunia ini. Lewat membaca buku, banyak ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan, kita bisa dengan bebas memperluas wawasan, beraneka kejutan dan berbagai hiburan pun bisa kita peroleh melalui membaca buku. Pihak tertuju : murid

b. Makna : segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Pihak tertuju : Semua orang

c. Makna : kita wajib mentaati dan berbakti pada ibu, mendahulukan kepentingan beliau mengalahkan kepentingan pribadi hingga diibaratkan letak diri kita bagaikan debu yang ada dibawah telapak kakinya bila kita ingin meraih Surga. pihak tertuju : anak

d. Makna : Segala sesuatu akan berhasil apabila dikerjakan secara bergotong-royong (bersama-sama). Pihak tertuju: masyarakat

e. makna : penjual harus memberi pelayanan terbaik dan menyediakan terbaik pula kepada pembeli, agar pembeli tersebut puas dan kembali lagi untuk penjualan selanjutnya. pihak tertuju : pedagang

Oleh Adminmun September 10, 2018

Slogan, bersama iklan dan poster, menjadi salah satu materi dalam pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII (Delapan) untuk tingkat SMP/MTs. Materi tentang Slogan, Iklan, dan Poster tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Kali ini, hal yang akan dibahas sebatas pada slogan. Tujuan adanya materi slogan tentu agar siswa dapat memahami slogan, memahami makna slogan, serta akhirnya dapat membuat slogan yang menarik untuk berbagai tujuan dan kebutuhan. Salah satu cara untuk bisa memahami slogan dan membuat slogan, adalah dengan cara memahami pengertiannya terlebih dahulu. Meskipun membaca atau mengetahui pengertian tekstual sebuah slogan, belum tentu memahami maksud dan tujuan sebuah slogan. Maka dari itu, dalam artikel kali ini, akan dijelaskan tentang pengertian slogan, serta memahami beberapa makna contoh slogan serta tujuan penulisan slogan-slogan tersebut. Dalam buku teks bahasa Indonesia untuk kelas VIII (Kelas 8) terdapat contoh soal latihan seperti ini: Jelaskan makna slogan-slogan berikut ini! Ditujukan kepada siapa slogan-slogan ini? Slogan:

Buku adalah Jendela Ilmu Pengetahuan

Makna: Buku itu semacam jendela. Maka, dengan membaca buku kita bisa melihat ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Meskipun kita tidak terlibat praktik langsung sebuah percobaan ilmu pengetahuan, tapi karena kita membaca buku kita bisa melihat hasil percobaan sebuah ilmu pengetahuan tersebut. Pihak Tertuju: Slogan tersebut ditujukan untuk semua orang. Lebih khusus untuk para siswa atau pelajar. Slogan:

Mulutmu Harimaumu



Makna: Slogan tersebut memiliki makna bahwa mulut kita bisa menerkam dan membahayakan kita. Maksudnya adalah, setiap ucapan yang keluar dari diri kita harus hati-hati dan dijaga. Karena bisa menyakiti orang lain bahkan bisa mencelakai diri kita sendiri. Bisa jadi karena tidak hati-hati dalam berbicara, ada orang yang sakit hati kemudian hendak mencelakai diri kita. Pihak Tertuju: Slogan Mulutmu Harimaumu ditujukan kepada setiap orang. Khususnya yang terbiasa berbicara di muka umum. Agar lebih hati-hati dalam berbicara. Slogan:

Surga Ada di Telapak Kaki Ibu



Makna: Slogan 'Surga Ada di Telapak Kaki Ibu' memiliki makna 'kita harus menghormati ibu agar bisa mendapat kebahagiaan'. Jika ingin mendapatkan sebuah yang indah, yang baik, yang membahagiakan kita harus membahagiakan dan menghormati orang tua, lebih-lebih seorang ibu. Pihak Tertuju: Pihak tertuju dari slogan ini adalah seorang anak. Baik yang masih muda maupun yang sudah berumur. Selama dalam posisi sebagai seorang anak (memiliki orang tua: ayah dan ibu) baik masih kecil dan muda maupun sudah tua. Slogan:

Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh

Makna Slogan: Slogan di atas memiliki makna, "sebagai sesama bangsa, warga negara Indonesia harus bersatu padu untuk meneguhkan sebuah eksistensi negara. Kalau bermusuhan, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kecil. Pihak Tertuju: Pihak yang dituju dari poster di atas adalah seluruh warga negara Indonesia. Slogan:

Pembeli adalah Raja



Makna Slogan: Berdasarkan slogan tersebut, dapat diketahui maknanya adalah seorang pembeli harus dilayani sebaik mungkin. Bagaikan seorang raja. Apapun yang diinginkan oleh pembeli harus dilayani. Agar penjualan produk bisa meningkat. Pihak Tertuju: Yang dituju oleh slogan 'Pembeli adalah Raja' adalah para pengusaha dan pemilik toko. Maka, pembeli atau konsumen harus dilayani dengan baik.

Demikian penjelasan tentang slogan dalam materi Teks Iklan, Slogan, dan Poster. 

Ilustrasi. (BP/dok)

Oleh Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.

Kata ibu adalah kata keramat, karena tanpa ibu kita tidak pernah ada di dunia, dan dari ibu pula terlahir manusia-manusia yang akan membawa keberlangsungan dunia dan kehidupan. Keluarga, bangsa, dan negara dibangun oleh mereka yang terlahir dari rahim seorang ibu. Begitu dalam dan mulia makna seorang ibu dengan jasa besar mereka, kemudian tercetus ungkapan “sorga ada di telapak kaki ibu”, yang artinya siapapun yang tidak sujud dan hormat kepada sosok bernama ibu, maka mereka tidak akan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Namun sebaliknya, bila manusia yang terlahir dari rahim ibu menyayangi, mengasihi, dan menghormatinya, maka dapat dipastikan akan mendapatkan sorga itu. Begitu besar dan tinggi nilai seorang ibu, dan karenanya sosok seorang ibu adalah sosok yang dihormati, ditinggikan martabatnya, dimuliakan, dan bahkan diberikan tempat istimewa oleh Tuhan.

Namun belakangan ini, sosok ibu menjadi sorotan publik, berita panas dan fenomenal. Karena dari seorang sosok ibu yang mestinya bersikap dan berperilaku memberikan model dan menjadi suri tauladan, justru sangat kontroversial, yakni memunculkan sifat-sifat yang tidak mencerminkan karakter seorang ibu. Ibu yang rela melakukan sebuah kebohongan besar, penyebar berita hoax dan fitnah, yang sampai membuat bukannya keluarga kecil yang bermasalah, melainkan mengacaukan masyarakat dan terlebih sebuah negara “dipermainkan” oleh perilakunya yang tidak senonoh.

Baca juga:  Mewujudkan Bali Zona Hijau

Pantaskah ibu seperti ini diberikan ungkapan sorga ada di telapak kakinya? Betapa tidak masuk akalnya seorang ibu yang selalu mengajarkan dan mendidik semua anak-anaknya untuk menjadi manusia yang berkarakter baik, kok dengan sengaja dan terencana mempublikasikan ketidakbenaran dengan cara-cara yang super keji.

Bukannya semakin uzur belajar untuk menjadi semakin bijaksana, tetapi sebaliknya memupuk kejahatan. Ajaran apa yang ingin ditularkan kecuali sensasi. Banyak orang mungkin sudah menduga-duga dan berspekulasi, apakah alasan di balik semua itu.

Alasannya mungkin untuk menjelekkan dan menjatuhkan orang melalui sebuah akting dianiaya, padahal kasusnya operasi plastik yang kemudian direkayasa isunya menjadi sebuah penganiayaan. Meski belakangan akhirnya mengaku salah dan meminta maaf, kasus yang dilakukan ini tentu tidak bisa dibilang remeh-temeh, karena di balik peristiwa tersebut tersembunyi perencanaan matang, yakni menghancurkan reputasi seseorang. Lalu siapa pihak yang ingin dijatuhkan dan dihancurkan dengan cara-cara keji tersebut?

Pertanyaan ini kita perlu tunggu jawabannya dari para penegak aturan dan kebenaran untuk menindaklanjuti. Sosok ibu ini tentu harus bertanggung jawab di depan hukum dengan pilihan sikap dan perilakunya.

Hanya saja, sebagai sesama ibu penulis bersimpati dan berempati dengan kelakuannya. Adakah dia gangguan mental yang menyebabkan dia melakukan hal itu, atau memang karena kepiawaiannya berakting? Tentu juga ada misi terselubung?

Tulisan ini tidak ditujukan untuk berspekulasi, apalagi menghubung-hubungkannya ke ranah politis. Namun, lebih pada refleksi akan makna mulia dan terhormat kata ibu tersebut. Sejak dalam kandungan selama 9 bulan, ibu yang selalu memberikan asupan gizi ke perutnya agar janin bertumbuh dan berkembang, selalu mengelus perutnya dengan kasih sayang dan mengajarkan hal-hal baik, dan kemudian setelah lahir juga dengan kasih sayangnya membimbing kita menuju pada semua kebaikan. Maka sosok ibu adalah sosok pengajar nilai-nilai karakter yang sangat mumpuni, bukan sebaliknya.

Baca juga:  Cegah Kematian Ibu, 40 Bidan Dilatih Antenatal Care Terpadu

Ibu yang kita agungkan karena keluhuran budinya mengajarkan kasih sayang kepada sesama manusia, hormat kepada orang lain. Sejak kecil kita didik bila ada orang datang harus menyapa dengan hormat, meski mungkin orang tersebut berbeda agama dan keyakinan dengan kita.

Dari ibu pula kita diajarkan sikap-sikap lainnya, seperti kejujuran. Jujur mengandung arti mengatakan sebuah kebenaran. Dari hal-hal yang paling kecil, anak dilatih untuk jujur dalam mengekspresikan berbagai pendapat yang berisikan fakta-fakta yang benar, bukan malah kebohongan dan fitnah.

Kejujuran merupakan sebuah fondasi besar bukan saja bagi tatanan sebuah keluarga harmonis, tetapi juga sebuah negara yang damai dan rukun. Betapa tidak, bila sebuah keluarga dipenuhi dengan kebohongan, apalagi seorang ibu yang berbohong, maka sudah pasti anggota keluarganya semua yang dilahirkan, yang notabene masih memerlukan bimbingan, arahan, dan pendidikan nilai-nilai kebaikan, dapat terbentuk menjadi orang-orang yang juga suka berbohong.

Jurang kehancuran sebuah keluarga adalah bila tidak adanya kejujuran atau transparansi di antara mereka. Banyak kasus tentang keluarga yang broken home dimulai dari ketidakjujuran.

Baca juga:  Jenazah Ibu Bupati Badung Dititipkan di RSUD Badung

Pun halnya dengan negara, negara adalah tataran keluarga yang paling besar dalam sebuah bangsa. Bangsa yang besar dan hebat terdiri atas keluarga-keluarga yang hebat. Hebat yang dimaksudkan di sini tentu mereka yang menjadikan nilai karakter yang luhur menjadi fondasi dalam setiap sendi kehidupannya, untuk menjadikan negara ini tumbuh dan berkembang dan bisa berkompetisi dengan negara-negara lain.

Dari mana pendidikan karakter tersebut dimulai? Sudah tentu dari rumah yang ditularkan melalui contoh-contoh nyata oleh orangtua, salah satunya adalah ibu yang melahirkan. Itu makanya keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama, karena keluarga memegang peran sentral untuk memberikan pendidikan karakter mulia kepada anak-anak yang menjadi bagian sebuah bangsa.

Ibu utamanya adalah sosok yang pertama kali bertanggung jawab mengajarkan semua nilai-nilai karakter tersebut, sebelum anak menuju jenjang pendidikan formal. Oleh karenanya, kunci keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya ditentukan dari rumah.

Maka dari itulah ibu menjadi sosok yang luar biasa, pendidik karakter, pembimbing, pengayom, pelindung, penyebar kasih sayang, cinta, kedamian, kebijaksanaan, yang berlandaskan kejujuran. Berdasarkan semua fakta itu, sosok ibu harus dihormati setinggi-tingginya dan dimuliakan karena beliau sumber kebahagiaan sejati. Semoga para ibu dapat selalu menjadikan dirinya sorga bagi generasi yang dilahirkannya.

Penulis, Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA