Makna berbagi kepada sesama

medcom.id, Jakarta: Tak dipungkiri, masih banyak orang yang memiliki pemikiran "milikku adalah milikku" dan enggan berbagi dengan sesama. Ia beranggapan jika membagi apa yang dimilikinya, maka akan kehilangan sebagian dari miliknya tersebut.

Padahal, sejatinya makna berbagi tidaklah demikian. Secara harfiah, berbagi berarti membiarkan orang lain memiliki atau menggunakan bagian dari yang kita punyai. Makna berbagi lebih dari itu. Dengan berbagi, berarti Anda memberikan sedikit kebahagiaan kepada orang lain. Anda memberikan manfaat bagi kehidupan orang lain. Dan tindakan ini tentu saja sangat mulia. Terutama pada bulan suci Ramadan seperti sekarang ini. Berbagi dengan sesama akan diganjar pahala berlipat oleh Sang Maha Pencipta.

Berbagi bisa bermacam-macam bentuknya. Mulai dari berbagi makanan, benda, meminjamkan sesuatu, hingga membagikan ilmu. Semua itu walau terlihat kecil, sebenarnya memberikan arti besar bagi orang yang menerima.

Jika Anda masih ragu untuk berbagi, sebaiknya ubah pemikiran tersebut. Sebab, berbagi memberikan efek positif lho dalam diri Anda. Apa saja manfaatnya?

1. Merasa lebih baik

Banyak orang yang memiliki pola pikir bahwa bila berbagi, berarti akan kehilangan. Tapi sebenarnya membagikan waktu, cinta, pertemanan, nasihat atau benda, sama dengan mengekspresikan lebih banyak tentang siapa diri Anda. Anda tidak akan kehilangan apa pun karena Anda memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menjadi apa adanya, dan itu akan membuat Anda merasa lebih baik.

Founding Director of The Center for Neuroeconomics Studies dari Claremont Graduate University, Paul Zak, mengungkapkan bahwa ketika seseorang berbagi, tubuh akan melepaskan hormon oksistosin. "Hormon ini biasa disebut hormon yang biasa dilepaskan ketika seseorang berpelukan. Dan (hormon) ini dapat mengurangi stres," kata Paul Zak.

2. Menimbulkan rasa syukur

Ketika Anda mau berbagi dengan sesama, Anda akan menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Dalam buku The Myth of Happiness yang ditulis oleh Sonja Lybomirsky, disebutkan bahwa orang yang sering mengucapkan syukur misalnya dengan menghitung kebaikan seminggu sekali secara rutin- akan membuatnya merasa lebih baik dan bahagia.



3. Meningkatkan kepercayaan

Pernahkah Anda berbagi rahasia kepada orang lain? Atau bila Anda adalah seorang pimpinan, Anda kerap berbagi tugas dengan anak buah. Dalam hal ini dibutuhkan sebuah kepercayaan dan rasa saling percaya yang kuat. Berbagi memberikan Anda kesempatan untuk melepaskan kecurigaan terhadap orang lain. Ini adalah cara yang tepat untuk menghapuskan keraguan Anda bahwa masih banyak hal-hal baik di dunia.

4. Membuat hidup lebih berwarna

Ketika Anda diterima di universitas untuk menempuh pendidikan pascasarjana, hal pertama yang akan Anda lakukan adalah memberi kabar kepada orang tua dan teman terdekat. Begitu pula saat mendapat pekerjaan baru dan hal serupa lainnya. Bila suatu peristiwa penting terjadi, meskipun baik atau buruk, membaginya dengan orang lain akan membuat hidup terasa lebih hidup. Berbagi dengan orang lain berarti memberi Anda kesempatan untuk merayakan sesuatu, membicarakan keputusan yang sulit, dan mengobati batin dengan sesutu yang berharga.

5. Memberikan keyakinan bahwa Anda tak sendiri

Berbagi cerita dan mendengarkan kisah orang lain membuat rasa gundah dan sedih mereda. Belajar bahwa orang lain telah mengalami pengalaman sedih yang sama dengan Anda, akan membuat Anda berpikir bahwa Anda tidak sendiri.

Bagaimana, apakah Anda masih ragu untuk berbuat kebaikan dengan cara berbagi? Semoga tidak, ya. Ada banyak cara berbagi yang bisa Anda lakukan, terlebih di bulan suci Ramadan sekarang ini. Salah satunya, dengan berpartisipasi dalam gerakan #BukuUntukIndonesia.

Gerakan #BukuUntukIndonesia mengajak masyarakat berbagi kebaikan dengan memberikan buku gratis ke pelosok negeri.

Mengapa berbagi dalam bentuk buku? Sebab, masih banyak orang yang kesulitan memeroleh akses mendapatkan buku bacaan. Terlebih mereka yang tinggal di daerah pelosok. Sulitnya akses buku dan mahalnya harga buku, membuat minat baca masyarakat Indonesia rendah. Survei UNESCO mencatat indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Itu artinya, setiap seribu penduduk hanya satu orang yang memiliki minat baca.

Jika kondisi tersebut dibiarkan, bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade ke depan, generasi muda bangsa ini akan semakin jauh dari budaya literasi. Hal ini sangat disayangkan karena dengan membaca, seseorang akan lebih kreatif, berpikiran terbuka, memeroleh banyak inspirasi, dan memperluas wawasan.

Oleh karena itu, ini saatnya Anda bertindak. Jangan ditunda lagi. Ayo, ikut serta dalam gerakan #BukuUntukIndonesia. Dengan berbagi minimal Rp100 ribu Anda sudah berpartisipasi untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang lebih baik. Nantinya, dana yang terkumpul melalui gerakan #BukuUntukIndonesia akan dikonversi menjadi buku dan disalurkan ke berbagai daerah di Indonesia.

Informasi selengkapnya tentang pengumpulan dana dan penyaluran buku dapat diakses melalui www.bukuuntukindonesia.com.

Editor : Rosa Anggreati