Luqman selalu menasehati agar anaknya bersikap rendah hati berikan contoh perilaku rendah hati

Luqman menyampaikan nasihat bijak untuk anak-anaknya.

Republika/Putra M. Akbar

Luqman menyampaikan nasihat bijak untuk anak-anaknya. Ilustrasi sholat

Rep: Ali Yusuf Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT telah mengisahkan seorang ayah bernama Luqman yang kehidupannya penuh dengan nasihat (hikmah). Kehidupan Luqman penuh hikmah diabadikan Alquran yang suratnya sesuai namanya.

Baca Juga

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ  

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Mahaterpuji". (QS Luqman: 12).

Ada tujuh nasihat Luqman kepada anaknya. Nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya itu diabadikan dalam QS Luqman ayat 13-19. Tujuah nasihat Luqman itu di antaranya pertama, jangan menyekutukan Allah, kedua, berbuat baik kepada orang tua, ketiga jangan mengikutinya (orang tua) jika untuk menyekutukan Allah, dan keempat kebaikan dan keburuhkan meski sebesar biji sawi akan ada balasnya.

Sementara itu, kelima dirikanlah sholat, zakat dan suruhlah manusia (berdakwah) kepada kebaikan, cegah jika mereka melakukan hal yang mungkar dan bersabarlah ketika mengalami kesulitat dalam berdakwah itu. Keenama jangan memalingkan muka karena sombong dan jangan berjalan di muka bumi dengan angkuh.  

 إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ "....Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Luqman: 18)

Ketujuh, sederhanlah dalam berjalan dan jangan mengeraskan suara. 

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ "Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Luqman: 19).  

Luqman selalu menasehati agar anaknya bersikap rendah hati berikan contoh perilaku rendah hati

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Luqman selalu menasehati agar anaknya bersikap rendah hati berikan contoh perilaku rendah hati
Luqman selalu menasehati agar anaknya bersikap rendah hati berikan contoh perilaku rendah hati
Nasihat Luqman ke Anaknya dalam Surat Luqman ayat 17: Dirikan Sholat ( Foto: Fuad Hasyim/detikcom)

Jakarta -

Dalam Al Quran surat Luqman ayat 17, Luqman memberi nasihat kepada anaknya. Mendirikan sholat, menyeru kebaikan mencegah kemunkaran dan bersabar.

(erd/erd)

Allah secara khusus menyebut nama Luqman dalam Al-Qur’an, seorang saleh yang hidup di zaman Nabi Daud as. Luqman digelari Al-Hakim karena Allah menganugerahinya hikmah, yaitu kemampuan untuk mendapatkan ilmu, memahami, dan mengamalkannya.

Al-Qur’an menggambarkan Luqman Al-Hakim sebagai seorang ayah yang bijak. Nasihat-nasihat beliau kepada anaknya diabadikan dalam QS. Luqman [31]: 13-19. Berikut ini lima nasihat Luqman kepada anaknya:

1. Jangan menyekutukan Allah

Nasihat hidup pertama dan paling utama yang disampaikan Luqman kepada anaknya adalah tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain.

Allah berfirman:

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (QS. Luqman [31]: 13).

Menurut ulama mazhab Syafii, Imam Baidhawi, latar belakang Luqman menyampaikan nasihat itu kepada anaknya adalah karena sebelumnya anak Luqman adalah seorang kafir. Karena itulah beliau menyeru anaknya untuk beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

2. Setiap perbuatan ada balasannya 

Allah berfirman:

يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ

(Lukman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi yang berada dalam batu, langit, atau bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti (QS. Luqman [31]: 16).

Ulama mazhab Hanbali, Ibnu ‘Adil Al-Hanbali, menjelaskan bahwa frasa, “Suatu perbuatan seberat biji sawi”, menggarisbawahi kecilnya nilai perbuatan itu. Kata “berada dalam batu” menjelaskan tersembunyinya perbuatan itu dari makhluk lain. Kata “langit” bermakna keadaan perbuatan yang sangat jauh dari penglihatan, dan kata “bumi” menjelaskan kegelapan yang melingkupi perbuatan itu.

Dengan kata lain, Allah itu Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Dan Allah akan membalas perbuataan hamba-Nya, sebesar maupun sekecil, seburuk maupun sebaik apa pun perbuatan itu. 

Allah berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ، وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

Maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (Al-Zalzalah [99]: 7-8). 

3. Perintah mendirikan shalat

Setelah menanamkan iman ke dalam hati anaknya, Luqman menasihati anaknya untuk mendirikan shalat.

Allah berfirman:

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Wahai anakku! Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting (QS. Luqman [31]: 17).

Ahli tafsir, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mendirikan shalat adalah menyempurnakannya baik dari segi rukun, syarat, tata cara dan ketepatan waktu mengerjakannya. Karena shalat yang sempurna akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.

Allah berfirman:

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ

Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar (Al-Ankabut [29]: 45).

Menjaga dan menyempurnakan shalat dapat membuat seorang hamba malu untuk berbuat keji dan mungkar. Karena orang yang bersungguh-sungguh dalam shalat tidak mungkin bermain-main dengan hukum Allah yang lain.

Ibnu Umar ra. menafsirkan ayat di atas bahwa siapa yang shalatnya tidak membuat dia berbuat kebaikan, atau tidak mencegahnya dari kemungkaran, dia hanya akan bertambah jauh dari Allah.

4. Tidak bersikap sombong

Luqman menasihati anaknya agar tidak sombong:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri (QS. Luqman [31]: 18).

Ahli tafsir, Imam Ibnu ‘Asyur, menjelaskan bahwa Allah tidak meridhai orang yang sombong, bahkan Allah akan melemparkannya ke neraka.

Seluruh kebesaran dan kekuasaan hanyalah milik Allah. Karena itu, hanya Allah yang berhak membanggakan diri atas kepemilikan-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ

Allah berfirman, “Kebesaran adalah pakaian-Ku, dan keagungan adalah selendang-Ku. Siapa yang merebutnya dari-Ku maka akan Aku lemparkan ia ke neraka.” (HR. Abu Dawud no. 4090).

5. Hidup sederhana

Kebalikan dari sombong adalah tawadhu (rendah hati). Sikap tawadhu terwujud dalam pola hidup yang sederhana.

Allah berfirman:

وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ

Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (QS. Luqman [31]: 19).

Luqman menyuruh anaknya untuk bersikap sederhana dalam berjalan dan bersuara. Dalam tafsir resmi Kementrian Agama dijelaskan, berjalan dengan sederhana yang dimaksud adalah berjalan dengan wajar, tidak dibuat-buat, dan tidak terkesan angkuh.

Sedangkan merendahkan suara ketika berbicara bertujuan agar orang yang mendengarkan merasa nyaman dan tentram mendengar pembicaraan. Suara yang terlalu keras atau kasar akan menyakiti telinga, dan membuat orang yang mendengarkan merasa sakit hati dan tidak dihargai.

Namun demikian, berbicara dengan tegas dan berjalan dengan langkah yang tegap adalah perbuatan yang mubah (dibolehkan), karena tidak berkaitan dengan sikap angkuh dan sombong.

Sahabat KESAN, demikianlah lima nasihat Luqman Al-Hakim kepada anaknya. Nasihat-nasihat ini juga dapat kita sampaikan kepada anak-anak kita nanti, agar tercipta generasi-generasi yang berpendirian kuat dan berakhlak mulia.

###

*Jika artikel di aplikasi KESAN dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua.Aamiin. Download atau update aplikasi KESAN di Android dan di iOS. Gratis, lengkap, dan bebas iklan.

**Ingin menulis untuk KESAN dan berbagi ilmu yang berguna? Tunggu apa lagi? Sebab berbagi ilmu itu bukan hanya indah, tetapi juga berpahala. Kirim artikelmu ke