Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

YZ Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at yz.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Gundul Pacul
  2. Anak Kambing Saya
  3. Bubuy Bulan
  4. Manuk Dadali

Jawaban terbaik adalah A. Gundul Pacul.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Dibawah ini merupakan lagu yang berasal dari provinsi Jawa tengah, kecuali ....❞ Adalah A. Gundul Pacul.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Ketetapan bunyi tiap nada disebut .... (Multiple Choice Quiz) dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

yz.dhafi.link Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

ST Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at st.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

Lagu daerah berikut berasal dari Jawa Tengah, kecuali ....

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Gundul-gundul pacul
  2. Jaranan
  3. Lir Ilir
  4. Jali-Jali

Jawaban terbaik adalah D. Jali-Jali.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Lagu daerah berikut berasal dari Jawa Tengah, kecuali ....❞ Adalah D. Jali-Jali.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Tari Seudati berasal dari daerah .... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

st.dhafi.link Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

  1. jaranan, gundul-gundul pacul, prau layar
  2. prau layar, lir ilir, cublak-cublak suwung
  3. jaranan, lir ilir, prau layar
  4. manuk dadali, sajojo, ampar-ampar pisang
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: D. manuk dadali, sajojo, ampar-ampar pisang.

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali
Lihat Foto

KOMPAS/DIMAS WARADITYA NUGRAHA

Kelompok karawitan Jogja Gangsa Nagari yang beranggotakan 44 mahasiswa dari 22 negara tampil menutup pentas gamelan Gebyar Gangsa Agung Prambanan, Minggu (4/12/2016) malam, di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Mereka diharapkan menjadi duta wisata Indonesia saat kembali ke negara masing-masing.

KOMPAS.com - Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa. Provinsi ini dikenal dengan kekayaan budaya yang salah satunya ditunjukkan lewat keberagaman lagu daerahnya.

Ada banyak lagu daerah asal Jawa Tengah yang cukup terkenal dan populer di masyarakat Indonesia. Apa sajakah itu? Berikut penjelasannya:

Gambang Suling

Mengutip dari buku Seri Lengkap: Lagu Wajib Daerah (2017) karya Tim Smart Voice, berikut lirik lagu Gambang Suling:

Gambang suling, ngumandhang swaraneThulat-thulit, kepenak unineUuuunine mung nrenyuhake ba-reng lan kentrung ke-

tipung suling, sigrak kendhangane

Gambang Suling diciptakan oleh Ki Nartosabdo. Secara garis besar, lagu tradisional ini bermakna tentang kekaguman pencipta lagu ini terhadap alat musik tradisional, yakni suling. Hal ini terlihat dalam liriknya: “thulat-thulit, kepenak unine”.

Baca juga: 4 Lagu Daerah Sumatera Utara

Lagu tradisional ini juga menggambarkan keindahan suara alat musik suling. Umumnya, lagu Gambang Suling ini diiringi dengan Gamelan Jawa.

Gundul-Gundul Pacul

Berikut lirik lagu daerah Gundul-Gundul Pacul:

Gundul-gundul pacul-cul gembelenganNyunggi-nyunggi wakul-kul gembelenganWakul ngglimpang segane dadi dak ratan

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

Menurut Adi Suprayogi dalam Fenomena Lagu Dolanan “Gundul-Gundul Pacul” dalam Pendidikan Karakter Anak dan Ranah Sosial (2018), lagu Gundul-Gundul Pacul termasuk dalam tembang dolanan atau lagu mainan anak-anak.

Lagu daerah ini bermakna agar setiap orang senantiasa menjaga kejujuran, keluguan dan tidak boleh bersikap sombong. Lagu ini juga mengajarkan agar manusia hendaknya tidak berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain sakit hati.

Baca juga: Mengenal Lagu Daerah Riau

Mengulas 20 lagu daerah Jawa Tengah paling populer. Membahas seputar latar belakang, lirik, dan makna lagu yang mendalam.

Sebagai orang Jawa, siapa di sini yang tidak pernah diperdengarkan lagu Gundul Gundul Pacul, atau bermain permainan tradisional Jamuran, atau menyanyikan tembang Gambang Suling di pelajaran Seni Suara Daerah sewaktu SD?

Seperti sedang bernostalgia, tembang-tembang di atas merupakan lagu-lagu daerah Jawa Tengah yang menjadi bagian dari kehidupan masa kecil orang-orang Jawa.

Namun tentunya, kesenian musik daerah Jawa Tengah masih terlalu luas kalau hanya diwakili dengan tiga macam lagu. Nah, di sini setidaknya kita akan mengulas beberapa lagu daerah Jawa Tengah paling populer, serta membedah makna dari sebagian lirik-lirik lagu tersebut.

Berikut 20 lagu daerah Jawa Tengah paling populer dan familiar. Silakan disimak!

1. Suwe Ora Jamu

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

Suwe Ora Jamu merupakan lagu daerah Jawa yang diciptakan oleh seorang komposer karawitan, R.C. Hardjosubroto. Lagu ini begitu populer khususnya di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta, apalagi setelah dinyanyikan oleh Waldjinah.

Berikut lirik asli lagu tersebut yang menggunakan bahasa Jawa Ngoko.

Suwe ora jamu Jamu godhong telo Suwe ora ketemu

Ketemu pisan gawe gelo

Terjemahan:

Lama tak minum jamu Jamu daun ketela lama tidak bertemu

Sekalinya bertemu membuat kecewa

Saking terkenalnya lagu ini, Suwe Ora Jamu dijadikan nama sebuah kafe dan bar di daerah Jalan Petogogan, Jakarta Selatan.

Selain itu, seorang koreografer terkenal dari Papua, Jecko Siompo, pernah me-remix lagu Suwe Ora Jamu dengan Ampar-Ampar Pisang yang dibawakan dalam nada rap dan jazz dalam sebuah pertunjukan di Goethe-Institut, Jakarta Pusat tahun 2011.

Baca juga: Kumpulan 20 Lagu Daerah Jawa Timur

2. Gundul-Gundul Pacul

Siapa yang tak kenal dengan lagu Gundul-Gundul Pacul? Lagu anak-anak ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa. Terdapat dua sumber mengenai siapa yang sebenarnya menciptakan lagu ini, antara Sunan Kalijaga di abad 15 atau R.C. Haardjosubroto.

Gundul-gundul pacul-cul gembelengan Nyunggi-nyunggi wakul-kul gembelengan Wakul ngglimpang segane dadi dak ratan

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

Meskipun tergolong lagu anak-anak, rupanya lagu ini memiliki makna yang cukup filosofis. Secara filosofis, Gundul-Gundul Pacul membicarakan soal kehormatan, kepemimpinan, dan tanggung jawab.

Gundul adalah kepala plontos tanpa rambut. Kepala melambangkan kehormatan, sementara rambut merupakan lambang mahkota dan keindahan kepala. Dalam lagu ini, kata gundul memiliki makna sebuah kehormatan tanpa mahkota.

Pacul atau cangkul adalah sebuah alat pertanian yang melambangkan rakyat kecil yang kebanyakan adalah petani.

Orang Jawa mengatakan bahwa pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas), dengan pengertian bahwa kehormatan seseorang sangat bergantung pada bagaimana orang tersebut menggunakan empat indera: mata, hidung, telinga, dan mulutnya.

  1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
  2. Hidung digunakan untuk mencium wanginya kebaikan.
  3. Telinga digunakan untuk mendengarkan nasehat.
  4. Mulut digunakan untuk mengatakan keadilan.

Jika empat hal tersebut lepas, maka lepas juga kehormatan orang tersebut.

3. Ilir-Ilir

Tembang Lir-Ilir diciptakan oleh Sunan Kalijaga pada awal abad 16, pada masa runtuhnya Kerajaan Majapahit dan masuk Islam-nya pada adipati Kadipaten di Majapahit, terutama di daerah pesisir Pulau Jawa.

Lir-ilir, lir-ilir Tandure wus sumilir Tak ijo royo-royo Tak sengguh penganten anyar Cah angon, cah angon Penekno blimbing kuwi Lunyu-lunyu penekno Kanggo mbasuh dodotiro Dodotiro, dodotiro Kumitir bedah ing pinggir Dondomono lumatono Konggo sebo mengko sore Mumpung padang rembulane Mumpung padang kalangane

Yo surako, surak hiyo

Tembang ini dikenal sebagai tembang dolanan atau lagu daerah Jawa. Liriknya menggunakan kata-kata perumpaan dan memilki makna yang dalam dan multitafsir. Hal ini mencerminkan dalamnya ilmu Sunan Kalijaga dalam mendakwahkan agama Islam.

Dengan tembang Lir-Ilir, Sunan Kalijaga mencoba untuk mengajak masyarakat Jawa untuk memeluk, mengimani, dan mengamalkan agama Islam secara perlahan tanpa membenturkan tradisi yang sudah lama berkembang.

Upaya Sunan Kalijaga ini tentu mengikuti cara Nabu Muhammad SAW dalam mendakawahkan agama Islam, yaitu bil hikmah wal mau’idzatil hasanah.

4. Gambang Suling

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali
Ki Narto Sabdo

Swara Suling, atau lebih banyak dikenal dengan judul Gambang Suling, merupakan lagu daerah Jawa Tengah yang diciptakan oleh Ki Narto Sabdo sebagai ungkapan kekagumannya dengan alat musik seruling yang menghasilkan suara yang indah.

Gambang suling, ngumandhang swarané thulat-thulit, kepénak uniné uuuuniné mung nreyuhaké ba- reng lan kentrung ke-

tipung suling, sigrak kendhangané

Terjemahan:

Gambang suling berkumandang suaranya Tulat-tulit, enak bunyinya Bunyinya begitu mengharukan Bersama kentrung, ketipung, suling

Mantap bunyi kendangnya

Ki Narto Sabdo yang bernama asli Soenarto sendiri merupakan putra dari seorang pengrajin sarung keris beranam Partinoyo.

Beliau merupakan seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, dan dijadikan sebagai sumber referensi oleh dalang-dalang generasi berikutnya.

5. Dondong Opo Salak

Dondong Opo Salak merupakan lagu anak-anak yang dipopulerkan oleh Krisbiantoro antara tahun 1960 hingga 1970-an. Lagu ini menggunakan bahasa yang lugas, tidak berbelit-belit, dan mudah dipahami secara tekstual, khas lagu anak-anak.

Namun meskipun begitu, lagu ini dapat mengandung makna yang beragam, tergantung pada siapa yang mendengar dan mengartikannya.

dondong opo salak duku cilik-cilik ngandhong opo mbecak mlaku thimik-thimik Adi ndherek ibu tindhak menyang pasar ora pareng rewel ora pareng nakal mengko ibu mesti mundhut oleh-oleh kacang karo roti

adi diparingi

Terjemahan:

kedondong atau salak duku kecil-kecil naik andong atau becak jalan pelan-pelan Adi ikut ibu pergi ke pasar tidak boleh rewel tidak boleh nakal nanti ibu pasti beli oleh-oleh kacang dan roti

Adi pun dikasih

6. Cublak-Cublak Suweng

Cublak-Cublak Suweng adalah sebuah lagu yang dinyanyikan dalam sebuah permainan tradisional bernama Cublak-Cublak Suweng.

Permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak kecil pedesaan atau perkampungan di daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

cublak-cublak suweng suwenge ting gelenter Mambu ketudhung gudhel Pak Gempong lera-lere Sapa ngguyu ndelikake Sir sir pong dele gosong

Sir sir pong dele gosong

Permainan ini biasa dimainkan oleh 4 sampai 12 anak. Diawali dengan hompimpa atau gambreng untuk menentukan siapa yang berperan menjadi Pak Empo. Pak Empo ini kemudian berbaring telungkup di tengah, sementara anak-anak yang lain duduk melingkarinya.

Kemudian anak-anak yang melingkari Pak Empo tersebut membuka telapak tangan mereka menghadap ke atas dan diletakkan di atas punggung Pak Empo. Lalu, salah satu dari anak tersebut menggenggam sebuah biji atau kerikil yang dipindah-pindahkan dari tangan satu ke tangan lainnya sambil menyanyikan lagu Cublak-Cublak Suweng.

Ketika nyanyian telah sampai pada lirik “…sapa ngguyu ndelikake”, biji atau kerikil tersebut harus segera disembunyikan dalam genggaman oleh anak yang menerimanya.

Pada akhir lagu, semua anak yang duduk menggenggam kedua tangan masing-masing dan berpura-pura menyembunyikan biji atau kerikil tersebut sambil menggerak-gerakkan tangan.

Lalu Pak Empo bangun dan menebak di tangan siapa biji/kerikil tersebut disembunyikan. Jika tebakannya benar, maka anak yang menggenggam biji tersebut harus bergantian menjadi Pak Empo. Jika salah, Pak Empo kembali berbaring seperti semula dan permainan diulang lagi.

7. Jamuran

Tidak jauh berbeda dengan Cublak-Cublak Suweng, Jamuran juga merupakan lagu yang dinyanyikan dalam sebuah permainan bernama Jamuran. Permainan ini dapat dimainkan oleh 4 sampai 12 anak yang biasanya dimainkan di waktu sore atau malam saat bulan purnama.

Permainan Jamuran dapat dimainkan oleh anak laki-laki maupun anak perempuan, umumnya berusia 6 sampai 13 tahun. Permainan ini juga tidak membutuhkan alat apapun, hanya membutuhkan tanah lapang yang luas.

Jamuran, jamuran, yo ge ge thok Jamur apa, jamur apa, yo ge ge thok Jamur payung ngrembuyung kaya lembayung

Sira badhe jamur apa?

8. Padhang Wulan

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

Secara tekstual, lagu ini secara gamblang berisi ajakan untuk meramaikan malam bulan purnama dengan bermain bersama teman-teman. Namun secara filosofis, lagu ini sebenarnya mengajak untuk bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas malam yang begitu indah.

Sebagai ungkapan rasa syukur, sang penulis lagu yang belum diketahui secara pasti ini mengajak untuk tidak tidur terlalu sore, karena untuk menghidupkan malam yang indah itu dengan ibadah sunnah.

Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba padhang wulan padhange kaya rina Rembulane sing awe-awe

ngelingake aja padha turu sore

Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba rame-rame kene akeh kancane Langite pancen sumebyar rina

yo padha dolanan sinambi guyonan

Terjemahan:

Ayo teman-teman bermain di luar terang bulan terangnya seperti siang Bulannya melambai-lambai

mengingatkan jangan tidur di sore hari

Ayo teman-teman bermain di luar rame-rame di sini banyak temannya Langitnya terang sekali

ayo bermain sambil bercanda

9. Warung Pojok

Akeh wong padha kedanan masakan, akeh wong padha kelingan pelayan

Ora klalen kesopanan ning sekabeh lelangganan

Yen balik tas jalan-jalan mingguan mumpung bae tas gajian kaulan Warung Pojok go ampiran etung-etung ke kenalan Tobat dhendhenge emi rebuse,

Sega gorenge dhaginge gedhe gedhe

Adhuh kopie, tobat bukete Adhuh manise persis kaya pelayane Pura-pura mata mlirik meng dhuwur padhahal ati ketarik lan ngawur Nginum kopi mencok nyembur kesebab nyasar meng cungur Tobat dhendhenge emi rebuse Sega gorenge dhaginge gedhe gedhe Adhuh kopie tobat bukete

Adhuh manise persis kaya pela

10. Jangkrik Genggong

“Semarang kaline banjir…”, kata itu sangat populer yang bahkan bisa dibilang menjadi semacam slogan yang akhirnya melekat pada Kota Semarang. Padahal, “Semarang kaline banjir” merupakan bagian dari lirik lagu Jangkrik Genggong yang dipopulerkan oleh Waldjinah.

Kendal kaline wungu Ajar kenal karo aku Lelene mati digepuk

Gepuk nganggo walesane

Suwe ora pethuk Ati sida remuk

Kepethuk mung suwarane

Jangkrik genggong, jangkrik genggong
Luwih becik omong kosong

Semarang kaline banjir
Ja sumelang ra dipikir

Jangkrik upa saba ning tangga Malumpat ning tengah jogan Wis watake priya, jare ngaku setya

Tekan ndalan selewengan

Jangkrik genggong, jangkrik genggong
Wani nglirik sepi uwong

Yen ngetan bali ngulon
Tiwas edan rak kelakon

Yen ngrujak Ngrujaka nanas

Ojo ditambahi kuweni

Kene tiwas nggagas Awak adhem panas

Jebul ana sing nduweni

Jangkrik genggong, jangkrik genggong
Sampun cekap mangsa borong

11. Sekolah

Esuk-esuk srengengene lagi metu, sibu
Nyuwun pangestu kang putra badhe sinau, sibu

Nyangking etas ing jerone isi sabak, bapak
Gerip lan sada wis jumepak ana kothak bapak

Awan-awan srengengene ana tengah, si ‘mbah
Bungah-bungah kang wayah mulih sekolah, si ‘mbah

Sore-sore lampune dhimunculake, budhe
Wis wayahe bocah-bocah pada sinau budhe

12. Turi-Turi Putih

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali

Turi-Turi Putih merupakan lagu peninggalan Sunan Giri yang menceritakan tentang kearifan, kesadaran akan kehidupan dan kematian.

Syair tembang ini begitu indah dan bermakna, pesannya lebih spesifik ditujukan kepada murid sebagai penuntut ilmu dan guru sebagai pengajar.

Turi turi putih ditandur ning pinggir sumur Turi turi putih ditandur ning pinggir sumur Jeleret tiba nyemplung ke kembang kembange apa Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa Kembang kembang m’lathi kembang m’lathi dironce-ronce Kembang kembang m’lathi kembang m’lathi dironce-ronce Sing kene setengah mati sing kana ‘ra piye piye

Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa

Turi-turi melambangkan pitutur atau nasehat. Sedangkan putih mewakili kain kafan dan melambangkan kematian. Dengan begitu, Turi Turi Putih adalah sebuah nasehat dari seorang guru kepada murid tentang makna akhir kehidupan atau kematian.

Lagu ini memberikan pesan kepada murid untuk selalu mengikuti apa yang disampaikan guru-guru berupa nasehat supaya tidak tersesat.

Sementara guru adalah semacam figur yang perilaku dan ucapannya selalu ditiru dan diteladani, maka seorang guru harusnya lebih menjaga diri dalam perilaku dan ucapannya.

13. Dak Petik Kembang Melati

Dak petik-petik kembang melati. Dak sebar-sebar ing tengah ratri. Kuwi apa kuwi, ja padha korupsi. Mengko yen korupsi, negarane rugi.

Piye mas kuwi… Aja ngono, ngona-ngona ngono…

14. Sluku-Sluku Bathok

Lagu yang berasal dari jawa tengah kecuali
Sunan Kalijaga

Meskipun terkesan seperti lagu anak-anak yang menggunakan bahasa yang sederhana, rupanya Sluku-Sluku Bathok merupakan salah satu lagu gubahan Sunan Kalijaga dan memiliki makna yang sangat filosofis.

Sluku-sluku bathok Bathoke ela-elo Si Rama menyang Solo Leh olehe payung mutho Mak jentit lho-lho lobah Wong mati ora obah Yen obah medeni bocah

Yen urip goleka duwit

Konon, Sunan Kalijaga memasukkan unsur-unsur nilai agama dalam bentuk lagu anak-anak yang sederhana agar lebih mudah dihafal dan bertahan lama.

Judul Sluku-Sluku Bathok pun juga dikatakan merupakan serapan dari bahasa Arab, Ghuslu Ghuslu Bathnaka, yang artinya “Mandikan (Bersihkan) Batinmu”.

Baca juga: 16 Lagu Daerah Sumatera Barat (Lagu Minang) Beserta Liriknya

15. Sinom

Amenangi jaman edan ewuh aja ing pambudi melu edan ora tahan jen tan melu anglakoni boya kaduman melik kaliren wekasanipun dilalah karsa Allah begjane kang lali

luwih begja kang engling lan waspada

16. Gek Kepriye

Duh kaya ngene rasane Anake wong ora duwe Ngalor ngidul tansah diece

Karo kanca kancane

Pye pye pye pye ya ben rasakna Pye pye pye pye rasakna dewe Pye pye pye pye ya ben rasakna

Pye pye pye pye rasakna dewe

Besuk kapan aku bisa Urip kang luwih mulya Melu nyunjung drajating bangsa

Indonesia kang mulya

Pye pye pye pye mbuh ra weruh Pye pye pye pye mbuh ra ngerti Pye pye pye pye mbuh ra weruh

Pye pye pye pye mbuh ra ngerti

17. Pitik Tukung

Aku duwe pitik pitik tukung Saben dina tak pakani jagung Petok gok petok petok ngendok pitu Tak ngremake netes telu Kabeh trondol trondol tanpa wulu

Mondol mondol dol gawe guyu

18. Andhe-Andhe Lumut

Putraku si Andhe Andhe Andhe Lumut Temuruna ana putri kang unggah-unggahi

Putrine, ngger, sing ayu rupane

Klenthing Abang iku kang dadi asmane

Duh, Ibu, kula dereng purun Duh, Ibu kula mboten mudhun

Nadyan ayu sisane si Yuyu Kang-kang

Putraku si Andhe Andhe Andhe Lumut Temuruna ana putri kang unggah-unggahi

Putrine, ngger, sing ayu rupane

Klenting Ijo iku kang dadi asmane

Duh, Ibu, kula dereng purun Duh, Ibu kula mboten mudhun

Nadyan ayu sisane si Yuyu Kang-kang

Putraku si Andhe Andhe Andhe Lumut Temuruna ana putri kang unggah-unggahi Putrine, ngger, sing ayu rupane

Klenting Biru iku kang dadi asmane

Duh, Ibu, kula dereng purun Duh, Ibu kula mboten mudhun

Nadyan ayu sisane si Yuyu Kang-kang

Putraku si Andhe Andhe Andhe Lumut Temuruna ana kere kang unggah-unggahi

Kerene, ngger, kang olo rupane

Klenthing Kuning iku kang dadi asmane

Duh, Ibu, kula sampun purun
Duh, Ibu kula purun mudhun

Nadyan ala putri niki pilihan kulo

19. Te Kate Dipanah

Te kate dipanah Dipanah ngisor gelagah Ana manuk konde-onde Mbok sirbombok mbok sirkate

Mbok sirbombok mbok sirkate

Baca juga: Kumpulan 16 Lagu Daerah Papua Paling Populer

20. Gendhing Ketawang Ibu Pertiwi

Ibu Pertiwi… Paring boga lan sandhang kang murakabi Peparing rejeki manungsa kang yekti Ibu Pertiwi… Mrih sutresna mring sesami Ibu Pertiwi… Kang maelu urip yekti

Karya sutresna ibu pertiwi.

Baca juga: Mengenal 10 Upacara Adat Bali yang Eksotis

***

Referensi

  • wikipedia
  • budaya-indonesia.org
  • lagudaerah.id