Kota pertama kali yang diduduki Jepang saat memasuki Indonesia adalah A Balikpapan

Merdeka.com - 24 Januari dalam sejarah Indonesia ditandai dengan penaklukan kota Balikpapan oleh tentara Jepang. Peristiwa itu terjadi pada 24 Januari tahun 1942, tepat 80 tahun yang lalu. Kemenangan Jepang tersebut berada di bawah kepemimpinan Mayor Jenderal Shizuo Sakaguchi.

Pada saat itu, Jepang menganggap Selat Makassar adalah jalur yang penting dan harus ditaklukkan. Cara yang diambil adalah dengan menguasai terlebih dahulu kota Tarakan dan Balikpapan yang merupakan dua kota penting di sekitar Selat Makassar.

Balikpapan sendiri adalah kota penghasil minyak, yang tentu saja sangat bermanfaat bagi jalannya perang. Pertempuran ini terjadi di lepas pantai kota penghasil minyak utama dan pelabuhan Balikpapan, Kalimantan, Hindia Belanda.

Advertisement

Pasukan Jepang merebut sebagian besar ladang minyak yang hancur di Tarakan dan memberi ultimatum untuk mengeksekusi Belanda. Dengan harapan ladang minyak Balikpapan belum hancur dan masih bisa dikuasai, Jepang bergerak maju ke sana di bawah pimpinan Mayjen Shizuo Sakaguchi dari Detasemen Sakaguchi.

BACA JUGA:
Prof Mochtar Kusumaatmadja Jadi Nama Baru Jalan Pasupati, Ini Sosoknya yang MenduniaSejarah 25 Februari 1932: Adolf Hitler Resmi Jadi Warga Negara Jerman
2 dari 3 halaman

Penyerangan Kota Balikpapan

Balikpapan adalah kota pengilangan minyak terbesar di Kalimantan, membuatpertempuran di Balikpapan itu menjadi kancah peperangan terbesar di Hindia Belanda yang dipertahankan oleh tentara KNIL, dilansir dari publikasi olehunsada.ac.id.

Sebelum perang, Balikpapan adalah pusat penting bagi perusahaan ekonomi Belanda di Kalimantan. Di dalam kota, terdapat 2 pabrik pengolahan minyak mentah, pabrik minyak parafin dan pelumas, pabrik cracking, pabrik asam sulfat dan pabrik penyulingan minyak bumi yang berharga, pabrik timah dan drum, serta beberapa bengkel.

Yang terpenting, Balikpapan memiliki kilang minyak dengan kompleks tangki minyak yang dapat menampung delapan kali lebih banyak dari Tarakan, mempekerjakan hingga 7.000 pekerja asli dan 100 pengusaha Eropa, yang menghasilkan hingga satu juta ton minyak setiap tahun sebelum perang.

Ketika Belanda mulai memikirkan kemungkinan agresi militer Jepang, mereka mulai memperkuat pertahanan untuk melindungi fasilitas pulau itu. Pada tahun 1924, sebuah detasemen 6 brigade infanteri ditempatkan untuk mempertahankan ladang minyak Balikpapan, serta ladang minyak Semboja dan Sanga Sanga (didukung oleh 3 brigade tambahan dari Samarinda).

BACA JUGA:
Penyebab Konflik Rusia dan Ukraina, Pahami Perkembangannya dari Waktu ke WaktuMenguak Fakta Situs Watu Gong, Dipercaya Jadi Tempat Berkumpulnya Raja-Raja Jawa

Saat pelancaran serangan Jepang tak terelakkan, kota Balikpapan menjadi lautan api akibat ladang-ladang minyak yang terbakar, baik karena serangan dari tentara Jepang maupun karena taktik bumi hangus yang dilancarkan tentara KNIL sebelum mereka mundur meninggalkan Kalimantan ke Jawa.

Advertisement

3 dari 3 halaman

Penguasaan Jepang di Balikpapan

MengutipErwiza Erman dan Ratna Saptari dalam buku Dekolonisasi Buruh Kota dan Pembentukan Bangsa (2013), pada 24 Januari 1942 kota Balikpapan jatuh di bawah kekuasaan tentara pendudukan Jepang. Pengungsian besar-besaran dari penduduk Kota Balikpapan pun terjadi guna menjauhi medan pertempuran.

Di Samarinda, banyak juga perusahaan yang hancur akibat dari serangan tentara Jepang. Serangan udara dan laut yang diikuti oleh pendaratan tentara Jepang di Samarinda mengakibatkan kota ini dibiarkan menjadi kota terbuka.

Karena hal ini, tentara Jepang dapat dengan mudah memasuki kota dari berbagai arah selatan Samarinda (Balikpapan). Dengan didudukinya Samarinda yang merupakan tempat kedudukan Assistent Residen van Kutai en Pasir maka seluruh kota dan tempat-tempat penting di Kalimantan Timur sudah berhasil dikuasai Jepang.

BACA JUGA:
Hari Ini 24 Februari, Lahirnya Pendiri Apple: Perjalanan Karier hingga KehidupanPeristiwa 23 Februari, Momentum Dramatis Perang Iwo Jima dalam World War 2

Pihak militer Belanda memerintahkan pembumihangusan instalasi minyak. Sebagian dari mereka menuju barak-barak pengungsian di pedalaman. Dan sebagian lagi ke utara kemudian berlayar memasuki Sungai Mahakam menuju pedalaman. Pihak Belanda juga merencanakan perang gerilya di hutan-hutan Kalimantan.

Dalam rencana Jepang untuk menaklukkan Hindia Belanda, diketahui bahwa Balikpapan memiliki makna strategis dan taktis sebagai target. Secara strategis, kilang minyaknya sangat penting untuk produksi minyak Jepang sendiri; dalam mendudukinya, Jepang dapat memiliki akses langsung ke ladang minyak besar di pedalaman Kalimantan.

Secara taktis, kota ini juga memiliki pelabuhan dan lapangan terbang (Manggar) yang penting bagi pendudukan Jepang di Kalimantan bagian selatan dan penaklukan Jawa itu sendiri. Pertempuran tersebut merupakan pertempuran permukaan pertama di Asia Tenggara yang diikuti oleh Angkatan Laut AS sejak Pertempuran Teluk Manila pada tahun 1898.

Sementara berbagai serangan terhadap kapal angkut Jepang tidak banyak membantu untuk mencegah jatuhnya Balikpapan, terbukti bahwa strategi konservatif Laksamana Hart dapat digunakan secara efektif melawan pasukan Jepang sampai pasukan Sekutu di kawasan Asia Tenggara dapat didukung.

BACA JUGA:
22 Februari: Kelahiran George Washington, Presiden Pertama Amerika SerikatSejarah 21 Februari 1848: Manifesto Komunis Karl Marx Diterbitkan untuk Pertama Kali

Balikpapan tetap di bawah kendali Jepang sampai Juli 1945, ketika pasukan Jepang dikalahkan oleh pasukan yang dipimpin Australia dalam Pertempuran Balikpapan 1945.

(mdk/edl)

TOPIK TERKAIT

  • Sejarah Hari Ini

  • Sejarah Indonesia

  • Ragam

  • Jatim

  • Yogyakarta

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA