Kondisi tanah yang sangat dibutuhkan untuk budidaya tanaman adalah

Admin distan | 05 Mei 2021 | 73353 kali

Tanah adalah media alam yang menjadi salah satu aspek penunjang kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk pula tanaman. Subur atau tidaknya tanah dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang berbeda-beda pada setiap jenis tanah.

Unsur hara yang terkandung dalam tanah secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman disamping faktor kemampuan tanaman dalam menyerap zat hara dari dalam tanah. Kemampuan tanaman untuk melakukan proses penyerapan unsur hara juga dipengaruhi oleh faktor utama, yakni tingkat keasaman tanah atau pH.

pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen, sedangkan pH tanah adalah suatu standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu lahan. Dengan mengetahui kadar pH dalam tanah, maka para petani dapat menentukan tanaman apa yang cocok ditanam atau di budidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar pH yang berbeda-beda.

Ada tiga jenis pH yang mendasarai karakteristik tanah dan biasanya menjadi acuan utama dalam bidang pertanian antara lain :

pH Netral

Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingat keasam-basaan ini merupakan pH ideal kandungan senyawa organik, mikroorganisme, unsur hara dan mineral-mineral dalam kondisi yang optimal.

Biasanya tanah ber- pH netral cocok digunakan untuk bercocok tanam. Beberapa tanaman seperti ubi kayu optimal ditanam pada tanah ber-pH 4,5 hingga 8 dan cabai memerlukan ph tanah antara 5,6 hingga 7,2.

pH Asam

Kadar pH dalam tanah asam  biasanya dimiliki  oleh tanah gambut yang cenderung mempunyai kandungan hydrogen, aluminium dan belerang tinggi. Pada kondisi asam biasanya tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak dapat diserap oleh tumbuhan secara optimal. Untuk mengurangi kadar keasaman tanah kita dapat melakukan dengan pemberian dolomit atau kapur pertanian.

pH Basa

Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya terdapat didaerah pesisir pantai. Selain itu tanah basa juga memliki kandungan ion magnesium, kalsium, kalium, dan natrium lebih tinggi. Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik untuk tanaman. Pengolahan tanah basa agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum.

Mengukur pH Tanah

Pengukuran kadar pH dalam tanah hendaknya dilakukan sebelum melakukan cocok tanam, baik tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan .

pH Meter

Cara paling mudah untuk mengukur kadar pH dalam tanah adalah menggunakan pH meter

tanah adalah media alam yang diperlukan untuk kegiatan bercocok tanam, pada setiap tanah memiliki kandungan unsur hara yang berbeda-beda . banyak sedikitnya kandungan unsur hara pada tanah merupakan indikator tingkat kesuburan tanah tersebut.

kandungan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

tingkat kesuburan tanaman tergantung pada kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah.

faktor penting yang mempengaruhi proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman adalah derajat keasaman tanah (ph tanah)

pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan skala pH antara 0 hingga 14 .

suatu benda dikatakan bersifat asam jika angka skala pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala ph lebih dari 7. jika skala ph adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral.

kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah yang bersifat netral, namun demikian ada beberapa jenis tanaman yang masih toleran terhadap tanah dengan ph yang sedikit asam yaitu tanah yang ber ph maksimal 5

           cara mengetahui ph tanah yang paling akurat adalah menggunakan alat pengukur ph yaitu pH meter.  pengetahuan tentang derajat keasaman tanah (pH tanah ) sangat berperan dalam keberhasilan suatu budidaya tanaman. dengan mengetahui pH tanah, maka petani bisa menentukan skala yang ideal untuk pertumbuhan dan berkembangnya tanaman sehingga kerugian dapat diminimalisir. Selain menggunakan ph meter, mengukur ph tanah bisa juga menggunakan kertas lakmus, namun pengukuran menggunakan kertas lakmus memiliki keterbatasan karena angka skala pH tidak dapat diketahui. pengukuran dengan kertas lakmus hanya bisa menentukan apakah tanah tersebut asam, netral atau basa. walaupun  demikian kertas lakmus cukup membantu dalam mengetahui kondisi dan sifat tanah.

           Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat keasaman tinggi, maka unsur magnesium, kalsium dan fosfor akan terikat  secara kimiawi sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. pada kondisi seperti itu unsur aluminiun dan mangan akan bersifat racun dan merugikan tanaman. pemberian pupuk tidak akan efektif dan tidak efisien karena unsur hara tidak diserap tanaman. akibatnya tanaman akan tumbuh tidak normal dan produktivitas rendah dengan kualitas yang buruk. Untuk mengurangi tingkat keasaman dapat dilakukan pemberian dolomit (kapur pertanian). pemberian dolomit dengan dosis sesuai kebutuhan dapat dilakukan untuk menyesuaikan nilai ph tanah. Untuk penambahan jumlah kapur pertanian (dolomit) dapat dilakukan dengan perhitungan sbb:

Bila diketahui pH tanah 4,5, sedangkan kita menginginkan ph 6 maka  6 – 4,5 = 1,5 dengan demikian  kebutuhan kapur pertanian (dolomit) yang diberikan adalah : 5,23 ton / ha.  penambahan selanjutnya dapat dilakukan lagi setelah 3 – 5 th.

          Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat alkalin tinggi (basa) unsur hara micro seperti tembaga, mangan, seng dan besi akan terikat secara kimiawi dan tidak dapat diserap oleh tanaman . seperti halnya tanaman pada tanah asam, pada tanah basa tanaman juga tidak akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal.     Pemberian kapur gypsum dapat dilakukan untuk menetralkan sifat basa tanah, ph tanah akan turun setelah kelebihan unsur sodium habis, walau hanya pada angka 7,5 saja. pemberian unsur asam atau belerang untuk menurunkan sifat basa tanah biasanya tidak efektif pada tanah yang mengandung mineral kalsium karbonat (unsur kapur).

Pandemi Covid-19 tidak membuat putus asa atau bahkan stress pada sebagian masyarakat. Pandemi ini mendorong sebagian masyarakat terutama kaum perempuan memiliki hobi baru, yaitu bertanam tanaman hias. Hal penting pagi penghobi pemula tanaman hias adalah bahwa, memelihara tanaman hias juga butuh pengetahuan dasar. Salah satunya adalah pengetahuan mengenai media tanam. Untuk itu, artikel ini dipersiapkan bagi para hobiis baru, agar supaya tanaman hias yang ditanam, yang dipelihara dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

 Media Tanam

Media tanam atau media tumbuh yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman hias dalam pot merupakan topik yang kali ini disampaikan untuk para hobiis pemula ini. Tanaman hias merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang memiliki fungsi memperindah dan mempercantik lingkungan baik itu dalam ruangan maupun luar ruangan. Tanaman hias untuk tujuan ini dapat ditanam dalam pot atau wadah ataupun ditanam di tanah (lapang) sebagai komponen taman permanen.

Agar supaya atau salah satu syarat agar tanaman hias yang ditanam dalam pot dapat tumbuh dengan baik tentunya jika ditanam atau ditumbuhkan pada media yang tepat. Menyediakan media yang tepat ditujukan agar tanaman hias yang ditanam dalam pot mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga keindahannya yang diharapkan akan dapat tercapai.

Pada kesempatan ini penulis akan memberikan penjelasan berapa hal terkait media tanam bagi tanaman hias yang ditumbuh-kembangkan dalam pot.

 Jenis Media Tanam

Media Tanah. Media tanam atau media tumbuh yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman hias yang pertama adalah media tanah, yang merupakan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman hias. Beberapa jenis tanaman hias dapat tumbuh dengan baik dalam media tanah yang subur dan gembur. Hampir sebagian besar tanaman hias dapat tumbuh pada media tanah ini.

Media tanah merupakan media yang paling ideal sehubungan dengan kemampuannya menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman hias. Jika diikuti dengan pemupukan dan pemeliharaan yang sesuai dan tepat maka tanaman hias akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Ada beberapa jenis tanaman hias yang tidak cocok tumbuh dengan baik pada media tanah.

 Media Akar Pakis. Akar pakis juga merupakan media yang dapat digunakan sebagai media tanam bagi sebagian tanaman hias. Jenis tanaman hias yang sangat cocok ditanam pada media akar pakis adalah jenis-jenis anthurium dan anggrek.

 Sayangnya, media ini tidak mampu menyediakan unsur hara secara alami bagi tanaman, namun karena struktur medianya yang porous akan dapat menyimpan air dengan baik dan dapat dengan mudah ditembus akar tanaman hias.

Media akar pakis mudah diperoleh dengan harga yang murah sehingga relatif sangat ekonomis terutama untuk budidaya tanaman hias skala rumahan bagi hobiis pemula.

Media akar pakis jika tidak terlalu hancur, masih dapat digunakan secara berulang. Agar supaya tanaman hias yang ditanam dengan menggunakan media akar pakis tidak terinfeksi pathogen penyakit, sebaiknya media ini disterilkan terlebih dahulu. Caranya, dengan menjemur di terik matahari. Tumpukan media akar pakis ditutup terlebih dahulu dengan plastik, kemudian dibiarkan terkena sinar matahari beberapa hari

 Media tanam cocopeat. Atau dikenal sebagai potongan (hancuran kasar) serabut kelapa. Media ini sangat mudah ditemukan di sekitar kita bahkan seringkali dianggap limbah. Media dari bahan ini sangat mudah lapuk, oleh karena itu kelembaban perlu dijaga. Jangan terlalu basah (lembab). Jika terlalu lembab, maka akan dapat menyebabkan kebusukan pada akar dan juga mengundang berbagai jenis serangan hama dan penyakit pada tanaman hias yang ditumbuhkan padanya.

Serabut kelapa mengandung senyawa tanin yang dapat menjadi racun bagi tanaman. Oleh karena itu, sebelum digunakan harus direndam terlebih dahulu hingga warna air rendamannya berubah menjadi warna bening.

Jenis tanaman hias yang biasa ditanam pada media sabut kelapa adalah tanaman hias jenis anggrek.

 Media tanam pasir. Bahan media ini dapat dipakai sebagai media tanaman hias sebab media pasir sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan beberapa jenis tanaman hias. Seperti misalnya jenis tanaman hias yang membutuhkan kelembaban rendah, seperti allium atau tanaman hias yang memiliki umbi dan juga jenis kaktus. Hal ini disebabkan karena pasir memiliki tekstur kasar yang tidak mampu memegang air terlalu banyak dan dalam waktu yang lama.

Namun bahan media pasir sangat minim akan ketersediaan unsur haranya bahkan dapat dikatakan miskin unsur hara. Oleh sebab itu, jika pasir tetap akan digunakan sebagai media tumbuh maka tentu harus dilakukan penambahan unsur hara yaitu dengan cara melakukan pemupukan agar tanaman tetap dapat tumbuh dengan baik dan subur.  

 Media tanam arang kayu. Arang kayu merupakan jenis media yang juga dibutuhkan tanaman hias untuk tumbuh dan berkembang. Jenis tanaman yang dapat di tanam pada media ini adalah tanaman anggrek.  Sangat miskin unsur hara. Biasanya digunakan dengan dikombinasikan memakai media lain dan digunakan sebagai bagian dasar media. Arang kayu pada dasarkan lebih bersifat sebagai buffer dan dapat menyeimbangkan kelembaban media dalam pot.  

 Media Tanam Campuran

Jenis media atau campuran media tumbuh yang dikehendaki tanaman hias berbeda-beda untuk setiap golongan atau jenis tanaman. Sehubungan tanaman hias itu banyak jenisnya, maka jenis-jenis tanaman hias berdasarkan media tumbuhnya dapat dibedakan menjadi tanaman hias yang suka media yang lembab, tanaman hias yang suka media yang kelembabannya sedang, dan tanaman hias yang suka dengan media yang kering. Berdasarkan kebutuhan atau persyaratan kelembaban media tumbuh tersebut, maka penyediaan media tanam tentunya harus disesuaikan dengan jenis tanaman hias tersebut yang mana akan ditanam. Untuk menyediakan media tanaman yang sesuai dengan jenis tanamannya, maka penggunaan media tunggal seperti diuraikan di atas tentu akan tidak mungkin. Oleh karena itu, diperlukan upaya mencampur berbagai bahan media tanam tunggal tersebut sesuai takarannya agar supaya persyaratan kelembabannya tercapai sesuai dengan jenis tanaman hias yang akan ditanam.

Atas dasar kebutuhan lingkungan tumbuh terutama yang menyangkut media tanam, maka bila dikehendaki tanaman hias tumbuh dengan baik, maka pemenuhan terhadap kebutuhannya harus dilaksanakan. Berikut adalah cara-cara menyiapkan media tanam dalam pot untuk masing-masing jenis tanaman hias.

 Media dengan campuran umum. Disukai oleh tanaman hias golongan yang suka keadaan sedang (tidak terlalu kering ataupun basah). Contoh tanaman hias golongan ini meliputi kelompok Philodendron, Aglaonema, Dieffenbachia, Anthurium, dan Palm.

Media campuran ini terdiri atas tanah, pasir, dan bahan organik (kompos atau hancuran serabut kelapa) dengan perbandingan 1:1:1 (v/v). Penambahan sekam padi juga dapat dilakukan dengan perbandingan yang sama.

Campuran media jenis tanaman hias yang suka keadaan kering. Contoh tanaman hias dari golongan ini adalah kelompok kaktus, Sanseviera, dan jenis-jenis sukulen lainnya. Media campuran ini terdiri atas tanah, pasir, kompos, dan dapat ditambahkan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1:1 (v/v).

Campuran media bagi jenis tanaman hias yang suka keadaan lembab. Contoh tanaman golongan ini adalah Kadaka (Asplenium nidus), sirih belanda (Scindapsus aureus), violes (Saintpaulia sp.), suplir (Adianthum sp.), dan kelompok paku-pakuan lainnya. Media campuran ini dibuat dengan mencampur tanah, kompos atau hancuran sabut kelapa, dan arang sekam padi dengan 1:1:1 (v/v).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA