Keuntungan dan Kelemahan lingkungan sebagai media PEMBELAJARAN

Membawa kelas atau para siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas oleh waktu. Artinya tidak selalu mamakan waktu yang lama, tapi bisa saja dalam satu atau dua jam pelajaran bergantung kepada apa yang akan dipelajarinya dan bagaimana cara mempelajarinya. Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar antara lain :

  1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akanlebih tinggi.
  2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa duhadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
  3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta ebih factual sehingga kebenarannya lebih akurat.
  4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, wawancara, menguji fakta dan lain-lain
  5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan social, lingkungan alam, ingkungan buatan dan lain-lain.
  6. Siswa dapat memahami dan mengahayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya

Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa di sekolah hampir bisa dupelajari dari lingkungan seperti ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, bahasa kesenian dan lain-lain. Beberapa kelemahan dan kekurangan sering terjadi dalam pelaksanaan berkisar pada teknis pengeturan waktu dan kegiatan belajar. Misalnya:

  1. Kegiatan belajar kurang dipersiapakan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa I dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan.
  2. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. Kesan ini keliru sebab kunjungan ke kebun sekolah untuk mempelajari keadaan tanah, jenis tumbuhan dan lain-lain cukup dilakukan beberapa menit, selanjutnya kembali ke kelas untuk membahas lebih lanjut apa yang telah dipelajari.
  3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Ia lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu di antaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan lingkungan.

  1. Teknik Menggunakan Lingkungan

Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkun belajagan sebagai media dan sumber belajar.

  1. Cara pertama dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain.
  2. Cara kedua dengan kemping atau berkemah. Kemah memerlukan waktu yang cukup sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung.
  3. Cara ketiga adalah karyawisata. Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelumnya karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncanakan objek yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Obyek karyawisata harus relevan dengan bahan pegejaran misalnya museum untuk pelajaran sejarah.
  4. Cara keempat dengan praktek lapangan. Pratek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya siswa SPG diterjunkan ke sekolah dasar untuk melatih kemampuan mengajar.
  5. Cara kelima mengundang manusia sumber atau nara sumber. Berbeda dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya. Jika pada cara sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, pada nara sumber megundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenal keahliannya di hadapan para siswa. Misalnya mengundang dokter atau mantra kesehatan untuk menjelaskan berbagai penyakit.
  6. Cara keenam melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat. Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisiasi dan lain-lain. Proyek pelayanan pada masyarakat mengandung manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masyarakat setempat.
    1. Jenis Lingkungan Belajar
    2. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermsyarakat, seperti organisasi social, adata dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama, dan system nilai. Lingkungan social tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.

  1. Lingkungan alam

Lingkungan alam berkenaan dengansegala sesuatu yang sifatnya alamiah seperi keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna dan lain-lain. Lingkungan alam ini tepat digunakan pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.

Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.

  1. Lingkungan buatan

Disamping lingkungan social dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja dibuat manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi, bendungan, pertamanan, kebun binatang dan lain-lain.

Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya serta aspek yang lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusiadan masyarakat pada umumnya. Kegiatan lingkungan diatas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar mengajar melalui perncanaan yang saksama oleh para guru bidang studi baik secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama.

III. Langkah dan Prosedur Penggunaan

  1. Langkah persiapan
    1. Dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi tertentu, guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh oleh siswa berkaiatan dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dan media.
    2. Dalam menetapakan obyek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya misalnya cukup dekat dan murah perjalanannya, tidak memerlukan waktu yang lama, tersedianya sumber-sumber belajar, keamanan bagi siswa dalam mempelajarinya serta memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari para siswa.
    3. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dlakukan. Misalnya mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, wawancara dengan petugas.
    4. Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan. Misalnya saja membuat dan mengirim surat permohonan untuk mengunjungi objek tersebut agar mereka mempersiapakannya. Dalam surat tersebut dijelaskan kegiatan belajar dan tujuan yang diharapkan dari kunjungan tersebut.
    5. Persiapan tekis yang perlu untuk kegiatan belajar, seperti tata tertib di perjalanan dan di tempat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa, menyusun pertanyaan yang akan diajukan dan lain-lain.

  1. Langkah pelaksaan

Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Catatlah sempiua informasi dari penjelasan tersebut. Dalam proses ini petugas mamberi penjelasan berkenaan dengan cara kerja, mekanismenya atau hal yang sesuai dengan obyek. Berikutnya para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil belajarnya, untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya. Akhir kunjungan dengan ucapan terima kasih kepada petugas dan pemimpin obyek tersebut.

  1. Tindak dari kegiatan belajar butir b) di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut, di samping menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah. Penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar banyak manfaatnyabaik yang diperoleh siswa, hubungan social siswa terhadap kondisi social yang ada di sekitarnya. Proses pengajaran yang mengoptimalkan lingkungan sebagai sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.

Oleh : Nining

Sumber : Sudjana Nana. Dr dan Drs. Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Sinar Baru Algesindo. Bandung.

Share this:

  • Twitter
  • Facebook

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA