Keuntungan apa sajakah yang diperoleh Indonesia dengan adanya satelit Palapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Satelit milik Indonesia yang mengudara di angkasa kembali bertambah. Kali ini satelit yang diluncurkan bernama Nusantara-1 milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN).

Sebenarnya, sudah berapa satelit yang diluncurkan oleh perusahaan Indonesia? Berikut hasil penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia.

Kapasitas : 12 transponder, backup untuk Palapa-A1.

4. Palapa-B2.
Peluncuran : 26 Februari 1984.
Akhir operasi : Gagal orbit.
Peluncur : STS-11.
Pembuat : Hughes.
Pemilik : Perumtel.
Orbit : -.
Kapasitas : 24 transponder.
Status : Tidak berhasil ditempatkan pada orbit. 
5. Palapa-B2
Peluncuran : 21 Maret 1987.
Akhir operasi : Februari 1996.
Pembuat : Hughes.
Peluncur : Delta.
Pemilik : PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Satelindo.
Orbit : 113 derajat BT.
Kapasitas : 24 transponder.
Status : Penyewaan pihak ketiga domestik dan luar negeri, beralih ke Satelindo pada 1993 dan kemudian layanannya diganti Palapa-C1.6. Palapa-B2R.

Status : Hasil perbaikan B2, nantinya jasanya diganti Telkom-1.

Status                   : Sempat berganti nama menjadi HGS 3, Anatolia 1, dan Paksat 1.

Diluncurkan dari Kourou, Guyana Perancis.

Satelit pertama yang menggunakan frekuensi S-band terutama untuk TV kabel. Karena kegagalan regulator daya, sebanyak dua dari lima transponder tidak dapat digunakan saat gerhana sehingga umur satelit berkurang dari 14 tahun menjadi 7 tahun.

Telkom dinilai perlu memperluas kapasitas satelit karena potensi permintaan dari trunking seluler (permintaan Telkomsel saat itu sedang pesat) dan untuk VSAT internet.Terjadi gangguan pada 25 Agustus 2017 sehingga membuat publik tidak nyaman bertransaksi perbankan dan TV. Layanannya dialihkan ke Telkom-3S, Palapa-D, dan Brisat.

Satelit pertama yang melayani komunikasi telepon bergerak di Asia berbasis ACeS. Sistem AceS dimiliki AceS International yang dimiliki PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Lockheed Martin Global Telecommunications, Phillipine Long Distance Telephone Co, dan Jasmine Overseas Company.

                              Terdapat anomali di sistem L-Band Garuda-1 yang menyebabkan kapasitas panggilan maksimal turun menjadi 1,4 juta per hari dari 2 juta per hari, diklaim AceS kepada asuransi.               

Untuk menggantikan Palapa-B4 dengan perluasan cakupan ke Guam dan India. Berfungsi menyediakan layanan TV, telepon, internet, di Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia Selatan.

Satelit kecil berkonsep Nano Hexagonal Satellite yang berada di orbit rendah seperti komunikasi di daerah terpencil, pengamatan bumi, serta pengataman lingkungan dan cuaca.

Hasil kerja sama Lapan, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, ITB, dan LIPI dengan nama panjang Indonesia Nano Satellite-1. Satelit pertama buatan Indonesia.

Satelit mikro pengamatan video yang dikembangkan di Technische Universität Berlin oleh tim insinyur Indonesia.Menjadi satelit mikro pertama buatan Indonesia.

Memberikan layanan penyediaan direct to home (DTH). Akhir 2009, Protostar ditutup karena isu kordinasi multi frekuensi.Dilelang kepada SES dan berganti nama menjadi SES-7. Diluncurkan di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan.

Keluar orbit dan hanya beroperasi 10 tahun.

Terdampar di orbit yang tidak digunakan setelah kegagalan upper stage dan kemudian hilang.

                               Pengelolaan Lippostar-1 dilakukan grup Mochtar Riyadi tersebut melalui PT Tecnoves International yang 85% sahamnya dimiliki oleh PT Multipolar Tbk melalui PT Multipolar Multimedia Prima. Pada 2013 layanan TV itu diluncurkan dengan merek Big TV.

Orbit : 150,5 derajat BT.

Menjadi satu-satunya satelit di dunia yang dimiliki bank.

Memantau kondisi sumber penghasil makanan dan lingkungan di Indonesia.

Diluncurkan guna menggantikan Telkom-3 yang gagal mencapai orbit dan hilang.

Berteknologi Hight Throughput Satellite (HTS) dan menjadi satelit broadband pertama Indonesia. Akan mendukung produk Ubiqu dan Sinyalku milik PSN.