Kesimpulan tentang materi MEWASPADAI ancaman terhadap Negara KESATUAN Republik Indonesia

PPKN XI Mewaspadai Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kd v SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2018/2019 PENGESAHAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Menyatakan bahwa makalah yang telah kami buat ini adalah sah dan asli hasil diskusi yang kami kerjakan sebaik-baiknya. Dengan ini kami kelompok 3 kelas XI IPS 1 angkatan 2018/2019 menyerahkan makalah ini pada : Hari/tanggal : Rabu, 27 Maret 2019 Tempat : SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI Anggota Kelompok : 1. Ainun Safitri 2. Allya Annisa Qiryn 3. Nora Azizah 4. Rully Mora S 5. Theodore Yahya Mendrofa 6. Tiara Lamora Naibaho Jambi, 27 Maret 2019 Mengetahui dan Menyetujui Pembimbing Ketua Kelompok Tutug Prapti Nuhoni, S.H Ainun Safitri KATA PENGANTAR Segala puji hanya dipanjatkan kepada Allah Ta’ala, Rabb semesta alam . Shalawat dalam salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang baik hingga hari hisab. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas persentasi dengan materi “Mewaspadai Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesa” ini guna memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, teman kelas serta guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi. Tugas ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhirya, kami menyadari bahwa tugas yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan sumbang sih kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga Allah SWT, memberikan pertolongan kepada semua orang menjalani kehidupan ini, terutama bagi para anggota kelompok. Aaamiin.. Jambi, Maret 2019 Penulis DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar * I Halaman Daftar Isi * II BAB I PENDAHULUAN ……………................................................... A. Latar Belakang ……………........................................................... B. Rumusan Masalah .............................………………………… BAB II PEMBAHASAN ................................................................... A. Ancaman terhadap Integrasi Nasional …………………………….. 1. Ancaman di bidang Ideologi ………………………………………. a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia…………………............. b. Pemberontakan DI/TII……………………………………………... 2. Ancaman di bidang Politik………………………………………… a. Republik Maluku Selatan (RMS)………………………………….. b. Gerakan Andi Azis……………………………………………….... c. PRRI (PERMESTA)…………………………………………….... 3. Ancaman dibidang Ekonomi…………………………………….. a. Ancaman Ekonomi Internal.......................................................... 1. Inflasi………………………………………………………………….. 3. Infrastruktural…………………………………………………….. 4. Kebijakan Ekonomi……………………………………………… b. Ancaman Ekonomi Eksternal……………………………………. 1. Ketergantungan Terhadap Asing…………………………………. 2. Ketergantungan Terhadap Daya Asing…………………………... 3. Kinerja Ekonomi Yang Baik…………………………………….. 4. Ancaman dibidang Sosial………………………………................ a. Isu-isu Kemiskinan………………………………………………. b. Kebodohan………………………………………………………. c. Kelatarbelakangan………………………………………………. d. Ketidakadilan……………………………………………………. 5. Ancaman di bidang Budaya……………………………………… 6. Ancaman di bidangPertahanan & Keamanan………………... a. Agresi……………………………………………………………………….. b.Pelanggaran Wilayah………………………………………………………... c.Sabotase…………………………………………………………………….. d.Pemberontakan Bersenjata………………………………………………….. e.Aksi Teror Bersenjata………………………………………………………. f.Ancaman Laut dan Udara…………………………………………………... g. Konflik Komunal....................................................................................... B.Strategi mengatasi berbagai Ancaman terhadap bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, serta Pertahanan & Keamanan.................................................................................... 1. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi................................................... 2.Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Politik....................................................... 3.Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi.................................................. 4.Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya........................................ 5.Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan &Keamanan...................... C.Ketahanan Nasional................................................................................................... BAB III PENUTUP .............................................................................. A. Kesimpulan ................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keanekaragaman yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena keanekaragaman yang dimiliki tersebut akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekayaan yang melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya yang dapat menarik minat wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Keanekaragaman bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman. Walaupun keanekaragaman bangsa Indonesia selalu diarahkan pada persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, tetap saja bangsa Indonesia selalu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar Indonesia. Salah satunya adalah ancaman terhadap aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa Indonesia yang merupakan ancaman non-militer. B. 1) 2) RUMUSAN MASALAH Apa yang maksud dengan Ancaman Terhadap Integrasi Nasional ? Bagaimanakah Ancaman Integrasi di Bidang Ideologi,Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Pertahanan & Keamanan 3). Bagaimana Strategi yang tepat dalam Menghadapi Ancaman dalam Bidang Ideologi,Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Pertahanan & Keamanan? BAB II PEMBAHASAN 1. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional Secara umum , Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari kata Latin yakni integrate yang berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa. Jadi,Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaanperbedaan yang ada pada suatu negara, sehingga tercipta keserasian dan Keselarasan secara nasional. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , integrasi berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2011 tentang Inteljen Negara , Ancaman adalahsetiap upaya , pekerjaan , kegiatan , dan tindakan , baik dari dalam negeri maupun luar negeri , yang dinilai dan/atau dibuktikan dapa membahayakan keselamatan bangsa , keamanan , kedaulatan , keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia , dan kepentingan nasional di berbagai aspek , baik ideology , politik , ekonomi , social budaya , maupun pertahanan dan keamanan . 1. Ancaman di Bidang Ideologi Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani , terdiri dari dua kata , yaitu idea dan logi. Idea berarti melihat (idean),sedangkan logi berasal dari kata logos yang berarti pengetahuan atau teori. Jadi, ideologi dapat diartikan hasil penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau teori. Ideologi dapat juga diartikan suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas , pendapat(kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita, Ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama , untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan social, sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Ideologi merupakan acuan bagi suatu Negara dalam menjalankan pemerintahannya . hal ini bisa saja terancam , karena banyaknya paham – paham yang berusaha untuk menguasai suatu Negara . Ancaman ini dapat berasal dari luar negeri , misalnya masuknya paham komunisme dan liberalisme. Kedua paham ini harus diwaspadai karena dapat merusak sendi – sendi kehidupan bangsa . Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi adalah ancaman yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu Pancasila. CONTOH KASUS ANCAMAN PADA BIDANG IDEOLOGI a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Pemberontakan PKI ini berlatar belakang ideologi politik Marxisme, Leninisme yaitu ideologi komunis yang menjadi dasar perjuangan PKI, sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila.Pemberontakan ini merupakan pengkhianatan terhadap bangsa Indonesia ketika sedang berjuang melawan Belanda yang berupaya menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Pemimpin pemberontakan ini adalah Amir Syarifuddin dan Musso. Amir Syarifudin adalah mantan Perdana Menteri dan menandatangani Perjanjian Renville. Ia merasa kecewa karena kabinetnya jatuh kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal 28 Juni 1948 dan melakukan pemberontakan di Madiun. Sedangkan Musso adalah Tokoh PKI yang pernah gagal melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1926. Setelah gagal, ia melarikan diri ke luar negeri. Selanjutnya ia pulang ke Indonesia bergabung dengan Amir Syarifuddin untuk mengadakan propaganda-propaganda anti pemerintah di bawah pimpinan Soekarno-Hatta. Tujuan dari pemberontakkan itu adalah untuk menjatuhkan Negara Indonesia dan menggantinya dengan negara komunis. Aksi pengacauan di Solo yang dilakukan PKI ini selanjutnya meluas dan mencapai puncaknya pada tanggal 18 September 1948. PKI berhasil menguasai Madiun dan sekitarnya seperti Blora, Rembang, Pati, Kudus, Purwadadi, Ponorogo, dan Trenggalek. PKI mengumumkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia.” Setelah menguasai Madiun,para pemberontak melakukan penyiksaan dan pembunuhan besarbesaran. Tindakan kekejaman ini membuat rakyat marah dan mengutuk PKI. Oleh karena itu pemerintah bersama rakyat segera mengambil tindakan tegas terhadap kaum pemberontak. Dalam usaha mengatasi keadaan, Pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer Daerah Istimewa Surakarta dan sekitarnya, yang meliputi Semarang, Pati, dan Madiun. Panglima Jenderal Sudirman segera memerintahkan kepada Kolonel Gatot Soebroto di Jawa Tengah dan Kolonel Soengkono di Jawa Timur agar mengerahkan kekuatan kekuatan TNI dan polisi untuk menumpas kaum pemberontak. Karena Panglima Besar Jenderal Sudirman sedang sakit maka pimpinan operasi penumpasan diserahkan kepada Kolonel A. H. Nasution, Panglima Markas Besar Komando Jawa (MBKD). Walaupun dalam operasi penumpasan PKI Madiun ini menghadapi kesulitan karena sebagian besar pasukan TNI menjaga garis demarkasi menghadapi Belanda, dengan menggunakan dua brigade kesatuan cadangan umum Divisi III Siliwangi dan brigade Surachmad dari Jawa Timur serta kesatuan-kesatuan lainnya yang setia kepada negara Indonesia maka pemberontak dapat ditumpas. Pada tanggal 30 September 1948 seluruh kota Madiun dapat direbut kembali oleh TNI. Musso yang melarikan diri ke luar kota dapat dikejar dan ditembak TNI. Sedangkan Amir Syarifuddin tertangkap di hutan Ngrambe, Grobogan, daerah Puwadadi dan dihukum mati. Akhirnya pemberontakan PKI di Madiun dapat dipadamkan meskipun banyak memakan korban dan melemahkan kekuatan pertahanan RI. Pada tanggal 30 September 1965 PKI kembali melakukan pemberontakkan. Enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang dianggap loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh Letkol Untung. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut. Pemberontakkan PKI berhasil dipatahkan berkat kesigapan TNI. Akan tetapi, hal ini harus ditebus dengan harga yang mahal. Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI) b. Pemberontakan DI/TII Pemberontakan untuk mengubah Ideologi Pancasila dan membentuk NII ( Negara Islam Indonesia ) pernah dilakukan Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) . Gerakan ini berawal dari gagasan Kartosuwiryo untuk membentuk Negara Islam Indonesia (NII). Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII)) pada tanggal 4 Agustus 1949 . DI/TII ini juga muncul sebagai bentuk sikap penolakan terhadap isu dari Perjanjian Renville.Berdasarkan Perjanjian Renvile,TNI dan para lascar harus meninggalkan kantongkantong wilayah yang telah mereka kuasai,termasuk wilaya Jawa Barat.Namun Kartosuwiryo dan kawan – kawan menolak meninggalkan Jawa Barat . DI/TII juga berkembang di berbagai wilayah Indonesia.Diantaranya di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwiryo,di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar,di aceh di pimpin oleh Teuku Daud Bereuh,dan di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar . Dalam menyelesaikan pemberontakan ini , pemerintah melalui TNI melakukan berbagai operasi militer ke daerah – daerah yang dinilai menjadi pusat gerakan ini . Di Jawa Barat diterapkan Operasi Pagar Betis dan Operasi Baratayudha . 2. Ancaman di Bidang Politik Pengertian Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik adalah setiap usaha dan kegiatan baik dalam negeri maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal yang membahayakan dan memecah belah persatuan dengan mengatas namakan politik. Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Ancaman di bidang politik dapat dilihat dari gerakan separatis . Gerakan Separatis atau Separatisme adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di Indonesia yang ingin memisahkan dari Negara Indonesia . Kelompok Separatis telah melakukan berbagai aksi di beberapa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia . Aksi – aksi dalam bentuk tindakan kejahatan dan kekerasan itu telah menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat . CONTOH KASUS ANCAMAN PADA BIDANG POLITIK a. Republic Maluku Selatan (RMS) 1. Penyebab / Latar Belakang Pemberontakan RMS Pemberontakan Andi Azis, Westerling, dan Soumokil memiliki kesamaan tujuan yaitu, mereka tidak puas terhadap proses kembalinya RIS ke Negara Kesatuan Republik Indoneisa (NKRI). Pemberontakan yang mereka lakukan mengunakan unsur KNIL yang merasa bahwa status mereka tidak jelas dan tidak pasti setelah KMB. Keberhasilan anggota APRIS mengatasi keadaan yang membuat masyarakat semakin bersemangat untuk kembali ke pangkuan NKRI. Pada tanggal 20 April tahun 1950, diajukannya mosi tidak percaya terhadap parlemen NIT sehingga mendorong kabinet NIT untuk meletakan jabatannya dan akhirnya kabinet NIT dibubarkan dan bergabung ke dalam wilayah NKRI. Kegagalan pemberontakan yang di lakukan oleh Andi Abdoel Azis (Andi Azis) menyebabkan berakhirnya Negara Indonesia Timur. Akan tetapi Soumokil bersama para anggotanya tidak akan menyerah untuk melepaskan Maluku Tengah dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indoneisa. Bahkan dalam perundingan yang berlangsung di Ambon dengan pemuka KNIL beserta Ir. Manusaman, ia mengusulkan supaya daerah Maluku Selatan dijadikan sebagai daerah yang merdeka, dan bila perlu seluruh anggota dewan yang berada di daerah Maluku Selatan dibunuh. Namun, usul tersebut ditolak karena anggota dewan justru mengusulkan supaya yang melakukan proklamasi kemerdekaan di Maluku Selatan tersebut adalah Kepala Daerah Maluku Selatan, yaitu J. Manuhutu. Akhirnya, J. Manuhutu terpaksa hadir pada rapat kedua di bawah ancaman senjata. 2. Tujuan Pemberontakan RMS di Maluku Pemberontakan RMS yang didalangi oleh mantan jaksa agung NIT, Soumokil bertujuan untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebelum diproklamasikannya Republik Maluku Selatan (RMS), Gubernur Sembilan Serangkai yang beranggotakan pasukan KNIL dan partai Timur Besar terlebih dahulu melakukan propaganda terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk memisahkan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan RI. Di sisi lain, dalam menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil mengumpulkan kekuatan dari masyarakat yang berada di daerah Maluku Tengah.Dan pada tanggal 25 April 1950, para anggota RMS memproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS), dengan J.H Manuhutu sebagai Presiden dan Albert Wairisal sebagai Perdana Menteri. Pada tanggal 27 April 1950 Dr.J.P. Nikijuluw ditunjuk sebagai Wakil Presiden RMS untuk daerah luar negeri dan berkedudukan di Den Haang, Belanda, dan pada 3 Mei 1950, Soumokil menggantikan Munuhutu sebagai Presiden Rakyat Maluku Selatan. Pada tanggal 9 Mei, dibentuk sebuah Angkatan Perang RMS (APRMS) dan Sersan Mayor KNIL, D.J Samson diangkat sebagai panglima tertinggi di angkatan perang tersebut. 3. Upaya Penumpasan Pemberontakan RMS di Maluku Dalam upaya penumpasan, pemerintah berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan cara berdamai. Cara yang dilakukan oleh pemerintah yaitu, dengan mengirim misi perdamaian yang dipimpin oleh seorang tokoh asli Maluku, yakni Dr. Leimena. Namun, misi yang diajukan tersebut ditolak oleh Soumokil. Selanjutnya misi perdamaian yang dikirim oleh pemerintah terdiri atas para pendeta, politikus, dokter, wartawan pun tidak dapat bertemu langsung dengan pengikut Soumokil. Karena upaya perdamaian yang diajukan oleh pemerintah tidak berhasil, akhirnya pemerintah melakukan operasi militer untuk membersihkan gerakan RMS dengan mengerahkan pasukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh seorang kolonel bernama A.E Kawilarang, yang menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur.Pada tanggal 28 September, pasukan militer yang diutus untuk menumpas pemberontakan menyerbu ke daerah Ambon, dan pada tanggal 3 November 1950, seluruh wilayah Ambon dapat dikuasai termasuk benteng Nieuw Victoria yang akhirnya juga berhasil dikuasai oleh pasukan militer tersebut. Dengan jatuhnya pasukan RMS yang berada di daerah Ambon, maka hal ini membuat perlawanan yang dilakukan oleh pasukan RMS dapat ditaklukan. Pada tanggal 4 sampai 5 Desember, melalui selat Haruku dan Saparua, pusat pemerintahan RMS beserta Angkatan Perang RMS berpindah ke Pulau Seram. Sementara itu, Dr. Soumokil, pada masa itu ia masih bertahan di hutan-hutan yang berada di pulau Seram sampai akhirnya ditangkap pada tanggal 2 Desember 1963. Pada Tahun 1964, Soumokil dimajukan ke meja hijau.Akhirnya pada tanggal 24 April 1964, Soumokil akhirnya dijatuhi hukuman mati. Sepeninggal Soumokil, sejak saat itu RMS berdiri di pengasingan di Negeri Belanda. Pengganti Soumokil adalah Johan Manusama. Ia menjadi presiden RMS pada tahun 19661992, selanjutnya digantikan oleh Frans Tutuhatunewa sampai tahun 2010 dan kemudian digantikan oleh John Wattilete. b. 1. Gerakan Andi Azis Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis Pemberontakan di bawah naungan Andi Azis ini terjadi di Makassar yang diawali dengan adanya konflik di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Kekacauan yang berlangsung di Makassar ini terjadi karena adanya demonstrasi dari kelompok masyarakat yang anti federal, mereka mendesak NIT supaya segera menggabungkan diri dengan RI. Untuk menjaga keamanan di lingkungan masyarakat, maka pada tanggal 5 April 1950 pemerintah mengutus pasukan TNI sebanyak satu Batalion dari Jawa untuk mengamankan daerah tersebut. Namun kedatangan TNI ke daerah tersebut dinilai mengancam kedudukan kelompok masyaraat pro-federal. Selanjutnya para kelompok masyarakat pro-federal ini bergabung dan membentuk sebuah pasukan “Pasukan Bebas” di bawah komando kapten Andi Azis. Ia menganggap bahwa masalah keamanan di Sulawesi Selatan menjadi tanggung jawabnya. 2. Dampak Pemberontakan Andi Aziz Pada tanggal 5 April 1950, anggota pasukan Andi Azis menyerang markas Tentara Nesional Indonesia (TNI) yang bertempat di Makassar, dan mereka pun berhasil menguasainya. Bahkan, Letkol Mokoginta berhasil ditawan oleh pasukan Andi Azis. Akhirnya, Ir.P.D Diapri (Perdana Mentri NIT) mengundurkan diri karena tidak setuju dengan apa yang sudah dilakukan oleh Andi Azis dan ia digantikan oleh Ir. Putuhena yang pro-RI. Pada tanggal 21 April 1950, Sukawati yang menjabat sebagai Wali Negara NIT mengumumkan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). 3. Upaya Penumpasan Pemberontakan Andi Aziz Untuk menanggulangi pemberontakan yang di lakukan oleh Andi Azis, pada tanggal 8 April 1950 pemerintah memberikan perintah kepada Andi Azis bahwa setiap 4x24 Jam ia harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang sudah ia lakukan. Tanggal 15 April 1950, Andi Azis pergi ke Jakarta setelah didesak oleh Sukawati, Presiden dari Negara NIT. Namun karena keterlambatannya untuk melapor, Andi Azis akhirnya ditangkap dan diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, sedangkan untuk pasukan TNI yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus melanjutkan pendaratan di Sulawesi Selatan. Pada tanggal 21 April 1950, pasukan ini berhasil menguasai Makassar tanpa adanya perlawanan dari pihak pemberontak. Tanggal 8 Agustus 1950, pihak KL-KNIL meminta untuk berunding ketika menyadari bahwa kedudukannya sudah tidak menguntungkan lagi untuk perperang dan melawan serangan dari lawan. Perundingan tersebut akhirnya dilakukan oleh Kolonel A.E Kawilarang dari pihak RI dan Mayor Jendral Scheffelaar dari pihak KL-KNIL. Hasil perundingan kedua belah pihakpun setuju untuk menghentikan baku tembak yang menyebabkan terjadinya kegaduhan di daerah Makassar tersebut, dan dalam waktu dua hari pasukan KNIL harus meninggalkan Makassar. c. 1. PRRI (PERMESTA) Latar Belakang Pemberontakan PRRI/PERMESTA Awal Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan PERMESTA sebenarnya sudah muncul pada saat menjelang pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949 dan pada saat bersamaan Divisi Banteng diciutkan sehingga menjadi kecil dan hanya menyisakan satu brigade. Brigade ini pun akhirnya diperkecil lagi menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Hal ini memunculkan perasaan kecewa dan terhina pada para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng yang telah berjuang mempertaruhkan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu juga, terjadi ketidakpuasan dari beberapa daerah yang berada di wilayah Sumatra dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah. Pada tanggal 2 Maret 1957, di Makasar yang berada di wilayah timur Negara Indonesia terjadi sebuah acara proklamasi Piagam Perjuangan Republik Indonesia (PERMESTA) yang diproklamasikan oleh Panglima TT VII, Letkol Ventje Sumual. Pada hari berikutnya, PERMESTA mendukung kelompok PRRI dan pada akhirnya kedua kelompok itu bersatu sehingga gerakan kedua kelompok itu disebut PRRI/PERMESTA. Tokoh-tokoh PERMESTA terdiri dari beberapa pasukan militer yang diantaranya adalah Letnan Kolonel D.J Samba, Letnan Kolonel Vantje Sumual, Letnan Kolonel saleh Lahade, Mayor Runturambi, dan Mayor Gerungan. 2. Tujuan Dari Pemberontakan PRRI/PERMESTA Tujuan dari pemberontakan PRRI ini adalah untuk mendorong pemerintah supaya memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh,sebab pada saat itu pemerintah hanya fokus pada pembangunan yang berada di daerah Pulau jawa. PRRI memberikan usulan atas ketidakseimbangan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Meskipun alasan yang dilakukan oleh PRRI ini benar, namun cara yang digunakan untuk mengoreksi pemerintah pusat itu salah. PRRI menuntut kepada pemerintah pusat dengan nada paksaan, sehingga pemerintah menganggap bahwa tuntutannya itu bersifat memberontak. Hal tersebut menimbulkan kesan bagi pemerintah pusat bahwa PRRI adalah suatu bentuk pemberontakan. 3. Usaha Pemerintah Untuk Menumpas Pemberontakan PRRI/PERMESTA Untuk melancarkan penumpasan terhadap Pemberontakan tersebut, pemerintah membentuk sebuah pasukan Operasi Militer yang operasinya disebut Operasi Merdeka pada bulan April 1958 dan operasi tersebut di pimpin oleh Letkol Rukminto Hendradiningrat. Organisasi PERMESTA diduga mendapatkan bantuan dari tentara asing, dan bukti dari bantuan tersebut adalah jatuhnya pesawat yang dikemudikan oleh A.L Pope (Seorang Warga negara Amerika) yang tertembak jatuh di Ambon pada tanggal 18 Mei 1958. Pada tanggal 29 Mei 1961, Achmad Husein menyerahkan diri, dan pada pertengahan tahun 1961, para tokohtokoh yang bergabung dalam gerakan PERMESTA juga menyerahkan diri. 4. Dampak Dari Pemberontakan PRRI/PERMESTA Akibat dari pemberontakan ini, pemerintah pusat akhirnya membentuk sebuah pasukan untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI. Hal ini mengakibatkan pertumpahan darah dan jatuhnya korban jiwa baik dari TNI maupun PRRI. Selain itu, pembangunan menjadi terbengakalai dan juga menimbulkan rasa trauma di masyarakat Sumatera terutama daerah Padang. 3. Ancaman di Bidang Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar setiap negara dalam pergaulan Internasional.ancaman ekonomi dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Ancaman Internal, dapat berupa inflasi, pengangguran, infranstruktur yang tidak memadai. 2. 1. 2. 3. 4. b. Ancaman Eksternal, dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah, ketidak siapan menghadapi globalisasi, dan tingkat ketergantungan pada pihak asing. Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut merupakan bukti nyata dari pengaruh globalisasi.Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Hal tersebut tentu saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman bagi kedaulatan ekonomi suatu negara. Berikut ini adalah Ancaman Integrasi di Bidang Ekonomi : a. Ancaman Internal Inflasi Suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Pengangguran Pengangguran yang cenderung meningkat dapat membawa pengaruh antara lain menurunnya produktivitas , berkurangnya pendapatan negara dari pajak , menurunnya daya beli masyarakat, menurun kan investasi pengusaha, meningkatnya Angka kemiskinan dan kecenderungan meningkatnya angka kriminal . Infrastruktur Infrastruktur yang belum merata di seluruh daerah dapat memiliki pengaruh antara lain tidak meratanya pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah sarana dan prasarana seperti kesehatan dan pendidikan yang memadai tidak ditemui di seluruh wilayah serta produktivitas masyarakat tidak merata . Kebijakan Ekonomi Penetapan sistem serta kebijakan ekonomi yang belum jelas dapat memiliki pengaruh antara lain keagamaan pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi, pelaku ekonomi cenderung menunggu kekebijakan ekonomi yang tepat, dan keraguan investor untuk berinvestasi. Ancaman Eksternal 1. Ketergantungan Terhadap Asing Ketergantungan yang tinggi terhadap asing dapat mengakibatkan antara lain Indonesia dibanjiri barang-barang dari luar negeri perekonomian Indonesia dapat dikuasai pemodal asing dan terdesaknya barang-barang buatan dalam negeri. 2. Daya Saing Daya Saing yang rendah dapat mengakibatkan antara lain produk-produk yang dihasilkan perusahaan dalam negeri tidak diminati konsumen banyak perusahaan dalam negeri yang tutup dan pengangguran akan meningkat. 3. Kinerja Ekonomi Yang Belum Baik Kinerja ekonomi yang belum baik dapat mengakibatkan antara lain tidak stabilnya perekonomian jangka pendek dan buruknya prospek ekonomi jangka panjang . 4.Ancaman di Bidang Sosial Ancaman di bidang sosial didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketidakadilan . MenurutBuku Putih Pertahanan Indonesia 2008 (BPPI 2008), isu-isu tersebut lama-kelamaan dapat menjadi kuman penyakit yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme dan patriotisme. Watak kekerasan dikhawatirkan berkembang seperti api dalam sekam di kalangan masyarakat. Ini dapat menjadi pendorong konflik antarmasyarakat atau konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah . Menurut BPPI 2008, konflik horizontal yang berdimensi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada dasarnya timbul akibat watak kekerasan. Watak kekerasan itu pula yang mendorong tindakan kejahatan termasuk perusakan lingkungan dan bencana buatan manusia. Faktor-faktor tersebut berproses secara meluas serta menghasilkan Efek domino sehingga dapat melemahkan kualitas bangsa Indonesia. CONTOH KASUS ANCAMAN PADA BIDANG SOSIAL a. Isu – isu Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll. b. Kebodohan Kebodohan yang dialami oleh beberapa orang memang mengakibatkan efek yang negatif pada dirinya sendiri. Biasanya mereka yang memiliki kemampuan dan pemahaman yang kurang, akan membuat dirinya merasa minder dan tidak percaya diri untuk bergaul dengan orang lain. Kebodohan adalah keadaan dan situasi disaat kurangnya pengetahuan terhadap sesuatu informasi bersifat subjektif. Hal ini tidak sama dengan tingkat kecerdasan yang rendah (kedunguan), seperti kualitas intelektual dan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. c. Keterbelakangan Jika ditinjau dari segi penguasaan teknologi, indonesia masih dikategorikan negara berkembang. Ciri lain negara adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendah tingkat keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurang modal, kurangnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha. Untuk mengatasi keterbelakangan ini, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-negara maju. d. Ketidakadilan Ketidakadilan adalah perilaku hukum yang tidak sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku dan tidak seimbang dengan yang diperbuat. 5. Ancaman di Bidang Budaya Menurut BPPI 2008 , ancaman di bidang budaya timbul bersamaan dengan dinamika yang terjadi dalam globalisasi . Hal ini ditandai masuknya nila-nilai budaya dari luar negeri yang sulit dibendung dan mempengaruhi nilai-nilai di Indonesia . Kemajuan teknologi informasi mengakibatkan dunia menjadi “ kampung global “ dengan interaksi antarmasyarakat berlangsung dalam waktu yang nyata(real time). Akibatnya yang terjadi tidak hanya transfer informasi,tetapi juga nilai-nilai luar serta merta dan dapat sulit dikontrol. 6.Ancaman di Bidang Pertahanan & Keamanan Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat dimengerti sebagai suasana "bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan". Dalam kajian tradisional, keamanan lebih sering ditafsirkan dalam konteks ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan dapat dilihat dari ancaman militer . Ancaman militer menurut BPPI 2008 adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan Negara , keutuhan wilayah Negara , dan keselamatan segenap bangsa . BPPI 2008 juga menyatakan bahwa ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionasi, aksi teror bersenjata , ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik komunal . CONTOH KASUS DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN a. Agresi 1. b. c. d. e. f. Agresi adalah ancaman militer yang menggunakan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap suatu negara yang dapat membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara tersebut, dan juga membahayakan keselamatan segenap bangsa tersebut . Contoh kasus agresi yang pernah terjadi di Indonesia adalah Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947) dan II (19 Desember 1948). Agresi bisa dilakukan dengan cara : Invasi. Merupakan suatu bentuk aksi militer dimana angkatan bersenjataatau suatu negara yang berusaha memasuki daerah yang telah dikuasaioleh negara lain, yang bertujuan untuk menguasai daerah tersebut ataubahkan mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi ini bisa menjadi salah satu penyebab perang dan bisa digunakan sebagai salah satu strategi untuk menyelesaikan perang, atau bahkan bisa menjadi inti dari perang itu sendiri. Tujuan akhir dari invasi ini biasanya merujuk dalam skala yang besar dan dengan jangka waktu yang panjang, dan pasukan yang besar sangat dibutuhkan dalam mempertahankan daerah yang diinvasinya. Contoh invasi adalah invasi Indonesia ke Malaysia dan Timor Leste. Pelanggaran Wilayah Pelanggaran Wilayah merupakan suatu bentuk tindakan dengan memasuki suatu wilayah tanpa izin, baik itu oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang. Salah satu contohnya adalah Helikopter yang berpenumpang Menteri Pertanian Malaysia mendarat di daerah Nunukan. Sabotase Sabotase merupakan tindakan pengrusakan yang dilakukan secara terencana, yang disengaja dan tersembunyi terhadap peralatan, personel serta aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada di tengah-tengah masyarakat, kehancuran ini menimbulkan efek atau dampak psikologis yang besar. Sabotase bisa dilakukan terhadap beberapa struktur penting, seperti contohnya infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain sebagainya. Pemberontakan Bersenjata Pemberontakan merupakan cara, proses, perbuatan memberontak atau menentang terhadap kekuasaan yang sah. Contoh yang terjadi adalah Pemberontakan G30S/PKI. Aksi Teror Bersenjata Aksi Teror Bersenjata merupakan aksi yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang bekerja sama dengan terorisme di dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi sehingga bisa membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, serta keselamatan segenap bangsa. Contoh aksi ini adalah aksi serangan bom di sarinah jakarta 2016. Ancaman Laut dan Udara Gangguan di laut dan udara merupakan bentuk ancaman militer yang menggangu stabilitas keamanan wilayah nasional indonesia. Kondisi geografis indonesia yang memiliki wilayah perarian dan wilayah udara terbentang luas menjadikan pelintasan transportasi dunia yang padat, baik transportasi maritim mauoun dirgantara. Hal ini berimplikasi terhadap tingginya potensi gangguan ancaman keamanan laut dan udara. g. Konflik Komunal Konflik komunal ialah pergeseran nilai dan disintegrasi norma yang cenderung membangkitkan ketidakharmonisan sehingga mengarah ke kegiatan yang lainnya dengan kepercayaan kepada indentitas. Indonesia pernah mengalami konflik komunal ini. Contoh : Mesuji belum tuntas muncul masalah lagi yaitu bentrok di Kalianda. 2. Strategi mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan & Keamanan 1.Strategi mengatasi ancaman di bidang ideologi Strategi di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan,hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara. Strategi di bidang ideologi menurut Noor Ms Bakry dirumuskan sebagai kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ide ologi asingserta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Salah satu ancaman nonmiliter yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegaraadalah ancaman yang berdimensi ideologi. Upaya menghadapi ancaman ini adalah dengan kebijakan dan langkahlangkah politik yang tepat dan intensif untuk mencegah meluasnya pengaruh ideologi lain terhadap ideologi Pancasila. 2.Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Politik Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi pertahanan di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentu kancaman yang ditujukan kepada keidupan politik bangsa Indonesia. Menurut Noor Ms Bakry,strategi di bidag politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang berlandaskandemokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamisserta mampu melaksanakan politik luar negri bebas aktif. 3.Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ekonomi Pembangunan di bidang ekonomiditujukan untuk menciptakan kehidupan perekonomian bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi ekonomi yangmam pu memelihara stabilitas ekonomiyang sehat dan dinamis serta mampumenciptakan kemandirian ekonominasional berdaya saing yang tinggi. Kondisi tersebut dapat tercipta apabila Negara Indonesiamempunyai strategi yang tepat untuk menghadapi berbagai ancaman di bidang ekonomi.Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi, sistem dan upaya pertahanan negara yang ditempuh adalah dengan membangun ketahanan di bidang ekonomi melalui penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan berdaya saing. Sasaran pembangun an bidang ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi bagi perwujudan stabilit asekonomi yang memberikan efek kesejahteraan dan penangkalan yang efektif sekaligusmampu menjadi pemenang dalam era globalisasi. Untuk menghadapi tantangan tersebut,diperlukan upaya akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing melalui pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. 4.Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Sosial Budaya Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam danancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebo dohan,keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal segala permasalahan , seperti separatisme, terorisme,kekerasan yang mengancam persatuan dankesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negri yang sulit dibendungmempengaruhi tata nilai sampai pada tingkatlokal. Kemajuan teknologi informasimengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi antarmasyarakat terjadi secaralangsung. Sebagai akibatmya, terjadi benturan tata nilai sehingga lambat-laun nilainilai persatuan dan kesatuan bangsa semakin terdesak misalnya oleh nilainilai individualisme,konsumerisme, dan hedonisme.Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan hidupsosial budaya, Bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan keselarasanfundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat,manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. 5.Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan & Keamanan Ancaman yang berdampak langsung pada kedaulatan dan keutuhan wilayah ini dapat diatasi atau ditanggulangi dengan menyelenggarakan lapis diplomasi yang didukung oleh lapis perlawanan tidak bersenjata dan lapis pertahanan militer dengan menyiagakan segenap kekuatan TNI di seluruh Indonesia. Upaya yang juga tidak kalah penting adalah menumbuhkan dan membangkitkan nasionalisme bangsa Indonesia. C.Ketahanan Nasional Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-menerus serta sinergik. Hal demikian itu, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan modal dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan itu harus selalu didasari oleh pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan konstelasi yang ada disekitar Indonesia. Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2011 tentang Inteljen Negara , Ancaman adalah setiap upaya , pekerjaan , kegiatan , dan tindakan , baik dari dalam negeri maupun luar negeri , yang dinilai dan/atau dibuktikan dapa membahayakan keselamatan bangsa , keamanan , kedaulatan , keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia , dan kepentingan nasional di berbagai aspek , baik ideology , politik , ekonomi , social budaya , maupun pertahanan dan keamanan. Beberapa strategi yang diperlukan untuk menghadapi ancaman non-militer yaitudiantaranya : strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideologi, strategi dalammenghadapi ancaman di bidang politik, strategi dalam menghadapi ancaman di bidangekonomi, strategi dalammenghadapi ancaman di bidang sosial budaya. Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-menerus serta sinergik. Hal demikian itu, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan modal dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan itu harus selalu didasari oleh pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan konstelasi yang ada disekitar Indonesia. Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia. DAFTAR PUSTAKA https://kartikaafriyanti.blogspot.com/2018/06/makalah-terlengkap-mewaspadaiancaman.html https://www.academia.edu/35671151/MAKALAH_STRATEGI_DAN_UPAYA_DALAM_ MENGATASI_ANCAMAN_INTEGRASI_NASIONAL http://sandamutiara.blogspot.com/2018/02/contoh-makalah-strategi-mengatasi.html https://www.academia.edu/9541541/Makalah_PKN-Ketahanan_Nasional http://rikiyulianto-gunadarma99.blogspot.com/2014/05/makalah-kewarganegaraan-ketahanan.html

KELAS XI IPS 1 Tugas- tugas Anggota Kelompok 3 : 1. Ainun Safitri : Notulen Bertugas mencatat serta meringkas penyampaian materi yang dipaparkan oleh penyaji, dan mencacat semua pertanyaan saat sesi tanya jawab. Bertugas juga untuk membuat materi makalah. 2. Allya Annisa Qiryn : Moderator Bertugas membuka dan menutup sesi diskusi, serta membuka sesi tanya jawab dan memilih pertanyaan yang akan ditanyakan oleh kelompok lain. Bertugas untuk membuat power point. 3. Nora Azizah : Penjawab Bertugas menjawab semua pertanyaan yang telah diajukan oleh penanya dari kelompok lain. Bertugas membuat kata pengantar. 4. Rully Mora S : Penyaji Bertugas memaparkan serta menyajikan materi yang telah dipersiapkan oleh kelompok secara komprehensif kepada kelompok lain. Bertugas membuat daftar isi. 5. Theodore Yahya Mendrofa : Penjawab Bertugas menjawab semua pertanyaan yang telah diajukan oleh penanya dari kelompok lain. Bertugas membuat cover makalah. 6. Tiara Lamora Naibaho : Penyaji Bertugas memaparkan serta menyajikan materi yang telah dipersiapkan oleh kelompok secara komprehensif kepada kelompok lain. Bertugas membuat kesimpulan.