Kenapa kurang tidur menyebabkan penyakit jantung?

08 Maret 2019

Kenapa kurang tidur menyebabkan penyakit jantung?

Seorang investor tertidur depan layar elektronik yang menampilkan informasi harga saham di sebuah perusahaan pialang di Beijing, China, 17 September 2018.Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Mereka yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit kardiovaskular daripada mereka yang tidur 7 hingga 8 jam, menurut sebuah hasil studi di Spanyol.

Dalam studi itu, 3.974 pegawai bank mengenakan pelacak aktifitas untuk mengukur jam tidur selama satu minggu. Mereka juga melakukan pemindaian jantung dengan metode 3D ultrasound untuk mengecek penyakit jantung.

Para Peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan orang yang tidur 7 hingga 8 jam, mereka yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki risiko 27 persen lebih tinggi mengalami “kelainan” Atherosclerosis.

Atherosclerosis adalah penebalan pada dinding arteri yang belum serius cukup untuk menyebabkan berbagai komplikasi.

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan kurang tidur dengan faktor risiko tradisional untuk penyakit jantung seperti gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, peradangan dan obesitas.

“Tidur bersamaan dengan diet dan aktivitas fisik, adalah salah satu kebiasaan sehat yang perlu kita adopsi dan pertahankan agar sistem kardiovaskular kita tetap sehat,” kata penulis studi senior Jose Ordovas, peneliti dari CNCI di Madrid dan Direktur Nutrisi dan Genomik di Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging di Universitas Tufts, Boston.

“Hasil kami mendukung keyakinan umum bahwa kita harus memiliki sekitar 8 jam tidur yang baik per hari,” kata Ordovas via email.

“Bagi mereka yang karena satu dan lain hal tidak dapat menghindari jam tidur yang buruk, rekomendasinya adalah harus lebih proaktif dalam mengendalikan faktor risiko gaya hidup lain seperti diet dan olahraga.”

Pengerasan arteri dapat berkembang secara bertahap selama beberapa tahun sebelum menyebabkan masalah. Orang-orang dapat hidup bertahun-tahun dengan kelainan praklinis sebelum mengalami asteroklerosis, yang ditandai dengan penumpukan plak di dinding arteri yang membatasi aliran darah dan dapat menyebabkan serangan jantung juga stroke.

Sementara sangat sedikit peserta – hanya 160 orang – tidur lebih dari 8 jam semalam, studi ini juga menemukan bahwa mereka yang tidur terlalu lama juga meningkatkan risiko jantung.

Pria juga memiliki risiko penumpukan plak yang sedikit lebih tinggi dengan terlalu banyak tidur, tetapi perbedaannya terlalu kecil untuk mengesampingkan kemungkinan bahwa itu terjadi karena suatu kebetulan.

“Penting untuk menekankan bahwa lebih banyak tidak selalu lebih baik, karena tidur berlebihan dapat meningkatkan risiko kardiovaskular,” kata Ordovis.

Peserta penelitian rata-rata berusia 64 tahun dan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Mereka cenderung lebih sedikit kelebihan berat badan tapi juga mendapatkan sekitar 45 menit sehari untuk melakukan aktivitas fisik yang cukup hingga lebih dari cukup.

Tim studi menghitung risiko 10 tahun dan 30 tahun peserta mengalami peristiwa jantung serius seperti serangan jantung atau stroke menggunakan kalkulator skor risiko Framingham.

Secara keseluruhan, peserta memiliki risiko 5,9 persen serangan jantung atau stroke dalam 10 tahun kedepan dan risiko 17,7 persen dalam 30 tahun.

Namun, dengan kurangnya 6 jam tidur risiko 10 tahun tersebut naik menjadi 6,9 persen dan risiko 30 tahun meningkat menjadi 20,9 persen.

Penelitian ini bukanlah eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana kualitas atau kuantitas tidur dapat secara langsung memengaruhi pengerasan pembuluh darah arteri atau menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Namun, hasilnya menyoroti pentingnya mendapatkan istirahat yang cukup, kata rekan penulis editorial yang menyertainya, Dr. Daniel Gottlieb, Direktur pusat gangguan tidur di VA Boston Healthcare System.

“Salah satu kunci untuk mendapatkan tidur yang cukup adalah menjadikan tidur sebagai prioritas –dengan mematikan TV, komputer, tablet dan telepon pada jam yang wajar, menjaga jadwal tidur yang teratur, meluangkan waktu untuk bersantai sebelum tidur dan menghindari kafein di sore hari,” kata Gottlieb melalui email.

“Olahraga dan diet yang baik juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.”  Reuters Health 

Kenapa kurang tidur menyebabkan penyakit jantung?

Sebuah studi yang diselenggarakan oleh the Pennsylvania State College of Medicine adalah yang pertama yang menguji dampak lamanya waktu tidur terhadap risiko kematian pasien dengan sindrom metabolik.

Jangka waktu tidur kurang dari enam jam setiap malam meningkatkan risiko sebesar dua kali lipat bagi kelompok pasien yang memiliki faktor risiko untuk mengidap penyakit jantung dan diabetes.

Risiko dari mereka dalam kelompok yang memiliki gejala sama mengidap penyakit jantung dan diabetes dua kali lebih besar untuk mengalami kematian dibandingkan mereka yang tidak memiliki faktor-faktor penyakit tersebut apabila jangka waktu tidur mereka kurang dari enam jam setiap malam.

Ini adalah temuan dari sebuah studi baru yang diselenggarakan oleh para peneliti di Pennsylvania State College of Medicine dan dilaporakan dalam the Journal of the American Heart Association.

Yang disebut dengan sindrom metabolik ditandai dengan meningkatnya gula darah, tekanan darah tinggi dan kolestrol, serta kelebihan lemak di seputar pinggang. Sebuah diagnosis sindrom metabolik termasuk di antaranya indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, sebuah pengukuran berat seseorang relatif terhadap tinggi badannya.

Seseorang dengan indeks massa tubuh yang tinggi dan gejala-gejala metabolik lainnya beresiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung dan diabetes.

Peserta studi

Pada studi ini, 1.344 orang dewasa sepakat untuk bermalam di sebuah klinik tidur. Hampir 40 persen dari para peserta tersebut diketahui memiliki paling tidak tiga faktor risiko dari sindrom metabolik.

Ketika semua peserta ini dilacak kembali pada jangka waktu rata-rata 16 tahun kemudian, 22 persennya diketahui sudah meninggal.

Dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki sindrom metabolik, para peneliti menemukan bahwa mereka dengan kelompok faktor risiko penyakit jantung dan diabetes memiliki kemungkinan 2,1 kali lebih besar untuk mengalami kematian akibat stroke apabila mereka tidur kurang dari enam jam selama mereka bermalam di laboratorium.

Apabila mereka tidur lebih dari enam jam, mereka yang memiliki sindrom metabolik memiliki peluang 1,5 kali lipat untuk mengalami stroke yang mematikan dibandingkan peserta yang tidak memiliki sindrom metabolik.

Akhirnya, mereka yang memiliki sindrom metabolik yang tidur kurang dari enam jam memiliki peluang hampir dua kali lipat untuk mengalami kematian oleh sebab apapun dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung dan diabetes.

Studi ini adalah yang pertama menguji dampak jangka waktu tidur terhadap risiko kematian pada pasien dengan sindrom metabolik.

Lebih banyak lagi percobaan akan direncanakan

Apabila anda memiliki sindrom metabolik, penulis studi ini menyatakan penting untuk pasien agar memberitahu dokter mereka apabila anda tidak cukup tidur untuk mengurangi risiko kematian akibat serangan jantung atau stroke.

Para peneliti merencanakan percobaan klinis di waktu mendatang untuk menentukan apakah peningkatan lama tidur yang berkualitas, di samping menurunkan tekanan darah dan gula darah, meningkatkan prospek mereka dengan sindrom metabolik.

The American Heart Association baru-baru ini mengeluarkan pernyataan ilmiah tentang semakin banyaknya orang Amerika yang mengalami kesulitan tidur, baik secara tidak disengaja ataupun karena mereka lebih suka begadang, dan tren ini mungkin diasosiasikan dengan meningkatnya risiko dan hasil terkait penyakit kardiovaskular. 

Baca : Artikel Sumber

Apakah kurang tidur dapat menyebabkan penyakit jantung?

Mereka yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit kardiovaskular daripada mereka yang tidur 7 hingga 8 jam, menurut sebuah hasil studi di Spanyol.

Apa kaitan kecukupan waktu tidur dengan kesehatan jantung?

Orang yang tidur kurang dari 6 jam dalam sehari bisa dikatakan mengalami kurang tidur. Dan menurut sebuah hasil studi di Spanyol, mereka yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terserang penyakit jantung dibandingkan mereka yang cukup tidur.

Kurang tidur bisa menyebabkan penyakit apa?

Inilah sebabnya, orang yang kurang tidur lebih rentan menderita penyakit jantung. Selain itu, penderita insomnia juga berisiko lebih tinggi menderita diabetes, obesitas, stroke, kanker, hingga masalah kesehatan mental seperti gangguan suasana hati dan kecemasan.

Penyakit apa yang berlipat ganda jika kurang tidur?

Jangka waktu tidur kurang dari enam jam setiap malam meningkatkan risiko sebesar dua kali lipat bagi kelompok pasien yang memiliki faktor risiko untuk mengidap penyakit jantung dan diabetes.

Bagaimana ciri ciri orang yang kurang tidur?

Beberapa tanda kurang tidur di luar rasa mengantuk, kurang fokus, dan mata panda di antaranya:.
Langsung tidur begitu menempel ke bantal. ... .
Menjadi lebih moody. ... .
Selalu merasa haus. ... .
Ngidam makanan manis dan mengenyangkan. ... .
Kegiatan fisik terasa lebih melelahkan. ... .
Hasrat seksual menurun..

Apakah kurang tidur bisa menyebabkan kematian?

10. Meningkatkan risiko kematian dini Hasilnya, yang diterbitkan pada 2007, menunjukkan bahwa mereka yang kurang tidur dari 7 menjadi 5 jam atau kurang dalam semalam hampir 2 kali lipat berisiko mengalami kematian dini. Secara khusus, kurang tidur melipatgandakan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.