Meludah hanya mengeluarkan air liur, sementara muntah akan mengeluarkan isi makanan. Meludah juga tidak melibatkan kontraksi otot yang kuat sehingga tidak membuat bayi merasa sakit atau tidak nyaman.
Perlu Anda ketahui bahwa meludah adalah hal yang normal dan tidak mengganggu kesehatan bayi.
Selama bayi tidak rewel, berat badannya tidak berkurang, dan tetap aktif bergerak, hal ini tidak perlu Anda khawatirkan.
Meskipun sering mengeluarkan air liur adalah hal yang normal pada bayi, Anda tetap harus mewaspadai beberapa hal.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, segera periksakan ke dokter, jika si kecil mengalami gejala berikut ini:
- Cairan yang dikeluarkan bukan air liur, melainkan cairan berwarna hijau kekuningan atau berdarah.
- Tumbuh kembang bayi tidak sesuai usia.
- Berat badan menurun dan bayi tidak mau makan.
- Pernah muntah darah atau ada darah di fesesnya.
- Sering menangis lebih dari 3 jam sehari dan mengalami kesulitan bernapas.
Tips mengatasi bayi yang sering mengeluarkan air liur
Air liur yang terus keluar terkadang bisa menimbulkan ruam kulit di area yang dibasahinya. Supaya si kecil tidak terus-menerus mengeluarkan air liur, Anda bisa mengakalinya dengan berbagai cara, seperti:
1. Pastikan bayi tidak makan berlebihan
Tidak memberi makan bayi secara berlebihan dapat mengurangi terjadinya kontraksi otot sfingter.
Ini akan mengurangi bayi meludah maupun muntah karena kekenyangan. Sebaiknya, berikan bayi makan dengan porsi sedikit tetapi lebih sering di saat ia lapar.
2. Batasi gerak tubuh bayi setelah makan
Setelah makan, jangan biarkan si kecil melakukan kegiatan yang membuatnya lebih mudah mengeluarkan air liur, seperti melompat-lompat.
Luangkan 20 menit setelah makan untuk menegakkan tubuh bayi, supaya otot sfingter tidak mendorong cairan perut kembali ke kerongkongan.
Bayi mengeluarkan air liur atau ngeces merupakan hal yang wajar. Namun, bagaimana jika bayi mengeluarkan air liur berlebihan? Apakah hal ini kondisi yang normal atau sebaliknya? Simak yuk, Bun, penjelasan detailnya di bawah ini.
Kelenjar liur pada bayi sebenarnya sudah aktif sejak ia masih berada di dalam rahim. Namun, kerja kelenjar air liur akan sangat aktif pada beberapa bulan pertama. Pada usia ini, bayi belum bisa menelan semua air liur yang diproduksi. Akibatnya, ia akan lebih banyak mengeluarkan air liur.
Sebenarnya normal saja jika bayi banyak mengeluarkan liur. Namun, ini bisa juga jadi pertanda adanya gangguan kesehatan pada bayi, terutama jika disertai gejala lain. Jadi, Bunda perlu memerhatikan kondisi bayi jika air liur yang ia keluarkan jumlahnya jauh lebih banyak dari biasanya.
Penyebab Bayi Mengeluarkan Air Liur Berlebihan
Berikut ini adalah beberapa penyebab bayi mengeluarkan air liur berlebihan yang perlu Bunda ketahui:
1. Perlindungan diri
Ketika mulai berusia 2–6 bulan, bayi akan lebih sering mengeluarkan air liur. Walaupun penyebabnya belum diketahui secara pasti, banyaknya air liur yang diproduksi bayi bisa jadi merupakan suatu bentuk perlindungan diri.
Pada usia ini, bayi mulai sering mengeksplorasi benda di sekitarnya, bahkan memasukkan segala benda yang ia pegang ke dalam mulutnya. Protein yang ada di dalam air liur dapat melindunginya dari kuman atau kotoran yang mungkin ada pada benda-benda tersebut.
Selain itu, bayi akan mulai mengalami pertumbuhan gigi saat memasuki usia 6 bulan. Kondisi ini juga biasanya akan menyebabkan bayi mengeluarkan banyak air liur. Hal ini terjadi karena peningkatan gerak otot di mulut memicu kinerja kelenjar ludah menjadi lebih aktif.
2.Kelainan Saraf
Bayi yang lahir dengan kelainan saraf, seperti cerebral palsy lebih cenderung untuk mengeluarkan air liur berlebih. Kondisi ini terjadi karena bayi tidak memiliki kemampuan untuk menutup mulut dan menelan ludah dengan baik.
Selain banyak mengeluarkan air liur, bayi dengan cerebral palsy juga mengalami beberapa gejala, seperti otot kaku, tremor atau gerakan tak terkendali, dan keterlambatan dalam perkembangan motorik, seperti merangkak atau menggenggam barang.
3. Refluks
Kelebihan air liur juga bisa disebabkan karena refluks asam lambung. Asam lambung pada bayi ini terjadi akibat otot penutup jalan menuju lambung di kerongkongan bagian bawah belum sepenuhnya berkembang dan bekerja dengan baik, sehingga asam lambung bisa naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan produksi air liur meningkat.
Beberapa gejala lain yang dapat muncul akibat refluks pada bayi adalah sering batuk, cegukan, gumoh, sulit makan atau menolak makan, dan penurunan berat badan.
4. Kondisi medis lainnya
Kondisi medis lain yang bisa meningkatkan produksi air liur pada bayi antara lain adalah reaksi alergi, tumor, dan infeksi pada bagian leher (radang tenggorokan, radang amandel, dan sinusitis).
Semua kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan menelan, sehingga air liur terbendung di dalam mulut dan membuat bayi banyak mengeluarkan air liur.
Tips Menangani Air Liur Berlebihan pada Bayi
Menghadapi bayi yang banyak mengeluarkan air liur mungkin membingungkan, terutama bagi ibu baru. Namun Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mempermudah penanganannya, yaitu:
Segera bersihkan air liur
Air liur bisa menyebabkan iritasi dan ruam merah pada kulit bayi. Agar kulit Si Kecil terhindar dari ruam yang diakibatkan oleh air liur berlebihan, Bunda harus membiasakan diri untuk rajin mengelap setiap bayi mengeluarkan air liur, ya.
Membersihkan air liur dengan kain lembut yang bersih akan lebih baik ketimbang menggunakan tisu yang dapat mengiritasi kulitnya.
Memberikan bayi mainan gigi
Bila air liur terlihat terus mengalir karena ada gigi yang tumbuh, Bunda bisa mencoba memberi sesuatu yang dingin, seperti mainan gigit atau lap basah yang sudah didinginkan, pada area gusi Si Kecil untuk membantu mengurangi nyeri yang dirasakannya. Jangan lupa untuk mengeringkan kembali mulut Si Kecil sesudahnya.
Umumnya, mengeluarkan banyak liur merupakan tanda perkembangan yang normal pada bayi. Namun, jika merasa air liur yang keluar sangat berlebihan atau terdapat gejala-gejala lain yang mencurigakan, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter agar kondisi Si Kecil bisa diperiksa dan diberikan penanganan yang tepat.