Kelainan dimana terdapat sel-sel darah merah pada urine

Dokter biasanya akan mendiagnosis penyakit melalui pertanyaan-pertanyaan seputar gejala atau beberapa hal yang biasa dikerjakan sehari-hari. Dokter akan menanyakan jumlah darah yang terlihat dan waktu terjadinya kencing berdarah. Selain itu, Dokter akan menanyakan tentang intensitas buang air kecil, sakit yang dirasakan, serta adanya bekuan darah, maupun obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengambil sampel urine untuk diperiksa di laboratorium (urinalisis). Tujuannya, untuk mengetahui kemungkinan adanya darah dalam urine, mendeteksi bakteri yang menyebabkan infeksi, dan mencari adanya kristal, yang bisa menyebabkan batu ginjal.

Dokter juga biasanya akan melakukan tes pencitraan seperti CT scan atau MRI untuk membantu mencari penyebab kencing berdarah, serta tes lain seperti sistoskopi untuk memeriksa kandung kemih dan uretra untuk menemukan penyebab kencing darah, seperti tanda-tanda infeksi.

Terkadang, penyebab dari hematuria tidak dapat ditemukan. Dalam kasus seperti ini, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala, terutama jika pasien mempunyai faktor risiko untuk menderita kanker kandung kemih seperti merokok, paparan terhadap toksin atau pernah menjalani terapi radiasi.

Kencing bercampur darah atau dalam istilah medis dikenal dengan penyakit hematuria adalah suatu kelainan kencing yang harus diwaspadai karena normalnya kencing kita tidak boleh mengandung sel darah merah (kecuali pada mereka yang sedang menstruasi).

Kelainan darah yang jarang di mana tubuh berhenti membuat sel darah yang baru dan semua sel darah terganggu disebut?

Anemia aplastik, yaitu kelainan darah yang serius yang membuat sumsum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah baru.

Hematology apa artinya?

Hematologi merupakan salah satu studi kesehatan yang khusus mempelajari mengenai darah beserta gangguannya. Beberapa penyakit yang diatasi oleh bidang kedokteran hematologi termasuk anemia, gangguan pembekuan darah, penyakit infeksi, hemofilia, dan leukemia.

Apakah sel darah putih mengganggu sel darah merah?

Selain mengganggu sel darah merah, ada beberapa jenis kelainan darah yang berdampak kepada sel darah putih, di antaranya: 1. Leukemia Leukemia adalah salah satu bentuk dari kanker darah, di mana sel darah putih menjadi ganas dan diproduksi secara berlebihan dalam sumsum tulang. Sayangnya, belum diketahui penyebab pasti dari kondisi ini. 2.

Apakah nyamuk menginfeksi sel darah merah?

Gigitan nyamuk mentransmisikan parasit ke dalam darah seseorang, di mana nyamuk menginfeksi sel darah merah. Secara berkala, sel darah merah pecah, menyebabkan demam, menggigil, dan kerusakan organ. Infeksi darah ini paling umum di beberapa bagian Afrika tetapi juga dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis lainnya di seluruh dunia.

Apakah anemia ringan menyebabkan sel darah merah rendah?

Pengidap anemia memiliki jumlah sel darah merah yang rendah. Anemia ringan sering tidak menimbulkan gejala. Anemia yang lebih parah dapat menyebabkan kelelahan, kulit pucat, dan sesak napas saat aktivitas. 2. Polisitemia Vera Tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah.

Apakah darah merah menjadi terlalu kental?

Darah menjadi terlalu kental akibat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel darah merah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, stroke, hingga serangan jantung. Selain mengganggu sel darah merah, ada beberapa jenis kelainan darah yang berdampak kepada sel darah putih, di antaranya:

Hematuria adalah kondisi ketika seseorang mengalami kencing berdarah. Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini dapat menjadi tanda penyakit yang serius, seperti infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga kanker prostat.

Darah di dalam urine akan mengubah warna urine menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan. Urine yang normal seharusnya tidak mengandung darah sedikit pun, kecuali pada wanita yang sedang menstruasi.

Hematuria terbagi menjadi dua, yaitu microscopic hematuria dan gross hematuria. Pada microscopic hematuria, penderita tidak bisa melihat darah dalam urine. Sementara penderita gross hematuria dapat melihat warna urinenya kemerahan atau kecokelatan akibat adanya darah.

Hematuria umumnya tidak terasa sakit. Namun, jika darah berupa gumpalan, saluran kemih dapat tersumbat sehingga menimbulkan rasa sakit.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang berbahaya, lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami kencing berdarah.

Penyebab Hematuria

Normalnya, ginjal menyaring cairan dalam tubuh untuk mencegah kebocoran darah atau protein ke dalam urine. Akan tetapi, pada hematuria terjadi kebocoran di salah satu saluran kemih, bisa ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra, sehingga darah bocor ke dalam urine.

Kebocoran tersebut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, yaitu:

Perlu diingat bahwa urine yang berubah warna menjadi kemerahan atau kecokelatan tidak selalu berarti kencing berdarah. Perubahan warna urine dapat terjadi karena konsumsi buah-buahan dan obat-obatan tertentu, atau akibat menstruasi pada wanita.

Faktor risiko hematuria

Seseorang lebih berisiko terserang hematuria, jika ia menderita penyakit yang dapat menyebabkan hematuria. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hematuria adalah:

  • Merokok
  • Terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri
  • Terpapar bahan kimia tertentu
  • Terpapar radiasi
  • Berusia di atas 50 tahun, terutama pada pria
  • Berolahraga terlalu berat, seperti berlari maraton
  • Memiliki keluarga yang menderita hematuria

Gejala Hematuria

Hematuria ditandai dengan perubahan warna urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan. Namun, jika jumlah darah yang masuk ke urine tidak banyak, warna urine mungkin tidak berubah.

Tergantung pada penyebabnya, hematuria dapat disertai gejala lain, yaitu:

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda melihat ada darah dalam urine, terutama jika mengalami gejala lain, seperti rasa nyeri perut dan mual.

Perlu diingat bahwa perubahan warna urine tidak selalu menandakan hematuria. Akan tetapi, pemeriksaan ke dokter tetap dianjurkan agar penyebabnya dapat diketahui dan untuk mencegah terjadinya kondisi yang serius.

Diagnosis Hematuria

Untuk mendiagnosis hematuria, dokter akan melakukan tanya jawab seputar penyakit yang pernah diderita pasien dan keluarga, serta obat-obatan yang dikonsumsi. Dokter juga akan menanyakan warna urine, frekuensi buang air kecil, serta ada tidaknya rasa nyeri dan gumpalan darah.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Selanjutnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis, yaitu:

  • Tes urine
    Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel urine pasien untuk dianalisis di laboratorium. Tes urine bertujuan untuk melihat ada tidaknya darah dalam urine, dan mendeteksi kemungkinan infeksi atau kristal pembentuk batu saluran kemih.
  • Pemindaian
    Pemindaian pada pasien hematuria bertujuan untuk memeriksa kondisi saluran kemih. Pemindaian dapat dilakukan dengan metode MRI, CT scan, atau USG.
  • Sistokopi
    Sistoskopi dilakukan dengan memasukkan selang berkamera melalui lubang kencing. Tujuannya adalah untuk melihat kondisi saluran kencing dan kandung kemih dengan lebih detail.

Pengobatan Hematuria

Penanganan hematuria adalah dengan mengobati penyebabnya. Jenis pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pemberian antibiotik, untuk mengobati infeksi saluran kemih
  • Pemberian obat penghambat 5-alpha reductase, seperti finasteride, untuk mengatasi pembesaran kelenjar prostat
  • Terapi gelombang atau ESWL, untuk memecahkan batu saluran kemih

Tergantung pada kondisi pasien dan penyebab kencing berdarah, dokter juga dapat melakukan terapi lain, seperti operasi.

Pasien juga akan disarankan untuk kontrol rutin ke dokter untuk memantau apakah masih terdapat darah dalam urine setelah pengobatan dilakukan.

Komplikasi Hematuria

Komplikasi yang dapat terjadi akibat hematuria tergantung pada penyebabnya. Jika hematuria terjadi akibat infeksi ginjal, penderita dapat mengalami gagal ginjal. Sedangkan pada hematuria yang disebabkan oleh kanker dan tidak ditangani sejak awal, maka kanker akan makin berkembang dan sulit diatasi.

Pencegahan Hematuria

Sulit untuk mencegah hematuria karena penyebabnya beragam. Namun secara umum, beberapa tindakan pencegahan berikut ini dapat dilakukan untuk menghindari penyakit penyebab hematuria:

Terakhir diperbarui: 4 April 2022

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA