Halo Sobat SMP! Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan kepemimpinan? Menurut George Terry yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Manajemen Modern”, kepemimpinan adalah kegiatan memengaruhi orang lain agar bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tercapainya tujuan bersama. Menjadi seorang pemimpin memang tidaklah mudah karena harus mampu mengatur setiap anggotanya menjalankan tugas dan perannya masing-masing. Tentunya dibutuhkan kemampuan-kemampuan tertentu untuk bisa mengelola tim atau organisasi yang dipimpin. Agar dapat mengatur anggotanya dengan baik, salah satu kemampuan yang wajib dimiliki seorang pemimpin adalah kecakapan dalam berkomunikasi. Komunikasi yang dimaksud sendiri tidak hanya sekadar bisa berbicara, namun terdapat juga hal-hal lainnya. Seperti apa keahlian komunikasi yang harus dimiliki seorang pemimpin? Yuk simak artikel ini! Pernah tahu sebuah pepatah yang mengatakan mendengar sebelum berbicara? Hal ini benar adanya. Komunikasi paling mendasar bagi seorang pemimpin adalah mendengarkan. Seorang pemimpin yang hebat perlu menjadi pendengar yang baik untuk setiap anggotanya. Apabila terdapat anggota organisasi memiliki aspirasi, masukan, ataupun kritik, jangan langsung menolak mentah-mentah pesan yang disampaikan. Coba dengarkanlah secara saksama dan menyimak maksud pesan tersebut. Di dalam sebuah organisasi, tentunya ada banyak kepala, kepribadian, dan juga pemikiran masing-masing. Semua anggota terkadang tidak selalu memiliki pemikiran yang sama, ada saja perbedaan pendapat maupun pertentangan di antara mereka. Di sini, kemampuan mendengarkan juga harus diiringi oleh analisis seorang pemimpin untuk menyimpulkan. Menarik kesimpulan tidak boleh diambil hanya dari satu sisi, namun perlu melakukannya dari sisi-sisi lainnya agar hal yang didapat bisa objektif. Baca Juga Lima Budaya Khas dari Nusa Tenggara Timur yang Perlu Diketahui Berbicara adalah dasar dari sebuah komunikasi. Seorang pemimpin yang hebat haruslah menguasai kemampuan berbicara, baik berbicara secara pribadi dengan individu ataupun berbicara di depan umum (public speaking). Bila memiliki keahlian berbicara yang baik, seorang pemimpin akan bisa berkomunikasi dengan anggotanya dengan efektif. Kemampuan berbicara erat kaitannya dengan kepercayaan diri. Hal ini bisa dilatih dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan sering berbicara di depan cermin. Carilah sebuah teks untuk dibacakan di depan cermin, lalu bacalah teks tersebut dengan lantang. Itulah tadi beberapa keahlian komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Komunikasi yang baik dari seorang pemimpin bisa membangun sinergitas antara setiap anggotanya sehingga berdampak pada majunya organisasi. Jadi, Keahlian komunikasi mana saja yang sudah dimiliki para Sobat SMP? Ceritakan pengalaman Sobat SMP seputar kepemimpinan di kolom komentar ya! Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP Referensi: Kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar Direktorat SMP di Bogor 2-5 November 2021 https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mahir-berkomunikasi/ Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
PERAN PENTING KEPEMIMPINAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN Oleh: Dr. GM. Sukamto Dn. MPd.MSi (Kepala Laboratorium Prodi Pendidikan IPS) Peranan kepemimpinan Tiap organisasi yang memerlukan kerja sama antar manusia menyadari, bahwa masalah yang utama ialah masalah kepemimpinan. Kepada masalah ini perhatian belum cukup banyak dicurahkan.Kita melihat perkembangan dari kepemimpinan pra‑ilmiah kepada kepernimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan pra‑ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman, intuisi dan kecakapan praktis.Kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang, sebagai anugerah Tuhan.Karena itu dicarilah orang yang mempunyai sifat‑sifat istimewa yangdipandang sebagai syarat suksesnya seorang pernimpin. Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu dipandang sebagaisuatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka diadakanlah suatu analisa tentang unsur‑unsur danfungsi yang dapat menjelaskan kepada kita, syarat‑syarat apayang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif dalam situasiyangberbeda-beda. Pandangan baru ini membawa perubahan besar.Cara bekerja dan sikap seorang pernimpin dipelajari.Cara melatih pemimpin‑pemimpin diubah. Orang mempelajari lebih banyak aspek kehidupan dalam kelompok.Ada yang memusatkan perhatian terhadap hubungan insani dalam kelompok. Ada pula yang memperhatikan organisasi kelompok, aspek perasaan atau emosi, struktur kekuasaan dan wibawa antar anggota, proses pengambilan keputusan, pola komunikasi, fungsi pemimpin dan yang dipimpin. Hasil berbagai penyelidikan menjelaskan, bahwa terdapat perubahan dalam konsepsi mengenai sifat kepemimpinan.Karena itumaka kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi, bukan sebagai suatu kedudukan atau kepribadian.Jarak antarapemimpin dan yang dipimpin makin dekat. Status pemimpin dan yang dipimpin pada waktu dan kesempatan lain dapat berganti. Terbukti dalam banyak kesempatan dan situasi, bahwa kelompok dapat bekerja dengan lebih efisien dan kooperatif, bila fungsi pimpinan terbagi antara banyak anggota.Setiap orang dapat menyumbangkan tenaga dan pikiran sesuai dengan kernampuan masing‑masing dalam mengejar citacita bersama. Hasil penyelidikan yang lain ialah kesadaran, bahwa kelompok itu merupakan suatu organisasi yang tumbuh dan dinamis, yang memerlukan pimpinan yang berbeda dalam setiap tingkat perkernbangannya. Setiap kelompok dalam permulaannya bagaikan seorang anak kecilyang memerlukan bimbingan dari orang tuanya/pemimpin nya.Diperlukan bantuan untuk menetapkan tujuan, mengatur tugas pekerjaan mengkoordinasikan usaha tiap anggota dan menghindarkan penyimpangan‑pe nyimpangan. Dalam tingkatan berikutnya, yaitu menjelang kedewasaan kelompok berada dalam situasi konflik antara hasrat untuk bebas merdeka dan rasa takut akan kehilangan lindungan dari orang tua/pernimpin. Masa ini bertandakan tantangan‑tantangan terhadap pernimpin. Kelompok yang telah dewasa bekerja sebagai organisme yang merdeka dan terintegrasikan dengan baik.Kelompok menerima tanggung jawab, masalah‑masalah dihadapi dengan serius dan diselesaikan secara objektif.Diadakan pernbagian tugas yang merata sesuai dengan kecakapan masing‑masing dengan mempergunakan prosedur yang telah diterima bersama.Perhatian dialihkan dari kepentingan perseorangan/pribadi kepada kepentingan bersama. Pemimpin yang baik akan menyadari perkernbangan ini dan akan giat berusaha untuk membantu kelompok mencapai kedewasaannya. Pimpinan yang tidak menyadari proses pertumbuhan ini atau menolak untuk menyerahkan kekuasaan, wewenang, pengawasan dan berusaha untuk mempertahankan kelompoknya dalam keadaan tidak dewasa yang menyandarkan diri pada pelindung. Pemimpin yang tidak mudah memberikan kekuasaan kepada kelompoknya, akan sangat mengganggu perturnbuhan, dan tidak sanggup memberikan bantuan yang diperlukan. Peranan baru bagipemimpin Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin.Titik berat beralih dari pemimpin sebagai orang yang piembuat rencana, berpikir, dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang‑orang lain, kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama ialah pelatih dan koordinator bagi kelompok. Fungsinya yang utama ialah membantu.kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien. Dalam peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat memberikan bantuan‑bantuan yang khas.
Sebaliknya seorang pemimpin yang menganggap dirinya sebagai seorang yang mengharapkan kerja sama, dengan memilikifungsi yang khusus, dengan sikap yang didasarkan atas penghargaan terhadap nilai integritas, akan berhasil untuk menciptakan suasana persaudaraan, kerja sama, dengan penuh rasa kebebasan. Sikap yang demikian akan menumbuhkan iklim, di mana kelompok akan mencapai kepribadian yang dewasa dan demokratis dengan pembagian tanggung jawab yang seimbang.
Dalam suatu kesempatan prosedur diskusi dengan menerima.secara aklamasi memang merupakan’suatu jalan yang baik. Dalam situasi yanglain pembagian dalam panitya‑panitya adhoc mungkin dirasakan lebih produktif. Seorang pemimpin harus dapat dipandang sebagai “ahli prosedur”.
la harus menyadari bahwa kelompok mempunyai hal untuk berbuat salah dan bahwa kelompok hanya akan menjadi dewasa dengan belajar memikul tanggung jawab untuk hal‑hal yang telah diputuskan dan dilaksanakannya sendiri.
Dimensi baru untuk latihan kepemimpinan Penambahan pengetahuan tentang kepemimpinan yang demokratis memberikan perangsang untuk menyelenggarakan latihan kepemimpinan yang memperhatikan 3 dimensi, yaitu sebagai ~prikut. I . Latihan untuk mendapatkan pengetahuan dalam keahlian yang khusus, seperti ketua suatu komisi, pimpinan kelompok diskusi, pengajar suatu mata pelajaran, memimpin suatu organisasi.
Ternyata, bahwa latihan yang paling efektif ialah latihan yang dilakukan dengan seluruh kelompok dengan mengambil pengalaman secaraterus‑menerus.Latihan kepemimpinan yang lengkap harus menyangkut dan memperhatikan ketiga dimensi tersebut di atas. Individualitas dan kelompok Kadang‑kadang dikemukakan kekhawatiran, bahwa dengan titik berat yang terlampau banyak diletakkan kepada partisipasi dalam‑kelompok sebagai akibat terjadi pengekangan terhadap individualisme, kemerdekaan, kreativitas, dan kepribadian.Tidak dapat disangsikan bahwa ada kalanya situasi menuntut sesegrang melakukan tugas seorang diri.labarus kreatif dalam kesepian untuk kepentingan pribadi. Tetapi dalam dunia yang kompleks dan kait‑berkait banyak pekerjaan yang tidak dapat kita kerjakan seorang diri. Maka kita harus menggabungkan diri dalam kelompok untuk mencapai apayang kita harapkan sebagai perseorangan. Kita memerlukan pemimpin yang menghargai kualitas dan potensi setiap anggota kelompok; pemimpin yang dapat memberi kesempatan kepada setiap orang untuk memberikan sumbangan yang sesuai dengan kesanggupannya dalam usaha mengajar cita‑cita bersama.Tidak boleh ada pertentangan antara individualitas dan kecakapan bekerja dalam kelompok.Sebaliknya pemimpin yang bijaksana dan demokratis memberikan keleluasaan bagi pengembangan kepribadian masing‑masing, sehingga dapat memberikan sumbangan yan maksimal dan menikmati kepuasan hati sebagai pribadi. Menciptakan suasana “diterima’ yang diperhitungkan bukanlah apa yang diceriterakan kepada orang-orang, melainkan apa yang mereka terima. Orang seringkali memikirkan komunikasi sebagai satu langkah untuk meneruskan suatu ide. Sebenarnya langkah itu terdiri dari: (a) mengolah suatu ide; (b) meneruskan kepada orang-orang yang harus menjalankan ; (c) merangsang orang-orang untuk mengerjakannya. Suatu rencana jarang mencakup liku‑liku dan problem yang harus dipecahkan. Pemimpin harus mempelajari prosesnya, menetapkan problem‑problem, menggariskan alternatif penyelesaian dan memutuskan mana yangakan diambil. Kalau keputusan telah diambil, pimpinan harus meneruskannyakepada ‑orang lain. Hal ini nampaknya mudah.Pemimpin harus berbicara dengan teliti, hingga kelompok dapat memahaminya.Instruksi dapat diterima berbeda‑beda.Perubahan tugas dapat membawa akibat yang positif dan negatif.Salah pengertian disebabkan oleh pandangan yang berbeda, di samping penguasaan pengertianistilah.Hal ini harus diperhatikan. Merangsang seorang untuk bekerja Menjelaskan suatu ide tidak cukup; pemimpin berkewajiban untuk mengusahakan agar hal itu dikerjakan. Motivasi merupakan dasar kerja tim (team work). Pekerja yang tahu apayang diharapkan dari padanya, yang merasa bebas untuk berdiskusi dengan atasan, akan bekerja dengan perhatian dan kegairahan yang tinggi. Komunikasi bebas pada umumnya menghasilkan moril dan produktivitas yang tinggi.Perbaikan dalam komunikasi hendaknya diadakan untuk menghubungkan atasan dan bawahan.Pemimpin harus dapat menutup jurang antara policy making, management, dan administrasi.la harus menggariskan landasan di mana hal‑hal tersebut bertemu. la harus memperhatikan 3 faktor: (1) keperluan dan polisi organisasi; (2) perhatian para, pekerja; (3) tujuan dan cita‑cita sendiri. Tidak semua tujuan jabatan itu sederhana, meskipun ada tujuail ekonomis seperti kenaikan pangkat dtau gaji.Kurang disadari adanya, keinginan untuk mencari kepuasan hati. Hal ini mencakup: rasa piias’ bahwa tugas dijalankan dengan baik hubungan persaudaraan antara, pimpinan dan yang dipimpin rasa aman dan terjamin, kesempatan untuk memikul sesuatu yang lebih berat. Pemimpin harus dengan jujur menghadapi keperluannya pribadi dan menyesuaikannya dengan keperluan organisasi dan pegawai‑pegawai yang lain. Penyelidikan membuktikan, bahwa faedah “cambuk” hanya bersifat sementara, sedangkan akibat‑akibat yang negatif dan‑merugikan itu sangat banyak. Orang yang memaksakan produksi dari pegawai‑pegawai yang segan dan apatis, tidak sebaik orang yang merangsang pegawai‑pegawainya untuk menjalankan tugasnya, masing‑masing dengan sebaikbaiknya. Seorang pemimpin harus mengikuti rencana dan polisi dari organisasinya, ialah yang harus meneruskannya kepada orang‑orang lain, paling tidak garis besarnya, dan hendaknya diketahui pula siapa yang dapat dimintakan bantuannya dalam hal‑hal yang khusus. la harus mengenal kelompoknya secara, individual, bukan secarastatistik saja. Setiap orang mempunyai pengalaman, sikap, peranandan harapan yang perlu diketahui oleh pimpinan.Siapa yang inginmengenalnya dapat menempu ‘ h jalan mendengarkan dan mengadakanobservasi dengan baik.Tindakan mempunyai pengaruh yang lebih besar. Dalamjangka panjang para pegawai tidak dipengaruhi oleh apayang dikatakan manajemen akan tetapi apa yang dilakukan. Pemimpin yang “setingkat”‑ dengan bawahannya, mau mendengarkan masalah yang mereka hadapi, yang benar‑benar memperhatikan.mereka, dapat melakukan kepemimpinan yang efektif, mes.kipun ia tidak selalu mengatakan, “Selamat pagi”. Komunikasi harus merupakan program yang terus‑menerus, bukan yang bersifat sementara.Kalau suasana yang baik telah tercipta, maka sukarlah tergoyahkan. Kalau bawahan merasa, bahwa pimpinan sungguh‑sungguh menyayanginya, maka mereka akan selalumenaruh keperca’yaan dan menanggapi segala usul dan rencananya secara konstruktif dan positif. Komunikasi yang baik bergerak ke duaarah; pemimpin: mengatakan‑, memberitahu, memerintahkan (telling, informing, commanding), yang dipimpin: mendengarkan, menanyakan, menafsirkan (listening, asking, interpreting). Untuk mengetahui apakah pesan sampai dipahami oleh yang bersangkutan, pemimpin harus merangsang mereka untuk mengeluarkan pendapatnya, memajukan pertanyaan, dan ia harus memperhatikan masalah‑masalah yang mungkin timbul. Meskipun masalah itu ada kalanya nampak kecil, akan tetapi kalau tidak terjawab, akan merupakan rintangan bagi pengertian dan pelaksanaan. Pada masa persaingan seperti sekarang ini perusahaan‑perusahaandapat jatuh bangun dan hal ini banyak tergantung dari produksinya,sedangkan produksi banyak pula tergantung dari kerja tim dalam artipartisipasi dari segala potensi/unsur yang terdapat dalam perusahaanitu. Seorang pemimpin yang memanggil orang‑orangnya mengatakan.”Kita menghadapi masalah besar dan saya memerlukan bantuan saudara”, mungkin dapat lebih merangsang perasaan senasib dan sepenanggungan dari orang yang mengadakan program‑program partisipasi yang formal yang diperhitungkan dalam analisa terakhir, bukanlah apa yang dikatakan pada orang, akan tetapi apa yang diterimanya. Konsep komunikasi inilah yang‑ memberi tanda khas pada pimpinan yang efektif. Empat prinsip untuk meneruskan ide supaya diterima, ialah sebagai berikut :
Kalau memberikan perintah, perhatikanlah faktor‑faktor: mengapa,siapa, apa, bilamana, di mana, bagaimana (why, who, what, when, where, how). Suatu pemerintah hendaknya mencakup pernyataan nng jelas mengenai hasil yang diharapkan kalau tugas itu selesai. Hal im dapat memberikan jalan bagi pegawai untuk,inenetapkan, apakah pekerjaannya memenuhi persyaratan/permintaan. Juga cara menyampaikan perintah itu adalah penting: nada, suara, mimik, banyaknya waktu yang dipergunakan. Tindak lanjut (follow‑up) pemberian perintah tergantung dari mudah atau sukarnya tugas yang harus dilakukan dan apakah yang harus menjalankan pekerjaan itu seorang pegawai baru ataukah seorang ahli. Ada kalanya cukup hanya melihat hasil terakhir saja, akan teta~i ada kalanya setiap langkah perlu diikuti. Dalam hal ini hendaknya dihilangkan perasaan, bahwa sekorang terus‑menerus diawasi. Kekurangan‑kekurangan umum yang diperbuat dalam memberikan perintah ialah:
Kepemimpinan Pendidikan Dewasa ini orang‑orang yang menginginkan kebebasan, memperhatikan apa arti kepemimpinan dan bagaimana dilaksanakan dalam rangka menjunjung tinggi hak dan kebebasan untuk berpikir dan menetapkan tujuan sendiri dalam masyarakat dengan demokratis. Bangsa yangdemokratis menerima tantangan kepemimpinan karena kita mempunyai kepercayaan akan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan rasa tanggung jawab yang mendalam. Dengan demikian masalah‑masalah dunia harus dijawab dengan tindakan‑tindakan yang nyata (karya), bukan dengan pidato‑pidato. Konsep kepemimpinan yangdemokratis harus dapat dibuktikan kepemimpinannya dengan arah tindakan di mana:
Dengan demikian bila demokrasi mencakup di antaranya keenam hal di atas, maka bukan saja potensi dan kebebasqn berpikir seseorang meningkat melainkan orang‑orang dan kelompok itu meningkat pula dalam penerapan intelegensi dan kebebasan berpikir untuk menyelesaikan masalah‑masalah kelompok dan masyarakat. Sekolah harus banyak ditentukan oleh masyarakat, baik melalui instansi atau lembaga resmi atau secara tidak resmi, schingga keinginan masyarakat dapat disalurkan dan dapat ditimbulkan kesadaran dalam hal apa rakyat dapat membantu untuk meningkatkan taraf pendidikan. Kegiatan atau sikap orang‑orang atau kelompok hendaknya diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan yang makin dapat diterima oleh mereka. Kegiatan kepemimpinan dapat singkat atau berlangsung lama. Dorongan dapat datang dari anggota‑anggota lain secara suka rela. Dapat pula datang dari luar.Bagaimanapun juga kegiatan kelompok hendaknya:
Pemimpin kelompok hendaknya mempunyai pengertian, pandai merasakan apayang hidup dalam kelompok dan dapat diterima. Apayang dilakukannya dan apa yang terjadi dalam kelompok hendaknya memberikan: penjelasan, kekuatan, bantuan, saran alternatif, hubungan dan pengaturan baru, pengertian baru, pola atau cara kerja baru, motivasi, perspektif dan konsep pemikiran baru. Kegiatan kepemimpinan adalah lebih luas daripada apayangdapat dilukiskan dengan kata‑kata. Kegiatan itu merupakan kualitas interaksi yang memungkinkan penambahan pengertian mengenai orang‑orang. Sekolah hendaknya merupakan suatu loka karya di mana demokrasi dibangun. Titik berat terletak pada:
Tugas kepemimpinan pendidikan Tujuan pendidikan menyebabkan sifat kepemimpinan yang berbeda,sehingga dapat tumbuh birokrasi kekuasaan dengan pengawasan yang ketat atau carayang demokratis atas dasar intelijensi untuk menemukan sifat program pendidikan. Berhubung dengan itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk memahami berbagai alternatif dengan segala konsekuensi bagi suatu pilihan tertentu.Keputusan dapat diambil pada berbagai tingkatan masyarakat dengan melalui berbagai media dan instansi. Meskipun pemerintah pusat dengan hirarki vertikalnya banyak mempunyai pengaruh, nAmun tidak kecil peranan yang dapat dimainkan di tingkat daerah dengan segala kegiatan masyarakat setempat dan kepemimpinan yang terdapat di sana. Kegiatan kepemimpinan pendidikan hendaknya mencakup tujuanuntuk: 1). membantu masyarakat menetapkan tujuan pendidikan;2). memperlancar proses belajar dan mengajar, sehingga lebih efektif;3). menyusun kesatuan organisasi yang produktif;4. mengkreasikan iklim perkembangan dan kesempatan tumbuhnya kepemimpinan;5). menyediakan sumber‑sumber yang baik untuk mengajar dengan efektif. Kalau kepemimpinan pendidikan itu efektif maka:
Kalau kepemimpinan benar‑benar berjalan, maka akan timbulperubahan dan. penyempumaan dalam program, dalam kualitas mengajar dalam kelas dan sifat sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, sehingga dengan demikian berubah pula pandangan dan penghargaan masyarakat. Daftar Bacaan Covey, S.R. 1997. The 7 Habits of Highly Effective People. Jakarta: Binarupa aksara Hadfield, S dan Hasson, G. 2013. Bersikap Tegas dalam Segala Situasi. Jakarta: BIP Kelompok Gramedia. Iyeng Wiaputra.1981.Beberapa aspek Dalam Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bhratara Maxwell, J.C. 2003. Time Out. Penyegaran Spiritual bagi para pemimpin. Mitra Media Murdoko, E.W.H. 2013. The Leader in You. Jakarta: ElexMedia Komputindo Setiawan, I. 2012. Kitab Motivasi. Inspirasi dalam Meraih Sukses sejati. Jakarta: Nuansa Cendika |