Karena terus menentang raja maka nabi ibrahim pernah dieksekusi dengan cara

Jakarta -

Nabi Ibrahim AS adalah nabi yang diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada kaum Kaldan. Kaum ini dikenal dengan penyembah berhala dengan rajanya yang angkuh, Raja Namrud.

Dikutip dari buku Ibrahim Alaihissalam karangan Abu Haafizh Abdurrahmad, Nabi Ibrahim AS merupakan ayahanda para nabi (Abul Anbiya). Beliau memiliki putra yaitu Nabi Ismail AS.

Berikut kisah Nabi Ibrahim AS:

Dikisahkan pada suatu malam, di negeri Babilonia, Raja Namrud bermimpi ada seorang anak laki-laki yang masuk ke kamar istirahatnya. Anak itu mendekatinya lalu mendekatkan tangannya kepada Raja Namrud untuk melepaskan mahkota yang ia kenakan.

Raja Namrud tidak bisa berbuat apa-apa. Anak kecil itu lalu membanting mahkota Raja Namrud hingga hancur berkeping-keping. Seketika ia terbangun dengan penuh keringat dingin.

Keesokan harinya, ia mengumpukan semua peramal untuk menjelaskan maksud mimpi yang dialaminya. Salah seorang peramal mengatakan bahwa mimpi yang dialaminya adalah pertanda besar untuk kehancurannya.

Peramal itu mengatakan, akan lahir anak laki-laki yang kelak akan melenyapkan seluruh kekuasaan Raja Namrud.

2. Bayi yang Terselamatkan

Raja Namrud memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir di negeri itu. Para prajurit kerajaan mendatangi setiap ibu hamil.

Dikisahkan, salah seorang pembuat patung terbaik yang bernama Azar memiliki isteri yang tengah hamil besar. Karena ketakutan akan dibunuh oleh Raja Namrud, isteri Azar pun melarikan diri dari rumah.

Hingga lahirlah Nabi Ibrahim AS yang kelak saat dewasa menjadi jawaban atas mimpi kehancuran Raja Namrud.

3. Mukjizat Nabi Ibrahim AS

Dikutip dari buku karangan Syeikh Said Abdul Azhim, Nabi Ibrahim AS tidak merasakan panasnya kobaran api yang menjilat-jilat saat ia dibakar oleh Raja Namrud. Api yang membakar tubuh Ibrahim AS seketika menjadi dingin. Itulah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepadanya.

Nabi Ibrahim AS juga memiliki mukjizat diizinkan oleh Allah SWT untuk menghidupkan kembali burung yang sudah mati. Peristiwa ini diceritakan dalam QS Al-Baqarah ayat 260.

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S Al-Baqarah: 260)

4. Tidak Mempan Dibakar

Diceritakan Nabi Ibrahim AS menghancurkan seluruh berhala yang ada di negeri itu. Termasuk berhala terbesar yang diagung-agungkan oleh Raja Namrud. Atas kejadian tersebut, Raja Namrud memerintahkan untuk membakar nabi Ibrahim AS hidup-hidup. Namun, Allah SWT memberikan perlindungan melalui mukjizat-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Anbiya' ayat 68-70 sebagai berikut,

(68) قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ

(69) قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ

(70) وَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَخْسَرِيْنَ

Arab-latin: qālụ ḥarriqụhu wanṣurū ālihatakum ing kuntum fā'ilīn ulnā yā nāru kụnī bardaw wa salāman 'alā ibrāhīm wa arādụ bihī kaidan fa ja'alnāhumul-akhsarīn

Artinya: "Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi."

5. Perintah Menyembelih Putranya

Dikisahkan pada suatu malam, Nabi Ibrahim AS bermimpi mendapatkan perintah untuk menyembelih putera kesayangannya, Ismail.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Ash-Shaffat ayat 102,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Saat ia (Ibrahim) membaringkan puteranya yang siap untuk disembeli dan keduanya tunduk serta berserah diri kepada kehendak Allah SWT, maka digantikanlah Nabi Ismail AS dengan seekor sembelihan yang besar.

Peristiwa inilah yang kemudian diperingati sebagai hari Kurban. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ash-Shaffat ayat 103-109 yang artinya:

"Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".

6. Rasul Ulul Azmi

Atas ketabahan dan kesabarannya yang luar biasa, Nabi Ibrahim AS mendapat julukan sebagai rasul Ulul Azmi.

Allah SWT berfirman dalam Q.S As-Syura ayat 13,

۞ شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ

Artinya:" Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)."

Demikianlah kisah Nabi Ibrahim AS dalam memerangi berhala yang menjadi sesembahan kaum Kaldun. Sahabat hikmah, semoga kita senantiasa memiliki ketabahan seperti Nabi Ibrahim AS.

Simak Video "Ikhtiar dan Tawakal, Paket Lengkap untuk Dapat Pertolongan Allah"


[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)

Perdebatan itu tentang Tuhan dari Ibrahim.

Daily Sabah

Ketika Nabi Ibrahim Berdebat dengan Raja Namrud. Danau Balikligol di provinsi Sanliurfa di tenggara Turki dianggap sakral selama ribuan tahun. Tempat ini diyakini menjadi tempat di mana Nabi Ibrahim dimasukkan ke dalam api. Lokasi ini menjadi destinasi wisata Islam yang bisa dikunjungi virtual.

Rep: Mimi Kartika Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menyebutkan perdebatan Nabi Ibrahim dengan seseorang yang telah diberi kedaulatan Allah pada surat Al-Baqarah ayat 258. Perdebatan itu tentang Tuhan dari Ibrahim.

Baca Juga

Dikutip di About Islam, Selasa (25/8), menurut sebagian besar penafsir Alquran, orang yang berdabat dengan Nabi Ibrahim adalah seorang raja Babilonia, Namrud. Perdebatan itu terjadi, kemungkinan besar, setelah penghancuran berhala oleh Nabi Ibrahim dan sebelum penyembah berhala dilemparkan ke dalam api (Al-Anbiya, 51-70).

Berikut beberapa pengamatan atas kejadian tersebut. Tentang Namrud, Alquran menyebutkan, Allah yang memberinya kedaulatan (al-Mulk).

Di sini disajikan pesan penting, yaitu Allah adalah pemilik segala kedaulatan, otoritas dan kekuasaan. Dia memberikan kedaulatan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mengambilnya dari siapa yang Dia kehendaki (Al 'Imran, 26).

Kedaulatan adalah ujian dari Allah yang sarat dengan tanggung jawab yang berat. Allah menguji orang-orang tertentu dengannya, sama seperti Dia menguji orang lain dengan kekurangannya.

Sebagai pedang bermata dua, kedaulatan secara intrinsik bukanlah hak istimewa atau sumber kebanggaan. Apabila bukan merupakan tanda, Allah mencintai seseorang atau memihak padanya atas orang lain. Dalam nada yang sama seperti yang lainnya, kedaulatan dapat menjadi penyebab keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam tugas duniawinya.

Tentu saja, Namrud termasuk dalam kategori terakhir. Dia begitu dibutakan oleh otoritas dan kekuatannya sehingga dia tidak hanya menjadi orang yang tidak percaya dan tiran yang keras. Bahkan, Namrud juga menganggap dirinya sebagai dewa yang hidup.

Selain itu, perdebatan antara Namrud dan Ibrahim terjadi karena Ibrahim menolak Namrud dan klaimnya yang tidak masuk akal. Dia hanya percaya pada Allah Yang Maha Kuasa dan mengundang orang-orangnya untuk melakukan hal yang sama.

Dengan debat tersebut, Namrud menantang baik Allah SWT dan Ibrahim sebagai utusan-Nya. Namrud adalah penguasa pertama dalam sejarah yang menggabungkan absolutisme - yang berakar pada kedaulatan absolut yang tidak terbatas - dengan gagasan tentang hak-hak ilahi para raja.

Dia memprakarsai idenya dan seketika menjadi perwujudannya yang paling ekstrem. Tren tersebut menandai puncak dari penyimpangan umat manusia dari jalur tauhid (tauhid) ke jurang politeisme (syirik).

Akibatnya, para penguasa dianggap sebagai penguasa absolut. Mereka memegang otoritas diktator tertinggi, berada di atas yurisdiksi setiap peraturan, hukum, legislatif dan tradisi. Mereka memperoleh otoritas mereka langsung dari dewa, yang memerintah melalui Amanat Surga.

Sesekali, seorang penguasa, seperti Namrud akan mengangkat dirinya sendiri ke tingkat keilahian. Ini terbukti cara yang baik dan efektif untuk memaksakan program individu dan untuk mengontrol massa. Hak orang biasa ditolak dan dimanipulasi. Mereka hanyalah subyek (bawahan, orang banyak dan hamba fana).

Dengan demikian, penguasa seperti itu adalah dewa yang berdaulat di bumi, yang bekerja atas nama atau secara independen dari dewa di surga. Kadang-kadang, mereka juga dipandang sebagai keturunan langsung dewa.

Setelah Namrud, absolutisme monarki oleh hak ilahi menjadi sangat populer dan tersebar luas. Itu adalah praktik umum di Mesir kuno (Firaun), Mesopotamia, India, dan China. Belakangan, dengan derajat yang berbeda-beda, sebagian besar raja Eropa juga mengikutinya. Misalnya, Louis XIV dari Prancis dikatakan telah memproklamasikan: "Aku adalah negara".

Dalam debat tersebut, Ibrahim, rupanya menjawab pertanyaan atau keberatan, berkata kepada Namrud, Tuhannya adalah orang yang memberi hidup dan menyebabkan kematian. Akan tetapi, Namrud menjawab dia memberi hidup dan menyebabkan kematian.

Pertanyaan yang langsung muncul adalah mengapa Ibrahim menyebutkan memberi hidup sebelum menyebabkan kematian. Ketika dalam konteks lain dia menyebutkan menyebabkan saya mati sebelum menghidupkan saya (Al-Shu’ara, 81).

  • raja namrud
  • nabi ibrahim
  • alquran
  • tuhan

Karena terus menentang raja maka nabi ibrahim pernah dieksekusi dengan cara