Kapan puncak mual muntah Saat Hamil?

Mual merupakan salah satu gejala awal kehamilan. Oleh karena itu, banyak calon ibu yang berpikir bahwa mual adalah hal yang normal terutama selama sedang hamil muda. Tapi, jika mual bertambah parah dan berlangsung dalam waktu lama, apakah mual saat hamil masih bisa dikatakan normal? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasannya berikut ini.

Apakah mual normal terjadi saat hamil?

Menurut American Pregnancy Association, hampir 70% ibu hamil mengalami mual di awal kehamilannya. Mual di awal kehamilan juga disebut dengan morning sickness.

Sebenarnya belum pasti apa yang menyebabkan mual di awal kehamilan. Tapi, mual saat hamil sangat erat kaitannya dengan perubahan hormon hCG (human chorionic gonadotrophin). Hormon ini diproduksi di awal kehamilan oleh sel-sel yang membentuk plasenta (ari-ari).

Jangan khawatir, mual akan hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan Anda. Begitu memasuki usia kandungan 12-14 minggu, rasa mual saat hamil mulai menurun bagi banyak wanita. Kadar hCG turun ke tingkat lebih rendah pada usia kehamilan sekitar 16-20 minggu. Dan pada saat ini, umumnya rasa mual sudah hilang pada banyak wanita.

Tapi ini akan berbeda tiap ibu. Ada ibu yang hanya mengalami mual dalam waktu singkat, dan ada juga yang lebih lama, bahkan ada juga yang sama sekali tidak mengalami mual. Yang manapun yang Anda alami, semua ini masih tergolong normal. Bukan berarti jika ibu tidak mual maka kehamilannya terganggu.

Penyebab mual saat hamil yang masih wajar

Kadar hormon hCG yang normal dalam tubuh dapat menjamin bahwa kehamilan Anda berkembang dengan baik. Hal ini membuat mual saat hamil adalah hal yang normal terjadi, bahkan suatu hal yang baik. Kadar hormon hCG berada pada puncaknya saat usia kehamilan sekitar 9 minggu dan kemudian kadar hormon hCG mulai menurun seiring dengan meningkatnya kadar hormon lain (seperti estrogen dan progesteron) yang diproduksi plasenta. Hormon estrogen dan progesteron jugalah yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kehamilan Anda.

Mual yang dialami pada awal kehamilan umumnya disebabkan oleh indera penciuman yang menjadi lebih sensitif terhadap bau-bauan tertentu, misalnya bau wewangian yang menyengat ataupun asap rokok. Makanan dengan aroma tertentu yang biasa dikonsumsi pun juga bisa membuat Anda mual, terutama yang beraroma tajam seperti telur dan bawang. Mual saat hamil tidak berhubungan dengan terlambat makan atau pola makan yang tidak teratur.

Penyebab mual saat hamil yang perlu diperiksakan ke dokter

Mual saat hamil perlu diperiksakan ke dokter jika mual dan muntah terjadi terus-terusan dan terbilang parah. Mual atau morning sickness yang parah disebut juga dengan hiperemesis gravidarum. Pada hiperemesis gravidarum, ibu hamil memiliki kadar hCG yang lebih tinggi dibandingkan ibu hamil pada umumnya.

Hiperemesis gravidarum bisa berkurang gejalanya seiring dengan pertambahan usia kehamilan Anda, biasanya sekitar usia kehamilan 20 minggu, atau bahkan bisa berlangsung lebih lama. Pada hiperemesis gravidarum, ibu hamil bisa mual dalam waktu yang lama dan muntah berkali-kali dalam sehari, bahkan sampai mengganggu makan dan minumnya.

Mual dan muntah yang sangat parah bisa menyebabkan ibu hamil mengalami dehidrasi, gangguan metabolisme (kadar elektrolit dan keton dalam tubuh menjadi tidak normal), dan penurunan berat badan yang cepat. Oleh karena itu, ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum perlu penanganan medis, tidak seperti morning sickness.

Di masa-masa awal kehamilannya, sebagian besar wanita mengalami mual dan muntah. Namun, kondisi yang dikenal dengan nama morning sickness ini keparahannya bisa berbeda pada tiap orang. Lantas, apa yang membuat rasa mual ini muncul? Berikut ulasan mengenai penyebab mual saat hamil (morning sickness).

Penyebab mual saat hamil

Morning sickness alias mual saat hamil adalah kondisi yang sangat umum terjadi pada ibu hamil. Umumnya, kondisi ini dimulai di minggu ke-6 kehamilan dan berakhir di minggu ke-12 kehamilan. Namun, dalam banyak kasus seorang wanita mengalami rasa mual ini sepanjang kehamilannya.

Para ahli menyatakan bahwa ada berbagai faktor yang menjadi penyebab munculnya morning sickness alias rasa mual saat hamil, yaitu:

1. Kadar hormon estrogen

Meningkatnya kadar estrogen di dalam tubuh hingga 100 kali lebih tinggi saat hamil dipercaya berkontribusi pada rasa mual.

Namun, sejauh ini belum ditemukan bukti yang menunjukkan perbedaan kadar estrogen antara wanita hamil dengan atau tanpa morning sickness.

2. Kadar hormon progesteron

Tak hanya estrogen, kadar progesteron saat hamil juga akan meningkat. Tingginya kadar progesteron membantu mengencangkan otot-otot rahim untuk mencegah kelahiran prematur. Selain itu, progesteron juga mendorong pertumbuhan kelenjar penghasil susu di payudara selama kehamilan.

Tingginya kadar progesteron ini diduga memicu berbagai gejala sindrom pramenstruasi, seperti mual, nyeri payudara, kembung, dan perubahan mood. Nah, hal ini juga diduga menjadi penyebab mual saat hamil.

3. Masalah pada lambung

Saat produksi progesteron meningkat, kondisi ini bisa memberikan dampak yang kurang baik pada esofagus bagian bawah.

Bagian ini berhubungan dengan katup ke lambung yang juga akan terkena imbasnya. Ketika kedua bagian ini mengalami sedikit masalah, hal ini bisa memicu rasa mual.

4. Hipoglikemia

Hipoglikemia atau gula darah rendah juga diduga bisa menjadi penyebab mual saat hamil. Hipoglikemia terjadi ketika tidak ada cukup glukosa atau gula dalam darah.

Akibatnya, akan muncul berbagai gejala seperti mual, berkeringat, pusing, wajah pucat, dan denyut jantung semakin cepat. Hipoglikemia kerap terjadi pada ibu hamil karena plasenta menguras energi dari tubuh ibu karena makanan yang masuk juga dibagi dua dengan janin.

5. Sensitivitas tubuh yang meningkat

Selama kehamilan, biasanya wanita cenderung memiliki bagian otak yang lebih sensitif dibandingkan dengan saat tidak sedang hamil. Artinya, otak cenderung merespons hormon dan pemicu mual lainnya dengan cepat.

Hal itulah yang diduga kuat merangsang mual secara berlebihan. Jika Anda memiliki perut yang lebih sensitif, Anda cenderung mengalami mual dan muntah yang lebih parah saat hamil.

Selain perut, indra penciuman juga biasanya cenderung jauh lebih sensitif dari biasanya. Akibatnya, banyak ibu hamil yang bahkan hanya mencium bau tubuh suaminya saja akan merasa mual.

6. Hormon human chorionic gonadotropin (hCG)

Hormon ini diproduksi pertama kali saat embrio mulai berkembang di rahim setelah pembuahan. Hormon ini terbentuk dari sel-sel yang membentuk bagian plasenta. Beberapa ahli menduga bahwa hormon ini juga bisa memicu morning sickness pada ibu hamil.

Kadar hCG sebenarnya menjadi tolak ukur bahwa kehamilan berkembang dengan baik. Biasanya hormon ini berada di puncaknya saat usia kehamilan menginjak 9 minggu.

Lalu, seiring berjalannya waktu kadar ini mulai turun ketika plasenta mulai meningkatkan kadar hormon lainnya seperti estrogen dan progesteron. Oleh sebab itu, di minggu ke-12 hingga minggu ke-16 kehamilan rasa mual biasanya mulai menurun.

Pada ibu dengan kehamilan kembar, kadar hormon hCG tentu lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Oleh karena itu, rasa mual yang ditimbulkan juga cenderung lebih parah.

7. Kekurangan vitamin B6

Dilansir dari laman Pregnancy birth and baby, kekurangan vitamin B6 di dalam tubuh diduga bisa memicu rasa mual. Pasalnya, vitamin B6 memiliki berbagai peran penting dalam tubuh mulai dari mengobati anemia, mencegah risiko penyakit jantung, menurunkan kolesterol tinggi hingga mengurangi morning sickness.

8. Stres

Stres bisa memicu ganggguan pencernaan. Akibatnya, tidak heran jika mual cenderung memburuk saat stres menyerang. Oleh karena itu, usahakan untuk tidak terlalu stres saat hamil agar rasa mual berkurang dan kondisi jiwa pun tetap sehat.

9. Kelelahan

Kelelahan fisik dan mental ternyata juga bisa menjadi penyebab mual saat hamil. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan istirahat yang cukup agar tubuh tetap sehat dan mual pun perlahan berkurang.

10. Kehamilan pertama

Mual dan muntah biasanya cenderung lebih parah terjadi di kehamilan pertama. Hal ini bisa jadi disebabkan akibat kesiapan tubuh yang masih kurang.

Secara fisik, tubuh belum siap untuk serangan hormon yang meningkat cukup drastis dan perubahan lainnya. Selain itu, secara mental Anda juga cenderung diliputi berbagai kecemasan yang akhirnya bisa berefek pada gangguan pencernaan.

11. Faktor genetik

Jika Anda memiliki keluarga yang juga mengalami mual parah saat hamil, tandanya Anda juga berisiko. Pasalnya, fakor keturunan ini diduga kuat memiliki peran dalam hal ini.

Hal yang meningkatkan risiko mual saat hamil

Seseorang biasanya berisiko tinggi mengalami mual saat hamil jika:

  • Mengalami mual dan muntah pada kehamilan sebelumnya
  • Memiliki riwayat mual atau muntah saat minum pil KB akibat respons tubuh terhadap estrogen
  • Memiliki riwayat migrain
  • Mengandung bayi berjenis kelamin perempuan

Apakah mual saat hamil membahayakan bayi?

Faktanya, ada banyak sekali penyebab mual saat hamil. Namun tak perlu khawatir, mual dan muntah saat hamil sama sekali tidak membahayakan bayi. Bahkan, para ahli menganggap hal ini menjadi salah satu pertanda bahwa kandungan Anda sehat.

Namun, jika kondisinya semakin parah hingga membuat Anda tak bisa makan sama sekali hal ini patut diwaspadai. Pasalnya, Anda butuh nutrisi cukup untuk disalurkan ke bayi agar tumbuh kembangnya normal.

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi saat wanita mengalami mual dan muntah cukup parah hingga mengalami dehidrasi. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit hingga membuat berat badan turun drastis.

Jika hal ini sudah terjadi, jangan lagi anggap sepele. Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mual dan muntah disertai dengan gejala seperti:

  • Urine berwarna sangat gelap
  • Tidak ada makanan dan minuman yang bisa masuk ke dalam mulut
  • Mual dan muntah sangat sering dalam sehari
  • Demam
  • Pusing
  • Detak jantung lebih cepat dari biasanya
  • Mual parah selama trimester kedua
  • Jarang buang air kecil
  • Sakit perut
  • Muntah darah

Kondisi ini tak lagi bisa diobati sendiri dan membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Penanganan pertama yang akan diberikan dokter yaitu cairan intravena atau infus untuk kembali menghidrasi tubuh.

Apakah berbahaya jika tidak mengalami mual saat hamil?

Faktanya, tidak semua wanita hamil mengalami mual dan muntah sepanjang kehamilannya. Tenang saja, tidak mengalami morning sickness saat hamil bukan berarti tidak normal.

Pasalnya, tiap wanita memiliki caranya tersendiri untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi selama kehamilan. Bisa jadi, tubuh Anda memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap perubahan yang terjadi selama kehamilan.

Oleh karena itu, bukan berarti tidak mengalami mual saat hamil menandakan bahwa Anda tidak normal atau ada yang bahaya. Namun, jika Anda ragu dan merasa khawatir, periksakan hal kandungan Anda secara rutin ke dokter.

Cara mengatasi mual saat hamil (morning sickness)

Minum wedang jahe

Jahe menjadi salah satu bahan alami yang bisa membantu mengatasi mual saat hamil. Anda hanya perlu mengolahnya menjadi minuman hangat dengan tambahan gula merah atau aren agar lebih nikmat.

Namun, konsultasikan ke dokter sebelum menjadikannya obat mual alami. Pasalnya, meski bahan alami, jahe bisa saja memiliki efek buruk pada sebagian ibu hamil.

Menghirup aromaterapi

Aromaterapi menjadi salah satu cara untuk bisa membantu mengatasi mual saat hamil. Anda bisa mencoba berbagai minyak esensial untuk membantu mengatasi mual saat hamil.

Minyak lemon, minyak lavender, minyak peppermint, minyak spearmint, dan minyak biji adas menjadi pilihan minyak yang bisa Anda jadikan aromaterapi. Anda bisa memasukkannya ke dalam diffuser agar bisa menghirup uapnya sebagai aromaterapi.

Jika tidak memiliki diffuser, Anda bisa melarutkan minyak esensial dalam sebaskom air hangat. Kemudian, hirup uapnya secara perlahan. Selain dihirup, Anda juga bisa mengoleskan minyak esensial ke perut untuk membantu meredakan mual.

Cukup istirahat

Seperti yang telah disebutkan, kelelahan menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab mual saat hamil. Oleh karena itu, tidak berkegiatan berlebihan di luar kapasitas menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Usahakan untuk rileks dan banyak beristirahat saat hamil. Jangan terlalu lelah dan memaksakan diri untuk terus beraktivitas. Bisa-bisa Anda mengalami mual yang cukup parah jika memaksakan diri untuk terus beraktivitas.

Makan dalam porsi kecil tapi sering

Saat hamil tubuh butuh asupan makanan lebih dari biasanya. Pasalnya, nutrisi yang masuk ke tubuh terbagi dua, yaitu untuk Anda dan bayi yang ada dalam kandungan.

Namun, bukan berarti dalam sekali makan Anda harus makan dalam porsi besar. Cara ini justru keliru karena makan berlebihan dalam satu waktu sehingga terlalu kenyang justru menjadi penyebab mual saat hamil.

Cara yang benar, yaitu makanlah dalam porsi kecil tetapi sering. Dengan begitu, perut akan terus terisi dengan makanan tanpa terlalu kenyang hingga memicu mual.

Selain porsinya, perhatikan juga jenis makanan yang dikonsumsi. Sebaiknya makanlah makanan sehat yang kaya protein, karbohidrat, dan lemak sehat. Jangan lupa juga untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dari sayur serta buah yang bervariasi.

Memang tak mudah untuk makan saat mual tetapi paksakan diri Anda agar nutrisi yang dibutuhkan tetap terpenuhi. Dengan begitu, bayi tak akan kekurangan nutrisi untuk bisa berkembang dengan maksimal.

Bangun dari kasur pelan-pelan

Gerakan mendadak saat bangun tidur bisa memicu mual. Oleh karena itu, usahakan untuk menggerakkan badan perlahan dan tak perlu terburu-buru. Selain mual, Anda juga bisa merasa keliyengan atau pusing.

Untuk itu, coba bangun pelan-pelan dari kasur sambil duduk terlebih dahulu. Kemudian setelah dirasa stabil, barulah Anda beranjak dari kasur dan berdiri.

Menghindari pemicu mual

Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah satu penyebab rasa mual saat hamil yaitu sensitivitas tubuh yang lebih dari biasanya. Indra penciuman dan sistem pencernaanlah yang biasanya menjadi jauh lebih sensitif.

Untuk itu, solusi yang bisa Anda lakukan yaitu menghindari berbagai pemicu mual misalnya aroma atau makanan tertentu. Jangan makan makanan pedas jika setelahnya Anda selalu merasa mual atau ganti pewangi mobil Anda dengan yang tidak membuat enek.

Sering makan camilan

Sering makan camilan saat hamil membantu menghindari perut yang terlalu kenyang atau terlalu kosong. Pasalnya keduanya biasanya kerap menjadi penyebab munculnya perasaan mual saat hamil.

Oleh karena itu, makan camilan menjadi salah satu cara mengatasi mual saat hamil yang patut dicoba. Saat bangun tidur, coba makan beberapa potong biskuit atau roti untuk menggganjal perut sebelum makan besar.

Memakai pakaian yang longgar

Saat hamil, penting untuk memakai pakaian yang longgar. Pakaian yang terlalu ketat membuat tekanan berlebih pada perut Anda yang bisa memicu rasa mual. Untuk itu, usahakan untuk menggunakan terusan longgar dan menghindari celana jeans yang ketat.

Sering menghirup udara segar

Bukalah jendela kamar sering-sering terutama di pagi hari. Kemudian, tarik napas dalam-dalam dan embuskan perlahan. Ulangi cara ini setiap hali Anda ingin muntah.

Selain itu, jika Anda terlalu sering berdiam diri di dalam rumah, coba sekali-kali berjalan ke taman di sekitar Anda. Selain membuat mual menyingkir, olahraga ringan dengan berjalan kaki juga baik untuk kesehatan Anda.

Minum banyak air

Minum banyak air menjadi salah satu hal yang tak boleh diabaikan. Pasalnya, mual dan muntah saat hamil menghilangkan banyak cairan tubuh. Oleh karena itu, cairan yang hilang ini perlu digantikan.

Tak hanya air putih, Anda bisa mengonsumsi jus buah, air kelapa, teh, atau sup. Air lemon juga bisa menjadi pilihan untuk ibu hamil. Selain menggantikan cairan yang hilang, aroma dan rasanya yang segar bisa membantu menghilangkan mual.

Mengalihkan perhatian

Rasa mual yang muncul saat hamil memang wajar. Pasalnya memang ada berbagai penyebab mual saat hamil yang tak bisa dihindari.

Namun, jangan sampai Anda berfokus pada perasaan ini terus-menerus. Justru Anda perlu mengalihkan perhatian Anda pada berbagai hal lain yang menyenangkan.

Anda juga bisa mengalihkan perhatian dengan cara mencari kesibukan yang disukai. Misalnya saja pergi bersama teman atau mendatangi seminar-seminar parenting. Dengan menyibukkan diri, Anda tak akan lagi berfokus pada rasa mual yang kerap datang dan menyerang.

Puncak mual muntah di minggu ke berapa?

“Salah satu hal yang umum dialami ibu hamil di awal kehamilan adalah mual. Ini disebut juga morning sickness, dan biasanya terjadi mulai minggu ke-6 hingga ke-12 kehamilan.

Berapa lama masa mual dan muntah saat hamil muda?

Mual menjadi tanda-tanda kehamilan muda yang biasanya berlangsung hingga di minggu kedua belas. Meski mual biasanya lebih sering terjadi saat di pagi hari, namun ada pula wanita yang mengalami mual sepanjang hari.

Kapan puncak mual pada ibu hamil?

Mual saat hamil biasanya dimulai sejak awal masa kehamilan dan mencapai puncaknya di sekitar minggu ke-9. Rasa mual akan berangsur-angsur mereda setelah melewati usia kehamilan 12 minggu.

Apakah mual dan muntah tanda janin berkembang?

Mual muntah saat hamil pertanda janin kuat adalah anggapan yang kerap dipercaya. Namun, ternyata anggapan ini tidak sepenuhnya bisa dipastikan, sebab penyebab mual saat hamil adalah meningkatnya hormon hCG.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA