Pembagian harta warisan menjadi hal yang kerap diperdebatkan banyak pihak karena menyangkut banyak kepentingan di dalamnya. Berikut merupakan pembahasan lengkap mengenai pembagian ahli waris dan hartanya. Warisan adalah harta peninggalan yang ditinggalkan oleh pewaris kepada ahli waris baik berupa aset maupun hutang. Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi pewaris. Pasal 174 KHI mengatur mengenai golongan ahli waris yaitu: Ditegaskan dalam ayat (2), “Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya : anak, ayah, ibu, janda atau duda. Berikut merupakan tabel pembagian harta warisan menurut islam: Baca Juga: Tidak ada penegasan kapan pembagian warisan harus dilakukan. Walaupun memang lebih baik segera dibagikan dan tidak ditunda-tunda demi kemaslahatan bersama dan menghindari perselisihan. Walaupun begitu, keluarga bisa mulai bermusyawarah dahulu untuk menentukan hari pembagian harta warisan akan dilaksanakan. Biasanya waktu pembagiannya adalah ketika 7 hari, 40 hari, bahkan sampai 100 hari setelah waktu kematian. Segera membagi harta waris sebaiknya segera dilakukan dan tidak ditunda. Karena dengan adanya kematian pewaris, masing-masing ahli waris memiliki hak untuk memiliki objek waris. Proses waris hanya terjadi apabila pewaris meninggal dunia, jadi tidak bisa dikatakan sudah membagi harta waris ketika pewaris masih hidup. Meski begitu, Anda dapat memberikan harta Anda melalui hibah kepada istri/suami/anak Anda. Namun yang perlu diperhatikan, saat Anda memberikan hibah maka pada saat itu terjadi perpindahan hak milik dari Anda menjadi milik penerima hibah. Mitra Advokat Justika, M. Muslih, menuturkan penghalang warisa diterima atau dalam Bahasa Arabnya disebut al-hujub ini telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam (HKI), dimana seseorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakim ia dihukum karena telah melakukan 2 hal atau dalam hal ini ada hal yang bisa menjadi penghalang warisan. Pertama ia membunuh atau mencoba membunuh pewaris. Membunuh pewaris berarti menyegerakan kematiannya dengan maksud untuk dapat segera menerima harta warisan peninggalannya. Akan tetapi, justru hukum melarang apa yang ingin disegerakannya yaitu dengan tidak diberikan hak mendapat warisan kepadanya. Hal kedua yakni perbuatan memfitnah pewaris atas suatu kejahatan yang memiliki ancaman hukuman 5 tahun penjara atau lebih. Pasal 173 KHI menegaskan seseorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dihukum karena: a. dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat para pewaris; Baca Juga: Cara Mengurus Surat Ahli Waris Buat Anda yang Baru Pertama Kali Memang banyak pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum menghitung pembagian waris, kehadiran layanan atau fitur online yang dapat membantu perhitungan pembagian waris dengan mudah pasti akan membantu para ahli waris. Di Justika, ada tiga layanan yang dapat membantu Anda menghitung pembagian waris dengan mudah, yaitu Dengan menggunakan layanan ini, Anda akan mendapatkan saran yang rinci dari konsultan hukum yang berpengalaman melalui konsultasi dan pengecekan detail hak waris hanya dengan Rp 100.000 saja. Langkah-langkah menggunakan Layanan Analisis Hak Waris: Dengan layanan Kalkulator Waris Islam, Anda dapat menghitung otomatis pembagian waris dengan gratis, transparan, akurat, dan sesuai dengan syariat dan UU yang berlaku di Indonesia hanya dengan mengisi form di dalamnya. Sistem perhitungan Kalkulator Waris Islam di Justika berlandaskan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang merupakan landasan hukum yang berlaku dan umum digunakan di pengadilan agama di Indonesia. Selain itu, terdapat fitur tambahan lainnya, yakni Anda dapat berkonsultasi dengan para ahli di bidang waris, yaitu konsultan hukum maupun ustadz secara online. Untuk kasus perhitungan waris yang lebih kompleks dan memiliki banyak pertimbangan di dalamnya, Justika menyediakan Anda layanan Konsultasi via Chat. Hanya dengan Rp 30.000 saja Anda sudah bisa bertanya secara langsung mengenai permasalahan waris pada advokat. Dengan begitu, Anda dapat berkonsultasi lebih jauh terlebih dahulu dengan advokat yang terpercaya guna mengetahui besaran pembagian harta warisan, serta menindaklanjuti tata cara pembagian waris. Langkah-Langkah konsultasi via chat tentang perhitungan pembagian waris: Jika diperlukan tindakan yang tidak dapat diakomodasi melalui fitur chat, Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi via telepon dari Justika. Melalui layanan ini, Anda dapat berbicara dengan Mitra Konsultan Hukum secara mudah dan efektif melalui telepon selama 30 hanya dengan Rp 350.000 atau Rp 560.000 saja selama 60 menit (sesuai pilihan Anda), untuk berdiskusi lebih detail mengenai permasalahan hukum yang dialami. Anda pun dapat berdiskusi dan berkonsultasi secara langsung dengan para Mitra Advokat Justika lewat layanan Konsultasi Tatap Muka. Diskusi akan berlangsung selama 2 jam (dapat lebih apabila Mitra Advokat bersedia). Hanya dengan Rp 2.200.000 saja Anda sudah bisa bercerita secara langsung, mengajukan pertanyaan secara lebih bebas dan mendalam, termasuk menunjukan dokumen-dokumen yang relevan. Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.Apa Itu Warisan?
Apa Itu Ahli Waris?
Siapa yang Berhak menjadi Ahli Waris?
Cara Pembagian
Kapan Pembagian Harta Warisan Harus Di Lakukan?
Alasan Kenapa Pembagian Harta Warisan Tidak Boleh Di Tunda
Bolehkah Pembagian Harta Warisan Dilakukan Saat Pewaris Masih Hidup
Apa yang Bisa Menjadi Penghalang Pembagian Harta Warisan?
b. dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih berat.Hitung Macam Macam Pembagian Waris Menggunakan Layanan di Justika
Layanan Analisis Hak Waris
Kalkulator Waris Islam
Konsultasi via Chat
Layanan Konsultasi via Telepon
Layanan Konsultasi Tatap Muka
Ilustrasi harta warisan. Foto: pixabay
Islam telah mengatur semua aspek dalam kehidupan manusia, termasuk harta warisan. Ilmu yang mempelajari pembagian harta warisan disebut sebagai ilmu mawaris atau faraidh.
Tidak hanya mempelajari pembagiannya, ilmu mawaris juga mempelajari pengelompokan ahli waris. Bagian masing-masing ahli waris ditentukan berdasarkan syariat Islam yang bersumber dari Alquran dan hadist.
Adapun ayat yang membahas tentang harta warisan adalah Surat An-Nisa ayat 11, 12, dan 176. Ketiga ayat tersebut menjelaskan ketentuan kerabat yang berhak mendapatkan harta warisan lengkap dengan pembagiannya.
Bagaimana pembagian kelompok ahli waris dalam Islam?
Islam membagi ahli waris ke dalam tiga kelompok. Adapun penjelasannya adalah:
Zawil Furudh adalah kelompok ahli waris yang menerima bagian tertentu. Besarnya bagian yang diterima ditentukan dalam Alquran dan hadist.
Yang termasuk ke dalam kelompok zawil furudh adalah ahli waris perempuan dan laki-laki. Ada enam pembagian yang ditentukan, yaitu ½, ¼, 1/8, 1/3, 2/3, dan 1/6. Adapun ahli waris laki-laki dan perempuan adalah:
Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah
Kakek dari ayah dan terus ke atas
Saudara laki-laki kandung
Anak laki-laki saudara laki-laki kandung
Anak laki-laki saudara laki-laki seayah
Paman yang sekandung dengan ayah
Paman yang seayah dengan ayah
Anak laki-laki paman yang sekandung dengan ayah
Anak laki-laki paman yang seayah dengan ayah
Orang laki-laki yang memerdekakan budak
Cucu perempuan dari anak laki-laki,dan terus kebawah
Nenek (ibu dari ibu) dan terus ke atas
Nenek (ibu dari ayah),dan terus kebawah
Saudara perempuan kandung
Orang perempuan yang memerdekakan budak
Ashabah adalah kelompok yang menerima sisa pembagian ashab al-furuiid. Ahli waris ini tidak ditentukan bagiannya, melainkan menghabiskan sisa harta.
Zawil arham adalah kelompok yang tidak menerima bagian kecuali tidak ada ashab al-furuiid dan ashabah. Ahli waris ini punya kedekatan kekerabatan. Contohnya cucu perempuan dari anak perempuan dan kakek dari garis ibu.