Jelaskan yang kamu ketahui tentang tari piring

Tari Piring: Asal, Ciri Khas, Gerakan (Foto: Kemendikbud)

Ami Heppy S Rabu, 15 Juni 2022 - 21:46:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Tari Piring merupakan salah satu tari tradisional asal Sumatera Barat, tepatnya dari daerah Solok. Dalam bahasa Minangkabau, tari ini disebut sebagai Tari Piriang.

Seperti namanya, tarian ini menampilkan atraksi dengan menggunakan piring. Sama seperti tari tradisional Indonesia lainnya, Tari Piring juga memiliki keunikan tersendiri. Berikut ini hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang Tari Piring, mulai dari asal, ciri khas, hingga gerakannya.

BACA JUGA:
Mengenal Tari Saman: Asal, Ciri Khas, Gerakan

Tari Piring: Asal, Ciri Khas, Gerakan

1. Asal Tari Piring

Tari Piring berasal dari Solok, Sumatera Barat dan diperkirakan sudah ada sejak 800 tahun yang lalu. Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa atas hasil panen yang melimpah ruah.

Ritual tersebut dilakukan dengan cara membawa sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis. Selain sebagai wujud rasa syukur, tari piring juga menjadi ritual untuk memohon perlindungan dari dewa agar masyarakat terhindar dari marabahaya.

Kemudian setelah masuknya agama Islam, fungsi tari ini tidak lagi ditujukan untuk ritual kepada dewa-dewa melainkan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

2. Ciri Khas Tari Piring

Ciri khas utama dari Tari Piring adalah penggunaan piring sebagai properti tari. Penggunaan piring pada Tari Piring memiliki makna filosofis tersendiri dan uniknya lagi adalah piring yang dipegang para penari tidak pernah jatuh meski diayunkan. 

Pada awalnya, piring yang digunakan sebagai properti pada tari ini adalah piring yang berasal dari Cina. Alasannya adalah karena piring buatan China memiliki nilai estetis tersendiri dan kualitasnya yang lebih bagus.

Keunikan lain dari Tari Piring terdapat pada akhir pertunjukan, dimana para penari akan melempar piringnya ke lantai hingga pecah. Kemudian mereka akan berjalan diatas pecahan piring yang tajam tersebut tanpa terluka. 

Biasanya, jumlah penari Tari Piring ini berjumlah ganjil antara tiga hingga tujuh orang. Kostum yang dikenakan para penari adalah pakaian berwarna cerah dengan nuansa merah dan kuning keemasan serta tutup kepala.

3. Gerakan Tari Piring

Secara umum, gerakan tari piring adalah meletakkan piring di atas kedua telapak tangan. Kemudian penari akan mengayunkan piring dalam gerakan-gerakan yang cepat dan diselingi dengan mendentingkan piring atau dua cincin di jari penari dengan piring yang dipegangnya.

Gerakan lain dalam tarian ini diantaranya adalah gerak pasambahan, gerak singanjuo lalai, gerak mencangkul, gerak menyiang, gerak membuang sampah, gerak memagar, gerak menyemai, gerak mencabut benih,gerak bertanam dan gerak melepas lelah.

Ada pula gerakan seperti gerak mengantar juadah, gerak mengambil padi, gerak menyabit padi, gerak manggampo padi, gerak menganginkan padi, gerak mengikir padi, gerak membawa padi, gerak menumbuk padi, gerak gotong royong, hingga gerak menampih padi.

Di akhir pertunjukkan, para penari akan melemparkan piring-piring yang dibawanya ke lantai lalu mereka akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.

Nah, itulah rangkuman informasi mengenai Tari Piring yang wajib kamu ketahui. Semoga bisa menambah wawasan tentang kebudayaan-kebudayaan daerah di Indonesia.


Editor : Komaruddin Bagja

TAG : tari piring kesenian sumatera barat

what living things that has different kind of shapes such as long and thin, round, coil, and others? ini sains yak

Tuliskan Bunyi Pancasila dan Makna 5 Lambangnya! (Fachri KLS IV)​

sebutkan 3 kosakata tidak baku yang terdapat pada teks tersebut!tolong dongg ​

mengapa waktu yang tepat untuk menyiram tanaman adalah pada pagi hari​

Buatlah sebuah cerita bertema "Kejujuran" Dialog 6 orang!Terima kasih!​

NAGAIMANA CARA MENDESKRIPSIKAN TEXT DESKRIPSI??​

tulislah contoh kalimat (minimal 5) dengan imbuhan ke​

5. Kembangkan peta pikiran yang telah kamu lengkapi menjadi sebuah teks baru. Gunakan kata-katamu sendiri.​

Apakah yang dimaksud bunga nasional?​

Perhatikan pertanyaan berikut 1 MENJADI PENJELASAN KALIMAT 2 SEBAGAI IDE POKOK 3 DASAR ACUAN SUATU PARAGRAF 4 JENIS PARAGRAF BERDASARKAN LETAK KALIMAT … UTAMANYA FUNGSI GAGASAN POKOK DITUNJUKAN OLEH NOMOR A 1 DAN 2. C 2 DAN 3 B 1 DAN 3 D 3 DAN 4

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Tari Piring (dibaca: Tari Piriang) adalah tarian tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini menampilkan atraksi tari dengan menggunakan piring.

Hebatnya, para penari akan mengayunkan piring di tangan mereka sambil mengikuti irama dengan gerakan yang teratur tanpa ada piring yang terjatuh atau terlepas dari tangan.

Seperti apa fakta-fakta menarik tarian khas daerah Minangkabau ini? Simak penjelasannya berikut!

Artikel Terkait: Kaya Budaya! 123 Jenis Tarian Tradisional dari Berbagai Daerah di Indonesia

5 Fakta Tari Piring yang Perlu Diketahui

Berikut ini lima fakta menarik tentang tarian khas Sumatera ini.

1. Asal-usul

Tari Piring merupakan warisan budaya masyarakat Minangkabau yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya atau abad ke-12. Menurut sejarah, tarian tradisional ini berasal dari wilayah Solok, Sumatera Barat. Tarian ini awalnya ditujukan sebagai ritual mengucap rasa syukur terhadap dewa-dewa atas hasil panen yang berlimpah.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Ritual ini dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan. Sesaji itu diletakkan di atas piring dan dibawa ke hadapan dewa sembari menari dan meliuk-liuk. Memang, pada masa itu, masyarakat Minangkabau belum mengenal Islam. Maka, tarian ini pun diperuntukkan sebagai tarian persembahan kepada para dewa.

Selain sebagai bentuk rasa syukur, Tari Piring pada kala itu juga dianggap sebagai ritual untuk memohon perlindungan dewa agar masyarakat terhindar dari marabahaya.

2. Tari Piring Setelah Masuknya Islam

Image: kemlu.go.id

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Setelah agama Islam masuk dan masyarakat Minangkabau mengenal Islam, Tari Piring tidak serta-merta ditinggalkan, tetapi mengalami pergeseran fungsi dan makna. Tarian ini tidak lagi ditujukan sebagai ritual terhadap dewa-dewa melainkan digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

Tarian khas daerah Minangkabau ini pun kemudian banyak ditampilkan pada acara-acara keramaian atau perhelatan besar. Adapun acara-acara tersebut, seperti acara kerajaan, penobatan gelar penghulu, penobatan gelar pendekar, pesta perkawinan, ritual kelahiran, acara masa menuai, mendirikan rumah gadang, pembukaan acara adat, hingga penyambutan tamu-tamu kehormatan.

Artikel Terkait: Beraneka Ragam, Ini 25 Tarian Tradisional dari Berbagai Provinsi di Indonesia

3. Gerakan Tari

Image: kemlu.go.id

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Gerakan-gerakan dalam tarian ini diambil dari gerakan proses pertanian yang dahulu dilakukan masyarakat. Kemudian, berkembang dengan mengambil gerakan-gerakan dari langkah dalam silat Minangkabau atau yang disebut “silek”.

Pada umumnya, Tari Piring dibawakan oleh penari dengan jumlah yang ganjil, antara tiga hingga tujuh orang. Para penari mengenakan pakaian adat dengan nuansa cerah, seperti merah dan kuning keemasan, yang dilengkapi dengan tutup kepala.

Penari akan mengayunkan piring dalam gerakan-gerakan yang cepat, diselingi dengan mendentingkan piring atau dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Di akhir tarian, piring-piring yang dibawakan oleh para penari ini biasanya akan dilemparkan ke lantai. Kemudian, para penari pun menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.

4. Diiringi Lantunan Alat Musik Tradisional

Dahulu pada awalnya, tarian hanya diiringi lantunan alat musik tradisional, seperti rebana dan gong. Selanjutnya, tarian ini juga diiringi dengan alunan musik khas Minangkabau, yaitu talempong dan saluang. Di masa sekarang, tarian ini semakin berkembang dengan diiringi alat musik modern seperti keyboard.

5. Jenis Tari Piring

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Image: beritasatu.com

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Institut Seni Budaya Indonesia menunjukkan bahwa bentuk dan gaya Tari Piring dipengaruhi oleh letak geografis. Sehingga, setiap wilayah memiliki ciri khas tariannya tersendiri.

Di daerah perbukitan atau daerah ketinggian seperti di daerah Luhak (tempat asal suku Minangkabau), gerakan tarian cenderung bervolume lebar. Posisi badan penari cenderung membungkuk dengan pola langkah yang agak lebar. Piring yang digunakan adalah piring makan.

Di kawasan Luhak Minangkabau, tarian  yang populer seperti Tari Piring Lawang, Rantak Tapi, Padang Magek, Koto Anau, dan Saniang Baka.

Sedangkan di daerah rantau atau pesisir, seperti pantai bagian barat Pulau Sumatera atau Banda Sapuluah (Kabupaten Pesisir Selatan), Padang, Pariaman, Pasaman Barat, hingga ke Pantai Aia Bangih, gerakan Tari Piring lebih cenderung bervolume agak kecil dan sedang.

Posisi badan penari tegak, tidak terlalu rendah dengan gerakan yang lebih lincah dan terkesan ringan. Piring yang digunakan pun adalah piring berukuran kecil.

Tari Piring yang cukup populer di daerah rantau atau pesisir adalah Tari Piring Lumpo, Pauh, Pariaman, Bayang, Painan, dan Indro Puro.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Artikel Terkait: 5 Jenis Tarian Jawa Tengah yang Indah, Kenalkan pada Si Kecil, Bund!

Itulah fakta-fakta menarik yang perlu kita ketahui mengenai tarian khas Minangkabau ini. Apakah setelah memahami tarian ini lebih dalam Anda jadi ingin belajar Tari Piring juga?

Tapi sebelum Anda, ternyata Amanda Rawles sudah lebih dulu belajar Tari Piring, lho! Penasaran?

Amanda Rawles Belajar Tari Piring Demi Mendalami Peran

Dalam sebuah kesempatan, Amanda Rawles sempat menceritakan bahwa dirinya harus belajar Tari Piring dan Bahasa Perancis demi mendalami karakter Raisa yang diperankannya dalam film Ranah 3 Warna.

Meski sudah pernah belajar Tarian Bali, Amanda Rawles mengaku cukup kesulitan dan butuh waktu yang lama untuk mempelajari tarian tanah Minang tersebut.

“Yes. Dulu aku ada basic tari Bali, itu sangat beda tapi jadi lumayan paham lah sama yang berbau tari jadi familiar gitu. Tapi tetap susah banget karena itu tari piring ya,” tutur Amanda Rawles.

Amanda Rawles menceritakan bahwa yang paling sulit saat mempelajari tarian ini adalah memastikan bahwa piringnya tidak boleh jatuh. Terlebih dalam film berlatar tahun 90-an tersebut, Amanda Rawles dituntut menari sebagaimana mestinya, tanpa bantuan tali ataupun peraga lainnya

“Piringnya nggak boleh jatuh dan itu nggak pakai tali. Jadi beneran megang pakai tangan, lumayan susah tapi itu proses reading workshop lumayan panjang,” sambungnya.

Meski demikian, dirinya mengaku senang karena punya kesempatan untuk belajar tarian khas Indonesia yang kini mulai banyak ditinggalkan oleh para generasi muda.

Di zaman sekarang, tarian ini ditampilkan dengan lebih modern, namun tetap menjaga unsur-unsur kebudayaan yang melekat. Tarian ini pun dikenal sebagai identitas masyarakat Minangkabau, bahkan hingga ke mancanegara. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kita, ya!

Baca Juga:

5 Fakta Unik Tari Mandau, Tarian Perang Menggunakan Senjata Tajam

Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong

Tari Pendet: Sejarah, Makna, dan Perkembangannya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA