Jelaskan tentang semboyan Gospel yang mendorong bangsa bangsa Barat melakukan penjajahan samudra

Merkantilisme adalah nama dari sebuah sistem ekonomi, sistem ini digunakan pada abad ke 16 hingga abad ke 18. Sistem ekonomi ini berupaya meningkatkan kekuatan negara sendiri dengan melemahkan kekuatan ekonomi negara lainnya. Menurut teori ini, tujuan utama melakukan perdagangan internasional adalah untuk memperoleh tambahan logam mulia.

Paham merkantilisme mendorong berkembangnya kolonialisme. Kolonialisme merupakan paham yang bertujuan untuk menguasai wilayah lain guna memperluas wilayah kekuasaan. Merkantilisme berkembang di Eropa dan dianut oleh banyak negara, seperti Inggris, Prancis, Belanda, Portugis, dan Spanyol. Pada awalnya, mereka hanya berdagang dengan sesama bangsa Eropa. Namun, seiring perkembangan waktu bangsa Eropa mulai mengarahkan perhatiannya pada sumber logam mulia dan berbagai komoditas berharga lainnya di luar Eropa. Mereka bersaing mendapatkan emas dan perak sebanyak-banyaknya di luar Eropa. Hal inilah yang menjadi momentum lahirnya kolonialisme dan imperialisme. Pada perkembangannya Merkantilisme ini  mendorong munculnya Semboyan 3G yaitu Gold. Merkantilisme berkembang di Eropa sekira abad XVI-XVIII. Merkantilisme merupakan paham yang menganggap kejayaan negara diukur dengan banyaknya emas yang dimiliki sebagai hasil keuntungan perdagangan. Merkantilisme mengajarkan bahwa kesejahteraan suatu negara tergantung dari besarnya modal capital (emas atau komoditi lainnya) yang dimiliki oleh suatu negara.  

Jadi, jawaban yang tepat adalah C.

Bangsa Eropa, dalam upaya penjelajahan samudera serta mencari daerah baru, mengusung semboyan 3G. Semboyan tersebut terdiri dari Gold, Glory, dan Gospel. Gold bertujuan untuk memburu kekayaan serta keuntungan, Glory bertujuan untuk memburu kejayaan serta superioritas, sedangkan Gospel bertujuan untuk menjalankan tugas suci misionaris. Dampak dari adanya semangat Gospel yakni berkembangnya ajaran Kristen dan Katholik di Kepulauan Nusantara. Aksi penyebaran ajaran Nasrani tersebut dilakukan oleh sejumlah pendeta, baik melalui jalan damai dan peperangan. Salah satu tokoh misionaris dari Eropa yang terkenal di Indonesia adalah Fransiscus Xaverius.

Dengan demikian, dampak dari semboyan Gospel adalah berkembangnya ajaran serta kebudayaan Nasrani.

Ilustrasi Gold Glory Gospel Foto: Pinterest

Semboyan Gold, Glory, Gospel (3G) menjadi faktor yang mendorong penjelajahan samudera oleh bangsa-bangsa Eropa. Semboyan satu ini juga memicu kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara.

Menurut Joko Darmawan (2017) dalam buku Sejarah Nasional: Ketika Nusantara Berbicara, seruan "Gold, Glory, and the Gospel" sangat populer di kalangan bangsa Eropa, khususnya para pelaut dan pegiat bisnis.

Hal Ini bisa dilihat dalam artikel Bruce Deitrick yang bertajuk "Education Establishment Giving Their All for Gold Glory and Gospel of Progressivism".

Lantas, apa arti dari Gold, Glory, Gospel? Untuk mengetahui jawabannya, simak pembahasan berikut ini.

Ilustrasi Gold Glory Gospel Foto: Unsplash

Arti Gold, Glory, dan Gospel

Mengutip buku Sejarah 2 yang ditulis oleh Drs. Prawoto, M. Pd. (2006), gold, glory, gospel mengandung arti sebagai berikut:

Dalam bahasa Inggris, gold diartikan sebagai emas. Semboyan satu ini mengacu pada keinginan memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas perak, bahan tambang, dan bahan berharga lainnya.

Glory atau kejayaan didasari pada anggapan bahwa suatu negara dianggap jaya apabila negara tersebut mempunyai koloni yang luas. Istilah ini juga menjadi rangsangan mental yang mencakup rasa berjaya, rasa hebat, rasa juara, dan rasa penakluk.

Kendati demikian, tujuan kolonialisme pihak Belanda sebenarnya lebih bermotif ekonomi dibandingkan dengan bangsa-bangsa Barat lainnya. Karenanya dalam menjalankan kolonialisme, penyebaran agama (Calvinis) bukan merupakan tujuan utama bagi Belanda.

Prinsip Gospel mengacu pada rangsangan spiritual untuk berdakwah menyampaikan ajaran Kristiani. Penerapan prinsip Gospel bisa dilihat dari Portugis dan Spanyol yang menyebarkan agama Katolik ketika tiba di Nusantara.

Di Indonesia sendiri, Maluku menjadi wilayah pertama yang menerima pengaruh agama Katolik. Raja Ternate yang diasingkan oleh Portugis ke Gowa pada 1535 memeluk agama Katolik dalam pengasingannya.

Penyebaran agama Katolik di Maluku mengalami perkembangan yang pesat. Franciscus Xaverius, seorang rohaniawan yang menyebarkan agama Katolik dari Ordo Jesuit, bersama Ignatius de Loyola menyebarkan agama Katolik di Ambon, Ternate, dan Morotai pada 1546-1547.

Alhasil, jumlah pemeluk agama Katolik di Maluku meningkat pesat. Dari 10.000 penduduk pada 1560-an menjadi 25.000 jiwa pada 1590-an.

Ilustrasi Gold Glory Gospel Foto: Pinterest

Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara

Menurut Shiva Devy (2017) dalam buku New Edition Pocket Book IPS & PKN SMP Kelas VII, VIII & IX, ada beberapa hal yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Barat ke Nusantara, di antaranya:

1. Rempah-rempah yang Melimpah

Indonesia merupakan incaran bangsa-bangsa Barat lantaran memiliki berbagai macam hasil bumi, misalnya rempah-rempah seperti biji cokelat, karet, kayu manis, lada, cengkeh, dan kelapa sawit.

Sementara itu bangsa Barat tidak memiliki rempah-rempah yang melimpah di negaranya karena kondisi alam di sana tidak optimal seperti di Indonesia. Karena alasan itulah bangsa Barat akhirnya datang ke Nusantara.

2. Revolusi Industri dan Motivasi 3G

Terjadinya revolusi industri di Eropa menjadi salah satu faktor pendorong kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara. Revolusi industri sendiri perubahan menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin.

Selain itu, faktor 3G atau Gold, Glory, Gospel juga berperan besar dalam kedatangan bangsa Barat ke Indonesia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA