Seni Budaya
131
A. Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu
B. Contoh Penerapan Ragam Hias
Sejak masa lampau kayu digunakan untuk membuat perabot rumah tangga misalnya
kursi, lemari, dan peti dan bagian bangunan misalnya tiang, pintu, dan jendela. Banyak
perabot kayu atau bagian bangunan tersebut diberi sentuhan ragam hias. Motif hias yang
digunakan berupa motif tumbuhan, binatang, iguratif, dan geometris atau gabungan dari
motif-motif tersebut. Penerapan ragam hias pada bahan kayu dilakukan dengan teknik
mengukir atau teknik menggambar melukis atau gabungan dari keduanya.
Selain digunakan sebagai hiasan, ada ragam hias pada benda-benda tersebut yang juga memiliki
nilai simbolis, terkait dengan kepercayaan atau agama. Beberapa daerah di Indonesia seperti
Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Papua memiliki ragam hias yang khas pada
bahan kayu.
Ragam hias diterapkan pada per muka- an bahan kayu yang berbentuk bidang dua
dan tiga dimensi. Penerapan ragam hias pada bahan kayu ini dilakukan dengan menggambar
atau mengukir. Penerapan ragam hias pada bahan kayu juga terdapat pada benda-benda
seni kerajinan daerah seperti tameng dan topeng. Ragam hias ini dikerjakan dengan cara
digambar kemudian diberi warna.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.2 Ragam hias pada pilar
bahan kayu
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.1 Ragam hias pada tembok
bahan kayu
132
Kelas VII SMPMTs
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.3 Ragam hias ukiran
Toraja
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.4 Ragam hias ukiran
Kalimantan
Penerapan ragam hias pada bahan kayu dapat dikembangkan pada benda atau barang-barang
kerajinan daerah seperti tameng dan topeng. Ragam hias dikerjakan dengan cara digambar dan diberi warna.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.5 Tameng
Papua
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.6 Tameng
Kalimantan
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.7
Topeng Yogya
C. Teknik Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu
Penerapan ragam hias pada bahan kayu dapat di lakukan dengan cara mengukir dan menggambar
melukis atau gabungan keduanya. Mengukir dalam hal ini adalah membentuk tonjolan dan cekungan berbentuk
ragam hias tertentu pada permukaan kayu dengan meng gunakan alat pahat.
1. Alat untuk Mengukir Ragam Hias di Atas Bahan Kayu
Alat utama untuk mengukir adalah pahat dan pemukul. a. Pahat
Ada dua jenis mata pahat, yaitu mata pahat mendatar dan mata pahat melengkung. Peng gu-
naan pahat harus disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang akan diukir.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.8 Permukaan
kayu datar papan
Seni Budaya
133
Ada empat jenis pahat, yaitu seperti berikut.
1 Pahat Kuku Pahat Penguku
Bentuk : Pahat ini berbentuk lengkung seperti kuku
manusia. Fungsi
: Pahat penguku digunakan untuk me ngerja kan bagian yang lengkung, melingkar, membentuk
cembung, cekung, ikal, dan pecahan aris maupun pecahan cawen.
2 Pahat Lurus Pahat Penyilat Bentuk
: Pahat ini berbentuk lurus. Fungsi
: Pahat lurus digunakan untuk menger ja kan bagian yang lurus atau rata. Pahat ini juga
dapat digunakan untuk membuat dasaran dan membuat siku-siku tepi ukiran dengan dasaran.
3 Pahat Lengkung Setengah Bulatan Pahat Kol Bentuk
: Mata pahat kol berbentuk me leng kung belahan setengah bulatan.
Fungsi : Untuk mengerjakan bagian-bagian cekung
yang tidak dapat dikerjakan dangan pahat kuku.
4 Pahat Miring Pahat Pengot Bentuk
: Mata pahat pengot berbentuk miring meruncing dan tajam sebelah.
Fungsi : Untuk membersihkan pada sudut sela-
sela ukiran dan meraut bagian-bagian yang diperlukan.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.9 Jenis mata pahat mendatar dan
melengkung
134
Kelas VII SMPMTs
b. Pemukul
Alat pemukul yang digunakan dalam kegiatan mengukir umumnya terbuat
dari kayu meskipun ada juga yang meng- gunakan palu besi dan batu.
a b
c
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.10 Jenis palu: a palu besi; b
palu kayu; c batu
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.11 Sketsa ragam hias pada
permukaan kayu batangan
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.12 Permukaan
gambar pada kayu batangan
2. Menggambar Ragam Hias Ukiran
Bentuk kayu ada yang berupa batang dan ada juga yang berbentuk papan. Kayu
banyak jenisnya. Ada kayu yang memiliki serat halus dan ada yang kasar. Mengukir
kayu harus memperlihatkan alur seratnya. Sebelum kayu diukir, terlebih dahulu harus
dibuatkan gambar ragam hiasnya. Membuat torehan pada kayu dengan
menggunakan ragam hias tertentu me- rupakan aktivitas dalam mengukir. Sebelum
mengukir, sebaiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu alat dan bahan serta prosedur
kerjanya. Kegiatan mengukir pada bahan kayu memiliki prosedur sebagai berikut.
a. Menyiapkan alat dan bahan menggambar ragam hias ukiran.
b. Memilih bentuk ragam hias sebagai objek berkarya.
c. Membuat sketsa ragam hias pada bahan kayu.
d. Memberikan warna pada hasil gambar.
Seni Budaya
135
a. Menyiapkan bahan dan alat melukis cat akrilik cat tembok, kuas, dan palet.
b. Menyiapkan bahan kayu papan kayu. c. Membuat rancangan gambar ragam hias pada
kertas. d. Memindahkan gambar rancangan pada per mu ka-
an bahan kayu. e. Menerapkan cat untuk menyelesaikan gambar
ragam hias. f. Memberikan lapisan vernis atau cat transparan
pada permukaan kayu.
Setelah membaca ragam hias pada
bahan kayu, selesaikan tugas
berikut.
Tuliskan beberapa teknik untuk
menerapkan ragam hias pada
bahan kayu dan jelaskan alat apa
yang digunakan serta tahapan cara
membuatannya.
3. Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu
Kayu pada dasarnya dapat diberi warna dengan berbagai macam cat, misalnya cat minyak atau cat
akrilik. Oleh karena itu, produk dari bahan kayu dapat diberi hiasan ragam hias dengan teknik
melukis. Berikut adalah contoh melukis ragam hias pada produk dari bahan kayu.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 10.13 Talenan kayu
1 2
3
136
Kelas VII SMPMTs
Mengenal Tokoh Seni Rupa Widayat
merupakan salah satu tokoh seni rupa Indonesia yang lahir di Kutoarjo, Jawa Tengah, 1919. Kariernya sebagai pelukis bermula di
Bandung dengan melukis pemandangan alam bercorak mooi-Indie untuk para pelancong. Seperti kebanyakan pemuda, ketika masa pergerakan
kemerdekaan, ia ikut dalam barisan kaum pergerakan. Keahlian melukisnya tersalurkan dalam pembuatan poster-poster propaganda
anti-Belanda. Setelah masa pergolakan itu ia masuk Akademi Seni Rupa Indonesia yang baru didirikan di Yogyakarta. Ia lulus pada tahun 1954,
lalu mengajar di akademi tersebut sampai masa pensiun di tahun 1988. Ia pernah berkesempatan mengunjungi Jepang untuk mempelajari penataan
taman dan pembuatan keramik selama dua tahun, 1960-1962. Karya Widayat adalah contoh pencapaian paripurna corak
dekoratif dalam seni rupa modern Indonesia. Ia mengolah kekuatan penataan ragam hias yang sungguh teliti seperti yang terlihat dalam
tradisi hiasan batik dan seni ukir tradisional dan memadukannya dengan konsep komposisi dan citarasa warna modern. Karenanya,
karya-karyanya pernah dijuluki sebagai lukisan bercorak dekoratif- magis.
Dalam perjalanan kar rnya sebagai pelukis, ia banyak menghasilkan karya dengan berbagai media dan teknis seperti Seni Grais dan
Keramik. Widayat memperoleh sejumlah penghargaan: Anugerah Seni dari Pemerintah RI,
1972; Hadiah Utama dalam Biennale Seni Lukis Indonesia
I, 1974; penghargaan Biennale Yogyakarta, 1986; Lempad Prize
dari Sanggar Dewata Indonesia, 1987; ASEAN Art Award, 1993, dan penghargaan Budaya Upa Pradana dari Pemda Jateng, 1994.
e
Seni Budaya
137 1.
Jelaskan tiga teknik penerapan ragam hias pada bahan kayu
2. Jelaskan tiga manfaat penerapan ragam hias
pada bahan kayu Buatlah penerapan ragam hias pada kayu
talenan, sandal kayu, kota kayu, asbak kayu dan sejenisnya
Pengetahuan
Keterampilan
E. Rangkuman
Kayu merupakan material yang dapat dijumpai di sekitar kita. Kayu tidak hanya sebagai bahan
bangunan dan juga sebagai kayu bakar, tetapi dapat dijadikan barang seni. Setiap daerah di Indonesia
memiliki sentra bahan kayu. Untuk membuat karya dari bahan kayu dapat menggunakan berbagai macam
teknik. Ada dengan cara diukir, dilukis, dan dibubut. Setiap teknik yang digunakan akan menghasilkan
karya seni yang berbeda-beda. Dengan teknik ukir menghasilkan bahan kayu yang memiliki tekstur
jelas, sedangkan dengan cara dilukis menghasilkan tekstur halus.
D. Uji Kompetensi F. Releksi
Video