Jelaskan proses telinga dapat mendengar suara

idkuu, Jakarta - Pernahkah Anda terpikir mengapa kita, sebagai manusia, bisa mendengar suara dengan jelas? Selain peran telinga, apa yang membuat anggota tubuh ini bisa bekerja dengan baik untuk menangkap bunyi-bunyian?

Untuk mengubah getaran yang terbawa ke udara menjadi suara yang dapat dikenali, telinga manusia mengandalkan jalur perakitan miniatur tulang, serat, jaringan, saraf, lalu ada 'perangkat' yang mirip dengan "Jell-O" --jenis makanan penutup berbahan dasar antara lain gelatin, puding, dan pai krim.

BACA JUGA: Cuaca Besok Minggu 12 Desember 2021, Cerah Berawan di Langit Pagi Jabodetabek

Baca Juga

  • Cuaca Besok Senin 13 Desember 2021, Jakarta Cerah Berawan Pagi hingga Siang Hari
  • Pohon Tumbang di Pos Pengumben Jakbar Tutup Akses Jalan, Lalu Lintas Tersendat
  • Kebakaran di Jakarta Utara, 2 Rumah dan Warung Makan Hangus Dilalap Api

Jonathan Sellon, seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan penulis utama studi baru di jurnal Physical Review Letters, mengungkapkan bahwa ada gumpalan jaringan tipis seperti "Jell-O" yang berputar di telinga bagian dalam manusia dan membantu gelombang suara mencapai reseptor saraf spesifik yang dibutuhkan untuk melakukan kontak dengan otak. Gumpalan ini dikenal sebagai membran tektorial.

"Membran tektorial adalah jaringan seperti agar-agar yang terdiri dari 97 persen air," Sellon mengatakan kepada Live Science, yang dikutip pada Rabu (20/2/2019). "Letaknya berada di atas reseptor sensorik kecil, di telinga bagian dalam (atau koklea) yang menerjemahkan gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dapat ditafsirkan oleh otak kita."

Sel-sel reseptor sensorik telinga bagian dalam (juga dikenal sebagai sel-sel rambut) --dengan ujung-ujungnya masuk ke dalam selaput lengket membran-- bekerja di dalam bundel di sepanjang koklea, masing-masing dibangun untuk merespon bunyi terbaik dalam berbagai frekuensi yang berbeda.

Frekuensi tinggi paling baik diterjemahkan oleh sel di dasar koklea, sementara frekuensi rendah diterjemahkan paling baik di bagian atas koklea. Reseptor berbulu ini memungkinkan manusia normal mendengar ribuan frekuensi suara yang berlainan.

"Membran tektorial sebenarnya membantu koklea memisahkan suara frekuensi rendah dari suara frekuensi tinggi," kata Sellon. "Cara melakukannya adalah dengan 'menyetel' kelenturannya sendiri, seperti senar pada instrumen."

Sellon dan rekan-rekannya mengekstraksi beberapa membran tektorial dari tikus percobaan. Dengan menggunakan probe (alat bedah ujung tumpul yang digunakan untuk mengeksplorasi luka atau bagian tubuh) kecil, para peneliti menggoncangkan membran dengan beragam kecepatan untuk mensimulasikan bagaimana gel tersebut bisa mendorong sel-sel rambut dalam menanggapi frekuensi suara yang berbeda.

Tim riset menguji serangkaian frekuensi antara 1 hertz dan 3.000 hertz, kemudian menulis beberapa model perhitungan untuk memperkirakan hasil frekuensi yang lebih tinggi --manusia biasanya dapat mendengar antara 20 hertz dan 20.000 hertz.

Secara umum, gel tersebut muncul dalam bentuk kaku di dekat pangkal koklea --di mana frekuensi tinggi diambil-- dan sedikit lebih luwes di puncak koklea --di mana terdapat frekuensi rendah.

"Jadi hampir seolah-olah membran itu secara dinamis menyetel dirinya sendiri, seperti alat musik, gitar atau biola, saat kamu dapat menyetel senar menjadi lebih tinggi atau rendah, kaku atau luwes, tergantung pada frekuensi atau musik yang ingin nyanyikan," ucap Sellon.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA