jelaskan perbedaan citra foto dan citra non foto

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 8 are not shown in this preview.

tirto.id - Hasil teknologi inderaja dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra non foto. Citra foto merupakan hasil teknologi inderaja yang berupa data visual. Sementara itu, citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor bukan kamera.

Meskipun berbeda, baik citra foto maupun non foto menjadi produk yang penting sebagai data informasi penginderaan jauh. Selain dari segi pengertian, citra foto dan non foto juga diidentifikasi berdasarkan jenis-jenisnya, sebagai berikut:

Jenis-Jenis Citra Foto dan Non Foto

Citra foto dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu.

  • Berdasarkan spektrum elektromagnetik, terdiri dari foto ultraviolet, foto ortokromatik, foto nonkromatik, foto inframerah asli, dan foto inframerah modifikasi.
  • Berdasarkan sistem wahana yang digunakan, terdiri dari foto udara dan citra satelit atau orbithal.
  • Berdasarkan jumlah dan jenis kamera yang digunakan, terdiri dari foto tunggal dan foto jamak.
  • Berdasarkan sumbu kamera, terdiri dari foto vertikal, foto agak condong,dan foto sangat condong.
  • Berdasarkan warna yang digunakan, terdiri dari foto warna semu (false color), dan foto warna asli (true color).

Citra non foto dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu.

  • Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, terdiri dari citra inframerah termal dan citra gelombang mikro.
  • Berdasarkan sumber sensor yang digunakan, terdiri dari citra tunggal dan citra multispectral.
  • Berdasarkan wahana yang digunakan, terdiri dari citra dirgantara dan citra satelit.

Unsur-Unsur Interpretasi Citra

Menurut modul "Geografi" terbitan Kemendikbud, berikut unsur-unsur interpretasi citra:

  • Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu objek yang terdapat pada citra. Pada objek citra seperti air laut, dapat memantulkan rona gelap, adapun pada objek pasir memantukan rona terang.
  • Warna adalah wujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit (lebih sempit dari spektrum tampak). Misalnya, apabila dijumpai warna cokelat kekuningan pada air menandakan air tersebut keruh.
  • Bentuk adalah variabel kualitatif yang mencerminkan kerangka objek. Bentuk merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak objek-objek di permukaan bumi dapat langsung dikenali pada saat interpretasi citra melalui unsur bentuk saja.
  • Ukuran adalah unsur dalam objek yang terdiri dari jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ukuran dapat menjadi faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan objek-objek sejenis yang terdapat pada foto udara.
  • Tekstur identik dengan kasar, sedang, dan halus. Misalnya, pada objek pohon besar memiliki tekstur kasar, perkebunan sedang dan tanah kosong memiliki tekstur halus.
  • Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek di alam semesta, baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Misalnya, pada aliran sungai di daerah pegunungan memiliki pola aliran radial sentrifugal (pola aliran sungai yang menyebar meninggalkan pusatnya).
  • Bayangan dapat menyembunyikan detail pada objek yang berada di daerah gelap. Meskipun bayangan membatasi gambaran penuh suatu objek pada foto udara, namun bayangan dapat menjadi kunci penting dalam interpretasi, mengenali objek yang justru kelihatan lebih tampak/jelas dengan melihat bayangannya.
  • Situs adalah tempat kedudukan suatu objek dengan objek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri objek secara langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar. Misalnya pola pemukiman yang memanjang sejajar dengan jalan.
  • Asosias adalah keterkaitan antara objek satu dengan objek lain. Dengan keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu objek sering merupakan petunjuk bagi objek lain. Misalnya, pada objek stasiun kereta berasosiasi dengan adanya rel kereta di sekitarnya.

Baca juga:

  • Penjelasan Pembagian Wilayah dan Perwilayahan dalam Geografi
  • Sistem Penginderaan Jauh: Definisi, Komponen, dan Hasil Teknologi
  • Struktur dan Pola Keruangan Kota: Karakteristik Serta Ciri-Cirinya

Baca juga artikel terkait CITRA FOTO DAN NON FOTO atau tulisan menarik lainnya Chyntia Dyah Rahmadhani
(tirto.id - cdr/ynd)


Penulis: Chyntia Dyah Rahmadhani
Editor: Yonada Nancy
Kontributor: Chyntia Dyah Rahmadhani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Berikut ini akan dibahas mengenai citra, citra penginderaan jauh, penginderaan jauh geografi, citra foto, foto udara, citra nonfoto, interpretasi citra, unsur interpretasi citra, unsur unsur interpretasi citra, gambar foto udara, interpretasi citra penginderaan jauh, pengertian interpretasi citra.


Dalam pengindraan jauh, sensor merekam tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek di permukaan bumi. Rekaman tersebut kemudian diolah untuk menjadi data pengindraan jauh. 

Data pengindraan jauh dibagi menjadi dua, yaitu 1) data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer dan 2) data visual yang dianalisis secara manual. 

Data visual dibedakan menjadi dua yaitu data citra dan data noncitra. Data citra berupa gambaran yang mirip wujud aslinya atau setidaknya berupa gambaran planimetrik. 

Data noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik. Citra dibedakan menjadi citra foto atau foto udara dan citra nonfoto. Perbedaan antara citra foto dan nonfoto adalah sebagai berikut.

Tabel Perbedaan Antara Citra Foto dan Nonfoto

Citra Foto adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan menggunakan kamera. 

Kamera yang dipasang pada wahana seperti balon udara, pesawat, atau layang-layang maka hasil pemotretannya disebut foto udara, sedangkan kamera yang dipasang dengan menggunakan wahana satelit hasil pemotretannya disebut foto satelit. 

Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar, yaitu 1) Spektrum elektromagnetik yang digunakan, 2) sumbu kamera, 3) sudut liputan kamera, 4) jenis kamera, 5) warna yang digunakan, dan 6) sistem wahana dan pengindraannya.

a. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi lima jenis yaitu sebagai berikut.

  1. Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.
  2. Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer).
  3. Foto pankromatik, yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak.
  4. Foto infra merah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat hingga panjang gelombang 0,9-1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus.
  5. Foto infra merah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

b. Posisi sumbu kamera, yaitu arah sumbu kamera ke permukaan bumi.

  1. Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
  2. Foto condong atau foto miring, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar. Tapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1-4 derajat, foto yang dihasikan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong masih dibedakan lagi menjadi:
  • foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya,
  • foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.
  • Sudut Liputan Kamera Berdasarkan sudut liputan kamera, citra foto dibedakan menjadi empat jenis. Perhatikan tabel berikut.

Tabel Jenis Foto Berdasarkan Sudut Liputan Kamera

Berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu citra foto tunggal dan citra foto jamak:

  1. Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.
  2. Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu dengan a) multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu sasaran, b) kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa, c) kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna. Foto jamak dibedakan lebih jauh lagi menjadi:
  • Foto multispektral yaitu beberapa foto daerah sama yang dibuat dengan saluran yang berbeda-beda, atau satu kamera dengan beberapa lensa, masing-masing lensa menggunakan band (saluran) yang berbeda yaitu biru, hijau, merah, serta infra merah pantulan.
  • Foto dengan kamera ganda; yaitu dengan menggunakan kamera ganda. Pada setiap pemotretan dihasilkan dua foto yang berbeda.

Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Foto berwarna semu (false color) atau foto infra merah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna foto. Misalnya objek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum infra merah, tampak merah pada foto.
  2. Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.

Berdasarkan wahana, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Foto udara yaitu foto yang dibuat dari pesawat/ balon udara.

2) Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.

Citra nonfoto adalah gambar atau citra tentang suatu objek yang dihasilkan oleh sensor, bukan kamera. Dengan cara scanning, citra nonfoto dibedakan berdasarkan:

a. spektrum elektromagnetik yang digunakan,

b. sensor yang digunakan, dan

c. wahana yang digunakan.

  1. Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah termal. Pengindraan pada spektrum ini berdasarkan pada beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tecermin dengan beda rona atau beda warnanya.
  2. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil pengindraan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.

  1. Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
  2. Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang dibuat dengan saluran sempit, citra multispektral salurannya sempit.
  1. Citra dirgantara, adalah citra yang dibuat dengan menggunakan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara.
  2. Citra satelit, adalah citra yang menggunakan wahana yang bergerak di ruang angkasa seperti satelit.

Interpretasi Citra adalah kegiatan mengenali objek pada citra dengan cara menganalisis dan kemudian menilai penting atau tidaknya objek tersebut. 

Pengenalan objek citra berdasarkan karakteristik tertentu yang disebut unsur interpretasi citra. Ada delapan interpretasi citra, di antaranya:

Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra. Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum nyata.

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang, dan halus. Misalnya hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstrur halus.

Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya. Seperti: jalan bentuknya memanjang sedangkan lapangan bola mempunyai bentuk lonjong.

Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala.

Pola merupakan suatu keteraturan pada suatu objek di lapangan yang tampak pada citra. Pola diklasifikasikan menjadi: teratur, kurang teratur, dan tidak teratur.

Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contoh: pemukiman pada umumnya memanjang pada pinggir tebing pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.

Bayangan bersifat menyembunyikan detail objek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. 

Contoh: pola transmigrasi dikenali dengan rumah yang ukuran dan jaraknya seragam, masing-masing menghadap ke jalan.

Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Contoh: sawah berasosiasi dengan aliran air (irigasi), pemukiman, dan sebagainya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA