Amrie Muchta 8/29/2018
Advertisement
Rem merupakan sistem yang berfungsi memperlambat laju kendaraan secara signifikan guna mengendalikan kecepatan kendaraan. Dalam kinerjanya, rem menggunakan metode gesekan untuk memperlambat RPM roda. Kalau anda jeli, antara roda depan dan belakang motor (khususnya motor matic) memiliki bentuk rem yang berbeda. Lalu, kira-kira ada berapa jenis rem pada seoeda motor dan apa perbedaannya ? mari kita bahas secara rinci.
baca juga ; pengertian, komponen dan cara kerja sistem rem sepeda motor
Secara umum, hanya ada dua jenis rem yang digunakan pada sepeda motor yakni rem tangan dan kaki. Tapi dua jenis rem tersebut dilihat pada segi pengoperasian, sementara kalau dilihat dari segi cara kerjanya juga ada dua yakni ;
1. Rem cakram
baca pula ; materi sistem rem cakram secara rinci
2. Rem tromol
1. Rem hidrolik
2. Rem mekanik
Mungkin itu saja, semoga bisa menambah wawasan kita semua.
Liputan6.com, Jakarta - Secara umum, sepeda motor menggunakan pelek berjenis palang atau pelek jari-jari. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi perbedaannya tak sekedar tampilan saja. Lantas apa saja bedanya?
Pelek Jari-Jari
Dalam sejarahnya, pelek jari-jari lebih dulu digunakan ketimbang model palang. Mulai dari motor sport, cruiser, dual purpose, apapun jenisnya, sama-sama mengadopsi desain seperti itu. Material baja jadi andalan untuk membentuk roda.
Meski di era modern sudah ada pelek palang, tadi tak kunjung ditinggalkan, hingga saat ini tetap ada. Hanya saja, peruntukannya mengerucut di beberapa jenis motor. Semacam segmen Enduro, Trail, Adventure maupun Scrambler. Tak lain, karena performanya dinilai optimal dalam meredam entakan. Juga urusan fleksibilitas. Selain itu, ongkos produksi biasanya lebih murah, yang tentu berpengaruh pada harga jual. Faktor mudah diperbaiki, juga jadi nilai tambah untuk jenis pelek ini.
Konstruksi pelek jari-jari merupakan gabungan dari banyak tangkai besi, yang dipasang saling menyilang. Kunciannya terpisah pada masing-masing lubang, tidak dalam satu kesatuan. Alhasil, saat terentak benda keras, pelek lebih dulu meredam sebelum sampai ke shock breaker. Karakter lentur itu, juga meminimalisir risiko pelek patah atau rusak. Sehingga penggunaannya lebih pantas pada motor jenis penggaruk tanah ataupun petualang. Lihat saja Kawasaki KLX, BMW GS dan motor sejenis mempertahankan pelek semacam itu.
Performa tadi bukan berarti tak memiliki kekurangan. Elastisitas yang dimiliki, menyebabkan ketidakstabilan pada kecepatan tinggi. Selain itu, mayoritas bahan yang digunakan hanyalah besi. Sehingga bobotnya lebih berat ketimbang model palang. Karena itu, Anda yang berniat memasangkan di motor aspal, ada baiknya berpikir dua kali.
Banyaknya lubang-lubang di sekeliling pelek juga membuatnya tak bisa pakai ban tubeless. Rata-rata masih megadaptasi ban dalam. Tapi, ada beberapa motor yang sanggup. Misalnya, Honda X-ADV. Sedari awal desain peleknya dipikirkan matang agar tetap elastis dan menggunakan ban tubeless. Desain posisi kuncian berbeda dengan versi biasa. Makanya bisa tanpa ban dalam.
Dari segi perawatan, pelek jari-jari bagai dua sisi mata uang. Ada positif dan negatifnya. Kalau rusak, dengan mudah bisa mengganti bagian jari-jari saja atau bahkan sekadar disetel. Tapi saat membersihkannya agak repot. Banyak bagian yang sering luput saat dicuci, hingga akhirnya menyebabkan karat.
Scroll down untuk melanjutkan membaca
GridOto.com - Berminat pasang pelek jari-jari di motor? Begini cara memilih dan mengukur panjang jeruji besi yang tepat. Supaya tampil beda, sebagian bikers saat ini mengganti pelek cast wheel bawaan dengan pelek jari-jari. Berhubung jeruji besi yang tersedia di pasaran sifatnya universal, pemilihan panjangnya perlu diperhitungkan. "Cara hitungnya, diameter pelek bagian dalam dikurangi diameter tromol lalu di bagi 2. Supaya aman, hasilnya kemudian ditambah 2 hingga 3 cm," terang Ari Supriyanto, owner Protechnics Custom, Bintaro, Tangerang Selatan.
(Baca Juga: Kawasaki KLX 150 Sudah Bore Up atau Stroke Up? Jangan Lupa Ganti Ini!)
Tambahan panjang tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan, tergantung dari bentuk tromol atau pelek yang dipakai.
Contohnya diameter pelek 40 cm dikurangi panjang diameter tromol 14,5 cm dibagi 2.
Berarti 40 cm - 14,5 cm = 25,5 cm : 2 = 12,75 cm + 3 = 15,75 cm atau 157,5 mm.
Wisnu Andebar/GridOto.com
Ilustrasi pelek jari-jari
"Jika tidak ada ukuran jeruji 10x157 mm, bisa pakai 10x159. Ukuran tersebut biasanya dipakai buat pelek belakang Honda Supra tipe rem tromol," jelasnya.
Meskipun bervariasi, pilihan panjang jeruji terbatas hanya tersedia dalam angka tertentu.
(Baca Juga: Cara Paling Gampang Hilangkan Getar dan Berisik di Bodi Motor)
GridOto.com - Awas jangan sampai salah beli, ternyata panjang jeruji atau jari-jari pelek depan dan belakang itu berbeda lho! Hal ini bisa ditemui di beragam jenis motor mulai dari tipe bebek, matic hingga sport kebanyakan. Ternyata penyebabnya berkaitan dengan sistem penggerak dan pengereman yang terpasang di motor. "Untuk motor modern tipe apapun kebanyakan sudah pakai rem cakram di depan dan belakang. Sebagian masih pakai rem tromol di belakang," ujar Ari Supriyanto, owner Protechnics Custom, Bintaro, Tangerang Selatan. (Baca Juga: Mudah! Begini Cara Merawat Jas Hujan Supaya Enggak Gampang Rusak) Karena menggunakan rem cakram dan tidak ada mekanis penggerak di roda depan, otomatis diameter tromol depan jadi lebih kecil karena tidak terisi sepatu kampas rem seperti rem tromol. Hasilnya tromol depan hanya perlu dilengkapi dudukan piringan cakram sehingga diameternya jadi lebih kecil dan ringan. Ilustrasi tromol depan dan belakang untuk pelek jari-jari
"Meskipun sudah pakai rem cakram sekalipun di belakang, buat motor sport atau bebek tetap perlu mengakomodir bushing peredam nap gir sehingga ukurannya tetap lebih besar dari bagian depan," lengkapnya.
Sedangkan di motor matic, jawabannya karena bagian tromol belakang terisi kampas rem tromol sehingga ukurannya lebih besar dari tromol bagian depan.
(Baca Juga: Cegah Kusam, Begini Cara Bersihkan Mika Lampu Motor Sehabis Hujan)