Jelaskan pentingnya pengolahan lahan dalam kegiatan budidaya tanaman sayuran

udin abay | Sabtu, 16 Maret 2019 , 16:24:00 WIB

Swadayaonline.com - Memasuki Sesi 3 Pelatihan Teknis Agribisnis Sayuran dengan Onsite Training Model, Rabu (14/03/2019), yang diselenggarakan di Desa Gunung Masigit Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat, 30 orang peserta pelatihan yang tergabung di Angkatan 41, memperoleh materi klasikal dan praktik langsung tentang pengolahan lahan dan persemaian.

Nantinya di lahan demplot peserta, akan ditanami dengan tanaman cabai keriting. Agus Kurniawan, penyuluh pertanian yang berperan sebagai fasilitator pelatihan, menyampaikan manfaat persemaian, “dengan melakukan persemaian tanaman maka nantinya pertumbuhan tanaman akan lebih optimal dan tanaman akan lebih mudah beradaptasi saat akan ditanam di lahan atau media lainnya”.

Lebih lanjut disampaikan media tanam apa saja yang biasa digunakan untuk persemaian dan jenis tanaman yang biasa disemai atau tidak membutuhkan persemaian. Agus juga menjelaskan kepada peserta tentang proses pengolahan lahan, “pengolahan lahan adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi gembur, sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara”.

Kurang dari 1 jam sesi pemberian materi secara klasikal, tidak berlama-lama peserta langsung menuju lahan demplot untuk praktik pengolahan lahan dan persemaian. Dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok membagi diri, ada yang langsung mencangkul lahan untuk melakukan penggemburan tanah.

Kelompok lainnya langsung mencampurkan media persemaian arang sekam dan pupuk kandang, selanjutnya memasukkannya kedalam tray-tray, kemudian satu persatu benih tanaman cabai keriting ditanam didalam kotak-kotak kecil tray. Kelompok ketiga membuat naungan persemaian dari bambu, untuk nantinya menjadi tempat meletakkan tanaman yang telah disemai. SY/CHE

Pengolahan tanah pertanian sejatinya berfungsi untuk membuat media tanam lebih layak untuk ditanami tanaman, termasuk padi. Ingin tau hal apa saja yang perlu diperhatikan, simak tulisan berikut ini.

Perbedaan Tanah dan Lahan Pertanian

Pada dasarnya terdapat perbedaan mendasar antara tanah dan lahan pertanian. Tanah sendiri merupakan komponen utama dari sebuah lahan, memiliki daya tumpu sehingga mampu menahan beban diatasnya dan bahan mentah untuk membuat beraneka macam barang.

Sedangkan lahan pertanian adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki kriteria tertentu seperti atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, biosfer, populasi tanaman dan hewan.

Sehingga, pengolahan lahan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengubah tanah dengan menggunakan alat pertanian baik konvesional maupun modern sehingga memperoleh lahan pertanian yang memiliki kandungan yang cocok dengan tanaman yang akan ditanam.

Tujuan Pengolahan Lahan Pertanian

Pengolahan lahan pertanian bertujuan untuk mengolahan tanah sehingga dapat ditanami guna menghasilkan kualitas tanaman yang baik.

Adapun tujuan dari pengolahan lahan dalam kaitannya dengan usaha pertanian meliputi:

  1. Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik
  2. Menurunkan laju erosi
  3. Membunuh tanaman liar pengganggu
  4. Menempatkan sisa tanaman agar terjadi dekomposisi dengan baik
  5. Menyatukan pupuk dengan tanah
  6. Mempersiapkan tanah guna pengaturan pengairan
  7. Meratakan tanah untuk mempermudah proses perawatan

Dalam pelaksanaannya, pengolahan tanah dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: konvensional dan konversi.

Pengolahan Tanah Konvensional

Pengolahan lahan dengan menggunakan metode konvensional meliputi beberapa hal berikut:

Land Clearing

Tujuan utamanya adalah menyiapkan lahan yang akan dijadikan area tanam. Dahulu peralatan yang seringkali digunakan untuk melakukan land clearing adalah cangkul dan parang, sedangkan kini sudah tersedia mesin pertanian yang dapat membantu prosesnya menjadi lebih cepat, seperti penggunaan traktor untuk land clearing.

Pembajakan Tanah

Proses pembajakan umumnya dilakukan setelah tanah cukup basah sehingga tanah memiliki struktur yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek sehingga tanah dapat dengan mudah dibajak.

Pembajakan dapat dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan kedalaman bajak bervariasi mulai dari 12 hingga 20 centimeter dari permukaan tanah

Penggaruan Tanah

Proses ini bertujuan untuk menghancurkan bagian-bagian tanah yang cukup keras atau menggumpal agar dapat lebih mudah ditanami. Petani umumnya menggunakan garu, cangkul atau traktor dalam prosesnya.

Sebaiknya dilakukan pemberian pupuk terlebih dahulu sebelum proses penggaruan dilakukan. Tujuannya adalah agar pupuk dapat tercampur secara merata pada lapisan tanah yang diolah.

Pemupukan Dasar

Agar mendapatkan lahan dengan kualitas baik salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah unsur hara yang terdapat pada tanah tersebut. Pemupukan dasar bertujuan untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih subur sekaligus merangsang perkembangan akar agar lebih dalam.

Jika karakter tanah bereaksi asam, maka perlu dilakukan penaburan kapur dolomit terlebih dahulu guna meningkatkan kadar pH tanah sehingga pada akhirnya cocok untuk digunakan sebagai media tanam.

Ada beberapa jenis pupuk yang umumnya digunakan sebagai pupuk dasar diantaranya adalah pupuk kandang (hasil kotoran hewan), pupuk urea, SP36, KCI dan NPK 15, tentunya disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam.

Umumnya proses pengolahan diatas memakan waktu antara 15 (lima belas) hingga 20 (dua puluh) hari tergantung pada lahan yang diolah.

Sebaiknya pengolahan tanah yang menggunakan metode konvensional dilakukan 1 (satu) minggu sebelum masa tanam dilakukan, hal tersebut berdasarkan pertimbangan pada mas tersebut hama dan gulma sudah mati dan mikro organisme serta unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sudah tersedia di tanah.

Pengolahan Tanah Konversi

Pada pengolahan konversi umumnya terdiri dari pengolahan lahan minimum (minimum tillage) dan TOT (tanpa olah tanah).

Pada proses pengolahan lahan menggunakan metode ini pelaksanaannya hanya dilakukan 1 (satu) tahun sekali untuk tanah yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan 2 (dua) tahun sekali apabila tanah memiliki tingkat kepadatan sedang.

Pengolahan tanah secara konversi menggunakan beberapa teknik berikut ini:

Olah Tanah Minimum (OTM)

Teknik pengolahan tanah ini mengurangi frekuensi pengolahan, dalam satu tahun sekali atau dua tahun sekali tergantung dari tingkat kepadatan tanah

Olah Tanah Strip (Strip Tillage)

Pengolahan hanya dapat dilakukan pada strip-strip yang akan dilakukan penanaman saja. Biasanya strip-strip tersebut dibuat mengikuti kontur tanam, yang artinya ketika akan melakukan penanaman maka daerah yang akan diolah hanya barisan yang akan disebar benih, bagian yang tidak disebar benih tidak perlu diolah.

Tanpa Olah Tanah (TOT)

Pengolahan tanah menggunakan teknik TOT tidak memerlukan pengolahan tanah seperti pada pengolahan konvensional, melainkan hanya melakukan pembukaan lahan dengan melubangi tanah dan langsung ditanam bibit yang akan dibudidayakan.

Peralatan Pendukung

Jika Anda saat ini masih menggunakan cangkul dan parang untuk melakukan land clearing dan tahapan lainnya, sudah waktunya Anda beralih ke penggunaan mesin traktor dan alat panen padi.

Kami menyediakan Traktor Kubota dan Combine Harvester Kubota untuk membantu proses pertanian Anda, mulai dari land clearing hingga panen.

Ingin tau bagaimana alat-alat tersebut dapat membantu Anda? Hubungi kami untuk mendapatkan rekomendasi peralatan pendukung sesuai dengan jenis tanaman yang Anda tanam saat ini.

Silakan menghubungi kami di : 021 – 827 54436 atau

Referensi:bulelengkab.go.id

8villages.com

Hampir semua produk sayuran dan tanaman pangan mengalami proses pengolahan lahan sempurna. Pengolahan lahan sempurna adalah salah satu jenis olah tanah dengan cara membalikkan tanah lapisan atas dengan tujuan tertentu. Bahkan, pembajakan tanah biasanya dilakukan dua kali agar tanah menjadi gembur dan siap tanam. Tujuan pengolahan lahan sempurna adalah terjadi perubahan sifat secara fisik, biologis, dan kimiawi.

pengolahan lahan bawang merah

Sebelum menjelaskan lebih rinci tujuan pengolahan lahan tersebut, perlu diketahui bahwa selain pengolahan lahan sempurna, terdapat pengolahan lahan minimum. Sesuai dengan definisi kata minimum, pengolahan lahan ini dilakukan hanya pada lubang tanam dan sekitarnya. Penggunaan pengolahan lahan sempurna dan pengolahan tanah minimum bergantung pada kondisi yang dihadapi petani. Biasanya pengolahan tanah minimum dilakukan dengan tujuan menghindari kerusakan struktur tanah, kendala tenaga kerja, mengurangi aliran permukaan dan erosi.

Perubahan Sifat Fisik Tanah

Pengolahan lahan sempurna biasanya melakukannya dengan cara membajak. Pada lahan tanaman pangan, pengairan dilakukan sebelum pembajakan agar tanahmenjadi lunak dan proses penghalusan tanah menjadi mudah.

Tidak terlalu berbeda pada tanaman hortikultura. Meski tanpa perlakuan engairan, biasanya pembajakan dilakukan 2 kali agar tanah menjadi gembur dan bedengan siap untuk ditanami.

Perlakuan pembajakan secara fisik adalah mengubah ukuran tanah menjadi lebih halus dan kecil. Selain itu, tanah menjadi gembur dan berongga sehingga diharapkan terjadi proses aerasi di dalam tanah. Jika udara mampu masukkedalam rongga – rongga tanah tersebut, peluang terikatnya nitrogen menjadi besar sehingga unsur hara di dalam tanah meningat.

Selain itu, rongga di dalam tanah juga berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar mikroorganisme di dalam tanah seperti cacing, serangga yang juga berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah.

Proses pembajakan pada lahan sawah selain untuk menggemburkan tanah, juga berfungsi untuk membenamkan sisa jerami panen ke dalam tanah. Hal ini dapat meningkatkan kesuburan tanah yang dapat ditandai dengan tingginya keragaman mikroorganisme di dalam tanah.

Fungsi mikroorganisme di dalam tanah adalah untuk melakukan penguraian dari sisa sisa jerami dan serasah tanaman lainnya di dalam tanah. Hasil dari penguraian tersebut adalah kandungan Nitrogen dalam bentuk nitrat yang siap di konsumsi oleh tanaman.

Perubahan Kimia tanah

Perubahan yang diharapkan saat pengolahan lahan juga pada sifat kimia tanah,khususnya sifat keasaman tanah (asam atau basa).

Sifat keasaman tanah ini mempengaruhi daya ikat tanah terhadap unsur hara di dalam tanah. Semakin asam tanah atau semakin basa tanah, maka daya ikat tanah terhadap unsur hara akan melemah. Sehingga proses pemupukan yang intensif akan tudak efektif dilakukan karena tidak bisa digunakan oleh tanaman secara optimal.

Perubahan tingkat keasaman dalam tanah atau biasa disebut sebagai derajad keasaman (pH tanah) bisa diatur dengan cara melakukan uji tanah. Sample tanah dianalisa dengan menggunakan perangkat uji pH yang banyak disediakan di toko-toko tani. pH tanah yang normal berkisar pada angka 7, jika nilai pH dibawah 7 menandakan tanah bersifat asam dan jika pH tanah melebihi 7 berarti tanah bersifat basa.

Biasanya dalam paket analisis tanah tersebut sudah diberikan rekomendasi langkah yang harus dilakukan apabila mendapati tanah terlalu asam atau tanah terlalu basa. Tanah yang asam biasanya dapat dinaikkan pH nya dengan pencampuran kapur atau dolomit saat pengolahan tanah (biasanya pada pembajakan kedua). Sedangan tanah yang terlalu basa biasanya dapat dilakukan pencampuran belerang atau sulfur untuk menurunkan PH tanah tersebut.

Perlu diketahi bahwa air hujan biasanya bersifat asam. Jika tanah terus menerus bergantung kepada air hujan tanpa diimbangi oleh unsur organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos lainnya, maka lambat laun tanah akan bersifat asam. Terlebih lagi untuk lahanpertanian yang terus menerus digunakan untuk budidaya sayuan, perlu dilakukan paling tidak pada pergiliran tanaman ketiga untuk analisis keasaman tanah.

Pengolahan lahan mencegah penyakit pada tanaman sayuran

Selain memperbaiki kualitas sifat kimia, fisik, dan biologis tanah, pengolahan lahan bisa menurunkan potensi penyakit pada tanaman sayuran. Khusus pada tanaman bawang merah, penyakit yang berasal dari jamur (layu fusarium atau penyakit antraknos). Kedua penyakit ini tidak bisa dianggap remeh karena jika terserang penyakit ini, pemusnahan tanaman merupakan tindakan yang paling efektif untuk mencegah penyebaran terhadap tanaman lainnya.

Penyakit layu fusarium dan atraknos merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur di dalam tanah. Oleh sebab itu, sangat penting melakukan pengolahan lahan secara benar untuk menghindari serangan penyakit tersebut.

Pengolahan lahan sempurna

Membongkar tanah pada lapisan atas juga bertujuan untuk menghilangkan gulma dan tanaman lain sebagai inang penyakit. Pengolahan lahan pada terik matahari akan menyebabkan jamur mati berikut sporanya. Jamur akan tumbuh sangat baik pada tanah yang lembab, sehingga pembongkaran tanah sebaiknya dibiarkan beberapa hari atau seminggu dibawah terik matahari. Bahkan, ada sebagian petani yang membakar lahannya untuk mengatasi serangan jamur ini.

Hindari penggunaan pupuk belum matang

Pupuk kandang yang belum matang sangat berpotensi besar menjadi tumbuh kembang jamur. Jamur merupakan organisme pembusuk yang sangat menyukai kotoran hewan yang dijadikan pupuk kandang tersebut.

Pastikan pupuk yang digunakan saat mengolah lahan adalah pupuk kandang yang sudah benar –benar matang. Pengertian pupuk kandang yang sudah matang adalah pupuk yang sudah benar benar terurai dan proses pembusukan sudah selesai. Karakteristik pupuk yang sudah matang menyerupai tanah (jika digenggam terasa rapuh, tidak berbau dan berwarna hitam).

Bera dan rotasi tanaman

Khusus untuk penanganan serangan jamur pada bawang merah, penyakit ini juga bisa dihindari dengan melakukan rotasi tanaman, biasanya cabai dengan bawang merah. Atau melakukan bera setelah melakukan dua kali penanaman. Hal ini dilakukan untuk memutus rantai siklus jamur sehingga tanah menjadi steril, ditambah dengan pengolahan lahan yang dilakukan untuk kedua kalinya saat tanaman cabai sudah mulai tahap panen.

Pentingnya fungsi pengolahan lahan ini diharapkan dimengerti oleh petani sehingga dapat meningatkan produksi lahan dalam pekarangannya. Pengolahan lahan merupakan satu dari beberapa rangkaian yang di lalui petani sebelum memetik hasil pada tahap akhirnya. Seberapa pentingkah penanggulangan hama dan penyakit dibandingkan pengolahan lahan?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA