Kapal Pinisi
Senin, 11 Mei 2020 12:27 WIBText Sizes
Medium
Large
Larger
Daftar Isi
- 1. Informasi
- 2. Sejarah
- 3. Tahap Pembuatan Kapal Pinisi
- 4. Bagian-bagian Kapal Pinisi
Informasi
TRIBUNNEWSWIKI.COM Perahu Pinisi merupakan kapal layar yang dibuat oleh Suku Bugis di Sulawesi.
Menurut catatan sejarah yang tertulis di naskah lontar La Galigo, diceritakan kalau Kapal Pinisi pertama kali dibuat pada abad ke-14, yaitu sekitar tahun 1500-an.
Berbeda dengan kapal besar yang ada saat ini, sejak awal pembuatan hingga sekarang Kapal Pinisi dibuat menggunakan bahan kayu.
Kayu yang digunakan untuk membuat Kapal Pinisi adalah kayu jati dan kayu mahoni yang pengumpulannya harus dilakukan setiap tangga lima dan tujuh setiap bulannya.
Keunikan dari Kapal Pinisi ini adalah untuk menggabungkan kayu-kayu pembuat kapal, tidak digunakan perekat seperti lem khusus kayu maupun paku.
Untuk bisa menggabungkan kayu-kayu dan bagian kapal digunakan pasak kayu, sehingga bagian-bagian tersebut bisa menyatu. (1)
Pembuatan Kapal Pinisi ini juga diikuti serangkaian upacara adat yang harus dilakukan oleh para pembuat perahu Pinisi.
Mulai dari pencarian kayu, penebangan pohon, peletakan lunas, hingga kapal siap digunakan berlayar semua tak lepas dari upacara adat. (2)
Baca: Candi Arjuna
Baca: Batik
Sejarah
Dalam naskah lontar La Galigo, disebutkan kalau Putra Mahkota Kerajaan Luwu, Pangeran Sawerigading, adalah orang pertama yang membuat kapal pinisi.
Kapal pinisi yang dibuat oleh Pangerang Sawerigading digunakan untuk pergi ke negeri Tiongkok dan menikahi Putri We Cudai.
Nah, setelah beberapa tahu tinggal di Tiongkok, Pangeran Sawerigading kembali ke Kerajaan Luwu dengan menggunakan kapal pinisinya.
Sayangnya, saat memasuki perairan Luwu, kapal yang digunakan oleh Pangeran Sawerigading diterjang ombak besar dan terbelah menjadi tiga bagian.
Tiga bagian tersebut tersebar di tiga tempat yang berbeda, yaitu di Desa Ara, Tanah Bira, dan Lemo-Lemo.
Pecahan kapal pinisi tadi kemudian dikumpulkan kembali oleh penduduk dari tiga tempat tersebut hingga membentuk kembali kapal pinisi seperti semula.
Dalam membangun kembali kapal pinisi milik Pangeran Sawerigading, ketiga penduduk dari tiga wilayah yang berbeda ini memiliki peran masing-masing, lo.
Penduduk Desa Ara bertugas untuk membuat badan kapal, penduduk Desa Lemo-Lemo mempunyai tugas merakit kapal, sedangkan kapal dirancang oleh penduduk dari Tanah Bira. (1)
Baca: Suku Pulau Sentinel
Baca: Taman Nasional Betung Kerihun
Tahap Pembuatan Kapal Pinisi
Ada perhitungan-perhitungan tersendiri yang dimiliki Suku Bugis dalam menentukan tahapan pembuatan Kapal Pinisi.
Ada tiga tahap yang harus dilalui dalam pembuatan Kapal Pinisi.
Langkah pertama dimulai dengan penentuan hari baik untuk mencari kayu (bahan baku).
Hari baik untuk mencari kayu biasanya jatuh pada hari ke-5 dan ke-7 pada bulan yang sedang berjalan.
Angka 5 menyimbolkan naparilimai dalle'na, yang berarti rezeki sudah di tangan, sedangkan angka 7 menyimbolkan natujuangngi dalle'na, yang berarti selalu mendapat rezeki.
Pada tahap kedua, ada beberapa langkah serta ada keunika tersendiri saat melakukannya.
Tahap kedua ini terdiri atas menebang, mengeringkan dan memotong kayu.
Kemudian kayu atau bahan baku tersebut dirakit menjadi sebuah perahu dengan memasang lunas, papan, mendempulnya, dan memasang tiang layar.
Tahapan pembuatan Kapal Pinisi (belajar.kemdikbud.go.id)Pada saat peletakan lunas, juga harus disertai prosesi khusus.
Saat dilakukan pemotongan, lunas diletakkan menghadap Timur Laut.
Balok lunas bagian depan merupakan simbol lelaki.
Sedangkan balok lunas bagian belakang diartikan sebagai simbol wanita.
Setelah dimantrai, bagian yang akan dipotong ditandai dengan pahat.
Pemotongan yang dilakukan dengan gergaji harus dilakukan sekaligus tanpa boleh berhenti.
Itulah mengapa untuk melakukan pemotongan harus dikerjakan oleh orang yang bertenaga kuat.
Demikian selanjutnya setiap tahapan selalu melalui ritual tertentu.
Setelah melalui beberapa tahapan yang panjang dan memakan waktu berbulan-bulan dalam pembuatan Kapal Pinisi, tahap terakhir adalah peluncuran Kapal Pinisi ke laut.
Di tahap terakhir ini, sebelum perahu Phinisi diluncurkan ke laut, terlebih dahulu dilaksanakan upacara maccera lopi (mensucikan perahu) yang ditandai dengan penyembelihan binatang.
Jika Perahu Phinisi itu berbobot kurang dari 100 ton, maka binatang yang disembelih adalah seekor kambing, dan jika bobotnya lebih dari 100 ton, maka binatang yang disembelih adalah seekor sapi. (3)
Baca: Masjid Amirul Mukminin Makassar
Baca: Masjid Terapung Palu (Masjid Arkam Babu Rahman)
Bagian-bagian Kapal Pinisi
Berikut ini adalah bagian-bagian dari Kapal Pinisi:
- Anjong (segitiga penyeimbang), yang berada pada bagian depan kapal
- Sombala (layar utama), yang berukuran besar mencapai 200 meter
- Tanpasere (layar kecil) berbentuk segitiga ada di setiap tiang utama.
- Cocoro pantara (layar bantu depan).
- Cocoro tangnga (layar bantu tengah).
- Tarengke (layar bantu di belakang) //belajar.kemdikbud.go.id/PetaBudaya/Repositorys/phinisi/
NamaKapal Pinisi
Sumber :
1. bobo.grid.id
2. www.boombastis.com/kapal-buatan-suku-bugis/71159
3. belajar.kemdikbud.go.id
Reaksi TGB saat Diusir Brimob kala Foto di Sirkuit Mandalika, sang Brimob Langsung Sungkem