Jelaskan cetak dalam cetak luar cetak tinggi dan cetak datar

Teknik cetak merupakan bagian dari seni rupa yang sering disebut sebagai seni grafis. Terdapat beberapa teknik cetak manual dalam seni grafis, antara lain teknik cetak tinggi atau teknik cukil, teknik intaglio, teknik etsa, teknik cetak saring atau disebut pula teknik sablon. Cetak tinggi bukan merupakan seni yang otentik, karena sifatnya yang reproduktif, yaitu dapat dicetak berulang kali. Hal yang otentik hanya terletak pada acuan cetaknya. Namun hasil cetaknya dianggap sebagai karya seni yang orisinil, bukan merupakan salinan. Teknik cukil ini dapat menampilkan ekspresi dari senimannya. Cetak tinggi sendiri dikenal dengan beberapa variasi, antara lain cukil pada permukaan kayu (woodcut), cukil pada permukaan linoleum (linocut) dan cukil pada permukaan logam (metalcut). Cetak tinggi ini banyak diaplikasikan karena hasil cetaknya jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan karya lukisan.

Di Indonesia, seni cukil dikenal sejak masa perjuangan. Media cukil kayu menjadi pilihan utama dalam memproduksi poster-poster perjuangan dan selebaran propaganda. Sampai saat ini di Indonesia, teknik cetak tinggi atau cukil merupakan seni grafis yang paling popular. Teknik ini mendominasi munculnya teknik-teknik lain. Walaupun teknik cetak pada saat ini telah maju karena didukung oleh teknologi yang canggih, namun teknik cetak tinggi atau cukil masih digunakan dan digemari oleh sebagian seniman karena efek estetiknya memiliki ciri khas yang tidak dapat dicapai melalui teknologi canggih. Teknik cetak ini dapat bernilai ekonomis dalam kondisi tidak tersedianya peralatan canggih, dapat diterapkan untuk kebutuhan melipatgandakan suatu image yang bersifat komersial.

Cetak tinggi atau cukil memang merupakan teknik cetak yang paling sederhana dan relatif mudah dilakukan dibandingkan dengan teknik-teknik cetak (seni grafis) yang lain, seperti cetak dalam atau cetak datar, karena tidak membutuhkan peralatan studio yang lengkap. Material atau bidang yang dicukil mudah didapatkan, misalnya papan kayu, hardboard, karet vinyl, dan sejenisnya. Alat-alat dan tinta cetak juga mudah didapatkan, studio untuk mengerjakan tidak memerlukan ruang yang luas. Produk cetaknya tidak kalah bernilai dengan produk cetak yang menggunakan media lain maupun produk seni lukis. Melalui cetak tinggi, dengan leluasa dapat melakukan eksperimen visual, dengan menerapkan teknik cukil pada permukaan acuan cetak, sambil memanfaatkan tinta-tinta warna yang beraneka ragam. Melaui teknik cukil sebagai media yang mendorong untuk bereksperimen dengan teknik-teknik dan kemungkinan berekspresi dengan bentuk estetik sendiri. Teknik cetak tinggi pada dasarnya digunakan untuk mereproduksi sebuah gambar dengan citra yang sama dalam jumlah yang banyak.

Cetak tinggi atau relief print adalah salah satu dari beberapa macam teknik cetak yang memiliki acuan permukaan timbul atau meninggi, dimana permukaan timbul tersebut berfungsi sebagai penghantar tinta. Bagian yang dasar atau permukaan yang tidak timbul merupakan bagian yang tidak akan terkena tinta atau disebut bagian negatif, sedangkan bagian yang kena tinta disebut bagian positif. Untuk memperoleh acuan cetak yang timbul dapat dilakukan dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan menghantarkan tinta, sehingga tinggal bagian-bagian yang memang berfungsi sebagai penghantar warna atau tinta. Salah satu sifat cetak tinggi adalah apabila acuan cetaknya diamati, maka permukaannya acuan akan tampak sebagai permukaan yang berukir atau berelief. Oleh karena itu cetak tinggi disebut pula sebagai cetak relief atau relief print.

Teknik cukil kayu (woodcut) adalah teknik seni grafis yang paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia Timur. Seni cukil kayu disebut juga dengan istilah xilografi (xylography). Teknik cetak tinggi atau cukil ini menghasilkan gambar maupun tulisan melalui proses pencetakan dengan menggunakan permukaan lembar kayu, linoleum, hardboard atau karet vinyl yang dipahat atau dicukil sebagai acuan cetak atau plat. Bagian yang bukan merupakan gambar atau tidak dicetak selanjutnya dicukil, sedangkan bagian gambar atau yang tidak dicukil akan tetap sejajar dengan permukaan plat. Kemudian plat tersebut dibubuhi cat atau pewarna, setelah itu plat dicetak ke kertas dengan cara digosok, dengan bantuan sendok atau alat press. Apabila ingin menggunakan kombinasi beberapa warna, maka kita harus menggunakan acuan cetak atau plat yang berbeda bagi setiap warna yang digunakan.

Prinsip kerjanya adalah mendapatkan bagian positif (permukan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung). Bagian negatif yang dihasilkan oleh cukilan tidak terkena warna, sebaliknya bagian positif yang tidak tercukil terkena warna. Bagian yang timbul akan diberi tinta dengan menggunakan roller, kemudian dicetak ke permukaan bidang cetak. Teknik cetak ini bertolak belakang dengan teknik cetak intaglio dan etsa (etching) yang justru bagian yang tergores menampung tinta yang kemudian dicetakkan pada kertas.

Perbedaan dengan teknik cetak lainnya, cetak tinggi ini memiliki kesederhanaan dalam peralatan, tidak membutuhkan teknologi yang canggih. Seniman dapat lebih ekspresif dalam menghasilkan karya seni grafis, lagipula ada beberapa nilai estetika yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan teknologi yang canggih. Pada umumnya proses cetak diaplikasikan pada permukaan benda yang datar. Proses pembuatan cetak tinggi dilakukan secara manual, namun tidak menutup kemungkinan apabila sketsa gambar merupakan hasil print-out.

Istilah “Seni Grafis” mungkin saat ini sudah tidak asing lagi di telinga dan bahkan sering kali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seni grafis sendiri merupakan bagian dari seni rupa yang termasuk dalam bagian karya seni rupa dwimatra atau dua dimensi yang bertujuan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau emosi dari pembuat karya seni tersebut.

Pada dasarnya, seni grafis merupakan cabang dari seni rupa yang memanfaatkan teknologi komputerisasi dengan teknik cetak atau printing, sehingga karya seni ini dapat di lipatgandakan dengan mempertahankan keorisinilan dari karya tersebut.

Istilah grafis berasal dari bahasa Yunani “graphein” yang berarti menulis atau menggambar. Dalam bahasa Inggris istilah ini disebut dengan “graph” atau “graphic” yang berarti membuat tulisan atau gambar dengan cara ditoreh atau digores. Tulisan dan gambar yang dimaksud adalah tulisan dan gambar dari negative film yang dapat menciptakan berbagai bentuk, warna, dan gaya.

Seni grafis sangat beragam dan jika melihat berdasarkan teknik pembuatannya, dibagi menjadi 4 jenis, yaitu cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring.

Cetak tinggi merupakan bagian dari seni grafis yang menggunakan klise yang memiliki bagian-bagian menonjol. Apabila klise diolesi dengan tinta cetak dam ditempelkan di kertas maka akan terbentuk pola sesuai dengan bagian yang menonjol pada kertas tersebut.

(Baca juga: Unsur-Unsur Karya Seni Tari)

Salah satu contoh pada seni cetak tinggi ini adalah stempel. Teknik ini disebut teknik cetak tinggi karena teknik ini memanfaatkan bagian yang paling tinggi dari suatu plat klise atau alat cetak.

  1. Cetak Dalam (Intaglio Print)

Seni grafis cetak dalam merupakan kebalikan dari seni grafis cetak tinggi. Jika cetak tinggi bagiannya menonjol, berbeda halnya dengan cetak dalam mempunyai bagian yang membentuk gambar atau tulisan adalah bagian yang menjorok ke dalam klise.

Beberapa contoh cetak dalam antara lain seperti etsa, mezzo tint, dan drypoint. Da;a, teknik ini, cetakan terbuat dari aluminium atau kuningan yang ditoreh dalam mengikuti pola yang ingin dibuat. Kemudian tinta dituangkan pada cetakan lalu kerta diletakan diatas cetakan, sehingga pada kertas akan terbentuk pola sesuai dengan bagian dalam yang terkena tinta.

  1. Cetak Datar (Planography Print)

Ini merupakan teknik seni cetak menggunakan klise datar. Teknik ini menggunakan prinsip tolak menolak dan tarik menarik antara tinta dan air. Teknik ini ditemukan pertama kali pada abad ke 16 di Eropa.

Teknik ini menggunakan batu cadas sebagai klise, akan tetapi sekarang dapat menggunakan lempengan logam atau seng untuk memudahkan proses pencetakannya. Ada beberapa contoh dari teknik ini seperti litografi, monotype, dan teknik digital.

Ini merupakan teknik seni grafis menggunakan layar (screen) yang terbuat dari kain dengan kerapatan serat tertentu sebagai proses pencetakannya. Pada umumnya, teknik ini dikenal dengan teknik sablon atau seni grafis.

Seperti yang diketahui, sablon sering kali dilakukan pada bidang yang datar dimana media yang sering digunakan antara lain bisa kaos, kain spanduk, kertas dan lain sebagainya.

Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang 5 Jenis Teknik Cetak Berdasarkan Prinsipnya dan Contoh. Kita tahu beberapa hasil produksi yang kita gunakan sehari-hari merupakan hasil dari teknik cetak.

Teknik Cetak adalah teknik untuk menggandakan sebuah karya seni dalam jumlah tertentu, bisa dalam jumlah yang banyak maupun dengan edisi yang terbatas.

Biasanya hasil karya sebuah Teknik Cetak sebagai bagian dari seni rupa dan seni grafis yang memiliki nilai sangat tinggi dan menghasilkan pundi-pundi uang, sehingga dapat meningkatkan perekonomian jika digunakan dengan baik dan bahkan hasil karyanya dapat dipamerkan di Pameran Seni Rupa.

Dan ternyata terdapat 5 Jenis Teknik Cetak Berdasarkan Prinsipnya yang dapat kita pelajari loh! Mau tahu apa saja ? Mari kita simak materinya bersama sama.

Sumber : boardingallrows.com

Teknik Cetak tinggi

Sumber : pinterest.com

Teknik cetak tinggi adalah sebuah teknik Cetak dimana penempatan zat pewarna berada di permukaan tertinggi dari bidang pencetak (acuan cetak).

Bidang pencetak dapat berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lainnya yang diberi gambar atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada satu permukaan bidang.

Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada satu permukaan bidang. Warna dioleskan pada permukaan bahan yang sudah diukir lalu dicetakkan pada permukaan kertas atau bahan datar lainnya.

Tinta yang tercetak pada kertas sesuai dengan gambar pada permukaan tertinggi dari ukiran bidang cetakan. Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse) dari gambar pada acuan cetak.

Teknik cetak yang termasuk dalam jenis teknik cetak tinggi di antaranya cukil kayu dan cap. sehingga permukaan medianya akan menjadi tinggi dan rendah (relief). Makanya Teknik Cetak Tinggi disebut juga sebagai Teknik Cetak Relief

Cetak tinggi merupakan prinsip yang digunakan pada awal teknik cetak digunakan di China dengan acuan cetak papan kayu hingga mesin cetak Guttenberg.

Teknik Cetak Tinggi (Relief) mendominasi seni grafis dari tahun 1470-1539. Pengukir terkenal termasuk Martin Schongauer, Albrecht Dürer, Lucas Van Leyden, dan bahkan Rembrandt Van Rijn.

Contoh Teknik Cetak Tinggi :

Berikut ini Contoh Teknik Cetak Tinggi :

Baca juga : Pengertian Seni Rupa.

Teknik Cetak Dalam

Sumber : news.cgtn.com

Teknik Cetak Dalam adalah sebuah teknik Cetak dimana penempatan zat pewarna terdapat pada permukaan terdalam dari bidang pencetak (acuan cetak). Teknik cetak ini disebut juga dengan intaglio print

Bidang pencetak dapat berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lainnya yang diberi gambar atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada satu permukaan bidang.

Warna dimasukkan pada rongga pahatan bahan yang sudah diukir lalu dicetakkan pada permukaan kertas, plastik tipis, aluminium foil dan material datar lainnya.

Tinta yang tercetak pada kertas akan berupa gambar timbul sesuai dengan gambar pada rongga ukiran bidang cetakan. Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse) dari gambar pada bidang acuan cetak.

Contoh Teknik cetak Dalam

Contoh Teknik cetak Dalam termasuk dalam jenis teknik cetak dalam di antaranya

  • rotogravure, Rotogravure adalah jenis proses pencetakan intaglio, yang melibatkan pengukiran gambar ke pembawa gambar dengan menggunakan mesin yang berputar.
  • etsa atau Etching adalah proses menggunakan asam kuat untuk memotong bagian permukaan logam untuk membuat desain intaglio atau cetak dalam.

Teknik Cetak Datar

Sumber : draw-brigton.co.uk

Teknik Cetak Dalam adalah sebuah teknik Cetak dimana bidang pencetak atau bidang acuan cetak berupa permukaan datar yang memiliki dua jenis lapisan permukaan. Satu jenis lapisan mengikat tinta, sedangkan satu jenis lapisan lainnya tidak mengikat tinta. Bidang yang bertinta akan menjadi bidang pencetak (acuan cetak). Teknik cetak datar disebut Juga Planografi dan litografi.

Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse) dari bidang acuan cetak. Contoh dari produk grafika dengan teknik cetak datar adalah koran dan majalah.

Pencetakan offset dapat menggunakan 1 tinta hitam saja untuk menghasilkan cetakan dengan nuansa hitam dan abu-abu atau 3 warna dan hitam untuk hasil cetakan berwarna seperti majalah.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, manusia menemukan bahan serupa yaitu dengan menggunakan lempengan logam ( seng ) untuk memperingan proses kerja.

Pada pencetakan berwarna, cetak offset memiliki 4 buah acuan cetak, yaitu acuan cetak untuk warna biru (cyan), merah (magenta), kuning (yellow) dan hitam (disebut key) atau dikenal dengan CMYK.

Tokoh seniman yang menggunakan teknik ini, antara lain,George Bellows, Pierre Bonnard, Honoré Daumier, M.C. Escher, Joan Miró, Edvard Munch, Emil Nolde, Pablo Picasso dan lainnya sebagainya.

Contoh Teknik Cetak Datar

berikut ini adalah contoh Teknik cetak datar :

  • Planografi merupakan teknik Cetak  yang menggunakan klise.
  • Litografi merupakan jenis seni grafis cetak datar dengan menggunakan acuan cetak dari lempengan batu kapur yang menggunakan proses kimiawi ketidak pencampuran antara minyak dan air.

Baca juga : 5 Bentuk Seni dan Contohnya

Teknik Cetak Saring

Sumber : silverme.net

Teknik cetak saring adalah sebuah teknik Cetak yang langsung mengaplikasikan tinta pada permukaan bidang datar.

Gambar dihasilkan dengan memberikan lapisan penghalang tinta sesuai gambar yang diinginkan. Berbeda pula dengan teknik cetak tinggi, cetak dalam dan cetak datar yang menghasilkan gambar terbalik (reverse), cetak saring menghasilkan gambar yang sama dengan acuan cetaknya.

Acuan cetak pada cetak saring dapat berupa stensil (pola gambar) yang diletakan di antara kertas dengan screen atau dengan mencetakkan gambar acuan pada screen.

Teknik cetak saring pada umumnya menggunakan screen. Maka, teknik ini dikenal dengan sebutan screen printing.

Teknik cetak saring dengan menggunakan stensil dapat dilakukan tanpa screen, yaitu dengan langsung menyemprotkan pewarna pada bidang datar yang sudah dilapisi stensil (pola gambar).

Teknik tersebut serupa dengan teknik yang digunakan pada lukisan prasejarah cetakan tangan pada gua. tapi pertama kali digunakan oleh bentuk yang dapat dikenali oleh kita sekarang pada tahun 960–1279 M di Tiongkok dan menyebar ke seluruh dunia.

Contoh Teknik Cetak Saring

Cetak saring dikenal pula dengan sebutan sablon.

Teknik Cetak Digital (digital Printing)

Sumber : republika.com

Teknik Cetak digital adalah sebuah proses cetak yang terjadi tanpa bidang acuan cetak, tapi menggunakan Proses pada pencetakan digital yang diatur dan dilakukan secara digital dengan menggunakan komputer. Dikenal juga sebagai digital Printing.

Cetak digital dikenal juga dengan sebutan digital printing. Karena menggunakan Mesin Printer untuk melakukan cetak digital. Biasanya menggunakan berbagai macam format digital seperti format file BMP, TIFF, GIF, atau JPEG.

Pencetakan digital menggunakan gambar kualitas tinggi yang filenya dikirim langsung ke printer dan aplikasi perangkat lunak grafis hingga memerlukan printer khusus untuk digital printing.

Dijaman yang serba digital ini, kebutuhan digital printing ini semakin banyak, bahkan menurut artikel yang ditulis republika.com (2020) peluang usaha dari digital printing di masa kini semakin terbuka lebar.

Baca juga : Jenis Pameran Seni Rupa.

Dan itulah kawan Pembahasan materi tentang Jenis Teknik Cetak semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya hanya di ilmusaku.com.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA