Jelaskan berkembangnya Islam di Indonesia melalui tasawuf dan kesenian

equivocactor equivocactor

Jawaban:

Saluran perdagangan, Agama Islam masuk ke Nusantara diperkirakan dibawa oleh para pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang singgah di Nusantara dan melakukan interaksi dengan rakyat pribumi. Saluran pendidikan, penyebaran agama Islam melalui pondok pesantren. Saluran tasawuf, Penyebaran agama Islam melalui ajaran ketuhanan yang bercampur hal mistis. Saluran Perkawinan, penyebaran islam melalui pernikahan antara para pedagang muslim dengan putri raja-raja di Nusantara. Saluran Kesenian, Penyebaran agama melalui berbagai kesenian baik seni ukir, seni tari, dan seni lain.

Penjelasan:

Agama Islam masuk dan mulai berkembang di Nusantara pada awal abad ke-7 dengan melalui berbagai cara. Cara-cara inilah yang kemudian disebut sebagai saluran-saluran persebaran agama Islam di Nusantara. Adapun saluran-saluran persebaran agama Islam di Nusantara antara lain:

  1. Perdagangan. Islam mulai dikenal di Nusantara karena adanya interaksi yang kuat antara para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Para pedagang tersebut melakukan ekpedisi pelayaran untuk melakukan perdagangan di berbagai benua salah satunya di Nusantara. Selain untuk kepentingan berdagang, mereka juga memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Islam,
  2. Pendidikan. Persebaran agama Islam di Nusantara begitu cepat dan mengahasilkan beberapa tokoh Islam. Para tokoh ini kemudian membangun pondok pesantren untuk memperluas persebaran agama Islam di Nusantara.
  3. Tasawuf, Kepercayaan rakyat pribumi tidak lepas dari pengaruh agama sebelumnya yaitu agama hindu budha serta kepercayaan yang dianut oleh nenek moyang yaitu kepercayaan animisme dan dinamisme. Tasawuf atau ajaran ketuhanan dimasukkan kedalam kegiatan peribadatan mereka sebelumnya dengan tujuan agar ajaran Agama Islam bisa lebih dikenal. Selain itu ilmu tasawuf juga dikatkan dengan hal mistis contohnya beberapa tasawuf bisa menyembuhkan penyakit.
  4. Perkawinan. Penyebarluasan agama Islam dengan perkawinan umumnya terjadi di lingkungan kerajaan. Para saudagar muslim kemudian menikahi para putri raja wilayah setempat. Dengan cara ini maka penyebaran agama Islam di wilayah tersebut dapat dengan mudah dilakukan.
  5. Kesenian. Perkembangan seni sudah sangat melekat di kehidupan manusia pribumi pada waktu itu. Hal ini kemudian dimanfaatkan untuk menyebarkan agama Islam. Hasil saluran ini antara lain kaligrafi, tarian, wayang dan lain-lain yang mampu menarik empati pribumi terhada Islam.

Pelajari Lebih Lanjut

----------------------------------------------------------    

Detail jawaban  

Kelas: 7

Mapel: Ilmu Pengetahuan Sosial

Bab: Proses masuknya Agama islam ke Indonesia

Kode: -

#AyoBelajar

tirto.id - Penyebaran agama Islam di Indonesia terjadi melalui berbagai macam cara, dari perkawinan, pendidikan, kesenian, politik, hingga terkait ajaran tasawuf. Sejarah masuknya ajaran Islam di Nusantara ditengarai sudah terjadi sejak abad ke-7 Masehi.

Penelitian Achmad Syafrizal berjudul Sejarah Islam Nusantara dalam Jurnal Islamuna (2015) menyebutkan, sejak awal abad Masehi, kaum pedagang asing sudah mengunjungi beberapa pelabuhan di Nusantara, seperti Aceh, Barus, Palembang, Sunda Kelapa, hingga Gresik.

Terkait masuknya agama Islam ke Nusantara yang kemudian berkembang pesat hingga saat ini, muncul beberapa teori atau versi. Empat versi terkuat adalah Teori Arab, Teori Cina, Teori Persia, dan Teori India.

Penyebaran & Perkembangan Islam di Nusantara

Dikutip dari tulisan Mariana bertajuk "Teori Tentang Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke Indonesia" dalam Modul Sejarah Indonesia (2020), ajaran serta budaya Islam semakin berkembang di Nusantara setelah dianut oleh warga pesisir.Perkembangan agama Islam di Nusantara tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu proses secara damai, responsif, dan proaktif. Ada beberapa cara penyebaran ajara Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut:

1. Perdagangan

Kaum saudagar asing sudah masuk ke Nusantara sejak awal masehi. Jalur perdagangan inilah yang dinilai sebagai langkah awal penyebaran agama Islam di Kepulauan Nusantara.

Sejak abad ke-7 Masehi, kawasan Nusantara sangat ramai dikunjungi pedagang dari Arab, Persia, India, maupun Cina. Kaum pedagang inilah yang ditengarai membawa ajaran Islam dan menyebarkannya di daerah-daerah yang dikunjungi.


2. Perkawinan

Banyak pedagang asing muslim yang menyambangi kemudian memutuskan untuk menetap. Mereka mendirikan perkampungan orang Islam yang biasa disebut dengan istilah pekojan.Dari sinilah terjadi interaksi dengan warga lokal. Tidak sedikit pedagang asing muslim yang menikahi penduduk setempat. Orang lokal yang belum beragama Islam kemudian menjadi mualaf dan beranak-pinak turun-temurun.

3. Pendidikan

Faktor pendidikan juga berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Indonesia seiring munculnya para ulama, kyai, atau guru agama yang kemudian mendirikan pondok pesantren dan memiliki banyak murid atau santri.Pada masa Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, misalnya, para Wali Songo biasanya juga mengasuh pondok pesantren. Para santri pesantren inilah yang kemudian turut menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.


4. Kesenian

Kebudayaan lokal ternyata dapat digunakan sebagai cara menyebarkan Islam di Nusantara. Para pendakwah Islam awal di Jawa, terutama para Wali Songo, melakukan syiar Islam dengan cara memadukan ajaran agama dan tradisi lokal, seperti seni musik, tari, sastra, ukir, hingga bangunan.Beberapa strategi berkesenian dalam penyebaran Islam di Jawa di antaranya adalah pertunjukan wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan permainan musik oleh Sunan Bonang.

5. Politik

Para pendakwah muslim di Jawa atau Nusantara juga memakai jalur politik untuk menyebarkan ajaran Islam. Sebagai contoh adalah kiprah para Wali Songo yang turut memprakarsai berdirinya Kesultanan Demak.Pemimpin pertama sekaligus pendiri Kesultanan Demak adalah Raden Patah yang merupakan pangeran dari Majapahit, kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di Nusantara.

Infografik SC Penyebaran Islam di Indonesia. tirto.id/Sabit

Berkat peran Wali Songo, Raden Patah merintis didirikannya Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Kesultanan Demak inilah yang pada akhirnya memungkasi riwayat Kerajaan Majapahit.Jika seorang raja sudah masuk Islam, maka rakyat kerajaan akan berbondong-bondong mengikutinya. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa Islam juga disebarkan melalui jalur politik.

6. Tasawuf

Tasawuf adalah ajaran untuk mendekatkan diri serta mengenal Tuhan dalam Islam. Ajaran tasawuf rupanya berpengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat Nusantara sehingga turut andil dalam penyebaran Islam.Ajaran tasawuf sudah ada di Nusantara sejak abad ke-13 Masehi dan berkembang dengan cepat pada abad ke-17 Masehi.

Terkait bukti adanya ajaran tasawuf di Nusantara dapat dilihat dari Sejarah Banten, Babad Tanah Jawi, Hikayat Raja-raja Pasai, dan naskah-naskah lama lainnya.

KOMPAS.com - Proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu ratusan tahun.

Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh golongan pedagang, ulama, guru agama, dan ahli tasawuf.

Di samping golongan pembawa Islam, penting diketahui tentang saluran-saluran penyebaran Islam di Nusantara.

Terdapat enam saluran penyebaran Islam di Indonesia, yakni perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik. Berikut penjelasannya.

Baca juga: 4 Golongan Penyebar Agama Islam di Indonesia

Saluran perdagangan

Saluran masuknya Islam ke Indonesia yang paling efektif adalah melalui perdagangan.

Penyebaran Islam melalui perdagangan dianggap paling efektif alasannya adalah kegiatan ini melibatkan semua golongan masyarakat.

Pola perdagangan pada awal berkembangnya Islam di Nusantara bahkan melibatkan raja dan para bangsawan, yang umumnya menjadi pemilik kapal dan saham.

Saluran perdagangan didukung oleh kesibukan lalu lintas perdagangan selama abad ke-7 hingga abad ke-16 yang melewati Indonesia.

Pada saat itu, pedagang-pedagang Muslim dari Arab, Persia, India, turut ambil bagian dalam perdagangan dengan pedagang dari Barat dan Asia bagian timur.

Wilayah Indonesia menjadi tujuan sekaligus tempat singgah para pedagang Muslim yang melewati Selat Malaka.

Selain berdagang, mereka juga menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan agama Islam.

Para pedagang tersebut tidak jarang harus menunggu angin muson agar dapat kembali ke negerinya dengan selamat.

Selama menunggu, terjadi proses interaksi dengan masyarakat setempat, bangsawan, bahkan raja, dalam waktu yang cukup lama, hingga membuat mereka tertarik untuk belajar dan masuk Islam.

Baca juga: Strategi Dakwah Sunan Giri

Saluran perkawinan

Para pedagang Muslim yang datang ke negeri lain, termasuk Indonesia, biasanya tidak membawa istri.

Karena itu, mereka biasanya cenderung membentuk keluarga di tempat yang mereka datangi.

Tidak sedikit pedagang Muslim Arab, Persia, dan India, yang kemudian menikah dengan orang-orang pribumi Indonesia.

Melalui perkawinan tersebut, terbentuk ikatan kekerabatan yang menjadi awal terbentuknya masyarakat Islam.

Selain golongan pedagang, cara penyebaran Islam melalui perkawinan juga banyak dilakukan oleh keluarga ulama.

Misalnya pernikahan Raja Majapahit dengan putri Syekh Bentong yang melahirkan Raden Patah.

Raden Patah kemudian menjadi pendiri Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa.

Baca juga: Substansi Dakwah Rasulullah di Mekkah

Tasawuf mengajarkan umat Islam agar selalu membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah.

Para ahli tasawuf atau sufi mengajarkan latihan spiritual yang sebagian konsepnya telah dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Misalnya latihan hidup sederhana, perilaku toleran, dan pembiasaan kejujuran.

Para sufi, yang kemudian dianggap sebagai teladan bagi masyarakat, biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu orang lain, misalnya seperti menyembuhkan penyakit.

Kepercayaan penduduk kepada para sufi kemudian digunakan untuk mengajarkan Islam dengan cara yang mudah diterima masyarakat.

Hasilnya, penduduk akan masuk Islam tanpa perlu adanya paksaan.

Baca juga: Strategi Penyebaran Agama Islam Melalui Jalur Tasawuf

Saluran pendidikan

Penyebaran Islam melalui saluran pendidikan dilakukan dalam pesantren-pesantren.

Di pesantren, para ulama atau kiai mengajar para santri dari berbagai daerah.

Setelah lulus, para santri kembali ke kampung halaman dan menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya selama di pesanren.

Dengan cara itulah, agama Islam akhirnya menyebar ke seluruh pelosok Indonesia.

Proses penyiaran Islam di Indonesia melalui saluran kesenian dapat ditemukan dalam bentuk tembang, sastra, dan pertunjukan wayang.

Saluran kesenian kerap digunakan oleh Wali Songo dalam berdakwah.

Sunan Bonang misalnya, mahir dalam memainkan alat musik Jawa dan menggubah lirik-lirik tembang yang bernuansa religi.

Sunan Kalijaga merupakan tokoh Wali Songo yang mahir dalam pementasan wayang, di mana ia memodifikasi ceritanya dengan menyisipkan nilai-nilai Islam.

Baca juga: Strategi Dakwah Wali Songo

Saluran politik

Penyiaran Islam di Nusantara dapat dilihat dari pertumbuhan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai daerah.

Di kawasan Maluku, seperti Ternate dan Tidore, serta Sulawesi seperti Bone dan Gowa-Tallo, terjadi perubahan corak kerajaan dari Hindu menjadi Islam.

Konversi sang raja menjadi Muslim pun turut diikuti oleh rakyat kerajaan.

Dengan demikian, politik keagamaan penguasa berperan besar dalam penyiaran Islam.

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Syarifuddin, Ferry dan Ali Sakti. (2020). Praktik Ekonomi dan Keuangan Syariah oleh Kerajaan Islam di Indonesia. Depok: Rajawali Press.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA