5/07/2020 03:51:00 AM
A. Pengertian Masyarakat Tradisional Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masyarakat tradisional adalah masyarakat masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi, masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar (Ifzanul, 2010). Menurut Ismail, 2010 memaparkan dari sisi kehidupan yang berbeda-beda, di antaranya kita mengenal dua sisi kehidupan masyarakat Indonesia yaitu, masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Masyarakat modern pada awalnya, adalah masyarakat tradisional yang mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh budaya luar, maupun budaya lain di luar suku bangsa itu sendiri. Dan merupakan perbauran (akulturasi) antara suku bangsa satu dengan suku bangsa lain, dengan dipengaruhi oleh perkembangan zaman sehingga, lahirlah yang disebut masyarakat modern. Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis terletak di pedalaman yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Istilah desa dapat merujuk pada arti yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandangnya. Secara umum desa memiliki 3 unsur, yaitu :1) Daerah dan letak, yang diartikan sebagai tanah yang meliputi luas, lokasi dan batas-batasnya yang merupakan lingkungan geografis 2) Penduduk, meliputi jumlah, struktur umur, struktur mata pencaharian yang sebagian besar bertani, serta pertumbuhannya 3) Tata kehidupan, meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan warga desa Ketiga unsur dari desa tersebut tidak lepas satu sama lain, melainkan merupakan satu kesatuan. Secara sosiologis pengertian desa memberikan penekanan pada kesatuan masyarakat pertanian dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan pemerintahannya. Bila kita amati secara fisik, desa diwarnai dengan kehijauan alamnya, kadang-kadang dilingkungi gunung-gunung, lembah-lembah atau hutan, dan umumnya belum sepenuhnya digarap manusia. Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, desa dianggap sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan tetapi, sebaliknya, adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka sebenarnya. Namun demikian, perlu dipahami bahwa tidak semua masyarakat desa dapat disebut sebagai masyarakat tradisional, sebab ada desa yang sedang mengalami perubahan ke arah kemajuan dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama. Jadi, masyarakat desa yang dimaksud sebagai masyarakat tradisional dalam hal ini adalah mereka yang berada di pedalaman dan kurang mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota. B. Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional Menurut Gunawan, 2009 masyarakat tradisional berasal dari bahasa latin yaitu Traditum yang memiliki makna Transmitted yaitu pewarisan sesuatu dari sutu generasi ke generasi berikutnya 1) Afektifitas, adalah sebuah hubungan antarsesama manusia yang dilandasi oleh perasaan dan sifat kasih sayang, tolong-menolong, rasa cinta, dan kesetiaan 2) Diffuseness, merupakan gambaran sebuah sikap yang tidak terus-terang terutama pada hubungan antara pribadi. Masyarakat tradisional biasanya masih menggunakan bahasa yang bertele-tele tidak langsung menuju sasaran permasalahan 3) Partikularisme, merupakan sebuah hubungan yang berkaitan dengan sesuatu yang khusus yang berlaku di suatu tempat atau daerah tertentu karena masih terdapat hubungan dengan perasaan subjektif dan rasa kebersamaan 4) Orientasi kolektif, merupakan dampak dari rasa afektifitas yaitu meningkatkan kerja sama, kebersamaan, tidak sombong, congkak, ego, dan berbeda pendapat 5) Askripsi, adalah sifat khusus yang tidak diperoleh melalui usaha yang disengaja, tetapi semuanya atas dasar kebiasaan dan keharusan Ciri-ciri masyarakat tradisional menurut Talcott Parsons, 1) Masyarakat yang terikat kuat dengan tradisi 2) Masyarakatnya homogen (hampir dalam segala aspek) 3) Sifat pelapisan sosialnya tertutup 4) Mobilitas sulit terjadi 5) Perubahan terjadi secara lambat 6) Masyarakatnya cenderung tertutup terhadap perubahanCiri-ciri Masyarakat Tradisional Perbandingannya dengan Masyarakat Modern Terdapat Ciri-Ciri yang sangat menonjol di antara masyarakat Tradisional dengan masyarakat modern ini, di antaranya, 1) Masyarakat Bersifat Homogen (Serba Sama), dalam satu wilayah, Hampir semua golongan dalam masyarakat ini memiliki mata pencaharian, keturunan, dan tradisi yang sama. Apabila terjadi Sesuatu yang berbeda itu akan dianggap merusak tatanan kehidupan dan nilai-nilai leluhur 2) Penggunaan Teknologi Rendah, umumnya, masyarakat tradisional menutup diri terhadap semua perubahan dan budaya asing, ini menjadikan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari juga sangat rendah 3) Jumlah Anggota Masyarakat Sedikit, masyarakat tradisional umumnya berada di daerah tertentu dengan wilayah yang terbatas. Oleh karena itu masyarakat ini jumlahnya tidak terlalu banyak. Namun, dengan jumlah yang sedikit menyebabkan mereka saling mengenal satu sama lain, hubungan dan interaksi dalam masyarakat sangat tinggi, rasa persaudaraan atau kebersamaan yang melahirkan semangat saling membantu, dan kasih sayang lebih dominan 4) Mobilitas/Pergerakkannya Rendah, sesuai dengan sifat masyarakat yang tertutup, masyarakat ini enggan keluar dari daerah/wilayahnya. Mereka beranggapan tempat yang paling aman dan nyaman adalah daerah atau masyarakat mereka sendiri. Mobilitas masyarakat yang masuk dalam daerah mereka terbatas 5) Statis, artinya cenderung tidak ada pergerakan ke arah yang lebih maju. Meskipun ada, pergerakan tersebut akan berjalan sangat lambat.C. Aspek-Aspek Tradisional D. Faktor-Faktor Penghambat Proses Kemajuan Dalam masyarakat tradisional, seseorang atau pun masyarakat cenderung sulit untuk menerima adanya perubahan-perubahan. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mengikutinya, di antaranya, 1) Permasalahan kebutuhan, orang-orang dalam masyarakat tradisional menganggap tidak memerlukan banyak kebutuhan. Hal ini dikarenakan kehidupan mereka sangatlah sederhana. 2) Masyarakat yang menutup diri, kecenderungan yang dimiliki manusia dalam masyarakat tradisional yang paling mendasar adalah sikap menutup diri dari pengaruh luar, cenderung statis dan sangat sulit untuk diajak berubah, kental dengan tradisi nenek moyang yang diwariskan kepadanya, dan jika ia meninggalkan tradisi-tradisi tersebut, maka dianggap telah melanggar tradisi yang telah ada. 3) Pendidikan, faktor pendidikan di sini yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan yang mereka tempuh. Kebanyakan orang tradisional menganggap remeh adanya seseorang yang berpendidikan tinggi. Karena menurut anggapan mereka pendidikan itu tidaklah penting untuk kehidupan selanjutnya. 4) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, karena sulitnya mereka menerima pengaruh dari luar, maka untuk bersosialisasi dengan masyarakat luar pun juga cenderung sulit. 5) Perkembangan iptek yang terhambat, konsep tradisional memberikan gambaran bahwa teknologi yang digunakan sangat sederhana. Karena adanya rasa yang timbul pada kebiasaan mereka bahwa sesuatu yang sederhana saja bisa digunakan. 6) Sikap masyarakat yang tradisional yang takut dengan adanya perubahan, mereka menganggap bahwa dengan adanya perubahan, maka dapat menghilangkan nilai maupun norma yang telah mereka jaga selama ini. 7) Ketakutan akan terjadi kegoyahan dalam sistem sosial apabila terjadi perubahan, dari adanya rasa takut yang muncul pada orang-orang dalam masyarakat tradisional, menimbulkan ketakutan akan kegoyahan dalam sistem sosial yang telah terbentuk selama ini. 8) Prasangka terhadap hal baru, karena adanya kestatisan yang mereka miliki, prasangka mereka terhadap hal baru, seperti adanya teknologi baru yang muncul, memberikan kesan berbeda pada orang-orang tradisional.E. Perbedaan Masyarakat Tradisional dan Modern Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara masyarakat tradisional dengan masyarakat modern di antaranya, 1) Daerah tempat tinggal atau wilayah yang didiami, berdasarkan wilayah, masyarakat modern tinggal secara menetap pada suatu wilayah. Sementara masyarakat tradisional dapat tinggal secara berpindah-pindah sesuai dengan persediaan sandang & pangan, biasanya berada di desa atau di pedalaman. 2) Rumah tempat tinggal, rumah masyarakat modern cenderung lebih bervariasi sesuai dengan selera mereka. Sementara masyarakat tradisional cenderung sama dan bahan yang digunakan pun sama misalnya memakai geribik atau papan. 3) Peralatan yang digunakan, peralatan yang dipakai oleh masyarakat modern merupakan alat yang sudah canggih dan biasanya dibuat orang lain. Sementara peralatan yang digunakan oleh masyarakat tradisional masih sangat sederhana dan biasanya hasil buatan sendiri. 4) Bahasa, masyarakat modern menggunakan bahasa yang cenderung bervariasi dapat berupa bahasa suku, bahasa resmi dan bahasa internasional. Sementara masyarakat tradisional cenderung menggunakan bahasa suku. 5) Kepercayaan/Keyakinan, kepercayaan/keyakinan yang dianut oleh masyarakat modern berbagai macam kepercayaan, agama sebagai kepercayaan pun bermacam-macam. Sementara masyarakat tradisional kepercayaan bersifat sama satu dengan yang lainnya. 6) Pakaian, pakaian yang digunakan masyarakat modern mengikuti perkembangan yang dipakai secara umum. Sementara masyarakat tradisional memakai pakaian yang apa adanya bahkan daun atau kulit kayu jadi bahan pakaian. Dari berbagai sumber Ket. klik warna biru untuk link Download Lihat Juga 1. Pembaruan (inovasi) 2. Birokrasi 3. Konsumerisme 4. Sekularisme 5. Westernisasi 6. Masyarakat sebagai sebuah sistem sosial 7. Sistem sosial 8. Konservatisme 9. Liberalisme 10. Feminisme 11. Perbudakan 12. Peradaban 13. Komunisme 14. Fasisme 15. Revolusi 16. Kolonialisme 17. Daerah budaya (culture area) 18. Evolusi 19. Urbanisasi 20. Tradisi 21. Tabu 22. Konsep sosiologi. Patronase 23. Konsep sosiologi. Patriarki 24. Gerak kebudayaan 25. Etnosentrisme 26. Enkulturasi 27. Difusi 28. Dampak perubahan sosial. Gerakan sosial 29. Corak kesadaran modern 30. Konteks sosial yang melahirkan penyimpangan modernisme 31. Tradisi, autoritas, dan pseduo-komunikasi 32. Elemen-elemen modernitas 33. Demonstrasi 34. Hak asasi manusia 35. Oposisi 36. Dinamika kependudukan 37. Transmigrasi 38. Demografi 39. Mortalitas 40. Kota 41. Lingkungan 42. Sensus penduduk 43. Iklim 44. Pengertian Masyarakat Modern, Ciri, Sikap, Aspek, dan Perbedaannya dengan Masyarakat Tradisional 45. Definisi Masyarakat Primitif dan Ciri-cirinya 46. Pengertian Gerakan Sosial, Karakteristik, Penyebab, Komponen, Tahapan, Jenis, dan Contohnya 47. Pengertian Keluarga, Ciri, Fungsi, Peran, Tugas, Elemen, dan Jenisnya 48. Definisi Budaya Massa (Mass Culture), Dasar Pembentukan, Ciri, dan Manifestasinya 49. Definisi Budaya Populer, Proses, Ciri, Jenis, Contoh, Dampak dan Perkembangannya di Indonesia 50. Definisi Negara Berkembang, Klasifikasi, Indikator, Ciri, Daftarnya 51. Definisi Negara Terbelakang, Kriteria, Ciri, dan Daftarnya 52. Definisi Negara Maju, Ciri, Klasifikasi, Faktor yang Mempengaruhi, dan Daftarnya 53. Definisi Reformasi, Syarat, Faktor Pendorong, Tujuan, dan Latar Belakang Reformasi di Indonesia 54. Definisi Radikal dan Radikalisme, Ciri, Faktor Penyebab, Kelebihan Kekurangan, dan Solusinya 55. Definisi Industrialisasi, Proses, Cabang, Jenis, Dampak Sosial dan Lingkungan 56. Definisi Rekayasa Sosial (Social Engineering), Proses, dan Fungsinya 57. Definisi Discovery, Invention dan Innovation serta Contohnya 58. Definisi Apatis, Penyebab, Ciri, Dampak Negatif dan Manfaat Positifnya 59. Definisi Teknologi, Sejarah Perkembangan, Jenis dan Manfaatnya 60. Definisi Efektif Efektivitas, Tingkatan, Kriteria, Aspek, Unsur, Pengukuran dan Contohnya 61. Definisi Efisien dan Efisiensi, Perbandingan, Cara dan Contohnya 62. Definisi Apriori dan Aposteriori, Penjelasan, Cara Kerja, Perbedaan, dan Kesimpulannya 63. Definisi Toleransi, Tokoh, Jenis, Manfaat, dan Contohnya 64. Definisi Ekstremisme, Ciri, Penyebab, dan Contohnya 65. Definisi Bangsa, Ciri, Unsur, Faktor Pembentuk, dan Kebangsaan Indonesia 66. Definisi Supremasi Hukum, Tujuan, dan Fungsinya
Tokoh, biografi, pemikiran, teori, dan karya terkait materi 2. Kingsley Davis 3. Arnold Toynbee 4. Ibn Khaldun 5. Giambattista Vico 6. Oswald Spengler 7. Pitirim A. Sorokin 8. Auguste Comte 9. Herbert Spencer 10. Emile Durkheim 11. Max Weber 12. Karl Marx 13. Amitai Etzioni 14. Esworth Huntington 15. Charles Darwin 16. Vilfredo Pareto 17. William F. Ogburn 18. Soerjono Soekanto 19. Robert Morrison MacIver 20. George Ritzer 21. Peter L. Berger 22. Selo Soemardjan Materi Sosiologi SMA 1. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.1 Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013) 2. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.2 Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013) 3. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.3 Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013) 4. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 1. Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013) 5. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 1. Perubahan Sosial (KTSP) 6. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.1 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 7. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.2 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 8. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.3 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 9. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.4 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 10. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.5 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 11. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.6 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 12. Materi Ujian Nasional Kompetensi Perubahan Sosial |