Gnetum gnemon adalah nama ilmiah untuk melinjo kata Gnetum menunjukkan takson

Untuk kegunaan lain, lihat Tangkil.

Melinjo atau belinjo (Gnetum gnemon Linn.) adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat.[1] Melinjo dikenal pula dengan nama maninjo (bahasa Makassar), ku'lang (bahasa Selayar), belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), khalet (Bahasa Kamboja), bidau (bahasa Melayu Kapuas Hulu).[1] Melinjo banyak ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan buah dan daunnya,[1] terutama untuk dibuat panganan keripik yang disebut emping.

Melinjo
Gnetum gnemon
Biji melinjo yang terbungkus aril.

Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo menghasilkan senyawa antioksidan.[3] Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo.[3] Protein utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.[3]

Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo biloba yang ada di Jepang.[3]

Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat.[3] Daun Ginkgo juga punya khasiat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.[3]

Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang telah mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi.[3] Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, ditemukan protein paling potensial adalah dari biji.[3] Riset menunjukkan aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune).[3]

Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami.[4] Itu artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri.[4] Peptida yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.[4]

Asam uratSunting

Sayur asem menggunakan biji melinjo (di bagian kiri bawah, berbentuk kapsul) sebagai salah satu sayuran pelengkapnya.

Banyak mitos yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat (Hiperurisemia) yang signifikan.[3] Hal ini benar karena melinjo mengandung purin.[4] Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin tinggi dari makanan secara berlebihan.[3]

Hiperurisemia terjadi karena gangguan pengeluaran asam urat oleh ginjal.[3] Hiperurisemia dapat disebabkan oleh faktor genetik dan dapat diturunkan.[3] Konsumsi makanan dengan purin tinggi, konsumsi gula dan lemak berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat.[3] Kegemukan, pengguna obat diuretik, diet penurunan berat badan, juga sering menyebabkan hiperurisemia.[3] Namun, apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan menyebabkan asam urat.[3]

Konsumsi berlebihan dan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng emping hasil olahan melinjo tersebut yang menyebabkan kadar asam uratnya meningkat.[3] Jadi, bukan melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat, karena apabila disiapkan dalam bentuk makanan lain tanpa minyak dan tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak akan menyebabkan peningkatan asam urat.[3]

Komoditi Ekspor IndonesiaSunting

Indonesia adalah negara yang menjadikan biji melinjo sebagai komoditi ekspor dalam jumlah yang cukup besar.[5] Melinjo akan dipanen dan menghasilkan buah setelah 5- 6 tahun setelah penanaman biji.[5] Di daerah Sumatra Barat setiap tahunnya dilaporkan menghasilkan 20.000- 25.000 buah melinjo dan produksi bijinya mencapai 80- 100 kg per pohon per tahun.[5]

ReferensiSunting

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Gnetum gnemon. Wikispecies mempunyai informasi mengenai Gnetum gnemon.
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t (Inggris) Manner HI, Elevitch. 2006. Gnetum gnemon (gnetum)Diakses pada 4 Apr 2010.
  2. ^ a b c d e f Cerianet C. Budidaya Tanaman Melinjo[pranala nonaktif permanen]Diakses pada 4 Apr 2010.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Pudjiatmoko. 2007. Potensi melinjo di JepangDiakses pada 4 Apr 2010.
  4. ^ a b c d Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo[pranala nonaktif permanen]Diakses pada 4 Apr 2010.
  5. ^ a b c Cadiz RT, Florido HB. 2001. Bago: Gnetum gnemon Linn. Research Information system 13(2).
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Melinjo&oldid=18923804"

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA