Gas etilen dihasilkan oleh buah yang masih muda sebab gas etilen dapat mempercepat pematangan buah

Liputan6.com, Jakarta Demi menjaga buah tetap segar dan siap dikonsumsi masyarakat, pelaku industri pangan harus punya trik tersendiri. Salah satunya mengontrol pematangan buah, seperti waktu yang tepat buah masak. Ketika buah-buah itu dipasarkan, baik di pasar tradisional maupun supermarket, buah terjaga kematangannya.

Show

Selepas panen, buah-buah segar harus melalui perjalanan panjang untuk sampai di lokasi penjualan. Tantangan selama perjalanan terjadi, bagaimana menjaga kematangan buah. Rahasia yang perlu dipahami adalah mengontrol etilen (ethylene) yang diproduksi buah. Etilen adalah hormon alami yang diproduksi metabolisme tanaman.

Hormon ini ditemukan dalam tanaman, yang terkadang disebut gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap. Peran etilen juga sangat penting sebagai hormon alami tumbuhan, yang berguna untuk mematangkan buah. Buah-buahan matang pun berkat etilen dari buah.  

“Etilen itu gas alami untuk proses pematangan buah. Bentuknya gas yang diproduksi dari buah itu sendiri. Buah pun bisa matang,” kata ahli teknologi pangan Purwiyatno Hariyadi kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat, 1 Februari 2019.

Pada pisang dan buah lainnya, produksi etilen melonjak saat buah siap matang. Lonjakan ini memicu transformasi buah yang keras, hijau, kusam berubah menjadi buah yang lembut, mencolok, dan lezat untuk dimakan.

Namun, seiring waktu, etilen bisa diproduksi secara buatan. Dari jurnal berjudul Artificial Ripening on Banana (MusaSpp.) Samples: Analyzing Ripening Agents and Change in Nutritional Parameters, yang ditulis Nazibul Islam dan Mollik Yousuf Imtiaz, dalam beberapa tahun terakhir, etilen buatan (artificial ethylene) marak digunakan industri pangan untuk tujuan komersial.  

Jurnal yang dipublikasikan di Cogent Food & Agriculture tahun 2018 di atas juga menyebut, etilen buatan lazim digunakan industri pangan agar buah segar dan mengontrol pematangan buah. Apalagi buah yang bersangkutan sedang tidak musim. Artinya, etilen buatan dapat membuat buah yang sedang tidak musim bisa matang dan tersedia di pasaran.

“Jadi, ada dua jenis etilen. Etilen alami dan etilen yang ditambahkan dari luar (etilen buatan) untuk mematangkan buah,” lanjut Hariyadi.

Saksikan video menarik berikut ini:

Gas etilen dihasilkan oleh buah yang masih muda sebab gas etilen dapat mempercepat pematangan buah

Perbesar

Ilustrasi Buah Pisang (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Setiap buah-buahan secara alami memiliki zat pematang bernama etilen. Kehadiran zat ini membuat buah-buahan seperti pisang dan mangga matang yang ditandai dengan perubahan pada tekstur, warna, dan aroma.

"Jadi, etilen itu memang hormon dari tanaman itu sendiri. Kita ambil contoh mangga. Kehadiran etilen membuat mangga yang tadi kulitnya hijau menjadi kuning, ada keluar aromanya, dan daging buah lebih lunak," kata peneliti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kementerian Pertanian Hasim Ashari.

Buah-buahan tersebut matang tidak serempak. Misalnya dari satu tandan pisang, secara alami hanya ada satu atau dua buah saja yang matang ditandai dengan kulit yang berwarna kuning kemudian diikuti yang laun. Untuk mengatasi buah matang yang tidak serempak, industri buah-buahan mengenal zat tambahan etilen. Hal ini biasa dilakukan oleh pedagang buah skala kecil maupun besar.

"Ketika ada zat tambahan etilen ini semacam mengkatalis atau membantu mematangkan buah. Hanya merangsang buah menjadi matang. Dengan adanya pemberian zat etilen tambahan ini jadi rata matangnya, seragam," kata Hasim saat dihubungi Liputan6.com Kamis (31/1/2019).

Gas etilen dihasilkan oleh buah yang masih muda sebab gas etilen dapat mempercepat pematangan buah

Perbesar

Buah apel/copyright: unsplash/caroline attwood

Pemberian etilen ini tentu ada aturannya. Biasanya dari 1 ml etilen yang bisa dibeli di toko-toko pertanian kemudian dicampurkan dengan 1 liter air. Lalu, buah yang sudah dipanen dicelupkan ke dalam campuran air tersebut.

"Kemudian buah itu dicelupkan atau disemprotkan, kalau dicelupkan hanya sebentar, 1-2 menit saja. Kemudian ditiriskan. Sekitar 2-3 hari kemudian buah tersebut matang secara rata," katanya.

Buah-buahan yang sering diseragamkan pematangannya dengan cara ini diantaranya pisang, apel, mangga, jeruk dan terkadang durian.

Mengenai keamanan, sejauh ini bila dilakukan sesuai aturan aman.

"Aman, ini kan hanya kulitnya saja. Sejauh yang saya tahu tidak ada kejadian dari cara ini yang menimbulkan keracunan. Karena kehadiran zat ini (dengan cara dicelup atau disemprot) hanya merangsang buah menjadi matang saja," katanya.

"Etilen ini kan gas, kalau gasnya sudah habis ya menguap," tutur Hasim.

Bicara soal rasa, buah yang dibantu pematangannya dengan cara ini tidak berbeda dengan yang matang alami. 

Hasim juga menceritakan bahwa ada cara tradisional agar buah matang secara seragam. Di desa-desa, katanya, banyak orang yang menggunakan daun lamtoro maupun daun petai agar mangga, sawo, atau buah lain matang bersamaan.

"Daun lamtoro itu kan mengandung zat etilen tinggi. Biasanya, kalau orang desa ingin mematangkan mangga atau pisang gitu ya, buahnya dimasukkan ke dalam plastik lalu dikasih daun lamtoro, nah itu bakal matang lebih cepat," tuturnya.

Untuk para pedagang buah yang menjual dalam jumlah besar tentu cara ini kurang efektif dan efisien.

"Dengan cara kimia kan lebih praktis, hanya dicelupkan atau disemprot bisa," katanya.

Selain dengan etilen tambahan, bisa juga mempercepat mematangkan buah yang sudah dipanen dengan karbit. Kandungan etilen di dalamnya yang tinggi, merangsang buah jadi matang secara seragam. Apakah cara ini aman?

"Aman," tutup Hasim. 

Lanjutkan Membaca ↓

Gas etilen dihasilkan oleh buah yang masih muda sebab gas etilen dapat mempercepat pematangan buah

TOPIK POPULER

POPULER

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

Berita Terbaru

Berita Terkini Selengkapnya